Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 228251 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sisfani Medika
"Penelitian ini hendak menunjukan korelasi yang terjadi antara kepemilikan silang dengan konstruksi isu desentralisasi dalam dunia televisi dalam pemberitaan di surat kabar Kompas, Media Indonesia dan Jawa Pos. Desentralisasi dunia televisi merupakan salah satu hal yang diatur dalam UU Penyiaran, yang pada saat diusulkan menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Penelitian dilakukan dengan Iiipotesis bahwa surat kabar yang berada satu grup dengan stasiun televisi swasta akan menolak desentralisasi, sedangkan surat kabar yang berada dalam satu grup dengan stasiun lokal akan cenderung mendukung. Penelitian dilakukan terhadap artikel-artikel pada Kompas, Media Indonesia dan Jawa Pos yang memuat isu desentralisasi tersebut baik sebagai tema utama maupun hanya sebagai tema sekunder selama bulan Agustus sampai Oktober 2002 dengan menggunakan metode analisis isi kualitatif. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat perbedaan antara Kompas, Media Indonesia, dan Jawa Pos dalam mengkonstruksikan isu desentralisasi dalam dunia penyiaran. Kompas dan Media Indonesia cenderung menolak, sedangkan Jawa Pos cenderung mendukung. Ketiga surat kabar, masing-masing berada dalam satu grup dengan sebuah stasiun televisi. Kompas dan Media Indonesia dengan stasiun televisi swasta, sedangkan Jawa Pos dengan stasiun televisi lokal. Dari pola kepemilikan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemilikan silang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap pemberitaan Kompas, Media Indonesia dan Jawa Pos mengenai isu desentralisasi dunia penyiaran. Dari hasil temuan tersebut dapat dilihat bahwa fungsi media dalam menjamin public sphere dalam masyarakat mulai digeser oleh kepentingan pemilik media. Karena kepentingan pribadi mulai lebih terlibat dalam proses politik, "tempat" yang tadinya tersedia untuk public sphere dan debat kritis mulai berkurang. Kepentingan pemilik ini pada akhirnya mempengaruhi objektivitas media dalam menampilkan sebuah realitas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joke Octarina
"Di dunia pers Indonesia akhir akhir ini banyak terjadi kerjasama surat kabar daerah dengan grup penerbitan pers Jakarta. Perusahaan surat kabar daerah mengajak grup penerbitan Jakarta untuk mengelola surat kabar daerah tersebut. Sebagian besar, surat kabar daerah yang mengajak -5 kerjasama itu adalah surat kabar yang bertiras kecil dan hampir tak dapat terbit lagi. Penelitian ini hendak mencari informasi tentang bagaimana dan seperti apakah kerjasama itu. Selain itu, penelitian ini ingin mengetahui dampak dari kerjasama itu bagi surat kabar daerah, bagi grup penerbitan pers Jakarta dan bagi masyarakat di daerah itu. penelitian terutama dipakai adalah mendalam. Selain itu, analisa isi dilakukan Metode yang wawancara pada halaman muka dan tajuk surat kabar daerah sebelum dan Kuesioner pun disebar pada pembaca. harus mempunyai kriteria : sebagai pembaca kabar daerah lama yang sekaligus pembaca surat kabar baru yang telah melakukan kerjasama. setelah bekerjasama. Responden surat daerah Diantara grup-grup penerbitan yang ada di Jakarta, Kelompok Kompas Gramedia (KKG) dan Surya Pesindo. yang terpilih adalah Banda Aceh dan Bandung. Kedua tersebut hadir di dua kota itu. Tapi penelitian lebih terpilih Daerah grup difokuskan ke Aceh. Penelitian dilakukan di Aceh selama 3 bulan (awal Maret - pertengahan April 1990 dan awal Mei pertengahan Juni 1990); di Bandung selama 2 minggu (awal pertengahan Juli 1990); di Jakarta selama dua hari (8 September 1990 dan 10 November 1990). Kerjasama antara surat kabar daerah dengan grup penerbitan pers Jakarta terbukti dapat memajukan surat kabar daerah itu. Dengan adanya kerjasama ini, grup penerbitan pers Jakarta relatif mempunyai pengaruh di suatu daerah melalui surat kabar daerah tersebut. Namun, dengan adanya kerjasama ini, surat kabar daerah tergantung pada grup penerbitan Jakarta dalam hal: dana, berita nasional dan internasional, iklan dan fasilitas lain yang susah didapatkan di daerah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Denny Puspitasari
"Media massa pada masa Perang Dunia II (1939-1944) memegang peranan penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat Prancis. Penelitian ini membicarakan mengenai situasi pers dan kondisi surat kabar di Prancis pada masa Perang Dunia II, serta memperlihatkan pesan propaganda melalui judul dan isi artikel politik yang dimuat dalam surat kabar tersebut dengan menggunakan teori fungsi Bahasa dari Roman Jakobson dan teknik-teknik propaganda. Setelah memaparkan sejumlah data dan menganalisisnya, maka pada akhir penelitian diketahui bahwa surat kabar Prancis pada masa ini berada di bawah kontrol Jerman untuk wilayah Prancis Utara melalui Propaganda Abteilung yang berada di bawah arahan Gobbels dan kementrian propaganda Jerman, sementara kontrol atas pers di wilayah Prancis Selatan dipegang oleh pemerintahan Vichy. Dengan adanya kontrol atas pers, pembatasan informasi yang boleh dimuat, serta pemberlakuan sensor, maka selain surat kabar resmi muncul surat kabar-surat kabar gelap yang merupakan suatu reaksi atas keadaan tersebut. Surat kabar selain berfungsi sebagai alat penyebar informasi juga berfungsi sebagai media propaganda. Melalui propaganda yang ditampilkan dalam artikel politik di surat kabar, pihak pemerintah Jerman, Vichy, dan kelompok Resistance berusaha mempengaruhi rakyat Prancis terhadap suatu ide tertentu sehingga ide tersebut dapat diterima oleh banyak orang.

Pendant la seconde guerre mondiale et sous 1'occupation, les medias ont joue un role important en diffusant beaucoup d'informations aux civils. Cc memoire pane de condition de la presse francaise en deuxieme guerre mondiale. II s'agit aussi d'analyse de la propagande parue dans des titres et des contenus des articles politiques de journaux francais en utilisant les fonctions du langage de Roman Jakobson et des techniques de propagande. A la fin de l'analyse, on trouve que la presse est controlee, censuree, tant en zone nord par les Allemands qu'en zone sud par le gouvernement de Vichy. En zone nord, la presse est directement sous tutelle de la Propaganda-Abteilung, controlee par Goebbels (ministre allemand de la propagande). En zone sud, elle est soumise a la pression du gouvernement de Vichy. Censuree, limitee, et uniformisee a la source dans le choix de ses informations, la presse doit se plier aux diverses recommandations et injonctions des institutions de controle. En marge de cette presse autorisee, des journaux clandestins apparaissent et se mettent progressivement en place. Le gouvernement de 1'Allemagne et de Vichy et aussi les Resistances utilisent des journaux comme media de propagande. Its emploient la propagande dans des articles po
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14362
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karti Nursanti
"Penelitian ini mencoba mengungkap konstruksi media pada isu-isu yang melatar belakangi pemasalahan sosial pada kasus dampak semburan lumpur di Sidoarjo dalam pola hubungan media, masyarakat (civil society), negara (state), dan pasar (market), dengan segala subjektifitasnya dalam mendefinisikan realita sosial menjadi realitas media dimana didalamnya melibatkan komunikasi politik, dan aktor-aktor sosiai termasuk politik media dalam menseleksi sebuah isu atau peristiwa, yang dengan penilaian tertentu yang boleh jadi hal itu dipengaruhi oleh kepentingan idealis, ideoiogi, politis dan ekonomis owner-market, sehingga dipandang memenuhi keriteria layak dimuat atau tidak layak muat. Atau bisa jadi konstruksi-konstruksi pemberitaan ini juga pengaruh dari Issues Management yang dibuat aktor-aktor sosial, karana semua memiliki kepentingan dalam penyelesaian masalah tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dangan paradigma konstruktif. Dengan unit analisis seluruh isi berita yang melatar belakangi permasalahan sosial akibat semburan lumpur di Sidoarjo pada surat kabar Kompas, Media Indonesia dan Koran Tempo (periode Juni 2006 hingga Mei 2007). Data penelitian diperoleh dari klipping koran; wawancara pada profesional surat kaban studi Iiteratur dalam rangka memberikan konteks terhadap temuan dalam penelitian. Alasan pemilihan media yang diteliti adalah: koran terbitan pagi; distribusinya nasional area; jenis koran umum; latar belakang kepemilikan dan profesional di sural kabar hubungannya dengan ideologi yang berpengaruh pada visi-misi yang diemban media tersebut. Hal ini berkailan dengan proses produksi berita pola Pamela J. Shoemaker dan Stephen Reese (1996) tentang lima faktor yang mempengaruhi produksi berita yakni: ideological level, extra media level, organizational level, media routine level dan individual level.
Dalam penelitian ditemukan adanya beberapa kategori isu yang diangkat secara berulang-ulang oleh media dan mendapat porsi terbanyak dari setiap pemberitaan pada kasus lumpur Sidoarjo, sehingga secara signifikan isu-isu tersebutlah melatar belakangi perrnasalahan sosial adapun isu-isu tersebut adalah pada permasalahan; kopensasi, pengungsi/pengungsian, hukum dan lingkungan.
Peneliti juga menemukan adanya ketidak konsistenan media dalam konteks ideologi yang di emban media tersebut dalam membentuk realitas sosial. Terbukti dari media yang diteliti, hampir semua mengangkat topik yang sama pada peristiwa yang sama. Sedikit perbedaan terungkap hanya pada lead berita, nara sumber yang dikutip dan peletakan halaman berita pada isu-isu yang melatar belakangi permasalahan sosial tadi. Hal tersebut juga yang membedakan dalam pengkonstruksian media sebagai realitas sosial, termasuk sikap media lerhadap kasus tersebut yang tertuang dalam editorial dan artikel opini.
Saran akademis sebagai tindak Ianjut penelitian ini adalah dirasakan metode kualitatif belum mampu menjelaskan perbedaan pengkonstruksian satu media dengan lainnya terhadap suatu obyek, untuk itu diperlukan metode kualitatif untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas, yang dalam penelitian ini peneliti mencoba sedikit menggunakan data kuanitatif untuk melengkapi analisis kualitatif untuk melihat perbedaan pengkonstruksian masing-masing media.
Keterbatasan penelitian antara lain, kasus ini masih terus berjalan hingga penulisan ini, dimasa yang akan datang bisa jadi isu yang dilemukan dalam penelitian akan tidak sama. Disisi lain untuk narasumber dari media hanya didapat dari pekerja media (redaktur). Sehingga tidak dapat mengungkap secara langsung pandangan dan keterlibatan pemilik media sebagai regulator."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T17369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Maharani Tunggadewi
"Penelitian ini diawali dengan terbatasnya kehadiran perempuan dalam kolom yang bersifat inspiratif yaitu kolom box dan banyaknya perempuan yang hadir dalam kolom yang bersifat hiburan, yaitu kolom nama dan peristiwa. Kehadiran perempuan dalam kolom-kolom tersebut membangkitkan rasa ketertarikan penulis untuk melihatnya secara lebih mendalam dengan menjawab pertanyaan dalam penelitian ini yaitu bagaimana representasi perempuan dalam kolom tersebut. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan perspektif gender karena mampu memahami persoalan ketidakadilan sosial secara lebih menyeluruh, tidak semata demi kaum perempuan saja. Teori-teori yang digunakan adalah teori bersentuhan dengan gender dan perempuan, sedangkan teori komunikasi yang dipilih adalah teori yang berfokus pada media surat kabar. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang berusaha menggambarkan representasi perempuan sehingga tidak memerlukan hipotesa. Analisis isi yang digunakan bersifat kualitatif dan kuantitatif, dengan menitikberatkan pada pendekatan kualitatif Analisis isi kuantitatif menggunakan perangkat kategorisasi dan analisis kualitatif dengan pengamatan terhadap teks untuk mencari pola-pola pemberitaan tentang perempuan. Representasi perempuan yang muncul cenderung berbeda , dalam kolom nama dan peristiwa yang berisi berita ringan dan sifatnya menghibur, perempuan lebih banyak muncul. Mereka adalah selebritis yang ditampilkan dengan kehidupan pribadinya. Sedangkan dalam kolom box yang berisi kisah prestasi atau keunikan seseorang yang sifatnya inspiratif, sedikit perempuan yang muncul. Mereka adalah perempuan aktivis kemanusiaan dan lingkungan serta tokoh pendidik yang berprestasi di bidang sosial budaya. Dengan demikian peran Kompas dalam kolom nama dan peristiwa adalah sebagai surat kabar yang memperkukuh nilai-nilai yang bersifat patriarkhi, sebaliknya dalam kolom nama dan peristilva Kompas mernbongkar stereotip dan nilai-nilai patriarkhi yang selama ini ada dan merugikan perempuan. Fenomena ini ingin mengatakan bahwa Kompas dalam perjuangannya menuju pencerahan dengan membawa misi humanisme dalam kemasan beritanya, ternyata tidak lepas dari kekuasaan kapitalisme."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasa Djuarsa Sendjaja
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1978
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti
"ABSTRAK
Kajian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan cara mengungkapkan pendirian dan pernyataan dalam editorial, sebagai salah satu contoh wacana argumentatif: Dalam wacana argumentatif terkandung unsur-unsur argumentasi. Unsur argumentasi yang ada pada editorial adalah evidensi, klaim, pembenaran, evidensi penunjang, kualifikasi, dan bantahan. Kajian ini bertujuan untuk mengemukakan adanya unsur argumentasi, menemukan pemarkah evidensi dan klaim sebagai bagian dari unsur argumentasi, serta mengemukakan pembenaran secara eksplisit, pada editorial Kompas dan Media Indonesia bidang kajian analisis wacana. Hal ini didasarkan pada konsep (1) dalam editorial terkandung unsur argumentasi, (2) tidak selalu pendirian diungkap secara eksplisit, dan (3) adanya perbedaan cara pengungkapan pendirian pada kedua harian tersebut. Pengumpulan data dilakukan pada September-November 2006 sebanyak 120 editorial. Enam puluh tiga dari Kompas dan lima puluh tujuh dari Media Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertumpu pada teori argumentasi Toulmin. Dui analisis ini ditemukan, (1) enam unsur argumentasi tidak selalu ada pada setiap editorial kedua harian, (2) masing¬masing editor menggunakan caa yang berbeda dalam menyampaikan argumentasi, dan (3) pembenaran dapat dikemukakan secara eksplisit dan implisit. Hasil analisis memperlihatkan enam unsur argumentasi digunakan Kompas dan lima unsur digunakan Media Indonesia. Kompas menggunakan evidensi 31,55%, klaim 34,33%, pembenaran 12,45%, evidensi penunjang 11,8%, kualifikasi 9,66%, dan bantahan 0,21%. Media Indonesia menggunakan evidensi 33,54%, klaim 32,92%, pembenaran 17,92%, evidensi penunjang 10,62%, dan kualifikasi 5%. Secara implisit ditemukan 75 (56%) pembenaran dari Kompas dan dari Media Indonesia 61 (41,5%). Pembenaran implisit ini dapat dibuat menjadi eksplisit dengan menghubungkan evidensi dan klaim yang ada secara eksplisit. Dengan demikian dapat disimpulkan, (1) Kompas lebih banyak menggunakan klaim sedangkan Media Indonesia lebih banyak menggunakan evidensi; (2) Kompas lebih banyak menggunakan pembenaran secara eksplisit dibandingkan Media Indonesia; dan (3) Balk Kompas maupun Media Indonesia menggunakan pemarkah leksikal dalam mengungkapkan evidensi dan klaim.

ABSTRACT
This study is based on differences in expressing the opinion and statement in editorial as one of the examples of argumentative discourse. Argumentative elements are implied in the argumentative discourse such as editorial. The argumentative elements of editorial are evidence, claim, warrant, backing, qualification, and rebuttal. This study aims at finding argumentative elements, evidence and claim markers as part of argumentative elements, and warrant in Kompas and Media Indonesia newspaper editorial. This is based on following the concept: (1) editorial bears argumentative elements; (2) the opinion is not always expressed explicitly; and (3) there are differences in the way of expressing ideas between the two newspapers. The data are from the editorial in Kompas and Media Indonesia, published in September, October, and November 2006 of 156 editorials 120 editorials are selected randomly as data research. Sixty three editorials are from Kompas and fifty seven editorials are from Media Indonesia. The data are analyzed with descriptive qualitative method using Toulmin's argumentative theory. The finding of this study are (1) not all six argumentative elements are used by the two newspapers; (2) editor uses different ways in producing argumentation; and (3) the warrant explicitly and implicitly. The can be expressed results show that there are six argumentative elements used by Kompas and five argumentative elements used by Media Indonesia. Kompas uses 31.55% evidence, 34.33% claim, 12.45% warrant, 11.8% backing evidence, 9.66% qualification, and 0.21% rebuttal. Media Indonesia uses 33.54% evidence, 32.92% claim, 17.92% warrant, 10.62% backing evidence, and 5 % qualification. The results find 75 (56%) warrant from Kompas implicitly, while 61 (41.5%) warrant are from Media Indonesia. This implicit warrant can be made explicitly by connecting evidence and claim. The conlusions are (1) Kompas uses more claim while Media Indonesia uses more evidence; (2) Media Indonesia uses more warrant explicitly than Kompas; and (3) both Kompas and Media Indonesia use lexical markers to express the evidence and claim"
2007
T38846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Prayudhi
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fungsi kata yang dalam surat kabar kaum peranakan Tionghoa dan surat kabar kaum pribumi. Hasil yang diperoleh adalah mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai fungsi kata yang dalam kedua surat kabar tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan fungsi kata yang. Penelitian ini mengambil sepuluh surat kabar kaum peranakan Tionghoa dan sepuluh surat kabar kaum pribumi. Setiap surat kabar diambil tiga artikel dari tahun yang sama. Untuk mengolah data digunakan teori sintaktis Harimurti Kridalaksana. Hasil penelitian ini menunjukkan fungsi yang sebagai konjungsi perluasan dan pembentuk nomina digunakan oleh penerbitan kaum peranakan Tionghoa maupun pribumi. Fungsi yang sebagai pengantar objek digunakan oleh seluruh surat kabar kaum peranakan Tionghoa yang dipergunakan dalam penelitian ini. Dalam surat kabar pribumi fungsi yang sebagai pengantar objek hanya ditemukan dalam satu artikel yaitu artikel surat kabar Neratja (artikel A). Kesimpulan penelitian ini adalah fungsi yang sebagai pengantar objek merupakan ciri khas sintaktis bahasa Melayu Tionghoa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komalawati
"Sura kabar merupakan media komunikasi tertua di
dunia ini. Sejak kelahirann a i a telah mampu menjalankan
fung!::.j.nya te~- u t ama sebaga." pemberi infor masi. Namun
perkemb a ngan teknologi me lahirkan media lain di C~n t ar--a ny a
t .elevisi , j en .is media ~ w tl i o v i sua 1 yang mendorong
ter- j adinya kom petisi a n tar media . Surat kabar berusaha
eksistensinya a ar d apat tetap hidu p dan
memperoleh perhatian khalayak. Untuk itu pihak p engelola
dengan membe r i ped-.a t.ian l ebi t! pada penr.l.mpilan
desaln surat kabar.
Dalam merancan§ d e saio s e orang editor
tida k hanya memenu h i kri teria menarik saj a, t etapi j uga
harus memenuhi fungs.ional des.a i n =.epert.i.
mfo?nqkategC~risasi berita~ merefleksikan sifat-si fat dan
kepri badi an surat kabar serta memudahkan dan me mpercepat pembaca menyerap informasi.
Penelitian e ksplor-atif ini bertujuan mengetahui
~d e dan pertimbang an apa saja yang mendasar-i pemilihan
dapat memenuhi kriter-ia fungsional dan
estetika tersebut. Mel a lui 1>.~awanc ara mendalam dengan
editor lima sur-at kabar di Jakarta, penelitian ini
ingin mengetahui pemahaman teoritis seorang editor da l .am
arti ia lebih menda ~ ari p i lihan-pilihan elemen desainnya
dengan teor i atau lebih banyak mengand alkan in tuisi
.improvisasi.
Sec;:a ra umum, pemahc"?!man t ec
memada." • Mereka mc-.s:"lh mencari·-cari kons.e p desain SU i~ at
mere -~ a. I< e ± rrg in ~in un t Li k l eoih me maham.:'~ dan
mendal ami te0ri-teor-i desa i n kur ang d idukung oleh si tuasi
da l am prakteknya dengan be r-bekal . teor-i ya 19
mereka bukan hanya haru s menggabungkan teor i tersebut
dengan pr±n -s.i p e"'S teti ka, namun j uga harus:. mengikuti
kemauan red-ksi d an :ebijaksanaan perusahaan"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S4038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wijaya Kusuma
"Media massa telah diakui memiliki pengaruh terhadap publik. Salah satu bukti potensi media massa mempengaruhi publik adalah kemampuan media massa untuk menyusun atau mengagendakan berita-berita apa yang dipersepsikan publik sebagai berita yang paling penting atau paling menonjol pada kurun waktu tertentu. Kemampuan tersebut dirangkum dalam suatu pendekatan yang khusus mengkaji efek media massa yaitu teori fungsi agenda-setting. Teori fungsi agenda-setting akhir-akhir ini menjadi populer dalam studi-studi komunikasi massa terutama komunikasi politik. Dengan menggunakan pendekatan teori fungsi agenda-setting pulalah penulis melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan dan asosiasi antara agenda surat kabar dengan agenda publik atau pembacanya.
Media massa yang menjadi obyek studi penelitian ini adalah media cetak yaitu surat kabar nasional Kompas yang terbit di Jakarta, dan surat kabar daerah Akcaya yang terbit di Pontianak. Sedangkan publik sasaran yang dilakukan dengan metode survei adalah anggota DPRD tingkat I Propinsi Kalimantan Barat. Isu-isu yang diambil adalah isu-isu nasional dan daerah. Sampel penelitian terdiri atas 45 responden yang diambil secara "total" (keseluruhan).
Penelitian ini sendiri berlangsung selama 1 bulan khusus untuk menganalisis isi surat kabar, dan kerangka waktu analisis ini dibagi dalam 2 tahap, masing-masing tahap selama waktu 2 minggu. Untuk survei agenda publik dilakukan selama jangka waktu 3 hari selesai analisis surat kabar. Dalam penelitian ini, agenda surat kabar Kompas dan Akcaya diukur berdasarkan ukuran pemuatan, waktu pemuatan, dan variasi berita. Sedangkan agenda publik diukur berdasarkan respon (urutan/rangking) mereka mengenai isu-isu nasional dan daerah yang mereka nilai sebagai isu yang paling panting secara intrapribadi.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan statistik (Spearmen's Rho dan Chi-Square) atau hubungannya sangat kecil antara agenda SK Kompas dan Akcaya dengan agenda anggota DPRD tentang prioritas isu nasional dan daerah, baik pada saat pengukuran pertama (pre) dan kedua (post). Tidak signifikannya hubungan dan asosiasi yang diperoleh dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain, baik yang berasal dari media maupun dari publik. Antara lain homogenitas responden, jumlah pajanan pada media yang rendah, kuatnya orientasi pada asal golongan politik, dan kedekatan (proximity) isu dengan bidang tugas publik, serta kecenderungan untuk berpendapat sama (konsensus). Di samping itu asosiasi agenda media dengan variabel perantara yang diduga antara lain asal fraksi, frekuensi diskusi antar pribadi, dan lama pajanan pada surat kabar, juga tidak signifikan, kendati telah penulis kelompokkan lebih ketat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>