Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maharsi Anindyajati
"ABSTRAK
Konflik peran merupakan suatu kondisi yang dapat menyebabkan stres pada atlet
mahasiswa. Stres yang dialami oleh atlet mahasiswa berpengaruh pada unjuk
kerjanya dalam kegiatan akademik dan olahraga. Stres dapat menurunkan unjuk
kerja dan menimbulkan berbagai gangguan emosi, fisik, dan tingkah laku. Di sisi
lain, stres dapat meningkatkan unjuk kerja. Upaya untuk membatasi efek negatif
stres menurut Greenberg adalah melalui manajemen stres.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara sebagai
metode pengumpulan data yang utama. Metode penunjang yang digunakan
adalah observasi. Dalam penelitian ini juga digunakan berbagai alat bantu,
seperti, pedoman wawancara, lembar observasi, dan alat perekam. Subyek dalam
penelitian ini adalah empat orang atlet mahasiswa Universitas Indonesia yang
berasal dari fakultas dan program studi yang berbeda.
Hasil penelitian terhadap keempat atlet mahasiswa menunjukkan bahwa mereka
mengalami konflik peran dengan intensitas dan kualitas yang berbeda. Keempat
subyek juga memiliki persepsi yang berbeda terhadap konflik peran. Konflik
peran pada atlet mahasiswa timbul karena adanya tuntutan dari dalam diri dan
lingkungan subyek untuk dapat menjalankan dua perannya dengan baik.
Kesulitan yang dialami subyek dalam memenuhi tuntutan tersebut akan
menimbulkan stres pada dirinya. Walaupun seluruh subyek mengahadapi sumber
stres yang sama, namun respons yang diberikan berbeda pada tiap subyek. Dari
hasil penelitian juga ditemukan bahwa stres yang disebabkan oleh konflik peran
tidak selalu membawa efek negatif, tetapi juga positif. Untuk mengatasi efek
negatif stres, setiap subyek melakukan manajemen stres yang berbeda.
Intensitas dan kualitas konflik peran mempengaruhi persepsi subyek terhadap
konflik peran. Intensitas dan kualitas konflik peran yang tinggi menyebabkan
persepsi negatif terhadap konflik peran. Konflik peran ini terjadi terutama karena
adanya tuntutan dari dalam diri keempat subyek untuk dapat menjalankan
kegiatan akademik dan olahraganya dengan baik. Untuk mengatasi efek negatif
stres, intervensi terhadap situasi yang merupakan sumber stres adalah teknik
manajemen stres yang paling sering dilakukan oleh keempat subyek. Peranan
berbagai pihak yang terkait sangat diperlukan dalam memberikan pelatihan
khusus dan sosialisasi berbagai teknik manajemen stres bagi para atlet mahasiswa."
2001
S3060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lu Lu Nurrahiimah Assyahidah
"[Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara optimisme dan stres pada mahasiwa penerima beasiswa Bidikmisi di Universitas Indonesia. Optimisme dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sebagai keyakinan umum bahwa akan terjadi sesuatu yang baik (Schieier & Carver, 1985). Stres dalam penelitian ini merupakan keadaan yang muncul ketika individu merasa bahwa ia tidak dapat secara memadai mengatasi tuntutan yang ditunjukkan pada dirinya atau merasakan adanya ancaman terhadap dirinya (Lazarus, 1966). Life Orientation Test-Revised (Carver & Scheier, 1988) dan Perceived Stress Scale (Scheier, Carver, & Bridges, 1994) digunakan untuk mengukur optimisme dan stres mahasiswa. Dalam penelitian ini mengambil sebanyak 258 mahasiswa Bidikmisi UI dari angkatan 2014 sampai 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan dan negatif antara optimisme dan stres pada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
;This correlational research was conducted to find the correlation between optimism and stress in college students with Bidikmisi scholarship at University of Indonesia. Optimisme is defined as general belief that something good will happen (Schieier & Carver, 1985) and Stress in this study is defined as a condition that arises when an individual feels that they can not adequately cope with the demands indicated on them or feel any threat against themselves (Lazarus, 1966) . Life Orientation Test-Revised (Scheier, Carver, & Bridges, 1994) and the Perceived Stress Scale (Cohen and williamson, 1988) was used to measure optimism and stress students. In this study as many as 258 students that received the Bidikmisi scholarsip in University of Indonesia was asked to partisipate. The results showed that there is a significant and negative correlation between optimism and stress on Bidikmisi scholarship recipients in UI.
;This correlational research was conducted to find the correlation between optimism and stress in college students with Bidikmisi scholarship at University of Indonesia. Optimisme is defined as general belief that something good will happen (Schieier & Carver, 1985) and Stress in this study is defined as a condition that arises when an individual feels that they can not adequately cope with the demands indicated on them or feel any threat against themselves (Lazarus, 1966) . Life Orientation Test-Revised (Scheier, Carver, & Bridges, 1994) and the Perceived Stress Scale (Cohen and williamson, 1988) was used to measure optimism and stress students. In this study as many as 258 students that received the Bidikmisi scholarsip in University of Indonesia was asked to partisipate. The results showed that there is a significant and negative correlation between optimism and stress on Bidikmisi scholarship recipients in UI.
, This correlational research was conducted to find the correlation between optimism and stress in college students with Bidikmisi scholarship at University of Indonesia. Optimisme is defined as general belief that something good will happen (Schieier & Carver, 1985) and Stress in this study is defined as a condition that arises when an individual feels that they can not adequately cope with the demands indicated on them or feel any threat against themselves (Lazarus, 1966) . Life Orientation Test-Revised (Scheier, Carver, & Bridges, 1994) and the Perceived Stress Scale (Cohen and williamson, 1988) was used to measure optimism and stress students. In this study as many as 258 students that received the Bidikmisi scholarsip in University of Indonesia was asked to partisipate. The results showed that there is a significant and negative correlation between optimism and stress on Bidikmisi scholarship recipients in UI.
]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Rina Jericho
"Jumlah tenaga kerja perempuan di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Hal ini mulai menggeser peran gender tradisional menjadi egaliter sehingga memunculkan struktur keluarga baru, yaitu dual earner. Pasangan dual earner merupakan suami dan istri yang bekerja keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara stres eksternal dan stres internal. Selain itu, penelitian ini ingin mengetahui apakah common dyadic coping dapat memoderasi hubungan stres internal dan stres eksternal. Partisipan penelitian merupakan 164 individu dari pasangan dual earner yang berusia di atas 20 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah Multidimensional Stress Questionnaire For Couples (MSF-P) dan Dyadic Coping Inventory (DCI). Analisis data menggunakan analisis korelasi dan regresi untuk melihat efek moderasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara stres eksternal dan stres internal (r=0.742, p<0.01, one tailed). Selain itu, hubungan keduanya dimoderasi oleh common dyadic coping secara signifikan (b = 0.11, 95% CI [0.02, 0.19], t = 2.55, p<0.05). Hasil ini dapat dijadikan acuan intervensi mengenai common dyadic coping untuk meminimalisasi tingkat stres eksternal dan internal pada pasangan dual earner.

The number of female workers in Indonesia continues to increase every year. This has begun the shift of traditional gender role to egalitarian gender role which gives a rise to a new family structure, namely the dual earner. Dual earner couples are husband and wife who both work. The aim of this study is to assess whether there is a significant positive relationship between external stress and internal stress. Aside from that, this study aims to the role of common dyadic coping in moderating the relationship between external stress and internal stress. Participants of this study are 164 individuals of dual earner couple aged above 20 years. Measuring instruments in this study are Multidimensional Stress Questionnaire For Couples (MSF-P) dan Dyadic Coping Inventory (DCI). The datas were analyzed using correlation analysis and regression analysis to assess the moderation effect. Results indicated that there is a significant positive relationship between external stress and internal stress (r=0.742, p<0.01, one tailed). Furthermore, that relationship is moderated by common dyadic coping significantly (b = 0.11, 95% CI [0.02, 0.19], t = 2.55, p<0.05). These results can be used as a reference for interventions regarding common dyadic coping to minimize external stress and internal stress levels in dual earner couple."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuadi Rahmat
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara hope for success dan fear of failure dari motif berprestasi dengan prokrastinasi pada mahasiswa Universitas Indonesia dalam mengerjakan skripsi Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling dengan jumlah sampel 145 mahasiswa Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur adaptasi Revised Achievement Motive Scale RAMS untuk mengukur motif berprestasi dan Academic Procrastination Scale APS untuk mengukur prokrastinasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hope for success dengan prokrastinasi R 0 078 p 0 358 tidak signifikan pada L o S 0 05 Artinya tinggi atau rendahnya tingkat hope for success tidak mempengaruhi tingkat prokrastinasi pada mahasiswa UI dalam mengerjakan skripsi Kemudian terdapat hubungan positif yang signifikan antara fear of failure dengan prokrastinasi R 0 23 p 0 006 signifikan pada L o S 0 05 Artinya semakin tinggi tingkat feaf of failure semakin tinggi tingkat prokrastinasi mahasiswa UI dalam mengerjakan skripsi Kata Kunci Fear of failure Hope for success Mahasiswa Prokrastinasi Skripsi.

This study aimed to find the relationship between hope for success and fear of failure from achievement motive with procrastination at Universitas Indonesia college students in making undergraduate thesis Sampling method used in this study is accidental sampling with 145 sample Adaptation of Revised Achievement Motive Scale RAMS used to measure achievement motive and adaptation of Academic Procrastination Scale APS used to measure procrastination The result showed that there is no significant relationship between hope for success with procrastination R 0 078 p 0 358 not significant at L o S 0 05 That it high or low levels of hope for success doesn rsquo t affect the level of procrastination at Universitas Indonesia collage students in making undergraduate thesis Then there is a significant positive relationship between fear of failure procrastination R 0 23 p 0 006 significant at L o S 0 05 That it the higher level of fear of failure the higher the level of procrastination at Universitas Indonesia collage students in making undergraduate thesis Keyword College students Fear of failure Hope for success Procrastination Undergraduate Thesis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisudarini Maritapiska
"ABSTRAK
Individu yang memiliki dua tugas yang berbeda yaitu sebagai pekerja dan
mahasiswa berarti mempunyai sumber stres ganda yaitu stres di tempat kerja dan
stres dalam penyusunan skripsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sumber-sumber stres apa saja yang dialami dan dirasakan oleh mahasiswa bekerja
yang sedang menyusun skripsi, dan untuk mengetahui gambaran peringkat dari
sumber-sumber stres tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis stresor menurut Sarafino (1994)
yaitu sumber stres dari dalam diri, sumber stres dari keluarga, dan sumber stres
dari komunitas dan masyarakat. Jenis stresor dari Sarafino tersebut digunakan
sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Alat ukur penelitian ini menggunakan
kuesioner dalam bentuk skala sumber stres, dan data yang didapat dari kuesioner
tersebut diolah dengan menggunakan SPSS (Stalistical Product and Service
Solufion) versi 10.0.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh kondisi-kondisi yang
menimbulkan stres yang berasal dari dalam diri seperti kesulitan untuk
mendapatkan referensi yang dibutuhkan, sumber stres dari keluarga seperti
kematian anggota keluarga, dan sumber stres dari komunitas dan masyarakat
seperti pembimbing skripsi sibuk sehingga sulit ditemui. Urutan/rangking
berdasarkan pandangan Sarafino (1994) yang dianggap paling potensial sebagai
sumber stres adalah sumber stres yang berasal dari dalam diri sendiri, urutan
kedua sumber stres yang berasal dari komunitas dan masyarakat, dan yang
terakhir sumber stres berasal dari keluarga. Sedangkan urutan/peringkal dari
keseluruhan kondisi-kondisi yang menimbulkan stres diurut mulai dari mean (nilai
rata-rata) tertinggi sampai terendah. Kondisi yang menimbulkan stres dari mean
tertinggi adalah apa yang menjadi harapan kita, tidak sesuai dengan harapan
pembimbing skripsi, sedangkan mean terendahnya adalah ketidakmampuan
menyusun kata-kata. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kondisi-kondisi yang
berasal dari komunitas dan masyarakat semuanya berhubungan dengan
pembimbing skripsi."
2003
S3205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Gede Laksmi Rahayu H.
"Stres merupakan masalah utama yang dihadapi oleh pekerja. Salah satu dampak dari stres ini adalah peningkatan kadar kolesterol. Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara stres dengan kadar kolesterol pada karyawan di Fakultas Kedokteran Universitas X. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara stres dengan kadar kolesterol. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan teknik konsekutif sampling dan jumlah sampel 101 responden. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Fischer (karena tidak memenuhi syarat Chi Square). Pengukuran nilai stres menggunakan kueisioner SRQ 20 dan kadar total kolesterol melalui pengambilan darah dan diperiksa dengan alat self test cholesterol check.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi karyawan tidak memiliki gangguan stres 92,1% dan kadar kolesterol karyawan tinggi dengan nilai ≥ 200 mg/dL sebesar 66,3%. Berdasarkan hasil uji statistika menunjukkan tidak terdapat hubungan antara stres dan peningkatan kolesterol pada karyawan (p : 1.000). Hasil ini dapat disebabkan karena tidak menggunakan pengukuran kadar LDL dan HDL. Penelitian ini menyarankan pada karyawan untuk menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan medical check up secara rutin agar dapat menjadi sarana evaluasi kesehatan.

Stress is one of main problem faced by workers. Stress increase cholesterol level in human body. This research described about correlations between stress and cholesterol level of medical faculty employees X University. The purpose is to identify the correlations between stress and cholesterol level. Cross-sectional research was conducted in 101 sample with consecutive technic sampling. Fischer procedure were used to asses the data in this research (not eligible the Chi Square). Stress level was measured by SRQ-20 questionnaire and cholesterol level was measured by checking blood sample with self-test cholesterol check.
Result of this research showed proportion of employees don?t have any stress disorder 92,1% and proportion of cholesterol level?s employees in high level with score ≥ 200 mg/dL are 66,3%. Based on statistic analysed showed that there?s no correlations between stress and cholesterol level (p : 1.000). This was because this research didn?t measure the LDL and HDL level. It suggest to employees to have a healthy life style and do routine medical check up as an evaluation of health status.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldisa Ayu Pratiwi
"Stres dapat menyebabkan perubahan perilaku individu dan timbulnya gangguan kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Sebanyak 60% karyawan mengalami penurunan produktivitas kerja yang disebabkan oleh stres. Pengetahuan dan penelitian tentang hubungan stres dengan kadar glukosa darah di Indonesia masih sedikit dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mencari hubungan antara stres dengan peningkatan kadar glukosa darah pada karyawan Fakultas Kedokteran Universitas X.
Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional, dengan teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling. Sampel penelitian sebanyak 111 yang berasal dari karyawan FKUX. Studi ini menggunakan data primer berupa kadar glukosa darah subjek yang diperiksa langsung oleh peneliti dengan menggunakan glukosameter merk Nesco. Sedangkan, data stres didapatkan dari kuesioner SRQ20. Analisis statistik penelitian ini menggunakan uji Fisher, jika nilai p < 0,05 menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel.
Hasil analisis didapatkan sebanyak 71,4% karyawan yang mengalami gangguan stres memiliki kadar glukosa darah yang meningkat. Selain itu, hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan antara stres dengan kadar glukosa darah (p= 0,035). Stres fisik maupun psikologis akan menimbulkan reaksi yang sama di dalam tubuh berupa aktivasi fight or flight respone, sehingga timbul rangsangan sistem saraf autonomik dan pelepasan berbagai hormon seperti kortisol, epinefrin, glukagon dan hormon pertumbuhan yang mengakibatkan peningkatan glukoneogenesis di hati. Selain itu, efek epinefrin dapat menghambat sekresi insulin menyebabkan peningkatan glukosa darah.

Stress may lead to changes in individual behaviour and reduce worker`s productivity. As many as 60% of employees decreased work productivity due to stress during work. However, knowledge and study on the relationship between stress and blood glucose levels in Indonesia is still rarely done. The aim of this study was to find the relationship between stress and blood glucose levels in FMUX employees. This study used a cross-sectional, with consecutive sampling technique. As many as 111 staff of FKUX were taken as sample in this study.
This study uses primary data such as blood glucose levels directly examined by researchers using Nesco brand glukosameter. Meanwhile, the stress data obtained from the questionnaires SRQ20. The data were analysed by Fischer test, if the value of p <0,05, the study shows significant relationship between variables. There are 71,4% of employees who experience stress disorders have elevated blood glucose level.
Fisher test analysis results obtained Significancy value of 0.035 which states significant relation between stress and blood glucose levels. Stress may lead to activation of the autonomic nervous system and release hormones such as cortisol, epinephrine, glucagon, and growth hormone which causes an increase in blood glucose level. Furthermore, epinephrine may reduce insulin secretion which increase blood glucose level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syibbli Zulkarnain
"Homoseksual merupakan individu yang memiliki ketertarikan seksual dan emosional kepada jenis kelamin yang sama. Di Indonesia, orientasi seksual yang diakui oleh mayoritas masyarakat hanyalah heteroseksual. Homoseksual sebagai minoritas dipandang sebagai sebuah gangguan dan kelainan bahkan dosa. Hal ini menyebabkan individu homoseksual merasakan stigma dari masyarakat sekitar, dan bahkan merekapun memberikan stigma pada diri mereka sendiri. Minority stress atau stres minoritas adalah perasaan tertekan yang dihadapi oleh individu minoritas dari sebuah kelompok karena stigma yang diletakkan pada kelompok tersebut. Stres minoritas dapat mendatangkan berbagai gangguan psikologis mulai dari masalah harga diri yang rendah hingga kecemasan dan depresi. Maka dari itu penelitian kali ini ingin melakukan intervensi untuk membantu menurunkan stres minoritas pada partisipan homoseksual dengan menggunakan acceptance commitment therapy. Acceptance commitment therapy (ACT) dinilai telah membantu banyak permasalahan psikologis terkait sehingga penerapannya dinilai bisa membantu masalah stres minoritas. Metode penelitian yang digunakan adalah within subject pre-postest design dimana peneliti mengukur skor minority stress scale (MSS) dan depression anxiety stress scale (DASS) sebelum dan sesudah pemberian 5 sesi intervensi secara individual pada dua orang partisipan homoseksual. Hasilnya didapatkan penurunan skor MSS dan DASS pada partisipan.

Homosexual describes as a sexual and emotional attraction to the same sex. In Indonesia, heterosexual is the only recognized sexual orientation among the society. Homosexuality as a minority is seen as a disturbance and neglect even sin. This causes homosexuals to feel the stigma of the surrounding community, and even they also give a stigma to themselves. Minority stress is stress experienced by a person from a minority group as a result from certain social stigma associated to the group. It can cause a variety of psychological distress such as problems with self-esteem, anxiety, and depression. Therefore, this study wants to intervene to help reduce minority stress in homosexual participants using acceptance commitment therapy. Acceptance commitment therapy (ACT) is considered to has helped many psychological problems so that its application is considered to be able to help reducing the score of minority stress. The research method used was within subject pre-posttest design in which the researcher measured the scores of the minority stress scale (MSS) and depression anxiety stress scale (DASS) before and after 5 sessions individual intervention among two homosexual participants. The results obtained decreased MSS and DASS scores in participants."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T55292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Widyasari Soeyitno
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>