Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sirait, Anatotia Bunga
"Skripsi ini menggambarkan bagaimana majalah perempuan memandang tubuh perempuan. Penelitian ini berangkat dari keprihatinan peneliti terhadap kaum perempuan yang mudah menjadi korban manipulasi media dalam hal kecantikan. Majalah perempuan adalah salah satu media yang paling gencar mengagung-agungkan konsep kecantikan ideal. Padahal jika kita amati, majalah perempuan sendiri sering tidak konsisten dalam menyampaikan pandangannya tentang kecantikan kepada perempuan. Majalah perempuan yang sarat dengan artikel-artikel "pemujaan" fisik agar perempuan mengolah tubuhnya sesuai bentuk ideal, pada saat yang sama juga mengandung pesan yang mengingatkan perempuan menerima keadaan diri apa adanya. Peneliti tidak hanya mencoba menggambarkan kontradiksi tersebut, tapi juga menyelidiki faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya kondisi tersebut. Peneliti memilih Majalah Cosmopolitan Indonesia sebagai objek penelitian. Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif dengan perspektif kritis. Metode yang digunakan adalah analisis wacana memakai model Critical Discourse Analysis (CDA) milik Norman Fairclough. Dalam memahami wacana, Fairclough menelaah tiga dimensi yaitu teks, praktek wacana (Discourse practice), dan praktek sosial budaya (Sociocultural Practice). Analisis teks menggunakan model framing Gamson dan Modigliani. Dalam analisis praktek wacana ada dua hal yang diteliti yaitu produksi teks dan konsumsi teks. Data tentang produksi teks diperoleh melalui wawancara dengan seorang pekerja Cosmopolitan Indonesia dan mantan pemimpin redaksi Cosmopolitan Indonesia. Sementara untuk konsumsi teks, karena keterbatasan waktu, penelitian ini hanya melihat karakteristik pembaca Cosmopolitan. Analisis sosial budaya (sociocultural practice) dilakukan dengan melihat sejarah perkembangan majalah perempuan di Indonesia dan Amerika, serta sejarah perubahan bentuk tubuh ideal perempuan. Data juga diperoleh dari literatur dan beberapa situs. Unit penelitian ini adalah enam artikel yang diambil dari majalah Cosmopolitan dan dua artikel dari majalah Her World. Peneliti menemukan ada dua gagasan tentang tubuh perempuan yang saling bertentangan dalam majalah Cosmopolitan. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan visi dan kepentingan tentang gambaran tubuh perempuan. Redaksi, yang relatif mempunyai pandangan lebih realistis terhadap tubuh perempuan, hams patuh dengan pengelola media yang lebih berorientasi pada keuntungan, karenanya majalah masih didominasi oleh konsep kecantikan ideal yang "menjual". Dua pandangan dalam tubuh majalah ini dapat terjadi karena Cosmopolitan turut memperhitungkan kelompok pembaca yang memiliki pandangan yang berseberangan dengan nilai-nilai kecantikan ideal. Menurut peneliti, hal ini terjadi karena Cosmopolitan juga melihat kelompok pembaca ini sebagai pasar yang mendatangkan pemasukan, maka itu suara mereka juga hares terwakili."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Murni Murama
"Studi ini memfokuskan diri pada majalah khusus pria. Masa kebebasan Pers saat ini, menimbulkan eforia bagi media. Kebebasan tersebut membuat kemunculan beraneka ragam media massa seperti tabloid, surat kabar, sampai majalah-majalah lokal dan majalah yang berwaralaba dari luar negeri.
Keterbukaan dan kebebasan Pers tersebut menghadirkan media dengan segmen tertentu, seperti majalah ME (Male Emporium) yang terbit pada Februari 2001 dan ditujukan khusus untuk laki-laki dewasa yang sudah mapan usia 25 - 35 tahun. Dengan pemaparan isi yang dipenuhi artikel dan foto-foto tentang perempuan. Dengan penampilan dan gaya busana-busana yang seksi. Sepertinya hal tersebut menjadi cara yang paling sering dipakai oleh kaum kapitalis untuk mendorong konsumen agar membeli produknya. Demikianlah yang diasumsikan pada majalah Male Emporium ini.
Majalah ME merupakan majalah khusus laki-laki yang memfokuskan diri pada hal-hal yang berhubungan dengan laki-laki seperti otomotif, karier, hiburan, kesehatan, dan lain-lain. Penulisan artikelnya ringan dan mudah dimengerti tapi padat berisi, seperti yang menjadi slogannya : "bacaan pria berisi".
Penelitian ini ingin menjawab beberapa pertanyaan, yaitu: pertama, bagaimana konsep mejalah ME terhadap tubuh perempuan? Dan kedua, ideologi seperti apa yang dimiliki oleh majalah ME? Penemuan mengenai konsep dan kandungan nilai-nilai ideologi yang menyertainya dilakukan dengan analisis wacana fairclough, sedangkan analisis teks dengan menggunakan analisis framing yang dikemukan oleh Pan dan Konsicki.
Paradigma penelitian yang adalah paradigma kritis yang bersifat kualitatif dengan metode analisisnya critical discourse analysis yang melakukan text analysisi dan multilevel analysis secara intertekstual. Adapun analythical framewarknya mengaacu pada Norman fairclough yang terbagi atas 3 dimensi yaitu analisa text, analisa discourse practice, dan analisa Sociocultural.
Penelitian dilakukan terhadap 12 majalah ME yang terbit dari Januari sampai Desember 2004 dengan pengambilan sampel secara random. Pertimbangan karena pada itu sedang hangatnya eforia kebebasan pers yang dinikmati oleh media pada saat itu, dan adanya edisi khusus dalam rangka menyambut 3 tahun berdiri majalah tersebut.
KesimpuIan yang dapat dilihat dari penelitian ini adalah bahwa majalah ME adalah majalah yang cenderung menjadi agen kapitalis yang menjadikan tubuh perempuan sebagai komoditi kepada para konsumennya, yang dalam hal ini adalah kaum laki-laki.
Representasi tubuh perempuan dalam majalah Male Emporium, menguatkan stereotif bahwa perempuan adalah kelompok yang tersubordinasikan, terpinggirkan di dalam kehidupan masyarakat yang cenderung patriarkis. Di sini dibutuhkan sikap bijak dan kritis dari masyarakat, pemerintah dan para pekerja media utnuk tidak terjebak pada kebutuhan yang diciptakan oleh kaum kapitalis dan lebih bersikap seimbang dalam pemberitaan tentang perempuan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Leiliyanti
"Majalah Cosmopolitan sebagai industri media global membingkai target pembacanya ke dalam konstruksi identitas fun fearless female. Hal ini terlihat jelas dari teks visual (model sampul majalah Cosmopolitan) maupun teks verbal (judul judul artikel andalan) dalam sampul majalah (sebagai sebuah perwajahan sekaligus iklan) yang mengarah pada pengonstruksian identitas fun fearless female. Tujuan penelitian ini adalah untuk membongkar mekanisme pengonstruksian identitas perempuan dalam majalah Cosmopolitan dengan menggunakan pendekatan kajian budaya feminis. Tahapan analisis dilakukan pertama-tama dengan memakai teori semiotika Roland Barthes, kemudian dibongkar dengan metode dekonstruksi, dan teori simulasi Jean Baudrillard. Cara yang dipakai aktor majalah Cosmopolitan dalam menggiring target pembacanya ke dalam konstruksi identitas fun fearless female melalui sampul majalahnya adalah dengan menampilkan visualisasi sosok model sampul perempuan sebagai sosok yang merepresentasikan firm fearless female. Pembaca yang sebelumnya ditempatkan sebagai sosok belum fun fearless female dan ingin menjadi sosok tersebut, dirayu dengan visualisasi model sampul perempuan (yang seolah merepresentasikan sosok fun fearless female) dan judul dan isi artikel, rubrik maupun feature (sebagai teks verbal) yang sejalan dengan slogan fun fearless female. Namun, sosok fun fearless female itu sendiri merupakan sosok hyperreal (yang berada dalam simulakra) yang dibentuk aktor majalah Cosmopolitan. Sedangkan bagi pembaca setia yang sudah merasa seperti sosok fun fearless female, pembacaan atas majalah Cosmopolitan secara terus menerus akan mempertebal kepercayaan atas nilai ideologi fun fearless female."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Fidiyastuti
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji penggambaran perempuan ideal yang dibangun oleh sampul 2016 majalah Femina. Empat sampul majalah dipilih secara acak dari Agustus sampai November 2016. Sampul majalah dianalisis dengan kerangka semiotik Roland Barthes 39; 1991 dengan melihat elemen visual dan judul utama / sub-judul sebagai teks verbal. Analisis juga mengeksplorasi mitos atau signifikasi wanita ideal setelah tanda-tanda diproses melalui tingkat denotasi dan konotasi. Temuan ini menunjukkan penggambaran Femina untuk wanita ideal sebagian besar berkisar pada ide kecantikan yang terdiri kulit yang putih, sempurna, dan tampak sehat dengan make up ringan dan tubuh ramping. Selain itu terlihat juga perwujudan sifat perempuan feminin, berani, mandiri, sukses dan muda. Seperti yang diperlihatkan oleh temuan tersebut, ada implikasi bahwa meskipun sifat dominan terlihat mencolok, majalah Femina tetap berupaya untuk menampilkan sosok perempuan dengan sifat tradisional yang penurut.

ABSTRACT
This study examines the portrayal of idealized women constructed by the covers of 2016 Femina magazine. The four covers of the magazine are chosen randomly from August 2016 to November 2016. The magazine covers are analyzed using Roland Barthes rsquo semiotic framework 1991 by looking at the visual element and headlines sub headlines as verbal text. The analysis also explores the myth or signification of idealized women after the signs are processed through the level of denotation and connotation. The finding shows Femina 39 s portrayal of idealized women mostly revolves around the beauty idea consisting fair, flawless, and healthy looking skin with light makeup and slender looking body that also embodies women 39 s traits of being feminine, bold, independent, successful and young. As the finding suggests, there is an implication that despite the glaring dominants traits, the magazine attempts to assert the elements of submissive traditional women tropes."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Atin Parihatin
"Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah keingintahuan penulis bagaimana sebuah majalah perempuan Islam merepresentasikan peran dan kedudukan seorang perempuan Islam. Selama ini pendapat yang berkembang, menjadikan agama sebagai salah satu faktor di balik ketimpangan relasi gender yang dialami seorang perempuan. Sebagai bagian yang besar dalam ummat, mestinya perempuan menjadi aset berharga bagi kelangsungan kebangkitan Islam. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana Ummi menerjemahkan kedudukan dan peran perempuan Islam dan ideologi apa yang mempengaruhinya Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berupa realitas bahwa media memiliki fungsi yang signifikan dalam masyarakat sebagai sumber dominan bagi masyarakat untuk memperoleh tidak hanya gambaran, melainkan juga citra realitas sosial. Penulis juga menyoroti faktor-faktor yang mempengaruhi isi media untuk melihat bagaimana proses yang terjadi, sehingga Ummi menghasilkan wacana mengenai peran dan kedudukan perempuan Islam sedemikian rupa. Metode yang digunakan adalah analisis isi kualitatif dan analisis wacana. Analisis isi kualitatif diarahkan untuk menjawab pertanyaan yang pertama dan analisis wacana ditujukan untuk menjawab pertanyaan yang kedua. Berkaitan dengan tujuan pertama, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Majalah Ummi merepresentasikan peran perempuan Islam dalam dua kerangka besar, yaitu peran perempuan di ruang domestik meliputi perannya sebagai ibu dan istri, dan perannya di ruang domestik sebagai pelaku dakwah (da'i) di masyarakat. Sementara dalam kedudukannya dalam Islam, terepresentasikan dengan melihat bagaimana Ummi menerjemahkan konsep kepemimpinan laki-laki. Penulis sendiri kemudian menemukan turunan dari tiga kerangka besar itu menjadi frame-frame turunan yang menunjukkan ibu, istri, da'i macam apa yang dikonstruksikan oleh Majalah Omni. Berkaitan dengan tujuan kedua, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang mengarah pada ideologi revivalisme Islam yang relatif tampak menonjol. Secara rinci, indikasi-indikasi tersebut muncul pada dalam analisis praktek wacana dan praktek sosial budaya. Kedua analisis tersebut menunjukkan bahwa majalah Ummi lahir dengan dilandasi misi berdakwah kepada masyarakat, untuk merepresentasikan nilai-nilai ajaran Islam dengan merujuk kepada kemurnian Al Quran dan Sunnah, dengan pendekatan pada kondisi dan realitas yang ada namun tetap menjadikan kehidupan Nabi SAW, sahabat, tabi'in, dan salafussalih sebagai teladan. Dalam analisa ini terbaca bahwa Ummi memiliki keyakinan bahwa Islam memberikan posisi dan kedudukan yang mulia pada seorang perempuan, meliputi apapun peran yang dijalaninya. Kemunculan Majalah Ummi seiring dengan bergeliatnya pergerakan kebangkitan Islam di Indonesia pada akhir kekuasaan Orba sebagai sebuah unintended consequences dan perubahan kebijakan pemerintahan Soeharto. Temuan-temuan dalam penelitian ini, menekankan arti penting penafsiran ajaran agama dengan kesesuaian konteks dan realita sehingga tidak menghasilkan bias yang merugikan salah satu bagian masyarakat yang mestinya mendapatkan apa yang semestinya mereka miliki."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atin Parihatin
"Penelitfan ini berusaha mengungkap ideologi revivalisme Islam yang dibawa oleh majalah Ummi. Dengan analisis wacana Norman Fairclough ditemukan ada tiga bingkai yang menegaskan peran perempuan menurut versi revivalis Islam dalam artikel majalah ini, yaitu peran perempuan sebagai istri, peran perempuan sebagai ibu, kepemimpinan laki-laki, serta peran perempuan di ruang publik."
2004
TJPI-III-3-SeptDes2004-71
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pakasi, Diana Teresa
"Teks dan pembaca: Konstruksi tubuh, hasrat, dan relasi seksual perempuan dalam fitur majalah Popular.
145 halaman (termasuk daftar pustaka) + lampiran + halaman pengesahan + kata pengantar + abstract + abstrak + daftar isi + daftar tabel + daftar grafik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi seksualitas perempuan dalam fitur majalah Popular dan pemaknaan pembaca terhadap seksualitas perempuan yang terepresentasi dalarn fitur tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika dan studi etnografis. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada pembaca majalah Popular adalah Focus Grow.) Discussion dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks merepresentasi seksualitas perempuan sebagai objek yaitu objek fantasi seks dan objek pengaturan tubuh perempuan yang ditujukan untuk kepuasan laki-laki. Meskipun demikiarr, filur yang berformat wawancara memungkinkan suara perempuan hadir dan meresistensi objektifikasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembaca umumnya terhegemoni ideologi objektifikasi tubuh perempuan. Pembaca yang bernegosiasi terhadap objektifikasi tubuh perempuan tersebut dipengaruhi oleh latar belakangnya yang memiliki istri yang mampu berperan sebagai subjek dalam relasi seks.

Text and readers: The contraction of women's body, desire, and sexual relationship in the features of Popular magazine.
145 pages (including bibliography) + appendices + approval page + foreword + abstract (English and Indonesia) + table of contents + lists of tables + lists of graphics.
The objectives of this research are to show (a) the representation of 'women sexuality in the features of Popular magazine and (b) the readers' meaning toward the representation. This research used qualitative approach that combined semiotics and ethnography, Focus group discussion and in-depth interview were carried out to collect data from the readers. Research findings showed that text represents women sexuality as an object: as sexual fantasy object and object of regulation in order to gain men's sexual pleasure. However, the interview format features presented the women voices and the voices resisted the objectification. Research findings showed that ideology of objectification of women's body dominated readers. Reader who is negotiated with the objectification of women body is influenced by their spouse who can play the role of subject in sexual relationship.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munaya Nasiri
"Penggambaran perempuan pada iklan membentuk stereotip yang ada di masyarakat. Hal ini terjadi karena pesan yang disampaikan melalui medium televisi menjangkau masyarakat luas. Salah satu bentuk stereotip yang ada adalah stereotip mengenai kecantikan perempuan. Stereotip tersebut dapat ditemukan pada iklan produk perawatan tubuh. Adanya stereotip tersebut, membuat perempuan memiliki konsep diri negatif, yaitu, kurangnya rasa percaya diri. Namun, produk Dove hadir dengan pesan iklan yang berbeda. Dove menggunakan kampanye yang disiarkan di internet dengan membawa nilai post-feminisme, yaitu, meyakinkan perempuan agar berani mengaktualisasikan dirinya. Pada akhir pembahasan, akan terbukti bahwa Dove menyisipkan nilai post-feminisme dalam pesan kampanyenya.

The way advertisement describes women?s image frequently forming a stereotype in society. It happens because the message is delivered through the television that can reach a wider audience. One of the stereotypes that exist in society is about women's beauty. We can find it at body-care product ads. This stereotype makes women have a negative self-concept, in which, women have a lack of confidence. But, there is a body care product that appears with a different message. Dove makes a campaign through the internet with post-feminism value. Postfeminism drives people to change their mindset about women's beauty. At the end of the discussion, this paper proves that Dove?s advertisements and campaign, contain postfeminism value.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Octavia S.
"Penelitian ini menggunakan analisa wacana kritis yang melihat bagaimana majalah pria merepresentasikan perempuan. Majalah yang dianalisis adalah Majalah Male Emporium, yang mempunyai segmen pasar utama yaitu pria berusia 30-45 tahun. Penelitian ini berusaha menggambarkan kemungkinan laki-laki yang selama ini oleh feminis perempuan ibarat "sleeping with enemy" bisa ikut berpartisipasi mendongkrak kesetaraan gender. Latar belakang yang diambil dal= penelitian ini adalah adanya permasalahan gender yang dikonstruksikan secara sosial dalam masyarakat. Permasalahan gender ini ternyata membawa ketidakadilan pada perempuan dengan munculnya beberapa permasalahan seperti gender dan beban kerja, pembagian wilayah peran yang tegas antara domestik dan publik, gaji buruh yang rendah, pelecehan seksual dan menjadikan perempuan sebagai komoditi atau objek seks dalam media. Dengan menggunakan metode analisis wacana milk Gamson dan Modigliani, penulis berusaha menemukan "bagaimana Majalah Male Emporium merepresentasikan perempuan sebagai salah satu daya pikat pembelinya dan ideologi apa sebenamya yang mempengaruhi Male Emporium dalam memberikan representasi perempuan tersebut?" Selain itu pertanyaan penelitian juga untuk membuktikan apakah ada kemungkinan bagi majalah pria yang diasuh oleh pria dan untuk pria mempunyai artikel-artikel yang ikut meningkatkan sensitifitas gender (gender sensitiveness) pembacanya. Hal ini juga akan terkait dengan kemungkinan bagi laki-laki untuk menjadi seorang feminis (Male Feminist). Perspektif yang dipakai dalam kerangka pemikiran adalah paradigma kritis yang banyak dipengaruhi oleh Teori Strukturisasi Giddens. Kemungkinan majalah pria ikut serta dalam perubahan dan meningkatkan sensitifitas gender dapat dilihat melalui teori strukturisasi ini. Sedangkan paradigma kritis berusaha melihat media sebagai sarana dimana kelompok dominan dapat mengontrol kelompok yang tidak dominan bahkan memarjinalkan mereka dengan menguasai dan mengontrol media. Penelitian dalam tradisi ini terutama melihat media sebagai kekuatan besar yang berperan dalam memanipulasi kesadaran dan kenyataan. Dalam kerangka teori, penelitian ini meujuk pada konsep gender dan permasalahan—permasalahan gender. Berkaitan dengan media, juga ikut dibahas bagaimana selama ini media merepresentasikan perempuan. Teori kostruksi realitas dan Denis McQuail menjadi salah satu rujukan yang menyatakan bahwa media berpengaruh pada pembentukan realitas semu (realitas kedua/pseudo reality). Dan begitu juga sebaliknya bagaimana realitas yang ada di masyarakat bisa mempengaruhi isu di media. Di sini media tidak bisa dianggap institusi yang berlaku secara objektif, karena seringkali latar belakang pekerja-pekerja di media ternyata sangat mempengaruhi cara pandang mereka dalam memberitakan realitas yang ada. Selain itu pengaruh sistem dimana media itu berada juga sangat mempengaruhi media dalam merepresentasikan perempuan. Fenotnena perempuan sebagai objek seks, dalam penelitian ini dilihat dari sudut pandang politik ekonomi tubuh perempuan. Dimana, tubuh atau anggota tubuh perempuan dijadikan komoditi yang punya nilai jual (added value) sebagai daya, pikat untuk meningkatkan laba atau keuntungan. Tubuh perempuan dijadikan pembawa makna (sign bearer) dan bukan menciptakan maluia (sign creator). Hal ini tidak terlepas dari sistem ekonomi kapitalis, yang ternyata juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan industri secara global. Saat ini, media tidak hanya sebagai institusi redaksional tetapi juga sebagai industri yang bertwnpu pada peningkatan capital. Dengan menggunakan teknik analisis framing Gamson dan Modigliani, penulis berusaha melihat representasi perempuan lewat teks yang ada dalam artikel Women We Love, Man Issue, Man of The Month dan Women's Secret. Sedangkan Critical Discourse Analysis (CDA) digunakan untuk menganalisis tingkat yang lebih luas yaitu pada discourse analysis dan socio cultural analysis. Analisis ini untuk memperlihatkan kaitan teks dengan konteks social masyarakat dimana media itu berada. Pada tahap selanjutnya, dilakukan juga analisis order of discourse untuk melihat secara keseluruhan kaitan ketiga level tersebut. Dari hasil analisa ditemukan bahwa, Majalah Male Emporium masih menggunakan perempuan sebagai sex sells, walaupun dalam bentuk frame perempuan yang lebih berkelas dan anggun. Suatu yang menarik adalah dalam majalah yang sex sells ini, beberapa artikel di kolom Man Issue dan Man Of the Month pernah membahas masalah kesetaraan gender. Male Emporium juga lebih fleksibel pada peranan perempuan di dunia publik dibandingkan dunia domestik. Walaupun, Male Emporium dalam beberapa hal masih harus terjebak pada ideologi patriarki yang sudah mengakar dalam masyarakat. Pengangkatan isu gender dalam majalah ini, dilihat penulis sebagai salah satu motivasi pria untuk menumbuhkan perasaan sensitifitas gender (gender sensitive). Disini Male Emporium masih dalam tahap motivasi asal gender. Dalam kesimpulan dan implikasi teoritis dikemukakan bagaimana kemungkinan laki-laki bisa menjadi seorang feminis laki-laki (male feminist). Karena permasalahan gender bisa diperbaiki ketika semakin banyak laki-laki atau perempuan yang berpikir patriarkis keluar dari struktur yang ada dan masuk dalam kesadaran diskursif (discursive consciousness)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>