Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184953 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daulay, Wardiyah
"Kesulitan belajar merupakan hambatan/gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Di SDN Kelurahan Pondok Cina ada sekitar 12,5%-27,5% anak yang mengalami kesulitan belajar dalam satu kelas. Anak yang mengalami kesulitan belajar dapat dihubungkan dengan kurangnya keterampilan kognitif dan secara spesifik berkaitan dengan kurangnya pemikiran positif anak. Melalui pikiran positif anak akan lebih mampu mengatasi kesulitan-kesulitan melalui pemecahan masalah sederhana, menunda pemuasan sesaat dan anak akan mampu mengontrol perilakunya sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Terapi Kognitif Perilaku terhadap pikiran dan perilaku anak usia sekolah yang mengalami kesulitan belajar.
Desain penelitian quasi eksperiment dengan pendekatan pre post test with control group. Penelitian dilakukan di SDN Kelurahan Pondok Cina dengan sampel anak yang mengalami kesulitan belajar yang terdiri dari 30 anak murid di SDN 3 Pondok Cina sebagai kelompok intervensi dan 30 murid SDN Pondok Cina 5 sebagai kelompok kontrol. Kriteria inklusi sampel adalah anak yang mengalami gangguan kemampuan akademik karena faktor psikologis, duduk di kelas IV, V dan VI, memiliki pikiran negatif dan perilaku maladaptif dan anak komunikatif. Terapi Kognitif Perilaku yang dilakukan melalui 5 sesi ini diarahkan untuk memodifikasi fungsi berpikir, merasa dan bertindak dengan menekankan peran otak dalam menganalisa, memutuskan, bertanya, berbuat dan memutuskan kembali.
Dengan merubah status pikiran dan perasaannya, anak diharapkan dapat mengubah tingkah lakunya. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik dependen t-Test menunjukkan ada pengaruh penerapan terapi kognitif perilaku terhadap perubahan pikiran dan perilaku pada anak usia sekolah yang mengalami kesulitan belajar (pikiran; p=0,021 dan perilaku; p=0,045). Diharapkan penerapan terapi ini dapat dilaksanakan untuk tatanan sekolah dengan bekerjasama dengan dinas kesehatan.

Learning difficulties constituted barriers learning disorders in children and adolescent characterized by significant disparity between the level of intelligence and academic skills that should be achieved. In SDN Pondok Cina there use 12,5%-27,5% about children who have difficulty learning in one class. Children who have learning difficulties can be connected with lack of cognitive skill and specifically related to child's lack of positive thinking. Through positive thinking, children will be better able to difficulty overcoming adversity through simple troubleshooting, delaying gratification of a moment and children will be able to control their own behavior. The aimed of this research was to know the effect of cognitive behavior therapy of thoughts and behavior school-age children who have learning difficulties.
Design of this research was using 'Quasi experimental design' with pre post test approach on intervention and control group. Research conducted in SDN Districk Pondok Cina using total sampling that children who have learning difficulties which consists of the 30 student SDN Pondok Cina 3 as a group intervention and 30 student SDN Pondok Cina 5 as a control group. Cognitive behavior therapy is done through five session, directed to modify the function of thinking feeling and acting by emphasizing the role of brain in analyzing decided to ask to do and decided to return.
By changing the status of his thoughts and feelings, children are expected to change his behavior. The bivariate statistical with dependent t-test result shows decrease in negative thoughts in children was significantly after receiving cognitive behavior therapy (p=0,021) and shows decrease in maladaptif behavior (p=0,045). Expected that the application of cognitive behavior therapy on school-age children can be done in mental health service by involving community health center and related office which in turn can improve the quality of education.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41458
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dewanti
"ABSTRAK
Karies pada anak usia sekolah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pengetahuan dan kesadaran pentingnya perawatan kesehatan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada
anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif. Responden penelitian berjumlah 156 anak usia sekolah di SDN Pondok Cina 4 Depok. Pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak
usia sekolah di SDN Pondok Cina 4 Depok (p value: 0,013). Penelitian ini merekomendasikan institusi kesehatan, institusi pendidikan, dan orang tua untuk meningkatkan muatan informasi terkait kesehatan gigi dan perawatan gigi pada anak usia sekolah sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi

abstract
Caries in school-age children increases every year. One of the factors that affects the dental caries are knowledge and awareness of the importance dental health care. The aims of this study are to determine the relationship between the levels of dental health knowledge with the behavior of doing dental care. This study used descriptive correlative design. Sample of this study are 142 school age children in SDN Pondok Cina 4 Depok. Stratified random sampling is used as the sampling
techniques. The results of this study showed that there is a significant relationship between level of dental health knowledge with dental care behavior of school-age children in SDN Pondok Cina 4 Depok (p value: 0.013). The study recommends to health care institutions, educational institutions, and parents to enhance the information content related to dental health and dental care at school-age children to prevent the occurrence of dental caries."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42783
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eny Dewi Pamungkas
"Penelitian ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan gejala ISK pada anak sekolah di SDN Pondok Cina 1 Depok. Penelitian deskriptif korelatif ini bertujuan untuk teridentifikasinya faktor-faktor yang berhubungan dengan gejala ISK pada anak sekolah. Sampel pada penelitian ini adalah 85 siswa SDN Pondok Cina 1. Faktor-faktor yang diteliti meliputi jenis kelamin, status sirkumsisi pada anak laki-laki, kebiasaan kebersihan diri, kebersihan toilet sekolah,dan kebiasaan menahan BAK. Hasil penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan antara jenis kelamin, status sirkumsisi pada anak laki-laki, kebersihan toilet sekolah, dan kebiasaan menahan BAK dengan gejala ISK (p value > 0.1). Saran bagi penelitian selanjutnya adalah mencari faktor lain yang berhubungan dengan anak yang mengalami ISK.

This study aimed to discuss about related factors of UTI symptom among children of primary schools in SDN pondok cina 1 Depok. Correlative descriptive study used to identify the related factors of UTI symptom among children of primary schools. The examined factors included gender, circumcision status in boys, hygiene behavior, toilets hygiene, and stasis urine behavior with UTI symptom. The research result showed no relationship between gender, circumcision status in boys, toilets hygiene, and stasis urine behavior with UTI symptom (p value > 0.1). The recommendation for the next research is look for other factors related with children who have UTI."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42033
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Francisca
"ABSTRAK
Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) didefinisikan sebagai suatu gejala ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian dan/atau hiperaktivitas-impulsivitas yang berlangsung terus menerus pada taraf yang maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Anak-anak ADHD mempunyai resiko yang tinggi untuk mengalami masalah akademis maupun sosial. Lingkungan sering memarahi, menghukum, menolak atau memberikan label negatif, kepada mereka. Kegagalan yang dialami, terutama dalam bidang akademis, dan reaksi negatif ini dapat memperburuk keadaan dan menimbulkan masalah karena anak-anak ADHD sangat sensitif baik secara emosional maupun neurologis. Oleh karena itu, penelitian ini berlujuan untuk melihat permasalahan emosi, perilaku dan keadaan atau reaksi lingkungan terhadap anak-anak ini, melalui tes Human Figure Drawing’s (HFDS), Child Behavior Checklist (CBCL) dan alloanamnesa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana fokus perhatiannya untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai masalah yang diteliti_ Data yang digunakan berasal dari kasus-kasus yang ada di Klinik Bimbingan Anak Fakultas Psikologi UI. Kriteria subyek penelitian adalah didiagnosa ADHD, IQ berada pada rata-rata dan berusia 6 tahun 0 bulan sampai dengan 9 tahun 0 bulan. Jumlah subyek penelitian yang digunakan adalah 5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan emosi yang paling menonjol
adalah kesulitan dalam mengontrol impuls-impuls dan dalam membina hubungan
dengan orang lain. Sedangkan permasalahan tingkah laku yang paling menonjol adalah masalah konsentrasi. Pola asuh yang menonjol dalam keluarga adalah adanya pemberian hukuman fisik, seperti memukul, mencubit, dalam menerapkan disiplin. Guru juga memberikan hukuman yang berupa penambahan tugas atau jam belajar di sekolah. Dalam pergaulan, mereka biasa dijauhi oleh teman-temannya.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Vimala Dewi
"ABSTRAK
Stuttering atau gagap merupakan salah satu gangguan kelancaran bicara
(Cohen, 2001). Banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal, yang
dapat menjadi pemicu munculnya gagap pada diri seseorang, misalnya karena
adanya kesamaan genetik dengan orangtuanya yang juga gagap, adanya hubungan
dalam dalam keluarga yang kurang harmonis, dan lain sebagainya.
Gejala gagap mulai muncul ketika anak berusia 2 - 6 tahun. Namun pada
usia tersebut, gagap masih dikatakan normal mengingat seorang anak masih
mempelajari keterampilan bahasa yang akan digunakannya untuk mengemukakan
ide-ide yang ada dalam pikirannya (Prins & Ingham, 1983). Setelah anak
memasuki usia sekolah, gagap atau ketidaklancaran bicara mulai dianggap sebagai
suatu gangguan yang dapat menyebabkan munculnya masalah akademis di
sekolah serta masalah dalam berhubungan dengan teman-teman sebaya. Masalahmasalah
tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya konsep diri dan kepribadian
anak gagap. Beberapa anak yang mengalami gagap dapat terus mengalami gagap
sampai mereka memasuki masa remaja dan dewasa.
Salah satu treatment yang dapat dilakukan untuk mengatasi gagap ini
adalah dengan menjalani terapi wicara dimana anak diberikan latihan bicara
secara khusus untuk memperbaiki gangguan bicaranya (Speech Therapy, 2004).
Bila gagap tersebut sudah berdampak pula pada munculnya hambatan atau
gangguan psikologis, seperti anak menjadi kurang percaya diri dan menarik diri
dari lingkungan, maka selain terapi wicara diperlukan juga treatment yang bersifat
psikologis. Treatment psikologis diberikan untuk membantu orang gagap agar ia
bisa lebih nyaman dalam berkomunikasi dengan orang lain. (Dodge, 2003). Salah
satu treatment psikologis yang dapat diberikan adalah berupa pemberian terapi
modifikasi perilaku.
Penelitian ini mencoba untuk melihat gambaran kemajuan yang diperoleh
anak yang mengalami gagap melalui terapi wicara dan terapi modifikasi perilaku,
hal-hal apa saja yang dapat membantu dan menghambat keberhasilan terapi, bagaimana peran keluarga dalam membantu proses terapi, dan kegiatan-kegiatan
apa saja yang dapat membantu keberhasilan terapi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan
memakai wawancara, observasi, dan analisis dokumen tertulis sebagai metode
pengumpulan data. Subyek dalam penelitian ini adalah seorang anak berusia 13
tahun yang telah didiagnosa mengalami gagap atau sniuering oleh seorang
psikolog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kemajuan yang
diperoleh oleh subyek setelah mengikuti terapi wicara dan terapi modifikasi
perilaku. Beberapa kemajuan tersebut, antara lain: beberapa karakteristik gagap
yang dialami subyek semakin berkurang serta subyek semakin berani untuk
berbicara dengan orang lain yang salah satunya ditunjukkan melalui perilakunya
yang tidak lagi menunduk dan menghindari kontak mata ketika berbicara dengan
orang lain Terdapat beberapa faktor yang dapat membantu keberhasilan terapi,
seperti motivasi dalam diri I untuk menjalani terapi dan motivasi keluarga yang
cuku tinggi untuk membantu 1 menjalani terapi. Ada pula beberapa laktor yang
dapat menghambat keberhasilan terapi, seperti kurangnya kontrol terhadap
kegiatan-kegiatan yang dapat membantu keberhasilan terapi yang disarankan
terapis untuk dilakukan I, frekuensi kedatangan I yang tidak sesuai dengan
harapan terapis, serta kondisi fisik J yang kadang-kadang kurang sehat atau lelah.
Keluarga, khususnya orangtua berperan cukup besar dalam meningkatkan
keberhasilan terapi yang sedang dijalani I.
Dari hasil tersebut, beberapa saran praktis coba dikemukakan untuk
orangtua. Saran-saran tersebut secara umum diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kepada orangtua mengenai bagaimana membantu anak yang
mengalami gagap untuk mengatasi gagapnya. Saran metodologis untuk penelitian
lanjutan lebih berkaitan dengan rentang waktu penelitian, keterlibatan pihak-pihak
lain, dan jumlah serta keragaman subyek yang digunakan dalam tugas akhir ini."
2005
T37859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Damayanti
"Masalah kesehatan jiwa di dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius, sehingga perlu upaya peningkatan kesehatan sepanjang rentang kehidupan. Masa kritis yang memerlukan stimulasi diantaranya yaitu usia pra sekolah. Tujuan penelitian memperoleh gambaran tentang Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik terhadap Kemampuan Ibu dalam Memberikan Stimulasi Perkembangan Usia Pra Sekolah di Kelurahan Kedaung Kota Bandar Lampung. Desain penelitian "Quasi experimental pre-post test with control group", teknik purposive sampling sebanyak 40 ibu kelompok intervensi dan 40 kontrol. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan psikomotor ibu dalam memberikan stimulasi dan perkembangan inisiatif anak pada kelompok yang mendapat Terapi Kelompok Terapeutik lebih tinggi secara bermakna (p-value<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terapi ini direkomendasikan untuk dilakukan pada tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat bagi kelompok ibu yang memiliki anak usia pra sekolah.

Mental health problem is becoming seriously problem in the world, it is necessary to increase mental health effort throughout human development. Preschool is critical period with the result that need stimulation. The aim of this research was to get comprehensive infomation about the influence therapetic group therapy on family ability giving development stimulation for pre school period in Kedaung Bandar Lampung 2010. Design of this research was using "Quasi experimental design with pre post test approach on intervention and control group" by using purposive sampling. A sample consist of 40 responden as intervention group dan 40 as control group. The results of this research show psychomotor ability of mother and development of inisiative improve significantly after Therapeutic Group Therapy with p value < 0,05. This research is recommended to do regulary as community mental health for mother with pre school age children."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28470
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Istiana
"Usia sekolah dasar disebut masa intelektual atau masa keserasian sekolah dalam mencapai perkembangan industri. Tahapan perkembangan industri penting sepanjang rentang perkembangan. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik anak sekolah pada anak-orang tua dan anak-guru terhadap perkembangan mental anak. Desain penelitian "Quasi experimental pre-post test with control group". Sampel berjumlah 116, yang terbagi ke dalam 3 kelompok, 38 orang kelompok intervensi 1(anak-orang tua), 36 orang kelompok intervensi 2 (anak-guru), 40 orang kelompok kontrol anak usia 9-11 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan, psikomotor dan perkembangan industri anak usia sekolah secara bermakna setelah diberikan terapi kelompok terapeutik (p-value < 0.05),dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan terapi kelompok terapeutik. Penelitian direkomendasikan dilakukan pada anak usia sekolah pada anak-orang tua dan anak-guru untuk meningkatkan perkembangan mentalnya.

School aged called as intelektual time in industrial development stage. Industrial development stage is important in human development stages. The purpose of this tudy was to know the effect of school aged therapeutic group therapy to mental development. The design wa quasi experimental pre-post test with control group. One hundred and sixteen children at 9-11 years old was used as sample of this study that divided to 38 children on first intervention group (child-parents), 36 children on second intervention group (child-teacher) and 40 children on control group.
Result of the study showed that cognitive, psychomotor and industrial development ability had increased significantly after therapeutic group therapy was given (p-value <0.005) in intervention group. The study was recomended in child-parents and child-teacher to increase mental development in school aged children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Rudhiati
"Kurang nafsu makan merupakan masalah makan pada anak usia 1-3 tahun yang sering dikeluhkan ibu, dan dapat mempengaruhi berat badan anak serta status gizi anak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi akupresur terhadap nafsu makan anak usia 1-3 tahun yang mengalami gizi kurang.
Desain penelitian yang digunakan randomized controlled trial dengan jumlah responden 38 orang. Baik pada kelompok kontrol maupun intervensi sama-sama menunjukkan peningkatan pada nilai nafsu makan, akan tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada selisih rerata nafsu makan sesudah fase terapi baik pada kelompok kontrol maupun intervensi (P>0,05).
Penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukan penelitian ulang dengan menggunakan desain randomized controlled trial cluster dan melakukan pengontrolan yang lebih ketat terhadap variabel perancu nafsu makan anak.

Lack of appettite is an eating problem in children age 1-3 years, which is often complained by mothers. Lack of appettite affects children‟s weight and their nutritional status. This study aimed to identify the effect of acupressure therapy on children age 1-3 years with undernutrition.
The research design randomized control trial was used. Involving 38 respondent. The result of this study showed that there was no significant diferences between appetitte score before and after intervention among control and intervention groups (p control= 0,08; p intervention= 0,41; α= 0,05).
This research recommends that acupressure therapy can be used to support the intervention in therapeutic feeding center program at puskesmas.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>