Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191511 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edi Setiawan Hertanto
"ABSTRAK
Pemimpin adalah sosok yang penting dalam organisasi termasuk dalam Polri.Performa kerja yang baik tentunya sangat diperlukan oleh seorang pemimpin.Berdasarkan penelitian Luthans, Youssef, dan Avolio (2007) baik psychologicalCapital (PsyCap) maupun burnout berhubungan dengan performa kerja seseorang.Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara Psycapdan burnout pada anggota Polri yang sedang mengikuti pendidikan di PTIK. Hasilpenelitian menunjukkan terdapat korelasi negatif dan signifikan antara PsyCap dNburnout (r= -0.193 /?<0.01). Analisis hubungan yang lain menunjukkan bahwadiantara dimensi PsyCap, hanya dimensi optimism yang berkorelasi negatif dansignifikan dengan burnout (r= -0.291 /?<0.01). Optimism juga berkorelasi dengansetiap dimensi dari burnout. Dimensi self ejficacy berhubungan negatif dansignifikan dengan kelelahan emosi (r= -0.193, p<0.01) dan dimensi resiliencyberhubungan dengan kelelahan emosi (r= -0.208,/?<0.01). Hasil perhitungan laintidak menunjukkan hubungan yang signifikan.

ABSTRACT
Leader is an important person in organization, including in INP. Good workperformace is needed by leader. Based on Luthans, Youssef and Avolio (2007)research, psychological capital and bumout are each correlated with workperformance. This research examine the relationship between PsyCap and bumoutin INP who attending academic course in PTIK. The result shows negative andsignificant correlation between PsyCap and bumout (r= -0.193 /?<0.01). Othercorrelation analysis show that among PsyCap dimension and bumout, onlyoptimism which have negative and significant correlation (r= -0.291 p<0.01).Optimism and every dimension of burnout are correlated significant. Self efficacydimension and emotional exhaustion correlated negative and significant (r= -0.193, />0.01), resiliency and emotional exhaustion correlated negative andsignificant (r= -0.208, />0.01). Other measurement did not show any significantcorrelation."
2010
S3569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Wiyardi
"ABSTRAK
Beberapa penelitian mengenai hubungan psycap dan komitmen organisasi telah dilakukan, dan didapatkan hasil yang signifikan. Namun, dalam penelitian tersebut tidak ditemukan peneliti yang menghubungkan variabel psycap dengan dimensi komitmen organisasi. Penelitian kali ini, dengan desain ex post facto field study, bertujuan untuk melihat hubungan psycap dan komitmen organisasi dam juga dengan dimensi-dimensinya. Selain itu, penelitian ini juga melihat hubungan antar dimensi psycap dan komitmen organisasi. Sebanyak 179 anggota Polri yang sedang mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian menjadi sampel dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara psycap dan komitmen organisasi dengan r = 0,102. Namun terjadi hubungan yang signifikan antara psycap dan setiap dimensi komitmen organisasi. Bentuk hubungan tersebut ada yang berupa hubungan positif dan ada pula yang berhubungan negatif. Selain itu dalam penelitian ini dilihat pula, hubungan antar dimensi psycap dan komitmen organisasi. Hasil analisis menunjukkan, terdapat hubungan yang signifikan antara setiap dimensi psycap dengan komitmen afektif dan normatif. Sedangkan hubungan antara psycap dengan komitmen kontinuans didapat hubungan yang negatif signifikan atau tidak ada hubungan.

ABSTRACT
A few researches on a relationship between psycap and organizational commitment have been undertaken, and that there has been a significant result obtained. In the researches undertaken, however, researches seem to find no such a relationship between psycap variable and organizational commitment component. This particular research using ex post facto field study design is intended to look at the relationship between psycap and organizational commitment including their components. Apart from that this research has also focused on the relationship between psycap dimensions and organizational commitment. As many as 179 INP officers attending academic course in PTIK have become participant in this research. The results show that there is no significant relationship available between psycap and organizational commitment (r = 0.102). However, there is a significant relationship between psycap and each organizational commitment components. Such results indicate both positive and negative relationships. Further, in this particular research relationship between psycap and organizational commitment components have also been looked into. The results show that there is significant relationship between psycap with both affective and normative commitments. On the contrary, the relationship between psycap and continuance commitment shows negative relationship or not related at all"
2010
S3660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldia Thirzady Hedissa
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3549
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Suprapto Dwi Cahyono
"Konflik peran pada anggota Polri di perguruan tinggi muncul ketika aktifitas sebagai anggota Polri dan aktifitas sebagai mahasiswa saling bertentangan. Suatu aktifitas bertentangan dengan aktifitas lain adalah ketika satu aktifitas mencegah, menghalangi, atau mengganggu kejadian atau efektifitas dari aktifitas yang lain (Deutsch, dalam Wijaya 2002). Konflik peran yang terjadi tidak dapat dibiarkan begitu saja karena akan berpeluang menimbulkan stres. Untuk mengatasi konflik peran yang dialami, anggota Polri tersebut harus mengembangkan strategi coping. Coping terdiri dari problem focused coping, emotion focused coping, dan malcidaptive coping.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi yang menimbulkan konflik peran pada anggota Polri di perguruan tinggi pada status perguruan tinggi dan alasan kuliah dan strategi coping apa yang digunakan.
Tipe penelitian ini adalah Non experimen1cil Design yang bersifat ex posi fcicto field siudy. Penelitian dilakukan terhadap anggota Polri yang sedang menjalani kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi di Jakarta. Subyek penelitian ini berjumlah 104 orang yang diambil secara insidental di Mabes Polri, Polda Metro jaya dan di beberapa Polres di wilayah Polda Metro Jaya.
Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi-kondisi yang menurut subyek menimbulkan konflik peran. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa konflik peran yang dialami subyek yang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi negeri lebih tinggi dari yang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi swasta. Selain itu,
konflik peran pada anggota Polri yang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dengan alasan tugas lebih tinggi daripada dengan kemauan sendiri. Mengenai strategi coping, ternyata anggota Polri yang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi menggunakan ketiga strategi coping yang ada yaitu Problem-Focused Coping, Emotion-Focused Coping, dan Malcidaptive Coping. Meskipun demikian, ternyata Problem-Focused Coping lebih banyak digunakan oleh anggota Polri yang mengikuti pendidikan di perguruan tingi, kemudian diikuti Emotion-Focused Coping dan Maladaptive Coping.
Saran yang diberikan untuk subyek adalah agar lebih memahami konsekuensi yang timbul dan melakukan antisipasi terhadap konsekuensi tersebut jika memutuskan melakukan studi di perguruan tinggi. Selain itu subyek agar belajar mengembangkan cara yang lebih baik untuk mengatasi konflik peran yang dialami."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Aditama
"Perkembangan dan perubahan di masyarakat beqalan begitu cepat. Dinamika kehidupan telah begitu kompleks dan mobilitas masyarakat pun sudah semakin tinggi. Hal ini menuntut kebutuhan akan peranan kepolisian yang juga semakin tinggi, sehingga peranan Polri dalam melaksanakan fungsi kepolisian menjadi bertambah penting. Pada kenyataannya di lapangan, berbagai respon masyarakat telah memperlihatkan adanya kesan yang negatif terhadap penampilan kerja anggota Polri. Misalnya, sikap anggota reserse yang ogah-ogahan dalam menuntaskan kasus, masih merupakan gambaran yang dipersepsi oleh masyarakat tentang polisi dewasa ini.
Penampilan kerja polisi yang mengecewakan tersebut salah satu asumsinya disebabkan oleh adanya gejala burnout yang timbul dikalangan anggota Polri. Gejala burnout ini terdiri atas kelelahan emosional, depersonalisasi, dan reduced personal accomplishment, yang dialami oleh individu yang bekerja memberikan pelayanan bagi orang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran burnout pada anggota Polri secara umum. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Incidental sampling. Teknik ini tergolong non probability sampling. Sampel berjumlah sebanyak 100 orang anggota Polri berpangkat bintara yang bertugas di Jakarta. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Maslach Burnout Inventory (MBI). Untuk pengolahan data dilakukan teknik penghitungan nilai rata-rata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala burnout memang dialami oleh anggota Polri di Jakarta. Gejala burnout yang dialami oleh anggota Polri di Jakarta secara umum dirasakan setidaknya satu kali dalam enam bulan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desyana Kurniawan
"Penelitian ini dilakukan untuk meneliti hubungan antara causality orientation dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian.Pengukuran Causality Orientation menggunakan alat ukur hasil adaptasi dari alat ukur General Causality Orientation Scale (GCOS) yang dibuat oleh Deci dan Ryan pada tahun 1985 dan pengukuran kesejahteraan psikologis menggunakan alat ukur hasil adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale (RPWBS). Responden dalam penelitian ini berjumlah 139 orang dengan menggunakan metode purposive sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara autonomy orientation dengan kesejahteraan psikologis dengan skor signifikansi, sebesar 0.000, p<0.05; terdapat hubungan yang signifikan antara controlled orientation dengan kesejahteraan psikologis dengan skor signifikansi sebesar 0.012, p<0.05; terdapat hubungan yang signifikan dan bersifat negatif antara impersonal orientation dengan kesejahteraan psikologis dengan skor signifikansi sebesar 0.000, p<0.05.

The purpose of this research is to study the correlation between Causality Orientation and Psychological Well-being of students Police College. The Causality Orientation was measured with an instrument that was adapted from the General Causality Orientation Scale (GCOS) that Deci and Ryan developed, while the Psychological Well-Being was measured with an instrument that was adapted from the Ryff Psychological Well-Being Scale (RPWBS). 139 people participated in this study and they were sampled using the purposive sampling method.
The results of this research shows a significant correlation between autonomy orientation and Psychological Well-Being with a significance score of 0.000, p<0.05; a significant correlation between controlled orientation and Psychological Well-Being with a significance score of 0.012, p<0.05; a negative and significant correlation between impersonal orientation and Psychological Well-Being with a significance score of 0.000, p<0.05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Alya Gretiana
"Penelitian akan melihat peran mediasi psychological capital terhadap hubungan job resources dengan burnout. Alat ukur yang digunakan adalah MBI-GS 1996 , JDR Questionnaire khususnya Job Resources Questionnaire 2014 , dan PCQ 2007 . Partisipan pada penelitian ini berjumlah 158 orang pengusaha UMKM di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat efek mediasi penuh psychological capital antara hubungan job resources dengan burnout pada pengusaha.
Hasil ini menunjukkan bahwa untuk job resources dapat memiliki dampak terhadap penurunan burnout, melalui psychological capital dalam diri individu. Berdasarkan hasil tersebut, bukan hanya kualitas job resources yang perlu ditingkatkan, tetapi peningkatan pada aspek psychological capital menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam rangka menurunkan gejala burnout dikalangan para pengusaha UMKM.

This thesis is a research purported to discuss the mediating effect of psychological capital in the relationship between job resources and burnout. Measurement instruments used are MBI GS 1996 , JDR Questionnaire, specifically Job Resources Questionnaire 2014 , and PCQ 2007 . Individuals participating in this research were 158 UMKM entrepreneurs located in Jabodetabek. The result showed that there is a full mediation by psychological capital in the relationship between job resources and burnout among entrepreneurs.
This result shows that for job resources to be able to lower the burnout level, there has to be psychological capital present. According to the result, the effort to put out burnout among UMKM entrepreneurs does not only depend in the increasing capacity of job resources, but also in the increasing of psychological capital aspects.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Yulianto
"ABSTRAK
Untuk meningkatkan profesionalisme Polri, pimpinan Polri berusaha
meningkatkan kualitas sumber daya manusia anggotanya melalui pendidikan,
terutama pendidikan yang bersifat akademis. Untuk itu pimpinan Polri
memberikan kesempatan pada anggotanya untuk melaksanakan pendidikan di
Perguruan Tinggi. Anggota Polri yang melaksanakan pendidikan di Perguruan
Tinggi dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok anggota Polri yang
melaksanakan tugas belajar dan anggota Polri yang mendapatkan ijin belajar dari
pimpinan Polri. Masing-masing kelompok tentu mempunyai motivasi meraih
sukses dan motivasi menghindari kegagalan yang berbeda-beda dalam
melaksanakan belajarnya, karena kedua kelompok tersebut mendapatkan tugas
dan perlakuan yang berbeda dari pimpinannya
Dalam kaitan itu semua, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kecenderungan meraih
sukses dan kecenderungan menghindari kegagalan anggota Polri yang
melaksanakan tugas belajar dan ijin belajar di Perguruan Tinggi.
Penelitian ini mengunakan sampel sebanyak 70 orang, dengan perincian
35 orang dari anggota Polri tugas belajar dan 35 orang lainnya dari anggota Polri
yang ijin belajar. Pengambilan sampel menggunakan metode incidental sampling.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner skala kecenderungan
berprestasi yang terdiri dari motif meraih sukses dan motif menghindari kegagalan
yang diadaptasi dari Mehrabian dan ditambah beberapa item hasil elisitasi.
Pengolahan data dengan menggunakan analisis mean dan t-test.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa motivasi meraih sukses antara
anggota Polri yang melaksanakan tugas belajar dan anggota Polri yang ijin belajar
berbeda secara signifikan, yaitu lebih tinggi anggota Polri yang melaksanakan
tugas belajar. Demikian pula dengan motivasi menghindari kegagalannya.
Dengan hasil yang demikian, penelitian ini memberikan gambaran bahwa
motivasi meraih sukses dan motivasi menghindari kegagalan anggota Polri yang
tugas belajar dan anggota Polri yang ijin belajar berbeda secara signifikan.
Perbedaan tersebut dipengaruhi antara lain oleh faktor perbedaan tugas dan
perbedaan perlakuan yang diterima kedua kelompok tersebut.
Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan pendekatan
gabungan antara kualitatif dan kuantitatif, agar diperoleh data yang lebih
mendalam, sehingga hasil penelitian lebih sempurna."
2003
S3195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mandey, Max Everhart
"Di satu pihak Polri sangat diterapkan kehadirannya di tengah masyarakat untuk menciptakan rasa aman dan kondisi yang tertib serta patuh kepada hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Tetapi, dalam kenyataanya, Polri tidak selalu dapat memuaskan harapan semua pihak. Diduga bahwa faktor utamanya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia Polri, dan untuk mengatasinya diperlukan adanya penyesuaian pendidikan dan latihan di lingkungan Polri termasuk pendidikan S1 di PTIK.
Berangkat dari dugaan tersebut di atas maka tujuan penelitian ini di samping berusaha mengungkap tingkat relevansi kurikulum S1 PTIK dengan tugas Kepolisian dan pelaksanaan kurikulumnya, juga pola pembinaan tenaga akademik yang dilaksanakan di PTIK selama ini, kendalakendala yang dihadapi, dan akhirnya dapat mengemukakan pola yang dianggap lebih sesuai untuk diterapkan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survei. Besar sampel seluruhnya 296 orang yang terdiri dan 100 lulusan, 146 pengelola pendidikan, dan 50 pengguna lulusan PTIK.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa, untuk mengembangkan PTIK sebagai lembaga pembentuk sumber daya manusia Polri ternyata banyak faktor yang terkait seperti: kualitas talon, mutu tenaga akademik, fasilitas belajar mengajar, lingkungan, dan sistem kurikulum. Dari apa yang menjadi fokus penelitian terungkap bahwa, tingkat relevansi kurikulum S1 PTIK dengan tugas Kepolisian menurut persepsi pengelola, lulusan, dan pengguna lulusan termasuk dalam kategori kurang. Demikian halnya dengan pelaksanaan kurikulum di PTIK ternyata masih termasuk ke dalam kategori kurang memadai. Sedangkan dari faktor mutu tenaga akademik, khususnya yang terkait dengan pembinaan tenaga akademik terungkap bahwa: tenaga akademik di PTIK di samping membutuhkan pembinaan dalam hal pengembangan kompetensi mengajar, baik dalam hal pengembangan sistem instruksio-nal maupun penguasaan materi pelajaran, juga membutuhkan pembinaan untuk mengembangkan kemampuan meneliti, mengikuti pendidikan lanjut yakni program pasca sarjana dan program-program non-gelar, peningkatan kemampuan manajerial, dan pembinaan untuk dapat berperan serta dalam program pengabdian pada masyarakat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi para dosen, staf, dan pimpinan di PTIK, untuk memperbaiki dan mengembangkan materi dan pelaksanaan kurikulum, serta pola pembinaan tenaga akademik yang lebih sesuai untuk diterapkan."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>