Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191151 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulvianti Zulyadi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
S2396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwi Pangastuti Marhaeni
"Pada dasa warsa ini banyak fenomena sosial yang terjadi dilingkungan masyarakat kita. Salah satu diantaranya adalah dengan semakin terbukanya kesempatan mencari pekerjaan bagi wanita, yang mengakibatkan berubahnya pola berpikir dan pola hidup mereka. Perubahan sikap wanita ini secara tidak langsung menimbulkan masalah-masalah dalam keluarga khususnya yang berkaitan dengan pendidikan anak. Disinyalir waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan keluarga dirumah bagi wanita bekerja cenderung akan berkurang, sehingga komunikasi dengan anak dengan sendirinya akan berkurang pula. Kondisi semacam ini akan berbeda dengan yang dialami wanita yang tidak bekerja, mereka mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berkumpul bersama anak-anaknya. Namun demikian pada kenyataannya wanita yang tidak bekerja justru banyak mempunyai kegiatan-kegiatan diluar rumah sehingga komunikasi dengan anak berkurang pula.
Penelitian ini akan mengungkapkan apakah pola komunikasi suami istri antara keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja berpengaruh terhadap prestasi belajar. Kemudian juga untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pole komunikasi suami istri pads keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja. Karena dalam penelitian ini yang diukur adalah persepsi anak maka sebagai sampel diambil anak-anak SD kiss VI di daerah Ciputat Kab.Tangerang, Jawa-Barat sebanyak 150 siswa, dengan komposisi 75 anak dari ibu bekerja dan 75 anak dari ibu tidak bekerja. Sedangkan teknik pengukurannya dilakukan dengan cara Stratified Random Sampling. Sedangkan pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Melalui analisa statistik diketahui bahwa pola komunikasi suami istri tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Kemudian juga tidak ada perbedaan pola komunikasi suami istri antara keluarga ibu bekerja maupun tidak bekerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-4490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erlin Tirtaonggana
"Kehadiran seorang anak sangat diharapkan oleh sebagian besar pasangan suami istri,
tetapi pada kenyataannya ada pasangan suami istri yang mengalami masalah infertilitas
sehingga mereka belum mempunyai anak. Masalah infcrtilitas mcmpunyai cfck psikologis
yang signifikan baik pada suami maupun istri. Dalam situasi penuh tekanan seperti itu
seseorang akan berusaha melakukan coping untuk mengatasi efek masalah infertilitas
tersebut. Masalah infertilitas juga mempengaruhi hubungan pasangan suami istri, termasuk
kepuasan pernikahan mereka.
Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana penghayatan
suami maupun istri terhadap masalah infertilitas? Bagaimana coping yang dilakukan oleh
suami dan istri dalam menghadapi masalah infertilitas ini? Bagaimana pengaruh dari masalah
infertilitas ini terhadap hubungan suami istri? Untuk menjawab permasalahan penelitian
tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan rnetode wawancara. Penelitian
ini melibatkan empat partisipan penelitian ( dua pasangan suami istri) yang sudah menikah
minimal tiga tahun tetapi bel urn mempunyai anak dan tidak mengasuh anak orang Jain.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa temyata kedua suami tidak menganggap
masalah infertilitas sebagai suatu masalah besar. Sementara kedua istri lebih banyak
mengalami emosi negatif, seperti sedih, marah, takut, kecewa dan bahkan juga ada yang
menarik diri dari pcrgaulan. Kedua pasangan suami istri melakukan strategi coping aktif
dengan menjalani pemeriksaan dan perawatan infertilitas, akan tetapi kurangnya keterlibatan
suami dalam hal ini menjadi masalah pada salah satu pasangan. Pasangan juga berusaha
untuk mencari dukungan sosial berupa informasi maupun dukungan emosional dari keluarga
dan ternan. Mereka juga berusaha untuk melihat rnasalah ini secara lebih positif. Temyata
ketidakhadiran anak tidak menjadi faktor utama yang mengurangi kepuasan pernikahan
karena ada faktor lain yaitu sifat dan tingkah laku pasangan yang lebih banyak dikeluhkan."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuliawati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S2265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefan Nicolaas Christian Mansyhur
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara dyadic coping dan resiliensi keluarga pada suami/istri dari pasien kanker. Lima puluh suami/istri dari pasien kanker menjadi partisipan dalam penelitian kali ini dengan mengisi kuesioner dyadic coping dan resiliensi keluarga. Dyadic coping diukur dengan menggunakan Dyadic Coping Inventories dari Bodenmann (2007). Resiliensi keluarga diukur melalui Family Resilience Assessment Scale yang dibuat oleh Sixbey (2005) dan dikembangkan oleh Lum (2008). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara dyadic coping dan resiliensi keluarga pada suami/istri dari pasien kanker. Selain itu, partisipan dalam penelitian ini memliki skor dyadic coping dan resiliensi keluarga yang cukup tinggi.

This research was conducted to investigate the correlation between dyadic coping and family resilience in cancer patient's spouse. 50 cancer patient's spouse were completed all questionnaires of dyadic coping and family resilience. Dyadic coping was measured by Dyadic Coping Inventory (DCI) which was constructed by Bodenmann (2007). Family resilence was measured by Family Resilience Assessment Scale which was constructed by Sixbey (2005) and developed by Lum (2008). The results show that there was a relationship between dyadic coping and family resilience in cancer patient's spouse. Besides, participant in this research had a mildly-high score of dyadic coping and family resilience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanna Domikus
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku sosioemosional
dan tahap perkawinan dengan kepuasan perkawinan. Pengujian hipotesis dilakukan
terhadap 258 subyek, yang terdiri dari 129 pasangan suami-isteri. Hasil penelitian secara
umum menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat antara perilaku sosioemosional,
baik yang diberikan maupun yang diterima subyek dengan kepuasan perkawinan. Derajat
hubungan itu sendiri berbeda antar tahap perkawinan, di mana hubungan terkuat
ditemukan pada tahap perkawinan 4 (21 - 30 tahun usia perkawinan) dan makin melemah
berturut-turut pada tahap 3 ( 1 3 - 2 0 tahun usia perkawinan), tahap 2 (3 - 12 tahun usia
perkawinan), dan tahap 1 (kurang dari atau sama dengan 2 tahun usia perkawinan).
Penelitian ini juga menemukan sumbangan yang cukup besar dari perilaku
sosioemosional terhadap kepuasan perkawinan. Jika dilihat berdasarkan tahap
perkawinan, pada perilaku sosioemosional yang diberikan subyek, sumbangan terbesar
terjadi pada tahap perkawinan 4, dan makin mengecil pada tahap 3, tahap 2, dan tahap 1.
Sedangkan pada perilaku sosioemosional yang diterima subyek, sumbangan terbesar
terjadi pada tahap 3, dan semakin mengecil pada tahap 4, tahap 2, dan tahap 1. Sesuai
dengan teori pertukaran sosial, temuan ini menegaskan bahwa perilaku positif dan minat
seksual merupakan ganjaran yang menimbulkan daya tarik bagi perkawinan, sedangkan
perilaku negatif bertindak sebagai biaya yang akan mengurangi daya tarik perkawinan.
Pengujian terhadap hubungan antara perilaku sosioemosional antara suami dan isteri
menghasilkan temuan bahwa jika ditinjau dari perilaku sosioemosional yang diberikan
subyek, hubungan terkuat terjadi antar perilaku positif, dan diikuti berturut-turut oleh
minat seksual dan perilaku negatif. Sedangkan pada perilaku sosioemosional yang
diterima subyek, hubungan yang terjadi adalah sama kuat, baik pada perilaku positif,
minat seksual, maupun perilaku negatif. Temuan ini kiranya mendukung teori tentang
resiprositas dalam perkawinan, di mana jika suami menunjukkan perilaku positif kepada
isteri, maka isteri akan cenderung ?membalas? berlaku positif kepada suaminya, dan
sebaliknya.
Hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan perilaku sosioemosional antar
tahap perkawinan ternyata tidak sepenuhnya terbukti. Perbedaan hanya ditemukan pada
dimensi perilaku positif dan minat seksual antara tahap 1 dengan tahap 2, tahap 1 dengan
tahap 3, dan tahap I dengan tahap 4. Keduanya menunjukkan bahwa tingkat perilaku
positif dan minat seksual tertinggi terjadi pada tahap perkawinan 1.
Akan halnya variabel kepuasan perkawinan, terbukti bahwa perbedaan kepuasan
perkawinan hanya terjadi antara tahap perkawinan 1 dan tahap 2, dimana tingkat
kepuasan perkawinan pada tahap 1 lebih tinggi daripada tahap 2. Sedangkan untuk
kepuasan perkawinan antara suami dan isteri, penelitian ini tidak menemukan
perbedaannya."
2002
T38570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agni Aflikhiya Sari
"Pandemi COVID-19 membawa berbagai dampak masalah psikologis kepada pasangan menikah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kebosanan, religious coping, dan traits kepribadian dengan kepuasan perkawinan selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Partisipan terdiri dari 287 orang Indonesia berstatus menikah, terdiri dari 199 perempuan dan 88 laki-laki (usia 20-65 tahun). Pengukuran dilakukan dengan ENRICH Marital Satisfaction (EMS), State Boredom Measure (SBM), Iranian Religious Coping (IRCOPE), dan IPIP-BFM-25 Indonesia. Data di analisis dengan Pearson’s correlation. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif antara kebosanan dan kepuasan perkawinan, ada korelasi positif antara semua traits kepribadian (emotional stability, conscientiousness, intellect, extraversion, agreeableness) dan kepuasan perkawinan, dan tidak ada korelasi antara religious coping (benevolent reappraisal, religious practice, active religious coping, passive religious coping, negative feelings toward God) dan kepuasan perkawinan. Implikasi praktis dari hasil penelitian adalah untuk memperhatikan pentingnya mengatasi kebosanan dan mengembangkan religious coping yang tepat agar dapat meningkatkan kepuasan perkawinan di masa pandemi dan selanjutnya.

COVID-19 pandemic cause psychological problems for marital couple. This study investigated the relationship between boredom, religious coping, and personality traits with marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia. Participants were 287 married individuals (20-65 years old), consisting 199 women and 88 men, living in Indonesia. Data were collected through online survey forms using ENRICH Marital Satisfaction (EMS), State Boredom Measure (SBM), Iran Religiousitas Coping (IRCOPE), and Personality Traits (IPIP-BFM-25 Indonesia). The results showed a negative correlation between boredom and marital satisfaction and positive correlations between personality traits (emotional stability, conscientiousness, intellect, extraversion, agreeableness) and marital satisfaction. However, there was no significant correlation between religious coping (benevolent reappraisal, religious practice, active religious coping, passive religious coping, negative feelings toward God) and marital satisfaction. The result showed the importance of overcoming boredom and develop the right religious coping to improve marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Rizky Rosyani
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara resiliensi dan coping pada pasien kanker. Sebanyak 70 pasien kanker menjadi partisipan dalam studi ini dengan mengisi kuisioner resiliensi dan coping. Resiliensi diukur dengan menggunakan The 14-Item Resilience Scale (RS-14) yang disusun oleh Wagnild dan Young (2009). Skor terendah dalam pengukuran resiliensi adalah sebesar 36 dan yang tertinggi adalah 53, sementara itu rata-rata skor menunjukkan skor 43,38. Selanjutnya, coping diukur dengan menggunakan alat ukur Brief COPE yang dibuat oleh Carver (1997) berdasarkan teori Lazarus dan Folkman (1984). Skor terendah dalam pengukuran coping adalah sebesar 57 dan yang tertinggi adalah 87, sementara itu rata-rata skor menunjukkan skor 72,14. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang positif dan signifikan antara coping dan resiliensi. Selain itu ditemukan bahwa resiliensi berhubungan lebih erat dengan jenis emotion-focused coping.

This research was done to see the relationship between coping & resilience toward cancer patient. 70 cancer patients participated in this study by completing the questionnaires on resilience and coping. Resilience was measured by The 14- Item Resilience Scale (RS-14) measurement created by Wagnild and Young (2009). The lowest score is 36, while the highest score is 53. Beside that, the sample mean in Resilience Scale measurement is 43,38. Coping was measured by the Brief COPE measurement created by Carver (1997) based on Lazarus and Folkman's theories. The lowest score is 57, while the highest score is 87. Beside that, the sample mean in Brief COPE measurement is 72,14. The result of this research shows the existence of positive & significant correlation between resilience and coping. Other than that, the result of the research also show a higher correlation between resilience and emotion focused coping."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S45678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>