Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114458 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christiany
"ABSTRAK
Dalam hidupnya, kadang manusia memiliki pengalaman disakiti atau
mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang lain. Pengalaman ini disebut dengan
transgresi. Transgresi ini menimbulkan perasaan tertekan yang menetap dan emosiemosi
negatif t «hadap orang yang menyebabkan pengalaman menyakitkan atau
perlakuan tidak adil tersebut (pelaku). Ketika individu menyadari adanya emosi
negatif tersebut, timbul suatu kebutuhan bagi individu tersebut (korban) untuk
menyembuhkan luka tersebut. Salah satu cara penyembuhan adalah dengan
memaafkan pelaku. Usaha dari individu dalam memberi maaf ini, diasumsikan
melibatkan penggunaan strategi regulasi emosi dalam dirinya. Dalam hal ini, strategi
regulasi emosi ditujukan untuk menurunkan emosi negatif sehingga muncul kesiapan
untuk memaafkan dalam dirinya.
Masalah dalam penelitian ini adalah "Apakah ada hubungan antara strategi
regulasi emosi dan kesiapan memaafkan?" Strategi regulasi emosi dalam penelitian ini
dilihat dari dua aspek, yaitu aspek strategi regulasi emosi reappraisal dan aspek
strategi regulasi emosi suppression. Sedang kesiapan memaafkan dalam penelitian ini
dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek balas dendam versus pemaafan, aspek situasi sosial
dan personal, dan aspek halangan terhadap pemaafan. Guna menjawab permasalahan
itu, peneliti menggunakan studi kuantitatif dengan desain non-experimental jenis
penelitian korelasional.
Hasil penelitian ini, strategi regulasi emosi reappraisal memiliki hubungan
yang signifikan dengan semua aspek kesiapan memaafkan. Sedangkan strategi
regulasi emosi suppression memiliki hubungan yang signifikan dengan aspek situasi
sosial dan personal.
Berdasarkan hasil penelitian, saran metodologis yang diajukan adalah untuk
pengembangan teori. Sedang saran praktis yang diajukan penulis adalah bagi
seseorang yang pernah mengalami transgresi dan ingin terbebas dari emosi-emosi
negatif yang muncul akibat transgresi tersebut."
2004
S3407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Suzanna Nitalessy
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji mengenai hubungan antara willingness io forgive dan
orcintasi religius, khususnya pada mahasiswa. Penelitian ini dilakukan dengan
diawali suatu dugaan bahwa forgiveness memiliki suatu hubungan tertentu dengan
religiusitas. Berbagai nilai luhur yang terkandung dalam forgiveness diduga
mempunyai hubungan dengan keyakinan keagamaan atau religiusitas yang dimiliki
seseorang.
Untuk mewujudnyatakan forgiveness diperlukan sebuah kesediaan atau
kesiapan, yang dalam penelitian ini disebut sebagai willingness io forgive. Tanpa
kesediaan atau kesiapan, tidak mungkin tercipta forgiveness yang sejati.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa, khususnya mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Mahasiswa dinilai telah memiliki orientasi
religius yang cukup mantap, baik karena usia maupun tuntutan jenjang pendidikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat suatu hubungan yang unik
antara willingness to forgive dan orientasi religius pada mahasiswa. Ternyata
willingness to forgive tidak terlepas dari religiusitas, sesuai' dengan kerangka
pemikiran awal dalam penelitian ini."
2004
S3455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jampolsky, Gerald G.
Jakarta: Erlangga, 2001
234.5 JAM ft
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Faiza Ratna Umaro
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komitmen dan forgiveness pada emerging adult yang sedang berpacaran. Pengukuran forgiveness menggunakan alat ukur Inventori TRIM (Transgression-Related Interpersonal Motivation) yang terdiri dari subskala avoidance, revenge, dan benevolece. Pengukuran komitmen menggunakan alat ukur Commitment Inventory (CI). Total responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 190 responden berusia 18-25 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen dan forgiveness yang ditandai dengan korelasi negatif antara skor total Inventori TRIM dan skor total CI (r = - 0,284, p < 0,01). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi komitmen yang dimiliki, semakin tinggi forgiveness terhadap pasangan.

ABSTRACT
The aim of this research was to examine the relationship between commitment and forgiveness among dating emerging adult. Forgiveness was measured by TRIM (Transgression-Related Inventory Motivation) Inventory which consists of avoidance, revenge, and benevolence subscales. Commitment was measured by Commitment Inventory. There were 190 participants aged 18 to 25. The result indicates that there is a positive significant relationship between commitment and forgiveness which is marked by negative correlation between total score of TRIM Inventory and total score of Commitment Inventory (r = .-284, p < .01). In other words, the more commited to their relationship, the more forgiving someone is.
"
2015
S60291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Bernadeth
"ABSTRAK
Rumah tangga adalah salah satu area terjadinya kekerasan terhadap perempuan; baik dalam bentuk fisik, emosi, finansial dan seksual. Beberapa pilihan respons yang tersedia yaitu tetap merasa tersakiti, menuntut pembalasan,
berpura - pura tidak ada masalah, atau menghindar. Sebagai makhluk yang mempunyai berbagai kapasitas dan potensi dalam berhubungan dengan diri sendiri, sesama, alam, dan Tuhan, bagi manusia - dalam hal ini perempuan yang mengalami kekerasan- terbuka pilihan untuk memaafkan, dengan kesejahteraan spiritualnya sebagai fasilitator pemaafan (Pargament, dalam Worthington, 1998) Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan metode studi kasus (N = 1). Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan mempelajari catatan responden. Responden pada kasus ini memiliki beberapa karakteristik khusus berupa menderita penyakit jantung koroner dan kanker. Kedua penyakit yang berkaitan
erat dengan stress ini (Sarafino, 1998) dialami dalam jangka waktu ia menjalani kehidupan rumah tangganya. Perilaku menyakitkan dari suami beragam dan dimulai sejak awal masa pernikahan. Responden adalah seorang individu yang mengembangkan spiritualitas dalam dirinya. Mengacu pada indikator spiritualitas yang diungkapkan Danesh (1994),
responden sejahtera secara spiritual. Hal ini beserta berbagai belief yang dipegang responden mendukung proses menuju pemaafan total (Baumeister, Exline & Sommcr dalam Worthington 1998). Saran untuk penelitian selanjutnya adalah
mengembangkan alat ukur kesejahteraan spiritual yang telah ada dengan mengintegrasikan indikator - indikator lain, terutama dalam kaitannya dengan fenomena pemaafan."
2004
S3503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Istiqomah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara religiusitas dan
kesiapan untuk memaafkan pada mahasiswa yang beragama Islam, alasan
dilakukannya penelitian ini adalah karena belum adanya penelitian yang
menghubungkan kedua variabel yaitu religiusitas dan pemaafan pada sampel yang
beragama Islam. Hal ini bisa terjadi karena tema pemaafan juga masih relatif baru
di bidang psikologi sehingga penelitian yang ada pun hanya ada pada sampel yang
beragama Kristen dan Yahudi. Oleh karena itu penting sekali penelitian ini untuk
menambah pemahaman tentang hubungan kedua variabel ini pada sampel yang
beragama Islam.
McCullough (2001) mendefinisikan pemaafan sebagai motivasi untuk
mengurangi kesiapan menghindar dari pelaku atau juga motivasi untuk
melepaskan keinginan balas dendam. Sedangkan kesiapan untuk memaafkan
adalah kesiapan untuk memaafkan orang lain secara umum pada berbagai jenis
kesalahan dan juga berbagai jenis hubungan interpersonal.
Religiusitas adalah internalisasi dan penghayatan ajaran agama, yang
kemudian menyatu dalam diri individu sehingga berpengaruh ke dalam sikap,
perkataan dan pola perilaku sehari-hari. Glock (dalam Paloutzian, 1996)
mengatakan bahwa religiusitas mempunyai lima dimensi yaitu keyakinan, ritual,
pengalaman, intelektual, dan pengamalan.
Sampel diambil dengan menggunakan teknik Occidental sampling, dengan
jumlah sampel sebanyak 103 subjek. Alat ukurnya adalah adaptasi alat kesiapan
untuk memaafkan dari DeShea (1999) dan alat ukur religiusitas yang dibuat oleh
Glock & Stark dan telah diadaptasi oleh Fatchuri (2000). Kedua alat ukur ini
adalah kuesioner yang telah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Teknik
analisa data yang digunakan adalah teknik statistik nonparametrik uji korelasi
Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara religiusitas dan kesiapan untuk memaafkan pada mahasiswa
yang beragama Islam. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin religius
seseorang maka semakin tinggi pula kesiapan untuk memaafkannya. Dimensidimensi
yang berhubungan dengan kesiapan untuk memaafkan adalah dimensi
keyakinan, peribadatan, pengalaman, dan pengamalan. Sedangkan dimensi
pengetahuan tidak berhubungan dengan kesiapan untuk memaafkan.
Penjelasan didapatnya kedua variabel ini berkorelasi adalah karena aspekaspek
religius seperti keyakinan terhadap Allah, pelaksanaan seperti sholat dan
berdoa, perasaan tenang dan kedekatan terhadap Allah serta berbuat baik sesama
manusia bisa mempengaruhi sikap, perasaan, dan perilaku subjek dalam
kehidupan sehari-hari sehingga subjek menjadi siap untuk memaafkan."
2004
S3469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Agustine
2004
S3432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ketika seseorang memasuki usia dewasa muda yaitu usia antara 20-30 tahun
(Santrock, 2002) maka ia akan menjalani tugas perkembangan tertentu. Misalnya seperti
memulai suatu karir, kemudian memilih pasangan hidup, belajar menyesuaikan diri dan
hidup harmonis dengan pasangan hidup, rnulai membentuk Suatu keluarga, mengasuh
dan membesarkan anak-anak dan sebagainya, Salah sam tugas terpenting adalah mencari
pasangan hidup. Salah satu caranya adalah dengan menjalin hubungan pacaran dengan
|awan jenis.
Yang dimaksud dengan hubungan pacaran aclalah proses pemilihan pasangan
hidup yang ditandai dengan adanya hubungan yang eksklusif dan perrnanen Bntara dua
orang yang berlalnan jenjs kelamin (Duvall&Miller, 1985). Ketidakpuasan dalam
menjalin hubunngan pacaran akan mengakibatkan munculnya konflik antar pasangan
yang akhimya tenj adi pemutusan hubungan.
Ketika suatu hubungan pacaran berakhir, biasanya diikuli dengan rasa sakit dan
penderitaan yang mendalam (Baumeister & Wotrnan, 1992). Ketika seseorang melakukan
hal yang menyakiti orang lain, hubungan diantara keduanya menjadi buruk. Salah satu
altematif cara untuk mencegah atau mengatasi hubungan yang buruk tersebut adalah
dengan forgiveness (memaafkan). Yang dimaksud dengan forgiveness aclalah suam
perubahan rnotivasional, menurunnya molivasi untuk balas clendam dan unruk
menghindari orang yang telah menyakili (Mc.Cullough, Worthington, & Rachal (1997).
Dengan memaafkan, diharapkan seseorang mampu merubah emosi negatifnya menjadi
lebih positif, sehingga ia mampu menyelesaikan rnasalahnya dengan cara yang lebih
konstruktif
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana garnbaran memaafkan
pada dewasa muda yang rnengalami pulus hubungan pacaran. Mengingat masalah
penelitian yang dibahas membutuhkan penghayatan individu dan tergolong sensitif; maka
peneliti menggunakan metode kualitatii Dalam penelitian ini, subyek yang digzmakan
sebanyak 4 orang dengan karekteristik usia antara 20-30 tahun.
Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa tidak semua subyek mengalami
forgiveness, hal ini dikarenakan faktor penentu, seperti darnpak peristiwa yang
mernpengaruhi subyek, niat mantan pacar untuk meminta maaf dan empati yang
dirasakan oleh subyek pada pendenta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para dewasa muda yang
mengalami
hubungan pacaran, sehingga mampu mengembangkan forgiveness
untuk mengobati luka hatinya."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dorongan untuk memaafkan diri dan prokrastinasi pada mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah 450 mahasiswa yang tinggal di Jabodetabek. Alat ukur yang digunakan yaitu State Self-Forgiveness Scale (SSFS) yang dikembangkan oleh Wohl, DeShea, dan Wahkinney tahun 2008 untuk mengukur dorongan memaafkan diri pada kesalahan yang spesifik. Sementara itu, untuk alat ukur prokrastinasi, peneliti menggunakan alat ukur Procastination Assessment Scale for Student (PASS) yang dikembangkan oleh Solomon dan Rothblum pada tahun 1984.
Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara dorongan memaafkan diri dan prokrastinasi (r = ?0,176, p<0,01). Artinya, semakin tinggi dorongan memaafkan diri, maka kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah dorongan memaafkan diri, maka kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi semakin tinggi pada mahasiswa.

The purpose of this research is to find out relationship between self-forgiveness and procrastination in college students. Participants of this research were 450 college students in Jabodetabek. This research used State Self-Forgiveness State (SSFS) who constructed by Wohl, DeShea, and Wahkinney (2008) for spesific transgression. Procrastination was measured using Procastination Assessment Scale for Student (PASS) who constructed by Solomon and Rothblum (1984).
The result showed there is a negative significant correlation between self-forgiveness and procrastination (r = ?0,176, p<0,01). This result means higher self-forgiveness decreased procrastination, and lower self-forgiveness increased procrastination in college students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>