Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129336 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilin Darmiyanti
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas pelaksanaan model Assertive Community Treatment, faktorfaktor
penghambat dan pendukung serta pelaksanaan di Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis studi kasus.
Sedangkan data dan informasi diperoleh dari informan yang ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Metode pengumpulan data diperoleh melalui studi kepustakaan,
wawancara mendalam, observasi, serta pengambilan foto. Berdasarkan dari hasil penelitian
didapatkan kesimpulan bahwa pelaksanaan model Assertive Community Treatment di Rumah
Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor cukup berhasil, karena didukung oleh berbagai pihak
yaitu Dinas Kesehatan, dokter, perawat, dan kader pelaksanaan model Assertive Community
Treatment di Masyarakat."
2011
T29514
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erie Dharma Irawan
"Tesis ini membahas tentang kebijakan layanan kesehatan umum di Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dianalisis memakai analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menyarankan agar dalam pelayanan rumah sakit jiwa dikembangkan layanan Consultation Liaison Psychiatry (CLP) sebagai center of excellent yang menunjukkan layanan kesehatan jiwa dan umum yang komprehensif dan terintegrasi.

This thesis discusses about general health care policy (non psychiatri) at dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital Bogor. This is a qualitative study were analyzed using content analysis (content analysis). The results of study suggest that develoving of psychiatri care in dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital should be focussed to developed Consultation Liaison Psychiatry (CLP) program as a centers of excellence. to realize a comprehensive and integrated service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ice Yulia Wardani
"Dalam rangka meningkatkan mutu asuhan keperawatan dibuka ruang Model Praktek Keperawatan Profesional di RS Dr H. Marzoeki Mahdi Bogor pada tanggal 28 Februari 2001. Di ruang inilah segala aspek keprofesionalan dalam keperawatan diterapkan, Penelitian ini mendeskripsikan klien-klien yang dirawat di ruang MPKP selama periode rawat Februari - Atli 2001 terhadap 79 orang klien. Dan basil penelitian teridentifikasi data demografi klien meliputi golongan usia terbesar adalah dewasa ( 25-55 tahun) sebanyak 45 orang (57%), jenis kelamin laki-laki 63%, pendidikan terakhir SMU 55,7%, status belum menikah 54,6%, pekerjaan penganguran 44,4%. Karakteristik keluarga klien terlihat klien-klien berasal dari tipe keluarga sedang (mempunyai 3-5 anak) sebesar 58,23%, menggunakan pola komunikasi mal adaptif65%, tidak pernah atau tidak rutin melakukan pertemuan dalam keluarga 67,76%. Dari status kesehatan klien teridentifikasi, tingkat ketergantungan klien saat datang 72,15% total care, saat puling 54,63 % minimal care. Alasan masuk RS klien terbesar adalah marah-marah 15,32%. Terapi keperawatan yang diberikan terhadap masalah keperawatan terbesar halusinasi (26,37%) meliputi TAK sosialisasi sebesar 37,02% sementara pendidikan kesehatan terhadap masalah harga diri rendah 76,42%. Dari aspek medis teridentifikasi diagnosa medis terbesar adalah Scizoprenia paranoid sebesar 43,7%."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Luciana Kabang
"Halusinasi merupakan salah satu gejala skizofrenia paranoid. Halusinasi merupakan persepsi sensorik palsu yang tidak berkaitan dengan stimulus eksternal yang nyata. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menyampaikan asuhan keperawatan halusinasi pada Tn. R dengan skizofrenia paranoid. Proses asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis kepada Tn. R yang berusia 28 tahun selama 11 hari rawat pada tanggal 7 ndash; 18 Mei 2018. Implementasi keperawatan berfokus pada kemampuan klien mengenal dan mengontrol halusinasinya serta mengikuti program pengobatan secara optimal. Intervensi keperawatan memberikan dampak yang positif kepada klien terlihat dari penurunan tanda dan gejala halusinasi yang diperlihatkan oleh klien serta kemampuan klien mengaplikasikan kegiatan yang dilatih. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan baik secara individu, keluarga dan kelompok.

Hallucination is one of clinical manifestations of paranoid schizophrenia. Hallucination is a false sensory perception which has no association with the actual external stimulus. This study case aimed to elaborate on nursing care provided for Mr. R with hallucination and paranoid schizophrenia. The nursing care was provided for Mr. R, 28 year old male, for 11 days long starting from 7th to 18th of May 2018 by referring to standards of generalist nursing care. The nursing intervention emphasized on client rsquo;s ability to recognize and control his hallucination as well as to comply with the regimen program properly. The interventions provide positive impact on client as manifested by relieved signs and symptoms of hallucination and his proficiency in applying trained activities. Follow-up plan of care is supposed to be promoted for individual, family, group, and community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiana Intan Rahayu Pertiwi
"ABSTRAK
Ansietas merupakan kecemasan yang tidak disertai objek yang jelas. Namun seseorang yang memiliki ansietas dapat terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah. Pasien yang memiliki tanda-tanda fisik mengarah ke ansietas jika diukur tekanan darahnya akan mengalami yang peningkatan tekanan darah. Penderita Hipertensi, merupakan penderita yang pada dasarnya memiliki tekanan darah diatas 140 untuk sistol dan diatas 90 untuk diastol. Seseorang yang tidak memiliki ansietas dapat meningkatkan tekanan darahnya, demikian pada penderita hipertensi, maka dampaknya akan bisa menjadi lebih buruk. Untuk itu, karya ilmiah akhir ners ini dilakukan bertujuan agar masalah psikososial Ansietas menjadi perhatian bagi implikasi keperawatan khususnya perawat agar dapat diterapi sehingga masalah fisik akan terbantu jika masalah psikososial juga diatas dengan baik. Penulisan ini melibatkan satu klien yang memiliki masalah ansietas pada kondisi fisiknya yaitu hipertensi. Hasil menunjukkan bahwa asuhan keperawatan ansietas selama 6 hari pada klien dapat menurunkan skor ansietas dengan menggunakan Skor HARS (Hamilton Anxiety Ratng Scale) menjadi 15 poin pada akhir pertemuan dari 27 poin pada awal pertemuan. Asuhan keperawatan yang digunakan hingga skor dapat turun diantaranya melakukan tarik nafas dalam distraksi, hipnotis 5 jari spiritual dan terapi though stopping.

ABSTRACT
Anxiety is a general term for several disorders that cause nervousness, fear, apprehension
and worrying, which did not accompanied by clear measure. However, people with anxiety
could be diagnosed by their physical symptoms because they tend to have an increase in
blood pressure. Hypertension is defined as a systolic blood pressure (SBP) of 140 mm Hg or
more or a diastolic blood pressure (DBP) of 90 mm Hg or more. Hypertensive patient could
worsen their condition if they also have anxiety as their blood pressure could increase even
more. Therefore this scientific journal done to make the psychosocial problem of anxiety
become a concern for nurses as physical problems could be treated better when psychosocial
problems were also handled well. This paper involves one patient who have hypertension
with anxiety. The anxiety scores is measured by HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) score
and results showed that an anxiety nursing care for 6 days on patient could reduce anxiety
score from 27 points to 15 points. The nursing care used includes deep breathing
distraction, five spiritual fingers hypnosis and though stopping therapy"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Anggara Kridahutama
"Tindakan Restrain merupakan tindakan yang mempunyai resiko tinggi sehingga memerlukan 'Informed Consent'. Tindakan Restrain biasanya diberikan kepada pasien gangguan jiwa dengan kondisi amuk. Kondisi amuk ini tidak dapat diprediksi kapan terjadinya.  Skripsi ini akan membahas mengenai bagaimana hubungan hukum antara dokter dan pasien dalam penerapan 'Informed Consent 'pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa serta bagaimana peranan 'Informed Consent 'dalam tindakan restrain pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis-normatif, dengan sumber data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan wawancara. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah hubungan antara dokter dan pasien dalam 'Informed Consent' pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa adalah berdasarkan hubungan transaksi terapeutik. Selain itu, 'Informed Consent' dalam tindakan restrain pada pasien gangguan jiwa di Rumah sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor tidak diatur dalam formulir tersendiri, melainkan diatur secara umum pada formulir  'General Consent'.
Penulis memberikan saran bahwa apabila tindakan restrain di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor memang diatur secara umum pada 'General Consent', maka jenis persetujuannya berupa 'Presumed Consent' dan pada saat pelaksanaan 'General Consent 'tersebut, dokter harus memberitahukan kepada pihak keluarga bahwa sewaktu-waktu apabila diperlukan pasien akan diberikan tindakan restrain oleh dokter. Selain itu, Menteri Kesehatan perlu membuat peraturan berupa PERMENKES mengenai tindakan restrain agar dokter dan masyarakat mendapatkan kepastian hukum terkait tindakan restrain yang hendak dilakukan.

Restraint is an action that posses high-risk so it needs an Informed Consent. Restraint often given to the Mental Disorders Patients with tantrums. Tantrums, could not be predicted in any way. This  thesis  consisting how law relating between doctors and patients in conditioning Informed Consent on Mental Disorders Patient at Mental Health Hospital and also how Informed Consent play a role of restraint at Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital Bogor. This thesis used juridical-normative method with literature study and interview. This thesis also used descriptive method.
This thesis showed that the Informed Consent relations between doctors and Mental Disorders Patients at Mental Health Hospital are based on tereapeutik transaction. Other than that, Informed Consent in Mental Disorders Patients at Mental Health Hospital's restraint are not regulated on designated form, but in more general form of General Consent.
Writer suggest that if restraint in Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital Bogor is regulated generally through General Consent, then the agreement will be presumed consent and when it comes to the implication of General Consent, doctors should inform to the patient's family that when it is necessary patient will be given the restraint from doctors. Moreover, the ministry of health need to enact the rule such as PERMENKES regarding restraint so that doctors and people get their law certainty associated to the actions will be done.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ice Yulia Wardani
"Bagian Keperawatan Jiwa Komunikasi, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia (FIK UI) sejak bulan September 2000 mengembangkan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) dalam area keperawatan jiwa di rumah sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. MPKP Jiwa, RS Dr, H. Marzoeki Mahdi Bogor merupakan MPKP pertama khusus jiwa. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei dengan metode kuantitatif, menggunakan rancangan cross sectional, yang dilakukan pada periode rawat 4 Februari sampai dengan 30 Juli 2001 terhadap status klien jiwa sebanyak 79 kasus. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya karakteristik klien yang dirawat di ruang MPKP. Pada penelitian didapatkan bahwa kelompok terbesar adalah kelompok usia dewasa (20-55 tahun) dan kelompok jenis kelamin laki-laki yang terutama berdomisili di daerah Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi), khususnya di Bogor yaitu area terdekat dengan rumah sakit. Sebagian besar tidak bekerja, berpendidikan SMU sedangkan jumlah dengan status pernikahan "belum menikah" hampur sama dengan yang "sudah menikah"dan termasuk golongan etnik Sunda. Megenai diagnosis karakteristik keluarga klien yang terbanyak ditemukan sebagai berikut: tipe keluarga besar dengan anak lebih dari 2, pola komunikasi tertutup dan mengadakan pertemuan keluarga saat makan bersama. Status kesehatan yang terbanyak adalah alasan masuk rumah sakit adalah marah, marah dan bicara-tertawa sendiri dan kelompok sebelumnya tidak pernah dirawat dibandingkan dengan kelompok yang sebelumnya tidak pernah dirawat dibandingkan dengan kelompok yang pernah dirawat jumlahnya hampir sama, dengan rata rata lama rawat klien adalah 9 hari. Masalah keperawatan yang terbanyak adalah masalah halusinasi. Pendidikan kesehatan yang dilakukan adalah terutama terhadap masalah waham curiga dan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) ditujukan terhadap upaya sosialisasi. Sebagai diagnosis medik ditemukan terbanyak schizofrenia paranoid. Dengan demikian pada penelitian ini didapatkan bahwa karakteristik klien di ruang MPKP sangat bervariatif. Untuk melakukan terapi keperawatan yang optimah perlu adanya penetapan karakteristik klien yang akan dirawat di ruang MPKP
Characteristics of clients nursed in Professional Nursing Model, Psychiatric Unit, Dr. H. Marzuki Mahdi
Hospital Bogor. Since September 2000, Community and Mental Health Department Faculty of Nursing University of
Indonesia, have developed Professional Nursing Practice Model (PNPM) on Psychiatric Nursing at Dr. H. Marzoeki
Mahdi Health Hospital. PNPM at Marzoeki Mahdi Hospital is the first PNPM especially for mental health. The study
was a quantitative cross sectional study conducted during the period February 4th to July 30th 2001 and covering 79
client. The aim of the study was to identify characteristics of clients at PNPM. It was found that most of the clients were
males, aged 20-55 years, living in the area of Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang and Bekasi), especially in Bogor,
the city of the hospital. Most of them had no job, with a senior high school education whereas the number with
unmarried status was nearly the same with the number with married status and belonged to the Sundanese ethnic group.
Characteristics of the family were mostly as followed: big family, with more than 2 children, closed communication and
family meeting during meals. On health status it was found that clients were admitted to the hospital because of
angry/violence, angry/violence and talking/laughing by themselves, whereas the number of clients in the group never
nursed in a hospital before were nearly the same as the number in the group ever nursed before, with average length of
staying in hospital 9 days. It was revealed that the problem of hallucination was mostly found among the nursing
problems. Health education was mostly on efforts to eliminate paranoid problems and Activity Group Therapy was
focused on efforts to socialize the clients. The medical diagnosis of most of the clients was paranoid schizophrenia. It
was concluded that in this study characteristics of the clients in PNPM was very varied. For optimal nursing criteria of
clients at PNPM who should be admitted should be established."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriyati Nur Azizah
"ABSTRAK
Isolasi sosial adalah kondisi kesepian yang dirasakan oleh individu karena tidak mampu membuat kontak dengan orang lain. Isolasi sosial dapat berakibat lanjut pada masalah pemenuhan kebutuhan dasar, sehingga akan muncul halusinasi yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Tujuan penulisan karya ilmiah ini untuk menggambarkan manajemen asuhan keperawatan spesialis jiwa pada klien dengan isolasi sosial dengan pendekatan teori Peplau dan Henderson. Tindakan keperawatan yang diberikan pada 22 klien berupa tindakan keperawatan ners yaituSocial Skills Training dan Cognitive-Behavioral and Social Skills Training. Hasil didapatkan penurunan tanda gejala isolasi sosial yang meliputi aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial serta peningkatan kemampuan klien untuk bersosialisasi. Rekomendasi dari hasil proses asuhan keperawatan ini adalah menggunakan kombinasi tindakan keperawatan ners dan ners spesialis berupa Social Skills Training dan Cognitive-Behavioral and Social Skills Training pada klien dengan isolasi sosial.

ABSTRACT
Social isolation is a condition of loneliness felt by the individual of being unable to make contact with other people. Social isolation can contribute to further problems of meeting one?s basic needs, so it could potentially endangerclientswith hallucinations.The purpose of this scientific paper was to describe the nursing care management of psychiatric nursing specialist towards social isolation?s client using Peplau and Hendersontheory as anApproach. Nursing interventions of Social Skills Training and Cognitive-Behavioral and Social Skills Training were conducted to 22 selected clients. Results:there were reduction in symptoms of social isolation obviously showed on cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects as well as an increase in the client's ability to socialize. Recommendations of this nursing care process was to use a combination of nursing interventions of Social Skills Training and Cognitive-Behavioral and Social Skills Training on clients with social isolation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadly
"Isolasi sosial adalah salah satu tanda negatif dari skizofrenia. Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Praktik profesi ners merupakan proses pembelajaran di lahan praktek dengan melakukan asuhan keperawatan kepada klien secara langsung. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menganalisis tentang asuhan keperawatan isolasi sosial pada Tn. P dengan skizofrenia paranoid. Proses asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis selama enam hari rawat pada tanggal 7 - 12 Mei 2018 pada Tn. P dengan usia 32 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Hasil didapatkan masalah keperawatan utama adalah isolasi sosial. Implementasi keperawatan berfokus pada kemampuan klien membina hubungan saling percaya dan meningkatkan kemampuan klien berinteraksi secara bertahap. Intervensi keperawatan memberikan dampak yang positif kepada klien dilihat dengan penurunan tanda dan gejala isolasi sosial pada aspek kognitif, afektif, fisiologis dan sosial, namun belum tampak penurunan pada aspek perilaku. Faktor yang menyebabkan klien sulit membina hubungan dengan perawat yaitu faktor internal dimana klien memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan dan faktor eksternal dimana klien menganggap perawat sebagai stressor yang membahayakan. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan baik secara individu, keluarga, kelompok dan komunitas.

Social isolation is among of the negative symptoms of schizophrenia. Social isolation is characterized by decline or loss inability to interact with others. Clinical practice learning in clinic providing nursing care directly to clients. This paper aimed to analyze the nursing care of social isolation on Mr. P with schizophrenia paranoid. The nursing care process is based on the standard of generalist nursing care witch provided for six days from May 7th throughout 12th 2018 on Mr. P aged 32 years male.
Main nursing problem was social isolation. Nursing intervention was emphasized on client's ability to establish mutual relationship and improve client's communication skills gradually. Nursing interventions affected client positively as manifested gy decreased signs and symptoms of social isolation on the cognitive, affective, physiological and social aspects, but there had not been a decline in behavioral aspects. Client's barriers in establishing relationship with nurses were internal factors in which clients had negative judgments about themselves, others and the environment and external factors where clients considered the nurse as a threatening stressor. Nursing care follow-up plans are expected to be maximized for individually, family, group and community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiany Futihat Maulida
"Latar Belakang: Halusinasi merupakan gangguan persepsi seseorang terkait adanya stimulus pada panca indera tanpa ada rangsangan eksternal yang nyata sehingga menyebabkan seseorang merasakan adanya stimulus yang sebenarnya tidak ada.Kasus: Klien wanita berusia 36 tahun masuk rumah sakit dengan alasan melakukan perilaku kekerasan. Klien memiliki riwayat perceraian dua kali. Selama di rumah sakit klien mengalami halusinasi pendengaran yang terjadi di malam hari. Klien sering merasa terganggu dengan halusinasi yang dialaminya hingga dapat menyebabkan klien melakukan perilaku kekerasan. Karena halusinasi terjadi di malam hari dapat mengganggu kebutuhan dasar klien untuk beristirahat.Diskusi: Implementasi keperawatan berfokus pada penerapan teknik berdzikir untuk mendistraksi klien dari halusinasi yang dialami klien dan pemenuhan kebutuhan dasar. Penerapan intervensi dilakukan berdasarkan prinsip penatalaksanaan halusinasi dengan teknik distraksi menggunakan dzikir. Intervensi dengan berdzikir memberikan kemajuan terkait kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi. Rencana tindak lanjut yang dapat dimaksimalkan yaitu dengan cara melibatkan keluarga dalam perawatan klien sehari-hari di rumah.Kesimpulan: Kegiatan keagamaan dengan berdzikir dapat menurunkan gejala halusinasi pada klien. Klien perlu melakukan dzikir dengan kondisi fokus, memahami arti kata yang diucapkan, dan berserah diri kepada tuhan.

Background: Hallucinations are false someone perception associated with the stimulus in the five senses without any real external stimuli that cause a person to feel the existance of a stimulus that actually does not exist. Case Report: A 36-year-old female client is admitted to hospital for reasons of violent behavior. The client has a history of divorce twice. During at the hospital client experiences auditory hallucinations that occur at night. Clients often feel annoyed with the hallucinations they experience and cause clients to engage in violent behavior. Because the hallucinations occur at night can disrupt the basic needs of the client to rest.Discusion: The implementation of nursing focuses on applying dhikr techniques to distort clients from the hallucinations experienced by client and the fulfillment of basic needs. The application of intervention is based on the principle of management of hallucination with distraction technique using dhikr. Intervention with dhikr give progress related to the client rsquo;s ability to control hallucinations. A follow-up plan that can be maximized by involving the family in daily care.Conclusion: Religious activities with dhikr may decrease hallucination symptoms. Clients need to do dhikr with focus, understand the meaning of the spoken words, and surrendered to God."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>