Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214938 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vidiana Novi Pahlevi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S2347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Larasaty
"Kecemasan timbul akibat adanya stressor yang dirasakan oleh setiap individu. Salah satu individu yang rentan mengalami kecemasan yaitu seorang atlet. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada atlet hockey dalam menghadapi pertandingan. Desain penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 65 responden menggunakan teknik total sampling. Metode pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 73,85 atlet mengalami kecemasan dengan tingkat agak tinggi-tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat hubungan antara lamanya atlet bermain hockey, pengalaman bertanding, lawan bertanding dan cuaca dengan kecemasan pada atlet hockey dalam menghadapi pertandingan p value.

The factors associated with anxiety of hockey athletes in facing the match. Anxiety arises due to the stressor felt by each individual. One of the most vulnerable individuals experiencing anxiety is the athlete. Purpose of this study is to find out the factors associated with anxiety of hockey athletes in facing the match. The research design is Cross Sectional with the total sample is 65 respondents using total sampling technique. Data collection method by filling questionnaire.
The results showed that 73,85 of athletes experienced anxiety with a rather high ndash high level. The statistical analysis shows that there is a relationship between the length of athletes playing hockey, the experience of match, the opponent of the game, and the weather, with anxiety of hockey athletes in facing the match p value 0.05. The researcher recommends to Universitas Indonesia 39s Student Sports Sub division to make training on sports psychology management to help prevent or reduce sports anxiety felt by athletes in the game.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetengean, Bobby Joshia
"Prestasi atlet tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik dan faktor teknis, tetapi juga faktor psikologis. Faktor psikologis mempunyai pengaruh yang besar terhadap pencapaian prestasi atlet tingkat internasional. Kemenangan yang diraih oleh atlet pada kejuaraan tingkat dunia terkadang ditentukan oleh beberapa faktor psikologis tertentu. Gunarsa menyatakan bahwa sedikitnya ada dua faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi yang dicapai oleh atlet yaitu 1 tingkat kecemasan dasar yang dirasakan oleh atlet dan motivasi yang ditunjukkannya dalam bentuk achievement goal yang dipersepsikan oleh atlet.
Kecemasan dasar adalah kecemasan yang berhubungan dengan karakter atlet dalam menanggapi situasi kompetisi yang ketat. Semakin tinggi tingkat kecemasan dasar atlet semakin rendah prestasi yang dicapainya, sebaliknya semakin rendah tingkat kecemasan dasar atlet semakin tinggi prestasinya. Tingkat kecemasan dasar yang tinggi mempunyai pengaruh yang besar terhadap penurunan faktor fisik dan faktor teknis yang ditampilkan oleh atlet.
Achievement goal adalah persepsi atlet mengenai tujuan pencapaian prestasinya. Ada dua bentuk umum achievement goal yaitu 1 orientasi ego (ego orientation) dan orientasi tugas (task orientation). Atlet yang memiliki kecenderungan persepsi orientasi ego akan mengembangkan tujuan prestasi yang selalu ingin menampilkan kemampuannya dihadapan lawan-lawannya. Atlet yang memiliki kecenderungan persepsi orientasi tugas akan mengembangkan tujuan prestasi yang menekankan pada usaha untuk menguasai suatu teknik bermain atau tugas tertentu. Atlet yang dominan dalam salah satu kecenderungan orientasi achievement goal akan mengembangkan persepsi yang berbeda mengenai tujuan pencapaian prestasinya.
Sehubungan dengan pengaruh yang dimiliki oleh kecemasan dasar dan achievement goal terhadap prestasi atlet, maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah prestasi atlet bulutangkis Indonesia berhubungan secara signifikan dengan kecemasan dasar dan achievement goal. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui variabel yang merupakan peramal terbaik bagi prestasi atlet bulutangkis Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi kemajuan prestasi atlet bulutangkis Indonesia dan mengetahui secara spesifik masalah yang berkaitan dengan tingkat kecemasan dasar dan achievement goal yang dapat mempengaruhi kemajuan prestasi atlet. Penelitian dilakukan terhadap 40 atlet (25 putra dan 15 putri) Pelatnas bulutangkis di Cipayung, Jakarta. Teknik pengambilan subyek penelitian adalah populasi. Alat ukur yang digunakan adalah Sport Competitive Anxiety Test (SCAT) untuk mengukur kecemasan dasar, Task and Ego Orientation Sport Quesxionnaire (YEOSQ) untuk mengukur achievement goal, dan data mengenai prestasi yang diraih oleh atlet Pelatnas bulutangkis Indonesia selama satu tahun (1997) mengikuti kejuaraan nasional dan intemasional. Sebelum data diolah lebih lanjut, peneliti melakukan penyaringan (Screening) data.
Pengolahan data dengan menggunakan teknik Pearson product moment menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dasar dengan prestasi atlet bulutangkis Indonesia dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara achievement goal dengan prestasi atlet bulutangkis Indonesia. Selain itu dengan menggunakan teknik multiple regression diperoleh hasil bahwa variabel yang memberi kontribusi terbesar bagi peramalan prestasi atlet bulutangkis Indonesia adalah kecemasan dasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi skor kecemasan dasar atlet semakin rendah prestasi yang diraihnya, sebaliknya semakin rendah skor kecemasan dasar atlet semakin tinggi prestasi yang diraihnya. Kesimpulan lainnya adalah kecenderungan achievement goal yang dipilih atlet tidak berkaitan dengan prestasi yang diraihnya.
Hal lain yang periu disempurnakan lebih lanjut adalah proses pengujian reliabilitas dan validitas alat ukur. Peneliti menyarankan untuk rnemperbanyak item item SCAT dan TEOSQ sebelum dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas alat ukur dan menguji-cobakannya pada sampel atau popuiasi yang berbeda dengan sampel atau populasi yang diambil. Saran lainnya adalah meneliti variabel Iain yang mempunyai pengaruh terhadap peningkatan dan penurunan prestasi atlet bulutangkis Indonesia, khususnya pada atlet putri yang memiliki masalah regenerasi pemain yang tidak lancar. Di samping itu peneliti menyarankan agar atlet yang tinggi tingkat kecemasan dasarnya diberi terapi relaksasi otot untuk menurunkan tingkat kecemasannya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adizsa Nurulhuda Noerwitjaksono
"Model Attentional-Overload menjelaskan bagaimana kehadiran audiens menjadi faktor fasilitatif yang dapat meningkatkan performa pada tugas sederhana. Di sisi lain, teori Process-Efficiency menganggap kehadiran audiens sebagai faktor yang menghambat performa. Namun, masih sedikit studi yang meneliti hubungan antara kehadiran audiens kecemasan sesaat, serta efek keduanya pada performa kognitif.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami apakah kehadiran audiens dan kecemasan sesaat dapat mempengaruhi performa kognitif pada tugas aritmatika sederhana. Partisipan riset adalah mahasiswa dari University of Queensland (N = 40, laki-laki = 14) yang direkrut menggunakan metode convenience sampling. Partisipan dikelompokkan ke dalam empat kondisi eksperimental (n =10) lalu ditugaskan untuk menjawab serangkaian pertanyaan aritmatika sederhana selama satu menit.
Hasil analisis independent t-test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada performa kognitif peserta dalam kondisi audiens dan kondisi non-audiens. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan performa kognitif peserta di kondisi anxiety-audience dan no anxiety-audience. Studi ini menunjukkan pentingnya bagi studi lain untuk meneliti lebih dalam faktor perbedaan individu yang dapat mempengaruhi performa kognitif.

The Attentional-Overload Model has outlined the presence of an audience as a facilitative factor of performance on simple tasks. On the other hand, the Processing Efficiency Theory views the presence of an audience as an inhibiting factor of performance. Yet, a limited amount of studies has discussed the relations between the presence of an audience and state anxiety, and their combined effects on cognitive task performance.
This study aims to investigate whether the presence of an audience, as well as state anxiety, influences cognitive performance on a simple arithmetic task. Students from the University of Queensland (N=40, males = 14) were recruited through convenience sampling and tasked to answer a set of simple arithmetic questions under one minute in one out of the four experimental conditions (n=10).
An independent sample t-test indicated that there were no significant differences in performance between participants in audience condition and in no audience condition, as well as between participants in anxiety-audience and in no anxiety-audience condition. The study highlights the necessity for future studies to explore factors of individual differences that may influence cognitive performance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Visi Mirani
"ABSTRAK
Situasi penonton dalam suatu pertandingan olahraga dipandang sebagai situasi yang berkaitan erat dengan timbulnya kecemasan pada diri atlet (Singer, Murphey, dan Tennant, 1993). Selanjutnya, situasi hadirnya penonton ini dapat menimbulkan hasrat pamer (self-presentation) pada diri atlet, terutama jika di antara penonton hadir orang yang berarti bagi atlet (significant other). Bagi atlet yang sedang berada pada tahap perkembangan dewasa muda, dimana salah satu tugas perkembangannya adalah mencari pasangan hidup, kehadiran pacar atau orang yang menjadi sasaran ketertarikan atlet akan menjadi masalah tersendiri, dimana ia akan mengkhawatirkan kesan yang akan timbul di benak pacarnya atau orang yang menjadi sasaran ketertarikannya karena ia merasa penampilannya dievaluasi. Keinginan untuk menjaga kesan baik ini akan menjadi konflik jika tugas yang akan diselesaikan adalah tugas yang relatif sulit. Hoki merupakan cabang olahraga yang atletnya dituntut untuk menyelesaikan tugas yang relatif sulit (Ward, 1994) karena atlet dituntut untuk mampu menguasai bola yang berukuran kecil (11,4 cm) dengan sebuah alat yang berupa tongkat yang panjangnya 91 sampai 101 cm. Jadi, permasalahan dari penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara self-presentation terhadap pacar atau orang yang menjadi sasaran ketertarikan dengan kecemasan pada atlet hoki.
Yang dimaksud dengan self-presentation adalah keinginan yang diwujudkan dalam usaha atau dapat juga merujuk pada sarana yang digunakan individu dalam rangka membentuk kesan baik yang diharapkan akan timbul di benak orang lain. Self-presentation ini diukur dengan alat yang dibuat dan terdiri dari 48 item. Selanjutnya, menurut Spielberger kecemasan terdiri dari dua macam. Yang pertama adalah kecemasan dasar yang merujuk pada disposisi umum yang dimiliki individu untuk berespon pada berbagai macam situasi (yang mengancam) dan bentuk responnya adalah kecemasan sesaat. Kecemasan dasar ini diukur oleh alat ukur yang disusun oleh Martens (1977) yaitu Sport Competition Anxiety Test. Yang kedua adalah kecemasan sesaat yang merupakan keadaan emosi yang muncul segera, mempunyai karakteristik yang ditandai adanya rasa takut, cemas, dan ketegangan serta diikuti dengan adanya kegairahan fisiologis (physiological arousal). Kecemasan sesaat ini diukur oleh alat ukur yang juga dikembangkan oleh Martens (1977), yaitu Competitive State Anxie(y Inventory (CSAI). ketiga alat ukur tersebut disebarkan kepada 75 atlet hoki ketika Invitasi Hoki Ruangan Antar Perguruan Tinggi dan Pelajar Nasional berlangsung dan yang dapat diolah sebanyak 48 subyek.
Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode stastistik teknik korelasi Pearson's Product Moment, maka diketahui tidak terdapat hubungan antara kecenderungan self-presentation terhadap pacar atau orang yang menjadi sasaran ketertarikan dengan kecemasan pada atlet hoki. Namun hal ini bukan berarti atlet tidak mempunyai keinginan untuk menjaga kesan baik di benak pacarnya atau orang yang menjadi sasaran ketertarikannya. Hal ini dimungkinkan karena adanya beberapa kelemahan dalam penelitian ini, salah satunya adalah bagaimanapun juga pacar dan orang yang menjadi sasaran ketertarikan atlet merupakan dua hal yang berbeda. Maka dari itu, disarankan dalam penelitian selanjutnya dilakukan pemisahan terhadap subyek yang memiliki pacar dan yang baru merasa tertarik kepada seseorang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatia Andaruni
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kecemasan sesaat dan self-efficacy pada pemain bola basket. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui berapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing komponen dari kecemasan sesaat terhadap self-efficacy. Pengukuran kecemasan sesaat dilakukan dengan menggunakan The Revised Competitive State Anxiety Inventory-2 (Cox, Martens, & Russell, 2003), sedangkan pengukuran self-efficacy dilakukan dengan menggunakan Individual Efficacy Questionnaire (Chase, Lirgg, & Feltz, 1996). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 155 pemain bola basket yang mengikuti berbagai macam kompetisi bola basket yang diselenggarakan pada bulan April hingga Mei 2013 di Jakarta. Penelitian dilakukan satu jam sebelum pertandingan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kecemasan sesaat dan self-efficacy pada pemain bola basket (r = -.559, n = 155, p < .01, two-tailed). Hasil tersebut memiliki arti bahwa semakin rendah kecemasan sesaat yang dimiliki individu, maka semakin tinggi self-efficacy yang dimilikinya. Hasil lain dari penelitian ini adalah komponen self-confidence dari kecemasan sesaat memberikan sumbangan terbesar terhadap self-efficacy, yang berarti bahwa peningkatan pada self-confidence dari kecemasan sesaat akan diikuti oleh peningkatan terhadap self-efficacy.

This research was conducted to understand the relationship between competitive state anxiety and self-efficacy among basketball players. It was also conducted to understand how much each component of competitive state anxiety was given to self-efficacy. Competitive state anxiety was measured by using a modified instrument named The Revised Competitive State Inventory-2 or CSAI-2R (Cox, Martens, & Russell,2003), while self-efficacy was measured by using a modified instrument named Individual Efficacy Questionnaire or IEQ (Chase, Lirgg, & Feltz,1996). The participants were 155 basketball players participated at a number of basketball competitions held between April and May 2013 in Jakarta. The research was done one hour before the competition.
The main result showed that there was a significantly negative correlation" "between competitive state anxiety and self-efficacy among basketball players (r = -.559, n = 155, p < .01, two-tailed). This result means that the lower competitive state anxiety of one’s own, the higher self-efficacy of him. Another result of this research was that the biggest contribution of competitive state anxiety components to self-efficacy was self- confidence, which means, an increase of self-confidence component from competitive state anxiety would be followed by an increase of self-efficacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam tugas akhir ini, akan dibahas mengenai distribusi bersama dari
surplus sesaat sebelum ruin dan defisit saat ruin untuk klaim yang berkorelasi
waktu. Kadang-kadang suatu klaim yang diajukan dapat memicu munculnya
klaim lain sehingga terdapat korelasi waktu antara klaim-klaim tersebut. Klaim
pemicu biasanya disebut main claim dan klaim yang dipicu disebut by claim.
Dengan menggunakan proses surplus baru, law of total probability, dan
fungsi pembangkit probabilitas (generating function) akan diperoleh distribusi
bersama dari surplus sesaat sebelum ruin dan defisit saat ruin untuk klaim
yang berkorelasi waktu.Skripsi ini juga akan membahas mengenai
penggunaan distribusi tersebut terhadap main claim dan by claim yang
berdistribusi geometri."
Universitas Indonesia, 2007
S27758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Ciptaningtyas
"Dalam olahraga, kecemasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi performa atlet dalam menghadapi pertandingan. Menurut Martens, Vealey, and Burton (1990), kecemasan terdiri dari aspek kognitif dan somatik yang mempengaruhi kondisi fisik dan pikiran ketika atlet mengalami kecemasan. kondisi tersebut dapat mengganggu atlet dalam menampilkan performa terbaiknya yang akhirnya dapat menyebabkan kekalahan. Tujuan dari penelitian adalah untuk menunjukkan bahwa program intervensi imagery, yang merupakan bentuk dari terapi kognitif dapat membantu atlet untuk mengatasi kecemasan kompetitifnya. Partisipan penelitian adalah dua orang atlet bulutangkis dewasa. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan kuesioner CSAI-2 untuk mengumpulkan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu partisipan mengalami penurunan kecemasan kognitif dan somatik, sedangkan partisipan lainnya, kecemasan kognitif meningkat namun kecemasan somatik tidak berubah. Selain itu ditemukan juga bahwa kedua partisipan mengalami penurunan kepercayaan diri pada alat ukur yang sama. Lebih lanjut peneliti melihat bahwa setelah mengikuti program, peserta lebih mudah menyadari pikiran yang membuatnya cemas ketika pertandingan berlangsung dan lebih mudah untuk mengontrol pikiran tersebut.

Anxiety is a factor influencing an athlete?s performance when facing a competition in sports. According to Martens, Vealey, and Burton (1990), anxiety consisted of cognitive and somatic aspects which would affect the physical and mind condition when an athlete is anxious. Such condition would retain the athlete from showing his/her best performance in a competition and might lead to a loss. This research aimed at showing that an intervention program could help athletes in overcoming their competitive anxiety using imagery technique, which is a form of cognitive therapy. The participants of the research were two adult badminton athletes. This research used interview and CSAI-2 questionaire to collect the data.
The study result indicated that one participant had lower cognitive and somatic anxiety after the program an the other showed higher cognitive anxiety and unchanged somatic anxiety. The research found that both participant had lower self confidence in a same measurement. Furthermore, the research found that after completing the program, the participants were more aware of their thoughts that made them anxious during the competition and they could control their thought better.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30918
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahayu Widyawardani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian cornflakes dan susu
skim dibandingkan dengan minuman isotonik terhadap replesi glikogen dengan penilaian kadar
glikogen sintase kinase (GSK)-3B leukosit selama dua jam masa pemulihan setelah pertandingan
sepakbola 2 x 45 menit. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain paralel, acak,
tersamar tunggal. Subyek penelitian, sebanyak 21 atlet sepakbola dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok kontrol (n = 11) dan kelompok perlakuan (n = 10). Selama dua jam masa
pemulihan setelah bertanding sepakbola, kelompok kontrol dan perlakuan berturut-turut mendapat
minuman isotonik dan campuran cornflakes dan susu skim sebanyak 1200 mL Asupan nutrisi
dihitung dengan metode food record 3 x 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan penurunan kadar GSK-3B leukosit antara kedua kelompok, namun, terjadi
penurunan kadar GSK-3B yang lebih besar pada KP (29% vs 19%). Kesimpulan yang diambil
adalah pemberian campuran cornflakes dan susu skim mempunyai kecenderungan lebih baik untuk
replesi glikogen dibandingkan dengan pemberian minuman isotonik

ABSTRACT
This study to verify the effect of cornflakes-skim millk drink compared with isotonic drink on
glykogen repletion using indicator level of glykogen sintase kinase (GSK)-3B leukosit during two
hours on recovery period after soccer games 2 x 45 minute. This study was randomized , contolled,
single-blinded, clinical trial. The subjects of study was twenty one soccer athletes divided two
group: control group (n = 11) and treatment group (n = 10). After two hours on recovery period
after soccer games, control group and treatment group subsquence isotonic drink and cornflakesskim
milk received either 1200 ml. This study counting with
food record 3 x 24 hours. The result of study there were different significant on decreassed level
of GSK-3B more higher at TC (29% vs 19%). The result of cornflakes-skim milk was having
tendency better for glycogen repletion compared with isotonic drink"
Jakarta: [Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ], 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>