Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71468 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira H. Suparto
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Abednego Kristariyanto
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemilihan pasangan pada perempuan dewasa muda dilihat dari sudut pandang psikologi evolusi. Ahli psikologi evolusi telah mengemukakan bahwa sexual attractiveness yang dimiliki seseorang merupakan penunjuk potensi reproduksinya. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dengan partisipan memilih stimulus gambar ukuran tubuh normal dan tidak normal untuk dijadikan pasangannya. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa perempuan berusia 18 - 25 tahun, yang berasal dari daerah rural dan daerah urban.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan antara kelompok yang mendapat stimulus gambar laki-laki dengan body attractiveness ukuran tubuh normal dengan kelompok yang mendapatkan stimulus gambar laki-laki dengan body attractiveness ukuran tubuh tidak normal pada pemilihan pasangan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa body attractiveness laki-laki dengan ukuran tubuh normal lebih banyak dipilih pada daerah urban.

This study was conducted to determine the mate selection of young adult women from the perspective of evolutionary psychology. Evolutionary psychologists have suggested that sexual attractiveness is an indicator of one's own reproductive potential. This research was conducted with an experimental method with participants selecting the stimulus image body size is normal and not normal to be a partner. Participants in this study were female students aged 18-25 years, who come from rural areas and urban areas.
The results showed that there were significant differences between the groups that received stimulus pictures of men with body attractiveness normal body size with the group receiving the stimulus pictures of men with body attractiveness abnormal body size in mate selection. The results also showed that body attractiveness of men with normal body size were chosen in urban areas.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Eka Pratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh style penggunaan makeup wanita terhadap kecenderungan pria untuk memilih wanita yang menggunakan makeup tersebut sebagai pasangannya. Menurut teori evolusi, facial attractiveness berperan sebagai sexual weapon dan sexual ornament dalam strategi pemilihan pasangan. Makeup diketahui dapat memanipulasi facial attractiveness, sehingga besar kemungkinan penggunaan makeup merupakan tool yang efektif bagi wanita dalam menjalankan strategi pemilihan pasangan. Pada penelitian ini, tiga variasi style makeup (tanpa makeup, daytime makeup, after dark beauty makeup) ditentukan berdasarkan pilot study, menghasilkan tiga set foto wanita dengan ketiga variasi makeup yang masing-masing setnya berisi tujuh foto. Pengukuran kecenderungan pria memilih pasangan diukur dengan menggunakan alat ukur Romantic Desirability (Buss & Hill, 2008) dalam bentuk kuesioner. Partisipan dalam penelitian ini adalah Pria berusia 19-40 tahun, tidak sedang menjalin hubungan romantis, heteroseksual, dan tidak mengenal subjek dalam foto secara pribadi dengan jumlah partisipan 90 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari style penggunaan makeup terhadap kecenderungan pria memilih pasangan F(2, 87) = 2,018, p 0,14 > 0,05. Oleh karena itu, style penggunaan makeup bukan merupakan aspek penting bagi wanita dalam melakukan strategi pemilihan pasangan.

This study examined the effect of females? makeup style toward male tendency to choose the makeup wearer as their potential mate. According to evolution theory, facial attractiveness held a role as sexual weapon and sexual ornament in mating strategy. Makeup is capable of manipulating facial attractiveness, so it is likely that makeup can be used as an effective tool for female to work on their mating strategy. In this study, three variations of makeup style (no makeup, daytime makeup, after dark beauty makeup) were decided by pilot study, produced three sets of photos of each makeup variations. Every set consist of seven female photos. Male tendency to choose potential mate measured by using romantic desirability questionnaire (Buss & Hill, 2008). Participants of this study are male within the age range of 19-40, currently not in a relationship, heterosexual, and not personally familiar with any subject of the photos. Total participants are 90 subjects. The result of this study shows that there is no significant effect of makeup style towards male tendency to choose their potential mate F(2, 87) = 2,018, p 0,14 > 0,05. Thus, makeup style is not an important aspect for female to work on their mating strategy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aysha Arkya
"[ABSTRAK
Membentuk hubungan romantis berupa pernikahan adalah tugas perkembangan dewasa muda. Pola pernikahan di Jakarta dan sekitarnya pada masa kini menunjukkan bahwa individu juga menikah atas keputusannya sendiri selain faktor eksternal seperti lingkungan dan keluarga. Faktor individual yang diketahui memprediksi desakan menikah adalah relationship contingency of self-worth. Selain itu, alasan individual untuk menikah yang ditemukan di masa kini berdasar pada cinta yang dirasakan pada pasangan (Sprecher & Hatfield, 2015) dan keyakinan-keyakinan tentang pernikahan (Berry, 2012) yang digambarkan oleh romantic beliefs. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui apakah relationship contingency of self-worth dan romantic beliefs memprediksi desakan menikah pada dewasa muda di Jakarta dan sekitarnya. Penelitian dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 212 orang. Ditemukan bahwa model multiple regression relationship contingency of self worth dan romantic beliefs memprediksi desakan menikah secara signifikan. Model relationship contingency of self-worth memprediksi desakan menikah secara signifikan, sedangkan model romantic beliefs tidak memprediksi desakan menikah secara signifikan. Ditemukan juga bahwa tiga dimensi romantic beliefs berkorelasi positif dengan desakan menikah secara signifikan. Dimensi-dimensi tersebut adalah love finds a way, idealization, dan love at first sight.

ABSTRACT
;Establishing romantic relationship in the form of marriage is a developmental task for young adults. Marriage patterns in Greater Jakarta have shown that young adults in the present day also marry as an individual decision other than external factors such as social environment and family. Individual factor that has known predicting mate urgency is relationship contingency of self-worth. Another individual reason to mate that is found lately is based on love (Sprecher & Hatfield, 2015) and beliefs about marriage (Berry, 2012) that is explained as romantic beliefs. This research aims to examine the prediction of relationship contingency of self-worth and romantic beliefs toward mate urgency on young adults in Greater Jakarta. This research gathered 212 respondents. It was found that multiple regression model of relationship contingency of self worth and romantic beliefs predicted mate urgency significantly. Relationship contingency of self-worth model predicted mate urgency significantly while romantic beliefs model did not predict mate urgency significantly. It was also found that three dimensions of romantic beliefs have a positive correlation with mate urgency. Those dimensions are love finds a way, idealization, and love at first sight., Establishing romantic relationship in the form of marriage is a developmental task for young adults. Marriage patterns in Greater Jakarta have shown that young adults in the present day also marry as an individual decision other than external factors such as social environment and family. Individual factor that has known predicting mate urgency is relationship contingency of self-worth. Another individual reason to mate that is found lately is based on love (Sprecher & Hatfield, 2015) and beliefs about marriage (Berry, 2012) that is explained as romantic beliefs. This research aims to examine the prediction of relationship contingency of self-worth and romantic beliefs toward mate urgency on young adults in Greater Jakarta. This research gathered 212 respondents. It was found that multiple regression model of relationship contingency of self worth and romantic beliefs predicted mate urgency significantly. Relationship contingency of self-worth model predicted mate urgency significantly while romantic beliefs model did not predict mate urgency significantly. It was also found that three dimensions of romantic beliefs have a positive correlation with mate urgency. Those dimensions are love finds a way, idealization, and love at first sight.]
"
[;Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia], 2015
S59832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fein, Ellen.,
New York: Warner Books, 1997
646.77 FEI r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ferber, Edna
New York: Doubleday & Company, INC, 1963
928.1 FER k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rosenberg, Helena Hacker
New York: Harper Collins , 1998
646.77 ROS h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Astridiyaningwati
"Lingkungan perusahaan telah mengenal konsep Return on Investment (ROI) yang merupakan suatu cara untuk menghitung return yang diterima oleh suatu perusahaan atas suatu investasi. Perhitungan atas ROI digunakan untuk menilai keuntungan atau hasil yang diperoleh suatu organisasi ams aktivims usahanyu. Unluk dapat menghitung nilai ROL diperlukan data nilai pendapatan, nilai beban dan nilai investasi yang dapat diperoleh dari Iaporan keuangan tahunan perusahaan. Berdasarkan rumus penghitungan, R0I dapat dinilai bila terdapat unsur pendapatan, dan nilni investasi. Dengan demikian banyak hal yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus ROI, salah satunya adalah aktivitas staffing dalam departemen SDM.
Staffing merupakan fungsi utama darl departemen SDM. Melalui staffing departemen SDM melakukan aktivitas acquiring, deploying, dan retaining/maintaining yang bertuj uan untuk merekrut dan mempertahankan karyawan dalam suatu perusahaan. Dalam perusahaan manapun, sumber daya manusia menjadi perhatian utama, karena itu Staffing sebagai kegiatan yang memfasilitasi pengadaan dan pengelolaan SDM perlu diberi perhatian secara khusus.
Sebagai bagian yang mengelola surnber daya manusia, departemen SDM menginvestasikan sesuatu untuk pengelolaan SDM. Investasi tersebut diberikan untuk menjalankan aktivitas acquiring; deploying dan retaining/maintatining. Mengingat kegiatan staffing merupakan suatu investasi, maka perlu dilakukan perhitungan untuk melihat return atas kegiatan tersebut. Penilaian atas kegiatan staffing dilakukan dengan rumus Return on Staffing Investment (ROSD yang dikembangkan dari rumus dasar Return on Investment (ROD yang dikemukakan oleh Feibel (2003).
Perhitungan ROSI dihasilkan dengan membandingkan keuntungan yang diterima perusahaan dengan investasi yang dikeluarkan untuk kegiatan staffing, misalnya biaya rekrutmen den seleksi; biaya penempatan; biaya penjalanan dinas; biaya pelatihan; biaya imbal jasa, dan biaya lain yang terkait dengan staffing. Melalui perhitungan ROSI ini dapat dinilai efektivitas kinerja departemen SDM sebagai pengelola sumber daya manusia. Selain menilai return atas kegiatan staffing seluruh perusahaan, rumus ROSI dapat digunakan secara khusus untuk menilai efektivitas staffing dalam bagian-bagian tertentu dalam perusahaan yang dinilai sebagai profit center bagi perusahaan.
Selama ini pengukuran atas kegiatan staffing dilakukan dengan mengukur masing-masing kegiatan secara terpisah, misalnya mengukur efektivitas kegiatan pelatihan dengan menggunakan Return on Training Investment (ROTD; mengukur efektivitas kegiatan rekrutmen dan seleksi melalui perhitungan waktu pemenuhan posisi yang kosong. Melalui penelitian ROSI ini diharapkan dapat diberikan suatu cara untuk menilai kegiatan dalam departernen SDM sebagai suatu kesatuan.
Efektivitas kegiatan departemen SDM, yang dinilai melalui perhitungan ROSI, dapat digunakan untuk mengevaluasi program-program yang dilaksanakan departemen SDM. Melalui hasil evaluasi, departemen SDM dapat menentukan perbaikan dan pengembangan yang diperlukan atas program-program yang dijalankan. Dalam lingkup yang lebih besar, hasil ROSI dapat membantu pihak manajemen untuk menentukan strategi bisnis perusahaan. Sebagai tindak lanjut hasil penelitian ROSI dalam Karya Akhir ini, kedepannya dapat dikembangkan untuk menghitung Human Capital dalam suatu perusahaan.

In macro economic, Return on Investment (ROI) is a well known concept, used to calculate return from an investment made by an organization. ROI used to evaluate protit or gain received by an organization from its operational activity. Revenue, cost and investment data from financial statement are used to calculate ROI. From the formula, we can conclude that ROI calculation can be done if we know the revenue and investment made. One thing we can count using ROI formula is staffing activity in human resource department.
Staffing is the main function of human resource department. In staffing there are acquiring, deploying and retaining/maintaining activities, which are activities to get and maintain employee in a company. In all organization, work force become the primary focus of the management, that is why staffing as an activity that facilitate supply and organize Work force, need special consideration.
As a department that organize the work force, HR department need some investment to do their role in an organization. The investment used to do the acquiring, deploying and retaining/maintaining activities. Since staffing activity is an investment, it?s required to evaluate the result of the investment. Return on Staffing Investment (ROSI) formula, which is adopted from Return on Investment (ROI) formula from Feibel (2003) used to evaluate the staffing activity.
ROSI evaluation came from comparing gain received by company and investment made for staffing activities, such as recruitment and selection cost, deployment cost, traveling cost, training and development cost, compensation and benefit cost, and other cost spent for staffing activity. From the ROSI evaluation, we know the effectiveness of HR department performance in organizing work force. Beside evaluate return from staffing activity, ROSI formula can be used to evaluate staffing effectiveness in certain department in the company that considered as a profit center.
This far, the evaluation of staffing activity done separately for every activity in HR department, such as evaluate the effectiveness of a training program using Return on Training Investment (ROTI), evaluate the recruitment and selection activity by calculate the time spent to fill empty position. ROSI research can be used as a way to evaluate all activities in HR department as one activity.
The effectiveness evaluation of human resource department activity through ROSI, can be used to evaluate other programs in HR department. From the evaluation, HR department can decide improvement and development needed in every program. In bigger scope, ROSI can help management in making business strategic decision. From the ROSI evaluation, the result can be used for further research in counting the Human Capital Value in a company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Budiarty
"ABSTRAK
Industri ISIC 384 adalah industri alat-alat pengangkutan di Indonesia yang keberlangsungannya telah cukup lama. Dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap industri ini sampai pada kesimpulan bahwa industri ini tidak efisien. Hasil yang sama diperoleh dari temuan studi "Analisis penyerapan pekerja ditinjau dari produktivitas, dan skala ekonomis, serta elastisitas subtitusi pada industri alat-alat pengangkutan ISIC 384".
Berdasarkan temuan studi ketidakefisienan dalam industri 384 diindikasikan dengan merosotnya laju kemajuan teknologinya atau dengan kata lain semakin tidak efisiennya input dalam menghasilkan output. Ketidakefisienan tersebut mencerminkan pemanfaatan input yang ada belum optimal. Merosotnya laju kemajuan teknologi menjadi penyebab utama dari kemunduran atau kelesuan produktivitas total, Akibatnya arah dan laju kemajuan teknologi lebih banyak menentukan arah dan besarnya laju perkembangan produktivitas total. Sementara itu, skala ekonomis hanya menentukan besarnya skala produksi minimum yang paling efisien. Dengan demikian skala ekonomis hanya menentukan besarnya laju kemajuan dan kemunduran produktivitas total.
Gejala kecenderungan menurunnya dugaan skala ekonomis dalam industri 384 menunjukkan semakin membesarnya skala produksi sehingga didapatkan skala ekonomis. Membesarnya skala produksi diikuti penurunan penyerapan pekerja dan peningkatan pemanfaatan barang modal. Prinsip subtitusi terjadi dalam industri ini, nilai-nilai yang diperoleh dari perhitungan elastisitas subtitusi parsial antara barang
modal dan pekerja produksi, dalam identitas industri manapun, besaran elastisitas secara parsialnya selalu lebih besar satu. Dari hasil perhitungan tersebut disimpulkan bahwa pekerja produksi dan barang modal mempunyai kemampuan subtuitusi paling tinggi
Peningkatan pemanfaatan barang modal yang cenderung mengurangi penggunaan pekerja terutama pekerja produksi mengimplikasikan terjadinya penurunan permintaan pekerja dalam industri ini. Dengan kondisi negara yang kelebihan penawaran tenaga kerja keadaan ini sungguh tidaklah menggembirakan. Mengingat setiap industri diharapkan dapat membantu terlaksananya kebijakan padat karya. Untuk itu perlu pemikiran langkah-langkah untuk mempertahankan penyerapan pekerja dalam industri 384 dengan meningkatkan laju kemajuan tehnologi, yang tidak hanya terwujud pada barang modal saja tetapi juga pada pekerja, perbaikan manajemen industri, investasi sumber daya manusia pada karyawan diluar yang menangani mesin-mesin baru atau pemakaian alat-alat yang dapat membantu efesiensi kerja. Sementara itu diharapkan tidak terjadi peningkatan harga pekerja produksi, mengingat peningkatan harga akan mengurangi pangsa biaya pekerja produksi dan pada harga pekerja produksi tetap akan mengurangi permintaan pekerja produksi. Selain kedua hal diatas perlu pemikiran pula untuk memperluas output industri ISIC 384, perluasan output akan mengurangi pangsa biaya barang modal dan meningkatkan pangsa biaya pekerja produksi dan akan terjadi efesiensi kapital. Perluasan output akan berimplikasi perluasan pangsa pasar industri dan dapat diupayakan pada industri yang berorientasi ke pasar dengan memperhatikan faktor: selera, daya beli dan jenis produk."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Lucia
"Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia telah membentuk suatu Tim Pemilih Bahan Pustaka sejak tahun 1990 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Dekan Fakultas Sastra Universitas Indonesia No. 0553/PT02/H4.FS/Q/1990 tentang Tim Pemilih Bahan Pustaka FSUI. Tim Pemilih ini bertugas untuk memilih bahan pustaka yang cocok bagi pemakai jasa perpustakaan dalam lingkungan Fakultas Sastra UIPada skripsi ini, penulis mencoba untuk mengevaluasi kebijakan dan tata cara pemilihan buku sejak tahun 1990. Komponen yang dievaluasi antara lain mengenai kebijakan pemilihan yang ada di Perpustakaan FSUI, kriteria pemilihan yang ditetapkan oleh anggota Tim Pemilih Bahan Pustaka, alat bantu seleksi yang digunakan, prosedur pemilihan, alokasi dana untuk pembelian buku Berta penentu akhir dalam pemilihan.Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tata cara pemilihan buku di Perpustakaan Fakultas Sastra cukup baik dengan penentu akhir apakah buku yang diusulkan jadi dipesan atau tidak adalah wewenang Kepala Perpustakaan. Satu kekurangan yang ada di Perpustakaan FSUI adalah belum memiliki kebijakan pengembangan yang tertulis. Namun secara umum kebijakan dan tata cara pemilihan buku di perpustakaan FSUI telah cukup baik.."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S15373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>