Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88678 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilham Samudera
"ABSTRAK
Dalam dua dekade terakhir terjadi peningkatan dalam jumlah angka perceraian.
Implikasi dari keadaan ini adalah semakin bertambah banyaknya jumlah an^taaoggota
keluarga yang terpisah. Hal ini semakin mempersulit terbinanya sebuah
keluarga yang sehat {healty family), seperti yang menjadi tujuan dari awal perkawinan.
Penyebab dari perceraian itu sendiri tidak dapat secara pasti dapat ditentukan, namun
para ahli mengemukakan beberapa kemungk^an, dari mulai umur ketika pertama kali
menikah, umur ketika seorang ibu melahirkan anak pertama, sampai ke tingkat
pendidikan yang diambil dari kepala keluarga. Selain itu para ahli juga
mengemukakan beberapa variabel yang mempengaruhi terjadinya perceraian, mulai
dari ketidak sanggupan menengahi isu gender, perbedaan dalam pemecahan masalah
antara laki-laki dan perempuan karena penganih sosiahsasi, sampai kepada hal-hal
yang dian^p tidak masuk akal mengenai tuntutan gender secara tradisional untuk
isteri dan suami. Namun demikian satu hal yang menjadi perhatian dalam
permasalahan pada penelitian ini adalah, masyarakat pen^ut agama Islam, akan
memakai Undang-Undang Peradilan Agama (UUPA) sebagai landasan legalitas dalam
suatu perkawinan, dengan adanya klausul yang menyatakan bahwa jika pasangan
suami istri yang telah mempunyai anak bercerai, jika umur si anak belum sampai 12
tahun {mummqyi^ maka hak pengasuhan anak secara otomatis akan diserahkan ke
pihak ibu. Dengan adanya klausul ini maka secara langsung maupun tidak, fungsi si
ayah untuk mengasuh akan terhambat. Hal ini akan bertambah parah jika hubungan
yang ada tidak terbina dengan baik, sehin^ dalam banyak kasus konflik antara
mantan pasangan tersebut akan semakin besar karena berusaha untuk mendapatkan
anaknya. Apapun jenis hubungan yang ada dengan pihak mantan istri, perceraian
sendiri kerap kali dipersepsikan sebagai sesuatu yang menyakitkan, dan sangat
potensial menimbulkan stres. Stres sendiri didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai,
suatu fenomena yang terjadi saat individu mengjiadapi dan menyesuaikan diri terhadap tuntutan atau situasi yang menekan dan tekanan tersebut dapat
menimbulkan ketegangan secara fisik maupun psikis, serta dapat mempengaruhi
perilakunya. Atas dasar tersebut diataslah, peneliti tertarik untuk mengetahui
gambaran sumber-sumber stres dari duda cerai, yang tidak lagi mengasuh anakanaknya,
dikarenakan adanya perintah/putusan pengadilan atau kesepakatan yang
menyerahkan pengasuhan anak kepibak ibu. Sebagai landasan teori, penulis memakai
teori proses parenting dari Belsky (1983) dengan skema model determinants of parenting
process (1893). Namun dalam penerapannya ke permasalahan dalam penelitian ini,
pembahasan dilakukan pada empat hal besar dari skema Belsky, yaitu ; marital relations,
parenting, work, dan social network. Pemusatan pembahasan kepada empat hal diatas
r^;^olrgiirlVan karena data yang diperoleh hanya cukup untuk membahas dan
menganalisa empay hal tersebut Tedebih la^ Belsky (1983) menyebutkan pada
bagian work dan social network merupakan bagian yang potensial menyebabkan stres.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah memakai
pendekatan kualitatif, dan wawancara mendalam dipilih sebagai metode dalam
penggalian data. Total responden yang berhasil diwawancarai sebanyak tiga orang,
dan dianalisa dengan cara hasil wawancara diketik verbatim, dilakukan analisa kata
kunci, dan analisa setiap subyek dan lintas subyek. Hal tersebut di atas berpatokan
pada skema proses parenting dari Belsky (1983).
Hasil analisa dari seluruh responden menyatakan penyebab terjadinya
perceraian karena adanya pihak-pihak dari luar yang menggan^ keharmonisan
mereka, selain adanya subyek yang menanggap bahwa dirinya masih mempunyai
kesulitan dengan keterikatan. Sedangkan dalam penentuan pengasuhan anak ada
pihak yang secara sadar menyerahkan ke pihak mantan istri, dengan alasan demi
kesejahteraan anak atau demi kebahagiaan mantan istri sebagai seorang ibu, ada juga
yang bertengkar dipengaddan untuk memperebutkan anaL Selain itu, kesulitan untuk
bertemu dengan anak atau dihalang-halangi untuk bertemu dengan anak atau adanya
ancaman untuk membawa kabur anak dipersepsikan oleh para ayah ini sebagai
sesuatu yang tidak menyenangjcan. Hal-hal tersebut di atas lah yang menjadi sumber
stres dari pihak duda."
1999
S2723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Athina
"Media digital menjadi bagian dalam kehidupan saat ini dan mempengaruhi hubungan antara orang tua dan anak. Durasi screen time berlebih berpotensi memunculkan masalah perilaku pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara screen time dan masalah perilaku pada anak berusia 4-6 tahun, serta memeriksa peran moderasi parental stress dalam hubungan ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik cross-sectional. Partisipan penelitian adalah 663 orang tua yang memiliki anak berusia 4-6 tahun yang mengisi serangkaian kuesioner melalui google form. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mencakup, durasiscreen time anak diukur menggunakan instrumen untuk mengukur durasi screen time, masalah perilaku, dan stres pengasuhan. Melalui uji statistik moderasi menggunakan PROCESS Hayes, ditemukan bahwa parental stress tidak memoderasi hubungan durasi screen time dan masalah perilaku. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa durasi screen time dan parental stress memiliki hubungan yang positif terhadap masalah perilaku. Di sisi lain, parental stress tidak memiliki hubungan dalam meningkatkan durasi screen time anak. Penelitian ini menegaskan kembali pentingnya mengelola durasi screen time anak dan memperhatikan faktor pengasuhan seperti durasi parental stress dalam menangani masalah perilaku pada anak.

Digital media has become an integral part of contemporary life, influencing the parent-child relationship. Excessive screen time has the potential to give rise to behavioral problems in children. This study aims to explore the relationship between screen time and behavioral problems in children aged 4-6 years, as well as to examine the moderating role of parental stress in this relationship. Employing a quantitative research method with a cross-sectional design, the study involved 663 parents of children aged 4-6 years who completed a series of questionnaires via Google Forms. The research instruments utilized instruments to measure children's duration of screen time, behavioral problems, and parental stress. Through moderation statistical tests using PROCESS Hayes, it was found that parental stress did not moderate the relationship between screen time and behavioral problems. The results also indicated a positive relationship between screen time and parental stress with behavioral problems. Conversely, parental stress did not have a significant association with increasing children's screen time. This study reaffirms the importance of managing children's screen time and considering parenting factors such as parental stress in addressing behavioral problems in children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yersi ahzani
"Stres pengasuhan orang tua dari anak dengan DMT1 adalah suatu yang tidak terelakan, terlebih di saat pandemik covid 19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi stres pengasuhan orang tua dari anak dengan DMT1 di masa pandemik covid 19 yang terdiri dari faktor karakteristik orang tua (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status ekonomi, status perkawinan, status pekerjaan) dan faktor situasional (tantangan terkait sistem kesehatan selama pandemik covid 19, dukungan sosial, dan mekanisme coping orang tua terhadap penyakit anak). Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling (n = 136). Data dianalisis dengan uji Mann Whitney, Kruskal Wallis, uji korelasi Spearman dan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara status ekonomi (p=0,006), status perkawinan (0,031), tantangan terkait sistem perawatan kesehatan selama pandemik covid 19 (p=0,000), dukungan sosial (p=0,003), dan mekanisme coping terhadap penyakit anak (p=0,047) dengan frekuensi stres pengasuhan (PIP-F) dan juga diketahui terdapat hubungan antara status ekonomi (p=0,000), tantangan terkait sistem perawatan kesehatan selama pandemik covid 19 (p=0,001), dan dukungan sosial (p=0,015) dengan stres pengasuhan berdasarkan kesulitan yang dirasakan orang tua (PIP-D). Variabel paling dominan yang memengaruhi stres pengasuhan adalah mekanisme coping orang tua terhadap penyakit anak, dan variabel dukungan sosial. Rekomendasi penelitian selanjutnya adalah perlunya intervensi keperawatan untuk mengurangi dan mencegah stres pengasuhan orang tua.

The stress of parental care for children with DMT1 is unavoidable, especially during the covid 19 pandemic. This study aims to analyze the factors that influence the stress of parenting of children with DMT1 during the covid 19 pandemic which consists of parental characteristics ( gender, age, education level, economic status, marital status, employment status) and situational factors (challenges related to the health system during the COVID-19 pandemic, social support, and parental coping mechanisms for child illness). This research is descriptive analytic with cross sectional design. Sampling was done by consecutive sampling technique (n = 136). Data were analyzed by Mann Whitney test, Kruskal Wallis, Spearman correlation test and Pearson correlation test. The results showed that there was a significant relationship between economic status (p=0.006), marital status (0.031), challenges related to the health care system during the covid 19 pandemic (p=0.000), social support (p=0.003), and coping mechanisms against illness. children (p = 0.047) with the frequency of parenting stress (PIP-F) and it is also known that there is a relationship between economic status (p = 0.000), challenges related to the health care system during the covid 19 pandemic (p = 0.001), and social support (p = 0.015) with parenting stress based on parental difficulties (PIP-D). The most dominant variables that influence parenting stress are parents' coping mechanisms against children's illness, and social support variables. The next research recommendation is the need for nursing interventions to reduce and prevent parenting stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Dewianti Putri
"Pada periode transisi menjadi orang tua baru, individu seringkali dihadapkan dengan kondisi yang menimbulkan stres. Berdasarkan penelitian sebelumnya, stres yang dialami memiliki hubungan dengan well-being dari orang tua. Dengan demikian, dibutuhkan strategi yang tepat agar well-being orang tua tetap terjaga meskipun stres pengasuhan tidak dapat dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran common dyadic coping sebagai moderator dalam hubungan parenting stress dan well-being dalam periode transisi menjadi orang tua baru. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini meliputi Parental Stress Scale (PSS), The PERMA-Profiler, dan Dyadic Coping Inventory (DCI). Data diperoleh dari 342 partisipan (N perempuan = 307, M usia = 27.97, SD usia = 3.988). Hasil analisis data menggunakan Hayes PROCESS menunjukkan bahwa emotion-focused common dyadic coping dapat secara signifikan memoderasi hubungan antara parenting stress dan well-being (b=0.1529, t=3.6358, p<0.001), sedangkan problemfocused common dyadic coping tidak signifikan memoderasi hubungan antara parenting stress dan well-being (b=0.0875, t=1.9146, p>0.05). Temuan ini meningkatkan pentingnya peran dukungan dari pasangan dalam bentuk menghibur, menenangkan satu sama lain dan berkegiatan bersama untuk menjaga well-being orang tua dari dampak negatif stres pengasuhan.

During the transition period of becoming first-time parents, individuals often face stressful conditions. Previous research has shown that the stress experienced is related to the well-being of parents. Therefore, effective strategies are needed to maintain the well-being of parents even though parenting stress is inevitable. This study aims to examine the role of common dyadic coping as a moderator in the relationship between parenting stress and well-being during the transition to becoming first-time parents. The measurements used in this study include the Parental Stress Scale (PSS), The PERMA-Profiler, and the Dyadic Coping Inventory (DCI). Data were obtained from 342 participants (N female = 307, M age = 27.97, SD age = 3.988). Data analysis using Hayes PROCESS showed that emotion-focused common dyadic coping can significantly moderate the relationship between parenting stress and well-being (b=0.1529, t=3.6358, p<0.001), while problem-focused common dyadic coping does not significantly moderate the relationship between parenting stress and well-being (b=0.0875, t=1.9146, p>0.05). This finding highlights the importance of the role of support from partners in the form of comforting, consoling each other, and engaging in activities together to protect the well-being of parents from the negative impact of parenting stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Andrini
"ABSTRAK
Setelah menikah dan memiliki anak, setiap pasangan suami istri memiliki peran
dan tanggungjawab bam yaitu sebagai orangtua. Menjadi orangtua tidak mudah karena
menuntut penyesuaian diri yang berkesinambungan. Proses-proses menjadi orangtua
dengan tujuan untuk mengarahkan anak menjaiani tiap tahapan perkembangar.nya
sehingga ia dapat bersosialisasi di masyarakat, disebut sebagai parenting (Hamner &
Turner, 1990).
Dalam menjaiani tjgas dan perannya tereebut muncul gangguan-gangguan yang
menimbulkan masalah. Salah satu gangguan dari parenting adalah peristiwa perceraian.
Perceraian dianggap setjagai peristiwa yang menimbulkan tekanan pada individu dan
memiliki dampak negatif pada penyesuaian diri (Moeljadi, 1991). Perceraian tidak saja
membah peran dan tanggungjawab suami istn tetapi juga keluarga sebagai keselumhan
sistem.
Dengan bercerai, terjadi bentuk keluarga bam yaitu Orangtua tunggal. Dikatakan
bahwa orangtua tunggal wanita iebih merasakan tekanan daripada orangUia tunggal
pria. Pada periode setahun pertama orangtua tunggal wanita mengaiami masa
penyesuaian diri yang tertjerat yaitu penyesuaian diri sebagai ibu yang mengasuh anak
dan pencari nafkah. Walaupun ada dampak negatifnya, perceraian dapat menjadi solusi
positif daripada memberi iingkungan yang bumk untuk anak. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan adanya perbaikan kualltas hidup orangtua tunggal wanita dan anakanaknya.
Bahkan ada beberapa keluarga orangtua tunggal wanita yang memiliki anakanak
berprestasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Iebih dalam faktor-faktor apa yang
mempengamhi parenting orangtua tunggal wanita yang bercerai . Bagaimana proses
yang terjadi sehingga ada orangtua tunggal yang sukses dan ada yang tidak. Penelitian
ini menggunakan teori model proses dari Jay Belsky (1984) untuk memudahkan proses
anallsa data.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara dan
observasi sebagai alat pengumpul data. Sampel yang digunakan 3 orang dengan kriteria
telah bercerai 1-5 tahun dan memiliki anak usia 3-8 tahun saat bercerai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengamhi parenting
adalah sejarah perkembangan, tenmasuk disini latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, hubungan perkawinan, hubungan dengan orang lain dan saudara,
pekerjaan, dan hal-hal yang dapat dianggap sebagai dukungan maupun tekanan.
Kepribadian menjadi faktor yang paling banyak menentukan parenting, sedangkan
karakteristik anak walaupun memiliki pengaaih tetapi tidak sebesar faktor kepribadian.
Hasil penelitian juga menunjukkan kekhasan dari masing-masing individu dalam
menjalankan perannya sebagai orangtua tunggal. Pola parenting yang sama dapat
dilatarbelakangi proses-proses yang berbeda. Faktor lain yang tidak disebutkan oleh Jay
Belsky maupun peneliti barat lainnya adalah faktor agama.
Hal yang disarankan untuk penelitian berikutnya adalah, meneliti responden
dengan karakteristik berbeda, maupun mengadakan perbandingan dengan budaya lain."
1998
S2728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Riandinar Djati
"ABSTRAK
Ibu yang berasal dari keluarga miskin sangat rentan mengalami stres, baik stres yang dialami karena keterbatasan ekonomi maupun stres yang disebabkan karena mengasuh anak. Stres yang dialami ibu, terutama stres yang terkait dalam pengasuhan (parenting stress) seringkali membawa dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang disebabkan oleh tingginya parenting stress adalah dysfunctional parenting. Hubungan negatif antara parenting stress dan dysfunctional parenting dapat dimoderasi oleh satu faktor protektif, yaitu dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parenting stress dan dysfunctional parenting serta efek moderasi dari dukungan sosial pada hubungan parenting stress dan dysfunctional parenting pada populasi ibu dari keluarga miskin. Penelitian ini dilakukan pada 113 partisipan yang berasal dari populasi keluarga miskin yang memiliki anak berusia 3-5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukannya peran moderasi dari dukungan sosial.

ABSTRACT
Mothers who live in poverty are vulnerable to parenting stress, which is caused by economic condition or child-rearing experience. Mothers who experience parenting stress will have negative impacts. One of the negative impacts of parenting stress is dysfunctional parenting. The relationship between parenting stress and dysfunctional parenting can be moderated by social support, which is our aim of study. This study conducted on 111 mothers living in poverty who had children aged 3-5 years. Result shows that parenting stress could predict dysfunctional parenting while there is no moderating effect of social support."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virra Priscilla Ayuningtyas
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai perbedaan tingkat parenting stress dan coping stress pada ayah dan ibu yang memiliki anak dengan autisme. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam proses pengumpulan data. Tingkat parenting stress diukur melalui Parenting Stress Index-Short Form PSI-SF dan coping stress melalui Brief COPE. Partisipan penelitian ini berjumlah 37 pasang ayah dan ibu yang memiliki anak dengan autisme. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan parenting stress p = 0.850, p > 0.05 dan coping stress p = 0.899, p > 0.05 yang pada ayah dan ibu yang memiliki anak dengan autisme.

ABSTRACT
This research was conducted to decrypt the differences of parenting stress and coping stress in fathers and mothers of children with autism. This research used quantitative and qualitative design for collecting data. Level of parenting stress was measured by Parenting Stress Index Short Form PSI SF and coping stress was measured by Brief COPE. The participants of this research are 37 pairs of fathers and mothers of children with autism. The main result of this research showed that there are no differences of parenting stress p 0.850, p 0.05 and coping stress p 0.899, p 0.05 on fathers and mothers of children with autism."
2017
S68739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivolinggo Pamudji
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Aulia Rahma
"Kepuasan pernikahan merupakan faktor penting dalam keberfungsian keluarga dan perkembangan anak. Akan tetapi, banyak penelitian menemukan bahwa terutama pada ibu, kepuasan pernikahan menurun drastis pada awal menjadi orangtua ketika anak berusia 0-5 tahun. Salah satu penyebab penurunan ini adalah stres pengasuhan yang diakibatkan oleh bertambahnya peran serta beban pengasuhan anak usia 0-5 tahun yang berat dan intens.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepuasan pernikahan dan stres pengasuhan pada ibu yang memiliki anak berusia 0-5 tahun yang dalam pengasuhannya ikut melibatkan kakek nenek. Kepuasan pernikahan diukur menggunakan ENRICH Marital Satisfaction scale dan stres pengasuhan diukur menggunakan PSI-SF. Sebanyak 154 data partisipan di Jabodetabek telah terkumpul dengan rata-rata usia 27 tahun dan usia anak 15 bulan.
Menggunakan teknik analisa statistik korelasi Pearson didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara variabel kepuasan pernikahan dan variabel stres pengasuhan r = -.615, p < 0.01 di mana semakin rendah kepuasan pernikahan maka semakin tinggi stres pengasuhan, dan sebaliknya. Selain itu, didapatkan pula perbedaan stres pengasuhan yang signifikan antara ibu bekerja dan tidak bekerja berdasarkan hasil analisis menggunakan independent t-test. Alasan dari temuan penelitian didiskusikan lebih lanjut berkaitan dengan keterlibatan kakek nenek dalam pengasuhan.

Marital satisfaction is one of important factors that can affect family functioning and child development. Studies found that parenting stress is one of important factors affecting individuals marital satisfaction. The current study aims to examine the correlation between marital satisfaction and parenting stress of mothers whose first childs age ranging from 0-5 years old that coresident with grandparents.
In this study, the marital satisfaction variable was measured using ENRICH Marital Satisfaction scale and parenting stress variable was measured using PSI SF. Pearson correlation was done to analyze data of 154 participants age mean 27 years old, childs age mean 15 months.
The result shows that there are negatively significant correlation between marital satisfaction and parenting stress r .615, p 0.01, which means that mothers high marital satisfaction is associated with low parenting stress, and vice versa. This study also found that employed mother scored lower in parenting stress in comparison to stay at home mother using independent test technique. Explanations of current result related with grandparenting were discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>