Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132689 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novrita Widiyastuti
"Pendekatan humor dalam iklan digunakan sebagai salah satu pendekatan yang biasa digunakan dalam kreativitas iklan. Brand awareness atau sadar-tahu terhadap merek merupakan tahap awal seorang konsumen memilih suatu produk untuk dibeli. Penelitian ini menggambarkan hubungan antara iklan serial yang menggunakan humor dengan brand awareness khalayaknya dan sampai sejauh mana hubungan tersebut. Penelitian telah dilakukan kepada 100 orang responden di dalam kampus FISIP UI pada bulan November 2003. Penarikan sample secara aksidental dengan karakteristik sampel: laki-laki, mahasiswa, 20-25 tahun dan pernah menonton paling tidak salah satu versi iklan Sampoerna Hijau. Tingkat kadar humor sebagai variabel independen dan tingkat sadar-tahu iklan Sampoerna Hijau sebagai variabel dependen diukur dengan skala ordinal yang masing-masing terdiri atas 5 jenjang. Selain itu diukur pula faktor lain yaitu frekuensi terpaan TV dan ketertarikan terhadap humor. Berdasarkan jawaban responden yang masuk diketahui bahwa mayoritas responden menganggap iklan Sampoerna Hijau lucu. Dengan demikian iklan ini dipersepsi positif dan mampu menghibur khalayaknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat sadar-tahu khalayak terhadap iklan Sampoerna Hijau tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa iklan ini telah tertanam di benak khalayaknya. Uji korelasi bivariat menunjukkan antara pendekatan humor (persepsi terhadap kadar humor iklan) dengan sadar-tahu merek terdapat hubungan sebesar 0,533** (sig. = 0,000). Artinya, terdapat hubungan positif yang cukup berarti dan merupakan faktor yang mempunyai hubungan paling signifikan diantara dua faktor (variabel independen) lainnya. Dari fakta di lapangan ada poin yang penting bahwa penggunsan humor dalam serial iklan dapat berhasil dengan efektif. Untuk gambaran yang lebih jelas dan konsisten, perlu adanya penelitian yang berkesinambungan dengan studi kasus yang berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stanley Bratawira
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1981
S2842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novianty
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S3766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Saraswati
"Iklan merupakan media promosi yang sangat tepat dalam memasarkan produk kepada konsumen secara persuasif dan dianggap sangat membantu pencapaian tujuan pemasaran. Dalam hal ini konsumen akan mengingat dan belajar tentang isi pesan iklan hingga akhirnya ia akan membelinya. Dengan iklan diharapkan informasi tentang produk atau jasa dapat menjangkau sejumlah orang dalam skala besar pada kurun waktu yang singkat. Walaupun persaingan iklan di televisi akhir-akhir ini terus meningkat, media cetak - majalah, surat kabar, tabloid- akan tetap tumbuh dan berkembang. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti bagaimana kemungkinan berfungsinya iklan cetak secara optimal walau hanya melibatkan indera penglihatan saja.
Elemen penting iklan cetak dalam pembuatan suatu iklan adalah ilustrasi dan headline. Elemen inilah yang dimanipulasi oleh para pembuat iklan, agar orang-orang yang melihalnya akan lebih memperhatikan, mengingat dan suatu saat akan membeli produk yang ditawarkan. Ilustrasi dianggap sebagai unsur yang paling penting dalam elemen iklan media cetak. llustrasi dianggap sebagai unsur yang dominan dan kehadiran headline berfungsi sebagai penjelasan tambahan dari ilustrasi. Tanpa kehadiran ilustrasi, memiliki beban yang berat untuk menarik perhatian dan menggiring pembaca untuk membaca keseluruhan tentang iklan dalam copy dan headline.
Dalam penelitian ini, peneliti melihat ilustrasi sebagai faktor utama untuk menarik perhatian pembaca dalam mengingat isi pesan iklan yang ditawarkan. Maka ilustrasi akan dimanipulasi untuk melihat pengaruhnya terhadap kemampuan mengingat kembali setelah ditayangkannya suatu produk iklan.
Agar produknya Iebih dapat diingat konsumen, maka produsen harus berusaha menciptakan daya tarik pesan yang menarik. Pendekatan humor merupakan cara yang efektif unluk mendapatkan perhatian. Diketahui bahwa iklan dengan pendekatan humor memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan iklan non humor. lklan yang menggunakan humor dapat memancing kesadaran dan perhatian khalayak. Hal ini dikarenakan rasa humor dimiliki hampir setiap orang. Oleh karena itu kini banyak iklan yang menggunakan humor dalam mempengaruhi khalayak konsumen. Dengan demikian, humor dalam iklan dapat bermanfaat untuk meningkatkan recall dan retensi dari pembaca iklan.
Namun demikian membuat iklan yang mengandung humor ternyata tidaklah mudah. Humor dalam iklan mempunyai beberapa kendala, antara lain yang disebabkan oleh media yang dipergunakan. lklan humor untuk media elektronik (radio dan tv) lebih mudah dibuat dibandingkan untuk media cetak. Hal ini disebabkan dampak humor lebih terasa akibat pengaruh mimik, gerakan, dan penekanan suara. Sedangkan untuk media cetak, kekuatan humor penekanannya lebih pada ilustrasi gambar dan headline. Sebab hal utama yang pertama kali dilihat oleh pembaca adalah melalui penampilan ilustrasi maupun kalimat iklan, sehingga harus dibuat suatu isi pesan yang benar-benar meninggalkan kesan.
Hal yang terpenting dalam penayangan iklan adalah keefektifan isi pesan iklan dalam mencapai tujuan kampanye periklanan, yaitu tahapan awareness; kesadaran produk yang meliputi kesadaran akan merek dan keterangan tentang produk yang ditawarkan. Kesadaran akan produk memiliki fungsi seleksi yang paling awal sebelum terjadinya suatu tingkah laku. Selain itu kesadaran melibatkan atensi yang memegang peranan penting dalam proses persepsi seseorang. Salah satu implikasi dari tahapan kesadaran ini adalah sadar tentang adanya suatu barang atau jasa dengan merek tertentu yang sering disebut Brand Awareness. Oleh karena itu peneliti ini ingin melihat apakah ilustrasi humor lebih efektif dalam meningkatkan brand awareness seseorang dibandingkan ilustrasi non humor?
Penelitian ini akan menggunakan remaja sebagai subyek penelitian, karena kalangan ini merupakan pemakai produk-produk yang ditawarkan dalam penelitian serta dianggap memiliki andil yang besar dalarn memutuskan pembelian suatu barang di dalam keluarga. Pengambilan sampel dilakukan secara incidental sampling. Disain penelitian yang dipergunakan adalah repeated treatments atau within-group design with one independent variable post test only. Di mana satu iv yang terdiri dari dua varitas dimanipulasikan pada subyek yang sama.
Dari penelitian ini ternyata diperoleh hasil bahwa penggunaan iklan humor Iebih efektif daripada penggunaan iklan non humor dalam mengingat isi pesan iklan pada media cetak. Hal ini dikarenakan skor brand recall test pembaca remaja pada iklan cetak yang menggunakan ilustrasi humor lebih besar secara signifikan dibandingkan skor brand recall test ilustrasi non humor. Untuk penelitian Iebih lanjut disarankan untuk menggunakan satu jenis produk dengan berbagai merek, memilih kelompok jenis produk yang lain, menambah jumlah materi yang dipelajari, menggunaakan warna kromatis, merinci variasi humor, mempertimbangkan faktor gambar dinamis dan jenis kelamin, serta melakukan penelitian tunda setelah selang waktu yang cukup lama."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivian Benedicta
"Aerostreet adalah sebuah merek sepatu lokal asal Indonesia yang menonjolkan lokalitasnya sebagai brand image. Dalam meningkatkan ekuitas merek, Aerostreet menggunakan co-branding sebagai strategi pemasarannya. Aerostreet melakukan kolaborasi dengan merek di berbagai klasifikasi. Strategi pemasaran ini berhasil dalam meningkatkan awareness publik terhadap Aerostreet. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana penggunaan strategi pemasaran co-branding dapat meningkatkan brand awareness. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi pemasaran co-branding dapat meningkatkan consumer engagement yang meningkatkan brand awareness. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya untuk melakukan analisis komparatif antara penggunaan co-branding di berbagai industri agar dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan strategi pemasaran co-branding.

Aerostreet is a local shoe brand from Indonesia that highlights its locality as its brand image. In enhancing brand equity, Aerostreet employs co-branding as its marketing strategy. Aerostreet collaborates with brands across various classifications. This marketing strategy has been successful in increasing public awareness of Aerostreet. This research will analyze how the use of co-branding marketing strategies can enhance brand awareness. The study will use a comparative descriptive method with a quantitative approach. The results of the analysis indicate that co-branding marketing strategies can increase consumer engagement, leading to improved brand awareness. As a suggestion for further research, comparative analysis between the use of co-branding in various industries could be conducted to understand the factors influencing the success of co-branding marketing strategies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Maya Sari
"Tesis ini mengevaluasi iklan cetak rebranding PAC BII sebagai salah satu layanan priority banking terhadap keinginan membeli dan peralihan rekening dari rekening lama responden. Penelitian diuji pada 75 orang yang sudah memiliki rekening priority banking di salah satu bank di Indonesia. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan responden akan iklan cetak ini masih rendah, sehingga brand awareness dari PAC BII ini belum banyak diketahui oleh segmen orang kaya ini. Hanya teks iklan yang dapat mendorong keinginan responden untuk membeli dan hanya frekuensi penayangan iklan yang mendorong responden untuk membuka rekening PAC BII. Sehingga perlu kiranya BU untuk memperbaiki corporate brand mereka agar rebranding selanjutnya dapat mendongkrak brand awareness PAC BII sejalan dengan brand awareness BII.

This thesis will evaluate a PAC BII rebranding Print Ad related to intention to buy and switching. From 75 respondents whose have a Priority Banking accounts, the survey finds that the PAC BII brand awareness is still low. Only text will be impacted into intention to buy and the frequency of the ad will be impacted to switching. The writer suggest that the BII should re-manage the BII Corporate image first and then followed by new PAC BII logo. Or if possible, BII will conduct the second rebranding for PAC BII to gel the better perception and impression."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26607
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imaduddin
"ABSTRAK
Iklan merupakan salah satu alat dari komunikasi pemasaran yang paling sering
digunakan oleh pemasar dalam berkomunikasi dengan konsumen. Namun membuat
konsumen menyukai merek yang diiklankan dan bahkan membuat konsumen tertarik/
pay attention terhadap iklan itu sendiri merupakan hal yang cukup sulit.
Humor seringkali digunakan dalam eksekusi iklan dimana penggunaan tersebut
dimaksudkan untuk dapat menarik perhatian kosnumen dan kemudian menyukai
iklannya dan menyukai merek yang diiklankan/ positive Attitude Toward The Brand.
Namun kemudian timbul pertanyaan apakah penggunaan unsur humor tersebut memang
efektif dalam membangun Attitude Toward The Brand/AAB yang positif. Dan
kemudian timbul pertanyaan lagi apakah unsur humor dalam iklan tersebut efektif
dalam membangun AAB untuk semua kategori produk baik itu high ivolvement product
maupun low involvement product.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberi gambaran yang mendekati mengenai
pengaruh unsur humor dalam iklan terhadap Attitude Toward The Ad dan Attitude
Toward The Brand untuk kategori produk yang berbeda. Penelitian ini merupakan
sebuah penelitian eksperimen degan menggunakan 94 orang mahasiswa MMUI kelas
pagi sebagai responden. Sebagai independent variable adalah unsur humor dan unsur
non humor dalam iklan untuk kategori produk high involvement dan low involvement
sementara dependent variables adalah Attitude Toward The Ad dan Attitude Toward The Brand. Sementara untuk kategori produk high involvement digunakan produk hand phone dan untuk kategori produk low involvement digunakan shampoo. Dan jenis iklan yang digunakan adalah iklan media cetak/ print ad.
Dengan menggunakan ANOVA sebagai salah satu metode analisa maka didapatkan hasil bahwa penggunaan unsur humor dalam iklan memang cenderung untuk mempunyai AAD dan AAB yang lebih positif dibandingkan dengan penggunaan unsur non humor ( tanpa melihat kategori produk ). Namun jika melihat kategori produk maka penggunaan unsur humor dalam iklan akan menciptakan AAD dan AAB yang lebih positif untuk kategori produk low involvement.
Hal tersebut dipengaruhi oleh karakteristik produk low involvement dimana konsumen hanya mempunyai informasi yang mmtm untuk membanding - bandingkannya dengan merk lain sehingga peranan iklan yang menarik membuat
konsumen tertarik dan menyukai iklannya menjadi hal yang sangat penting ( Low
involvemnt purchase process ).
Sementara itu untuk produk high involvement, penggunaan unsur humor dalam
iklan tidak serta merta terbukti dapat membentuk AAD dan AAB yang lebih positif
dibandingkan dengan pengunaan unsur non humor. Untuk high involvement product
berlaku standard learning hierarchy dimana konsumen akan mencari informasi
sebanyak - banyaknya tentang sebuah produk/ merek sehingga komunikasi feature lebih
dominan dibandingan dengan message approach-nya.
Kemudian ditemukan hal lain yaitu peranan AAD sebagai mediator atas
pengaruh unsur humor dalam iklan terhadap AAB dimana unsur humor tersebut tidak
mempengaruhi AAB secara langsung tetapi melalui AAD. Hal ini diperoleh dengan
melakukan analisa regresi.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sayyida Irfaniya
"Metafora anak digunakan untuk merendahkan kelompok-kelompok yang terpinggirkan pada masa kolonialisme - yang menciptakan pengelompokan berdasarkan ras yang memisahkan antara mereka yang dianggap dewasa dan mereka yang dianggap seperti anak-anak. Prasangka terhadap ras lain ternyata masih mengakar kuat dalam pemikiran individu di Jerman. Oleh karena itu, hingga saat ini, perlakuan rasis terhadap ras yang berbeda, terutama ras kulit hitam, masih dianggap sebagai hal yang biasa. Serial TV Jerman Moooment: im Eis Café, yang menjadi korpus data dalam penelitian ini, menggambarkan perlakuan rasis terhadap ras kulit hitam di Jerman. Penelitian ini menampilkan metafora anak melalui pelaku rasisme, yaitu orang dewasa berkulit putih. Dengan menampilkan orang dewasa kulit putih seperti kanak-kanak, serial ini berhasil menggambarkan betapa konyol dan tidak masuk akalnya perlakuan rasisme di Jerman. Penelitian ini menggunakan perspektif kolonialisme untuk menganalisis penggunaan metafora anak dalam serial Moooment. Selain itu, teori representasi dari Stuart Hall akan membantu dalam menganalisis lebih dalam mengenai representasi yang dihasilkan dari penggunaan metafora anak pada orang dewasa kulit putih. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metafora anak dalam serial Moooment yang digambarkan melalui orang dewasa berkulit putih merupakan bentuk perlawanan terhadap rasisme di Jerman.

The metaphor of child was used to demean marginalized groups during colonialism – which created groupings based on race that separate between those considered adults and those considered childlike people. Prejudice against other races is found to be still deeply rooted in individual thought in Germany. Hence until today, racist treatment of different races, particularly the black race, is still regarded as a common occurrence. The German TV series Moooment: im Eis Café, the corpus of data in this study, illustrates the racist treatment of the black race in Germany. This study displays the metaphor of child through perpetrators of racism, namely white adults. With white adults presented as childlike people, This series successfully depicts how ridiculous and unreasonable the treatment of racism is in Germany. This study employs a colonialist perspective to analyze the use of the child metaphor in the Moooment series. In addition, Stuart Hall's theory of representation will aid in a deeper analysis of the representations resulting from the use of child metaphors on white adults. The results of the study indicate that the Moooment series' metaphor of the child, pictured through the white adults, is a form of resistance to racism in Germany."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Shafirah Annisa
"Berbagai jenis strategi pendekatan kreatif iklan digunakan untuk menarik perhatian khalayak. Sebagai media penyampai pesan iklan, pengiklan sering menggunakan endoser selebritis—tokoh pembenar dalam iklan yang dapat membuat iklan yang ia bintangi menjadi menarik perhatian, menimbulkan rasa percaya, dan akhirnya menimbulkan keinginan dari konsumen untuk mencoba produk yang diiklankan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana sikap khalayak terhadap iklan GIV di TV, sikap khalayak terhadap Sophia Latjuba, dan sikap khalayak terhadap GIV itu sendiri. Kemudian penelitian ini juga melihat bagaimana sikap terhadap iklan GIV di TV dan sikap terhadap Sophia Latjuba mempengaruhi sikap terhadap GIV, dan variabel manakah yang memiliki kontribusi lebih besar dalam menjelaskan pembentukan sikap terhadap GIV. Peneliti menggunakan metode pengukuran pearson correlation untuk melihat korelasi antara sikap terhadap iklan GIV di TV dengan sikap terhadap GIV dan antara sikap terhadap Sophia Latjuba dengan sikap terhadap GIV. Sedangkan untuk melihat variabel mana yang memiliki kontribusi lebih besar dalam menjelaskan pembentukan sikap terhadap GIV, peneliti menggunakan metode multiple regression. Dari pengukuran tersebut, diperoleh hasil bahwa korelasi antara sikap terhadap iklan GIV di TV dengan sikap terhadap GIV cukup kuat. Begitu juga dengan korelasi antara sikap terhadap Sophia Latjuba dengan sikap terhadap GIV. Kedua variabel ini mampu menjelaskan 30.5% dari sikap terhadap GIV, dan di antara kedua variabel tersebut, variabel sikap terhadap iklan GIV di TV memberikan kontribusi lebih besar dalam menjelaskan pembentukan sikap terhadap GIV. Penelitian ini memberi implikasi bahwa model Attitude toward Ad dari Julie A. Edell dan Marian C. Burke terbukti dapat berlaku di kalangan populasi penelitian. Kemudian penelitian ini juga memperlihatkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan Brian D. Till dan Terence A. Skimp ternyata tidak dapat diterapkan pada responden penelitian yang cenderung menyukai selebritis walaupun selebritis tersebut terkena isu-isu negatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>