Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106082 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rianty Mellantika A.W
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Aswati
"Penelitian ini berawal dari mengapa saat ini banyak terjadi kehamilan yang belum diharapkan di kalangan remaja. Kemudian ditunjang dengan buku para pakar yang mengetengahkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan di kalangan remaja bahwa, banyak remaja sudah berani melakukan perbuatan seksual. Hal ini disebabkan antara lain: tersedianya berbagai media cetak dan media elektronik yang dapat menimbulkan rangsangan seksual remaja.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan sikap terhadap perilaku tersebut antara lain, keadaan remaja yang karena mulai berfungsinya hormon seksual menyebabkan keingintahuan tentang seks meningkat, sedangkan sebagian orangtua bersikap kurang terbuka dan membuat jarak kepada anak dalam masalah seksual. Sarwono (1991) menyatakan behwa perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang timbul akibat dorongan seksual yang muncil.
Lebih lanjut penelitian Fox dan Inayu dalam penelitiannya yang dikutip oleh Sarwono (1991) menyatakan bahwa (a) Makin sering terjadi percakapan seks antara ibu dan anak, tingkah laku seksual anak makin bertanggung jawab, (b) Makin awal komunikasi itu dilakukan fungsi pencegahannya makin nyata, (c) Tetapi jika komunikasi itu dilakukan setelah hubungan terjadi maka komunikasi itu justru mendorong lebih sering dilakukannya hubungan seks. Meskipun demikian pengaruh positif itu tetap ada yaitu hubungan seks yang terjadi tidak sampai menimbulkan kehamilan yang tidak diharapkan.
Lebih lanjut Zelnik dan Kim dalam Sarwono (1991) jugs menyatakan bahwa remaja yang telah mendapat pendidikan seks jarang melakukan hubungan seks, tetapi mereka yang belum pernah mendapat pendidikan seks cenderung lebih banyak mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki.
Zakiah Daradjat (1976) mengemukakan pendidikan agama yang ditarapkan sejak kecil pada anak melalui pembiasaan-pembiasaan akan meresap dalam sanubari anak dan akan dibawa sampai dewasa. Pemahaman agama yang benar ini akan dapat menangkal perubahan-perubahan nilai-nilai seksual dalam masyarakat.
Penelitian ini mengambil 3 faktor yang diduga menjadi penyebab sikap remaja terhadap perilaku seksual yaitu pendidikan seks oleh orangtua, pola asuh orangtua dan pendidikan agama dari orangtua.
Melalui kajian teoritis tentang sikap remaja terhadap perilaku seksual diajukan empat hipotesis untuk diuji kebenarannya. Penelitian ini dilakukan dengan responden sebanyak 295 orang yang diambil secara acak. Hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Tiga hipotesis ditolak dan satu hipotesis diterima. Hipotesis yang ditolak adalah hipotesis satu, dua., dan empat, sedangkan hipotesis yang diterima adalah hipotesis ketiga.
Dengan demikian terungkaplah hasil penelitian sebagai berikut:
- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan seks dari orangtua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orangtua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
- Terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara pendidikan agama dari orang tua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan seks, pola asuh, pendidikan agama dari orangtua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
Untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini perlu memperhitungkan variabel lain yang diduga barpengaruh antara lain, pengaruh media cetak dan elektronik. Begitu Pula dalam menentukan sampel hendaknya dibedakan tempat tinggal, perbedaan jenis kelamin serta usia. Selain itu pendidikan seks perlu diberikan di sekolah. Bagi orangtua hendaknya menjaga hubungan dengan anak remajanya agar tetap hangat dan mengontrol secara bijaksana."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zoya Dianaesthika Amirin
"Saat ini dapat kita temui adanya perubahan gaya hidup dalam masyarakat. Mulai dari cara bersenang-senang, hingga cara mengekspresikan diri. Peneliti tertarik mengadakan penelitian mengenai persepsi pria dewasa muda dalam seks pranikah dan kaitannya dengan pengharggan terhadap pacar. Perilaku seksual pria dewasa muda dalam seks pranikah ini dapat mengungkap gambaran penghargaan terhadap wanita sebagai pacar. Melalui penelitian ini, akan dapat ditemukan gambaran mengenai prilaku seks pranikah dewasa muda sehubungan dengan penghragaan terhadap pacar tersebut apakah dikategorikan gaya hidup atau perilaku yang deviant.
Sikap masyarakat yang lebih terbuka saat ini mengenai hal-hal yang menyangkut umsan seksual membuat peneliti semakin terdorong untuk mengadakan penelitian ini. Dengan adanya suatu sikap masyarakat yang tidak lagi menabukan hal-hal tersebut dapat lebih mengungkap pendapat masyarakat , sehingga gambaran mengenai prilaku seksual pria dewasa muda dalam seks pra nikah dapat lebih jelas ditelaah.
Dengan adanya gambaran ini , diharapkan kaum dewasa muda yang sedang mengalzuni tahap pemilihan pasangan hidup sebagai tugas perkembangannya, dapat lebih mengerti mengenai perilaku seksual pria dewasa muda, pendapat kaum wanitanya (yang juga menjadi tambahan penelitian) dan mendapatkan infonnasi mengenai apa yang sedang terjadi di tengah masyarakat, suatu gaya hidup yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat ini, lewat suatu studi atas suatu kelompok kecil.
Kelompok kecil yang diteliti terdiri dari 2 kelompok pria dan berdomisili di Jakarta. Kelompok pertama terdiri dari golongan mahasiswa, dibesarkan di luar Jakarta dan mayoritas menganut agama Islam. Kelompok kedua terdiri dari kaum muda sebuah gereja di Jakarta dan golongan pekerja, dibesarkan di Jakarta dan menganut agama Kristen. Pembedaan kelompok tersebut bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang esensial mengenai pokok penelitian, ditinjau dari latar belakang pendidikan dan agama yang berbeda. Pada akhimya ditemukan bahwa perbedaan latar belaikang pendidikan dan agama tidak menyebabkan adanya perbedaaan persepsi mengenai pokok penelitian. Persepsi mereka yang sama terbentuk karena mereka sama-sama berdomisili di Jakarta dan terbiasa dengan gaya hidup di Jakarta saat ini.
Pendekatan penelitian atas perilaku seksual pria dewasa muda dalam seks pranikah yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif, didasari data kualitatif dan analisa kualitatif. Sementara penelitian tambahan atas kaum wanitanya melalui skala sikap Guttman. Peneliti mengadakan penelitian tambahan tersebut karena peneliti ingin mengetahui sikap wanita deweisa muda mengenai perilaku seksual tersebut. Melalui skala sikap Guttman, peneliti menggambarkan hierarki sikap wanita mengenai perilaku seksual tersebut, apakah perilaku seksual pria tersebut deviant atau tidak. Dari hierarki tersebut ditemukan bahwa wanita menganggap yang terkategorikan deviemt adalah pelampiasan seks terhadap wanita lain dengan alasan mengfeargai pacar. Yang terkategorikan nonnal adalah cara menghargai melalui tindakan kesetiaan.
Sementara pada kelompok pria dewasa muda ditemukan bahwa cara penghargaan terhadap wanita di antaranya adalah dengan kesetiaan, memberikan pilihan pada pacamya untuk melakukan atau tidak melakukan seks pra nikah, menyerahkan pada wanita cara melakukan hubungan seksual (manual sex, oral sex, atau senggama). Menurut pria, pelampiasan seksual denga wanita selain pacar dengan alasan menghargai pacar adalah hal yang wajar, bukan suatu deviant. Seks pranikah adalah merupakan gaya hidup."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primadona Melodiana
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinno Angga
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessie Dwi Rahayu
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianty
"Dikotomi area publik dan domestik teijadi sejak abad ke-19 dan menghasilkan karakteristik yang berbeda pada kedua area tersebut. Area domestik yang bersifat emosional, mengasuh berhubungan dengan keluarga, rumah, dan anak-anak, serta pekeijaan domestik rumah tangga diasosiasikan dengan dunia wanita sedangkan area publik yang kompetitif, berhubungan dengan dunia keija, politik, pendidikan serta mempunyai status dan otoritas yang lebih tinggi adalah area laki-laki. Akibatnya, laki-laki.dianggap tidak mampu mengurus anak dan mengerjakan pekeijaan rumah tangga dan wanita tidak mampu berada di dunia publik. Pada kenyataannya sekarang ini banyak wanita yang bisa sukses di area publik, namun kadang mereka tidak bisa menampilkan kemampuannya secara maksimal karena faktor yang disebut peran gender. Peran gender salah satunya membedakan laki-laki dan perempuan dalam peran sosial, misalnya, laki-laki berperan sebagai pencari nafkah sedangkan perempuan sebagai ibu rumah tangga.
Ideologi peran gender yang tradisional secara kaku membagi tugas-tugas berdasarkan jenis kelamin daripada kemampuan dan keinginan sedangkan yang modem/liberal memandang laki-laki dan perempuan sama pentingnya dan lebih mengarah pada prinsip persamaan dan keseimbangan serta tidak ada lagi pembagian tugas-tugas secara kaku. Salah satu bentuk praktis yang terkait dengan peran gender adalah pekeijaan rumah tangga, hal ini sesuai dengan definisinya yang diberikan oleh beberapa tokoh bahwa pekeijaan rumah tangga adalah pekeijaan wanita. Karena jenisnya yang banyak dan amat memakan waktu dalam pengeijaannya, sering muncul masalah bila seorang wanita juga bekeija di luar rumah. Karena itu betapa baiknya bila laki-laki sebagai pasangan wanita dalam kehidupan berumah tangga mau terlibat dalam pekeijaan ini. Namun ada laki-laki yang mau terlibat jauh dalam pekeijaan rumah tangga, ada yang hanya pada pekeijaan tertentu saja yang sepertinya memang pantas dilakukan laki-laki dan ada yang tidak mau sama sekali.
Penelitian mengemukakan semakian liberal suami maka kecenderungan untuk mengeijakan pekeijaan rumah tangga semakin besar atau penelitian lain yaitu ada hubungan antara kepercayaan peran gender yang egaliter dengan banyaknya pekeijaan rumah tangga yang dilakukan laki-laki. Kunci untuk memahami dan memprediksi apa yang dilakukan seseorang adalah dengan pemahaman akan sikapnya. Karena itu penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan antara sikap terhadap peran gender dengan keterlibatan dalam pekeijaan rumah tangga. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probability sampling yakni secara incidental (tidak semua elemen dari populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk terpilih sebagai sampel) kepada mahasiswa Universitas Indonesia. Alat pengumpulan data berupa dua buah kuesioner yang bertujuan untuk mengukur sikap terhadap peran gender dengan keterlibatan dalam pekeijaan rumah tangga.
Dari penelitian ini hipotesa alternatif yang diajukan ternyata diterima, sehingga pada subyek penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap terhadap peran gender dengan keterlibatan dalam pekeijaan rumah tangga, makin modem sikap terhadap peran gender makin tinggi keterlibatan anak laki-laki yang berstatus mahasiswa dalam pekeijaan rumah tangga. Penelitian ini memang mendapatkan hasil uji hipotesa yang signifikan untuk masalah yang ingin dipertanyakan dan bisa menjawab pertanyaan penelitian. Namun, hasil yang diperoleh masih kurang banyak memberikan informasi, misalnya bagaimana gambaran sikap peran gender subyek apakah cenderung tradisional atau sudah modem yang untuk itu semua dibutuhkan norma yang tidak bisa dipenuhi dalam penelitian ini. Maka untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa melakukan hal tersebut. Untuk saran praktis kiranya agar lebih diperhatikan pembentukan peran gender anak sedari dini dan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan peran gender agar lebih banyak dilakukan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indra Gunawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan peran
teman sebaya terhadap perilaku seksual pra-nikah remaja pada siswa kelas XI di
SMA Negeri X Batanghari tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dengan menggunakan populasi
sebagai sampel yaitu, 104. Hasil dari penelitian ini menemukan sebagian besar
responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai kesehatan
reproduksi (76%), dan 60% responden mempunyai sikap positif terhadap perilaku
seksual pra-nikah. Penelitian ini juga menemukan sebagian responden (50%)
mendapat pengaruh positif oleh teman sebayanya, serta didapatkan responden
yang berperilaku seksual pra-nikah sebesar 31,7%. Hasil uji chi-square
mendapatkan variabel jenis kelamin dan pengetahuan ada hubungan yang
bermakna dengan perilaku seksual pra-nikah pada siswa kelas XI SMA Negeri X
Batanghari dengan P Value = 0,033 pada variabel jenis kelamin terhadap perilaku
seksual pra-nikah dan P value = 0,041 pada variabel pengetahuan terhadap
perilaku seksual pra-nikah. Perlu perhatian yang serius dengan ditemukannya
tidak semua siswa kelas XI yang mengetahui adanya PIK-R di sekolah (8%), dan
baru sebagian (50%) siswa yang memanfaatkan sarana PIK-R untuk mendapat
informasi dan konseling. Serta diperlukan upaya-upaya lain untuk meningkatkan
jangkauan kegiatan PIK-R agar bisa di manfaatkan secara maksimal oleh semua
siswa di sekolah.

ABSTRACT
This study aims to determine the level of knowledge, attitude and role of
peers toward premarital sexual behavior in class XI student teen in SMA X
Batang 2014. This study uses quantitative methods with cross-sectional approach
using a sample of the population, 104 . The results of this study found the
majority of respondents have a good level of knowledge about reproductive health
(76%), and 60% of respondents have a positive attitude toward premarital sexual
behavior. The study also found the majority of respondents (50%) had a positive
influence by peers, as well as respondents obtained pre-marital sexual behavior of
31.7%. The results of chi-square test to get the variables gender and knowledge
was no significant association with pre-marital sexual behavior in class XI SMA
X Batang with P Value = 0,033 on gender variable against pre-marital sexual
behavior and P value = 0.041 in variable knowledge of the pre-marital sexual
behavior. Need serious attention with the discovery that not all students of class
XI were aware of the PIK-R in school (8%), and only partially (50%) of students
who take advantage of the means PIK-R to get information and counseling. As
well as other necessary measures to increase the range of activities of PIK-R that
can be utilized to the maximum by all students in the school."
2015
S58151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>