Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148798 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Tirka Nandaka
"Penelitian ini bertujuan mengetahui secara deskriptif prevalensi psikopatologi dan secara khusus mengetahui prevalensi psikopatologi terhadap anggota prajurit marinir TNI-AL saat menjelang purna tugas. Penelitian ini merupakan studi cross sectional terhadap 96 sampel anggota marinir TNI-AL saat menjelang purna tugas di wilayah DKI Jakarta periode Agustus 2003 sampai Oktober 2003, dengan menggunakan instrumen SCL-90.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi psikopatologi anggota marinir TNI-AL menjelang pensiun 1 - 3 tahun ke depan sebesar 42.7%. Proporsi kejadian psikopatologi saat 1 tahun menjelang pensiun sebesar 91,3%, 2 tahun menjelang pensiun sebesar 61,3% dan 3 tahun menjelang pensiun sebesar 2,4%. Secara umum dimensi psikopatologi yang timbul pada penelitian ini adalah somatisasi 51,0%, psikotikisme 38,%, fobia 38,5%, ide paranoid 37,5%, ansietas 37,5%, depresi 33,3%, item tambahan 33,3%, obsesi kompulsif 32,3%, hostile 27,1% dan sensitivitas interpersonal 25,0%. Analisis statistik dengan uji Chi square antara lama masa (1 tahun, 2 tahun, 3 tahun) menjelang puma tugas dengan kejadian psikopatologi menunjukkan hasil yang bermakna dengan p = 0,00000. Begitu pula terdapat hubungan yang bermakna antara lama masa (1 tahun, 2 tahun, 3 tahun) menjelang puma tugas dengan kejadian tiap-tiap skala psikopatologi di mana seiuruh skala menunjukkan p <0,05. Lebih dari 60% anggota marinir TNI-AL terdapat psikopatologi secara bermakna yang telah timbui mulai 2 tahun menjelang pensiun.

Objective: In general this study is to know the description of psychopathology and particularly to know the prevalence of psychopathology of TNI-AL marine's corps before entering the retirement.
Method: This is a cross sectional study using 96 samples which taken from DKI Jakarta area in the period August 2003 - October 2003. This study uses SCL-90, for establishing the psychopathology.
Results: The results of this study show that the psychopathology prevalence in TN!-AL marine's corps I - 3 years before entering the retirement is 42.7%. Even the proportion of psychopathology 1 year before the retirement is 91.3%. Psychopathology dimension in general are somatisation 51.0%, psychotism 38.5%, phobia 38.5%, paranoid idea 37.5%, anxiety 37.5%, depression 33.3%, additional item 33.3%, obsessive compulsive 32.3%, hostile 27.1% and interpersonal sensitivity 25.0%. There is a significant relationship in Chi square between 1 year, 2 years and 3 years with the frequency of psychopathology (p = 0.00000). There is a significant relationship in Chi square too between 7 year, 2 years and 3 years with the frequency of each psychopathology dimension (p <0.05 for each dimension).
Remarks: More than 60% TN/ AL marine's corps has the significant psychopathology which develops within two years before entering the retirement. Therefore it is important to anticipate with the concrete steps before entering the retirement to prevent the psychopathology become worse."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halgin, Richard P.
Jakarta: Salemba Humanika, 2010
616.89 HAL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Halgin, Richard P.
Jakarta: Salemba Humanika, 2012
616.89 HAL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Wulandari
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pada pasien dengan HIV/AIDS seringkali ditemukan adanya psikopatologi dan mekanisme koping maladaptif yang berpengaruh terhadap perkembangan penyakitnya. Terapi Kelompok Suportif Ekspresif (TKSE) merupakan salah satu bentuk terapi kelompok yang dapat dilakukan pada pasien dengan HIV/AIDS. Terapi kelompok menunjukkan hasil dalam perbaikan gangguan mood, respon koping yang maladaptif, fobia dan rasa sakit. Selain itu terapi kelompok juga telah terbukti efektif untuk mengatasi stres, memerbaiki persepsi yang salah, mengatasi krisis pribadi, memberikan harapan yang realistis, dan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah CD4 serta penurunan viral load HIV. Saat ini perlu dilakukan penelitian yang membuktikan bahwa TKSE yang dilakukan pada pasien dengan HIV/AIDS dapat mengubah psikopatologi dan mekanisme koping agar memerbaiki perkembangan penyakitnya.
Metode: Penelitian eksperimental secara consecutive sampling pada pasien dengan HIV/AIDS di Pokdisus HIV-AIDS RSCM Jakarta menggunakan kuesioner SCL-90 dan penilaian mekanisme koping COPE.
Hasil: Tidak terdapat perubahan nilai skor SCl-90 yang bermakna (p=1.000) dan tidak terdapat perbedaan perubahan mekanisme jenis koping (p=0.168) pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan TKSE) namun TKSE berpeluang sebagai faktor protektif terhadap kecenderungan subjek penelitian mengalami psikopatologi jika hanya mengikuti therapy as usual (TAU). Mekanisme koping utama yang dipakai adalah Active, Acceptance dan Religious. Pemberian TKSE pada kelompok intervensi dapat mempertahankan koping positif yang sudah dipakai dibandingkan bila hanya mendapatkan TAU seperti pada kelompok kontrol. Bila penggunan koping yang bersifat Emotion lebih menonjol, psikopatologi yang dialami oleh individu akan tampak lebih jelas.
Simpulan: Pada penelitian ini tidak terdapat perubahan nilai skor psikopatologi dan mekanisme koping yang bermakna pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan TKSE tapi terlihat TKSE dapat berpeluang sebagai faktor protekktif. Pemberian TKSE pada kelompok intervensi tampaknya dapat mempertahankan koping positif yang sudah dipakai. dibandingkan bila hanya mendapatkan TAU seperti pada kelompok kontrol. Selain itu bila penggunan koping yang bersifat Emotion lebih menonjol, psikopatologi yang dialami oleh individu akan tampak lebih jelas.

ABSTRACT
Background: Psychopathology and maladaptive coping mechanism were frequently found in HIV/AIDS patients which could influence the progression of the disease. Supportive Expressive Group Therapy (SEGT) is a form of group therapy which could be conducted on HIV/AIDS patients. Group therapy has been shown to improve mood disorders, maladaptive coping responses, phobias and pain. It was also effective in managing stress, false perception, overcome personal crisis, providing realistic expectation and significantly increasing CD4 cell count and reducing HIV viral load. A research is conducted on HIV/AIDS patients to prove that SEGT can alter psychopathology and coping mechanism in order to improve the development of the disease.
Methods: Experimental study with consecutive sampling on HIV/AIDS patients in Pokdisus HIV-AIDS RSCM Jakarta using SCL-90 questionnaire and coping mechanism assessment COPE.
Results: There were no significant change in SCL-90 score (p=1.000) and coping mechanism types (p=0.168) in the intervention group before and after SEGT but SEGT could act as a protective factor toward the tendency of research subject to have psychopathology when they only receive TAU. Three main coping mechanisms were Active, Acceptance and Religious. SEGT could maintain positive coping being used in the intervention group compare to only TAU which given to the control group. Psychopathologies were more prominent in individuals using Emotion coping mechanism.
Conclusion: In this study there was no significant difference in the change of SCL-90 scores and the types of coping mechanism in the intervention group before and after SEGT, but SEGT could act as a protective factor towards the tendency of psychopathology occurrence. SEGT could maintain positive coping being used in the intervention group. Psychopathologies were more prominent in individuals using Emotion coping mechanism.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Aldila Pratama
"Latar belakang: Kehamilan remaja merupakan suatu masalah kesehatan dan sosial. Beberapa penelitian telah mempelajari psikopatologi pada kehamilan remaja khususnya depresi, psikotik, bipolar, gangguan cemas dan gangguan nafsu makan. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menelaah hubungan psikopatologi pada kehamilan remaja dengan luaran persalinan. Tujuan: Mengetahui hubungan psikopatologi pada kehamilan remaja dengan luaran persalinan.
Metode: Penelitian potong lintang ini dilakukan di RSCM dan RSUT pada bulan Mei 2017-Januari 2018. Pengambilan subjek dilakukan secara berurutan (consecutive) yang memenuhi kriteria penerimaan dan tidak termasuk dalam kriteria penolakan sampai dengan target subjek terpenuhi. Subjek akan diminta untuk mengisi kuesioner SCL-90. Setelah mengisi kuesioner, subjek terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan gejala psikopatologi dan kelompok tanpa gejala psikopatologi, dimana masing-masing kelompok akan dilihat luaran persalinannya.
Hasil: Didapatkan hubungan yang bermakna antara kelompok dengan gejala psikopatologi dengan luaran persalinan; usia gestasi (p < 0,001), skor Apgar (p < 0,001) dan berat lahir bayi (p < 0,001).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara luaran persalinan dengan kehamilan remaja disertai gejala psikopatologi dibandingkan tanpa gejala psikopatologi.

Background: Teenange pregnancy is a health and social problems. Several studies have studied psychopathology in teenage pregnancy especially depression, pcychotic, bipolar, anxiety disorder and appetite disoreder. Until now there has been no research that examines the correlation of psychopathology in teenage pregnancy with delivery outcomes.
Aim: To determine the correlation of psychopathology in teenage pregnancy with delivery outcomes.
Methods: This cross sectional study was conducted at RSCM and RSUT in May 2017-January 2018. Subjects ware taken consecutively that met the inclusion criterias and were not included in the exclusion criterias until the subject target was met. Subjects will be required to complete the SCL-90 questionnaire. After filling out the questionnaires, the subjects were divided into two groups, group with psychopathological symptoms and without psychopathological symptoms, in which each group would be seen the delivery outcomes.
Results: There was a significant correlation between group with psychopathological symptoms with delivery outcome; time of delivery (p < 0,001), Apgar score (p < 0,001) and birth weight (p < 0,001).
Conclusion: There was a significant correlation between delivery outcomes and teenage pregnancy with psychopathological symptoms compared with no psychopathological symptoms."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Yunita
"Latar Belakang. Perempuan dengan HIV/AIDS memiliki risiko mengalami psikopatologi yang lebih tinggi dibanding laki-laki, meskipun data pendukung mengenai hal ini sangat minim. Untuk mengatasi stresor yang dialami, penderita HIV/AIDS membangun berbagai bentuk mekanisme koping, dan seringkali menggunakan mekanisme koping yang maladaptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara psikopatologi dengan mekanisme koping pada perempuan dengan HIV/AIDS.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menilai psikopatologi kuesioner SCL-90 , dan mekanisme koping kuesioner Brief COPE pada perempuan dengan HIV/AIDS di Pokdisus RS Cipto Mangunkusumo.
Hasil. Responden berjumlah 116 orang dengan 37,1 di antaranya memiliki psikopatologi dengan depresi sebagai psikopatologi terbanyak 44,2 . Mekanisme koping yang tersering digunakan oleh seluruh responden adalah religion 46,6 . Korelasi psikopatologi dengan mekanisme koping adalah r= 0,292 dan p=0,001.
Kesimpulan. Didapatkan hubungan bermakna dengan korelasi positif dan kekuatan lemah antara psikopatologi dan mekanisme koping. Mekanisme koping religion lebih banyak digunakan oleh responden tanpa psikopatologi. Responden dengan psikopatologi yang menggunakan koping religion sering disertai dengan penggunaan koping self blame. Manajemen tatalaksana perempuan dengan HIV/AIDS yang komprehensif dapat dilakukan dengan deteksi dini psikopatologi dan mekanisme koping.

Background. Women with HIV AIDS have greater risk than men in having psychopathology while the data was not very considerable. To resolve stress, patients with HIV AIDS build lots of coping mechanism, and often the maladaptive ones. This study aims to assess the relationship between psychopathology and coping mechanism in women with HIV AIDS.
Method. A cross sectional study was conducted to determine the psychopathology using SCL 90 questionnaire, and coping mechanism using Brief COPE questionnaire in women with HIV AIDS at Pokdisus of Cipto Mangunkusumo Hospital.
Result. Among 116 subjects, 37,1 had no psychopathology with depression was the most common psychopatology 44.2. The most used mechanism of coping was religion 46,6. The coefficient correlation between psychopathology and mechanism of coping was r 0,292 and p 0,001.
Conclusion. There was significant differences with positive and correlation between psychopathology and mechanism of coping. Religion coping more used by respondent with no psychopathology. Respondent with psychopathology often use religion and self blame coping. A comprehensive management in female with HIV AIDS can be done by early detection of their psychopathology and coping mechanism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantra Pramodha Sukma
"Umpan balik dikenal sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kinerja. Seseorang cenderung menggunakan umpan balik untuk mencari informasi di lingkungannya untuk mencapai tujuannya, misalnya dalam perkuliahan. Beberapa studi telah menjelaskan faktor-faktor yang memperkuat umpan balik pada kinerja some one. Namun penelitian tentang hubungan antara faktor keragaman individu dengan pencarian feedback yang masih sangat sedikit. Locus of Control tidak berfungsi salah satu faktor keragaman individu yang diduga peneliti mungkin terkait karena melibatkan upaya seseorang dalam mencapai tujuan untuk menghindari kegagalan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Locus of Control dan tipe umpan balik pencarian. Penelitian dilakukan pada 255 mahasiswa Universitas Indonesia menggunakan Tindakan Mencari Umpan Balik (Gong et al., 2017) untuk mengukur skor untuk jenis pencarian umpan balik peserta (diri positif, negatif diri, other-positive, and other-negative) dan Internal-External Locus of Control Scale (Rotter, 1966) untuk mengukur skor Locus of Control peserta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Locus of Control internal
dengan keempat jenis pencarian umpan balik. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mencari variabel yang dapat menjadi mediator atau moderator dalam hubungan kedua variabel tersebut.

Feedback is known as one of the factors that can improve
performance. Someone tends to use feedback to find information in their environment to achieve their goals, for example in lectures. Several studies have described the factors that reinforce feedback on some one's performance. However, there is very little research on the relationship between individual diversity factors and the search for feedback. Locus of Control does not function as a factor of individual diversity that researchers suspect may be related because it involves one's efforts to achieve goals to avoid failure. This study aims to see the relationship between Locus of Control and the type of search feedback. The study was conducted on 255 students at the University of Indonesia using the Action of Seeking Feedback (Gong et al., 2017) to measure the scores for the types of participant feedback seeking (positive self, negative self, other-positive, and other-negative) and Internal-External Locus. of Control Scale (Rotter, 1966) to measure participants' Locus of Control scores. The results showed that there was no significant relationship between internal Locus of Control
with all four types of feedback search. Further research is recommended to look for variables that can be a mediator or moderator in the relationship between these two variables.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nugraheni
"Latar Belakang: Laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki LSL merupakan populasi yang sedang berkembang dan memiliki masalah-masalah spesifik, salah satunya gangguan jiwa yang merupakan manifestasi dari psikopatologi. Faktor-faktor yang memengaruhi psikopatologi pada LSL penting untuk diketahui.
Objektif: Tujuan penelitian ini adalah mencari jenis psikopatologi yang ada pada populasi LSL dan faktor-faktor yang berhubungan di dua lembaga swadaya masyarakat LSM khusus LSL di Jakarata.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi potong lintang. Sampel diambil dengan metode cluster random sampling. Pengukuran data dilakukan menggunakan kuesioner Brief COPE untuk mengukur mekanisme koping, WHOQOL-Bref untuk mengukur kualitas hidup, dan SCL-90 untuk mengukur psikopatologi. Data lain yang diukur adalah data demografik, status seksual, keterbukaan orientasi seksual, HIV/AIDS dan penggunaan NAPZA, dan perilaku seksual berisiko. Analisis data menggunakan uji bivariat menggunakan Pearson chi-square atau Fisher rsquo;s exact test dan dilanjutkan dengan uji multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil: Terdapat 100 sampel yang dimasukkan ke dalam analisis data. Sebagian besar responden mengalami psikopatologi 77. Psikopatologi yang paling banyak ditemukan adalah depresi 29. Analisis multivariat menunjukkan bahwa pernah tidak menggunakan kondom 3 bulan terakhir, membuka orientasi seksual kepada keluarga, dan menggunakan mekanisme koping negatif meningkatkan risiko psikopatologi sebesar 2.9 kali, 2 kali dan 1.4 kali IK 95 =1.0-8.9; IK 95 =0.5-8.2; IK 95 =0.3-5.7.

Background: Men who have sex with men MSM is a growing population with specific problems such as mental disorder, a manifestation of psychopathology. The factors associated with psychology is an important matter to discuss.
Objective: The purpose of this study is to portrait the pychopathology in MSM population and the related factors in two organizations which care about MSM's well being in Jakarta.
Methods: This is a cross sectional study using cluster random sampling. Coping mechanism, psychopathology and quality of life were measured using Brief COPE, SCL 90 and WHOQOL Bref. Demography of the respondents, sexual status, disclosure of sexual orientation, HIV AIDS status, drug use, and risky sexual behavior were also measured. Bivariate analysis using Pearson chi square or Fisher's exact test was continued with multivariate analysis using logistic regression model.
Results: Data from one hundred respondents were analyzed. Most of them have psychopathology 77, especially depression 29. Never use condoms in the last 3 months, disclosing sexual orientation to family member, and negative coping mechanisms increase the risk of psychopathology 2.9 times, 2 times, and 1.4 times 95 CI 1.0 8.9 95 CI 0.5 8.2 95 CI 0.3 5.7 .
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Maharani Indira
"Latar Belakang: Depresi masih menjadi salah satu gangguan mental dengan prevalensi cukup tinggi pada remaja di Indonesia. Kehidupan remaja juga tidak lepas dari hubungan pertemanan. Beberapa penelitian telah meneliti adanya hubungan antara hubungan pertemanan dengan kondisi depresi. Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang untuk menganalisis hubungan antara masalah pada teman sebaya dan depresi pada siswa SMA di Depok. Tujuan: Mengetahui faktor risiko terjadinya depresi dalam aspek pertemanan pada siswa SMA di Depok. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang untuk menganalisis hubungan antara masalah pada teman sebaya dan depresi pada siswa SMA di Depok dengan menggunakan kuesioner SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire) untuk masalah pada teman sebaya dan CESD-R (Center for Epidemiologic Studies Depression Scale-Revised) untuk depresi. Sampel penelitian yang digunakan adalah siswa SMA Dian Didaktika. Dari 176 siswa yang mengisi kuesioiner, dengan menggunakan metode random sampling, terpilih 96 data siswa yang digunakan untuk penelitian ini. Data yang telah didapatkan dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil: Secara statistik didapatkan perbedaan bermakna dengan p=0,004 antara masalah pada teman sebaya dan depresi pada siswa SMA di Depok. Selain itu, dapatkan odds ratio sebesar 4,143 dengan interval kepercayaan 95% (1,539 – 11,154) pada siswa yang memiliki masalah pada teman sebaya. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara masalah pada teman sebaya dan depresi pada siswa SMA di Depok.

Background: Depression remains a mental disorder with a high prevalence in adolescents in Indonesia. Teenage life is also closely related with of friendship. Several studies have examined the relationship between friendship and depression. This study uses a cross-sectional study design to analyze the association between peer problems and depression in high school students in Depok. Objective: This research was done to determine the association between peer problems and depression among high school students in Depok. Methods: This study uses a cross-sectional study design to analyze the association between peer problems and depression in high school students in Depok by using the SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire) questionnaire for peer problems and CESD-R (Center of Epidemiologic Studies Depression Scale-Revised ) for depression. The research sample used was high school students Dian Didaktika. Of the 176 students who filled out the questionnaire, using the random sampling method, 146 student data were selected for this study. The data obtained were analyzed by Chi-square test. Results: Statistically found a significantly different (with p=0,004) between peer problems and depression among high school students in Depok. In addition, obtained odds ratio of students who have peer problems is 4.143 with 95% confidence intervals (1,539 – 11,154). Conclusion: There is an association between peer problems and depression among high school students in Depok.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>