Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136250 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Noviani
"Dengan adanya konsep "Low Cost Carrier" dan deregulasi penerbangan niaga oleh pemerintah, Industri jasa penerbangan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sehingga memperparah kondisi dari Bandara yang kian padat sekarang ini dan kedepannya. Jumlah runway yang ada saat ini, memperbesar kemungkinan bandara tidak mampu lagi menampungnya. Dengan melakukan peramalan jumlah penumpang pesawat 10 tahun ke depan pada waktu puncak menggunakan metode Support Vector Regression dan menghitung kapasitas runway, dapat ditentukan jumlah dan waktu yang tepat untuk menambahkan runway sesuai dengan tujuan penelitian. Pada akhirnya akan didapatkan bahwa diperlukan satu tambahan runway sekitar tahun 2011-2015 tergantung load factor dan runway flexibility percentage.

With the concept of "Low Cost Carrier" and deregulation by the government's commercial aviation, aviation services industry in Indonesia has been growing very rapidly and thus aggravate the conditions of an increasingly crowded airport today and the future. With the amount of the existing runway, increase the possibility of the airport that can no longer accommodate it. By forecasting the number of passengers the next 10 years at the peak time using Support Vector Regression method and calculate the runway capacity, the amount and right time of additional runway can be determined in accordance with the purpose of research. It will eventually be found that it takes one additional runway on around 2011-2015 depends on the load factor and percentage runway flexibility."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1060
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Huda Jamilah
"Pertumbuhan dari transportasi udara mengindikasikan bahwa dalam beberapa dekade terakhir industri ini memiliki peranan pada ekonomi regional dan integrasi pada perekonomian dunia Industri penerbangan terus tumbuh dengan cepat meski tidak bersamaan dengan pertumbuhan profitabilitas yang kuat dan konsisten akibat persaingan yang ketat Belobaba 2009. Namun pertumbuhan ini menghadapi sebuah tantangan yang besar untuk maskapai bandara pembuat kebijakan dan politisi Masalah khusus yang dihadapi adalah pertumbuhan permintaan pada jasa penerbangan tidak diiringi oleh pertumbuhan yang respektif dari kapasitas bandara. Oleh sebab itu banyak bandara di seluruh dunia mengalami kekurangan kapasitas Dampak dari kurangnya kapasitas bandara adalah terjadinya congestion atau kepadatan baik di udara maupun di darat akibat antrinya pesawat untuk lepas landas dan mendarat yang menyebabkan delay Salah satu kebijakan yang ditempuh oleh PT Angkasa Pura II dan PT AirNav Indonesia adalah melalui kebijakan Improved Runway Capacity 72. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa telah terjadi penurunan tingkat delay penerbangan per menit di Bandara Internasional Soekarno Hatta Penurunan tingkat delay penerbangan per menit pada penerbangan domestik lebih tinggi dibandingkan tingkat penerbangan internasional dan penurunan tingkat delay penerbangan per menit untuk leg keberangkatan lebih tinggi dibandingkan leg kedatangan.

Growth Of Air Transport indicated that the several recent decades in the industry have the initial role of regional economic and integration to the world economic The airline industry continues its rapid growth despite not being followed by the growth and consistent of profitability as the result of fierce competition Belobaba 2009. However the growth is facing a big challenges for airlines airports policy makers and politicians Some special issues is that the growth of demand for aviation services is not accompanied by the respective growth from airport capacity. Therefore there are lots of airports worldwide experiencing capacity shortage. Impact From the lack of capacity of the airport is gridlock or density both in the air and on the ground plane due to the queue to takeoff and landing that causes delays. One policie which is pursued by PT Angkasa Pura II and PT AirNav Indonesia is Capacity Runway 72. This research conclude there is a declining rate per minute flight delay at Soekarno Hatta International Airport after IRC 72 applied. The decrease rate per minute flight delay for domestic flights is higher compared to international flights and a decrease in rate per minute flight delay for departure rather than arrival."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Muhammad Rhydo
"Skripsi ini membahas kapasitas landasan pacu yang dimiliki oleh bandara Soekarno Hatta, Jakarta dengan melakukan analisis dan evaluasi mengenai besaran kapasitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat besaran kapasitas yang dimiliki oleh landasan pacu bandara Soekarno Hatta untuk kemudian dibandingkan dengan jumlah permintaan yang diramalkan akan muncul, sehingga dapat diproyeksikan kesanggupan landasan pacu bandara dalam menghadapinya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode yang direplikasi dari metode-metode sebelumnya serta menggunakan data yang bersumber langsung dari PT Angkasa Pura II selaku operator Bandara Soekarno Hatta. Penghitungan kapasitas menggunakan metode yang bersumber dari Federal Aviation Administration sementara peramalan permintaan menggunakan metode trend projection.
Hasil perhitungan kapasitas dan peramalan permintaan menjadi dasar dari evaluasi kapasitas dan didapatkan hasil bahwa landasan pacu bandara Soekarno Hatta telah mengalami overcapacity dan akan terus mengalami overcapacity hingga tahun 2025 yang dapat mengakibatkan terjadinya kendala operasional. Dalam penelitian ini kemudian dilakukan simulasi bagaimana jika bandara Soekarno Hatta melakukan pembangunan landasan pacu ketiga (what if analysis) dan didapatkan hasil bahwa pembangunan landasan pacu ketiga akan mampu mengakomodasi permintaan dengan kondisi undercapacity pada tahun 2025.

This study investigates the runway capacity of Soekarno Hatta Airport, Jakarta with doing some analysis and evaluation about the amount of it?s runway capacity. The purpose of the study is to analyze the current capacity to be compared with the future demand projection, so we could projecting the capability of the runway to accomodate the demand. This study runs with the replication model from the previous method and the data comes from PT Angkasa Pura II as the airport operator. The capacity calculation method was replicated from the Federal Aviation Administration and the demand projection was calculated by the trend projection method.
The result of the calculations stands as the basis for capacity evaluation dan the evaluation conclude that Soekarno Hatta runway is facing the overcapacity situation until 2025 and could disrupt the operational system. And then in this study, there is simulation if the government build the third runway to complete the airport and the result is runway building could give the airport chance to accomodate the demand on 2025.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Dwi Anggoro
"Indonesia memiliki tingkat kecelakaan pesawat yang jauh lebih tinggi dari rata-rata tingkat global. Jenis kecelakaan pesawat yang paling sering terjadi di Indonesia adalah runway excursion. Runway excursion dapat dipicu oleh faktor manusia, faktor lingkungan, dan faktor fasilitas. Selain faktor tersebut, fase peristiwa serta waktu peristiwa juga berpengaruh terhadap kejadian runway excursion. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang tergolong faktor fasilitas di runway strip dan menganalisis probabilitas terjadinya runway excursion akibat faktor fasilitas di runway strip berdasarkan fase peristiwa dan waktu peristiwa. Data penelitian dihimpun dari laporan investigasi KNKT dan data sertifikasi bandar udara yang mempunyai pengecualian (exemption) runway strip. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat tiga kategori aspek yang tergolong fasilitas di runway strip sebagai penyebab maupun memperparah runway excursion yaitu kontaminan di runway, kondisi runway strip, dan visual aids. Dengan menggunakan probability density function, didapatkan bahwa probabilitas terjadinya runway excursion akibat faktor fasilitas di runway strip di fase peristiwa landing maupun take off pada waktu daylight (06.00-18.00) lebih besar daripada waktu night (18.00-06.00).

Indonesia has a plane crash rate that is much higher than the global average. The most common type of plane crash in Indonesia is runway excursion. Runway excursions can be triggered by human factors, environmental factors, and facility factors. In addition to these factors, the phase of the event and the time of the event also affect the runway excursion. This study aims to identify aspects that are classified as facility factors on the runway strip and analyze the probability of a runway excursion due to facility factors on the runway strip based on the phase of the event and the time of the event. The research data is collected from KNKT investigation reports and airport certification data that have runway strip exemptions. The results of this study are that there are three categories of aspects that are classified as facilities on the runway strip as a cause or aggravating runway excursion, namely contaminants on the runway, runway strip conditions, and visual aids. By using the probability density function, it is found that the probability of a runway excursion due to facilities on the runway strip during the landing and take-off phases during daylight (06.00-18.00) is greater than at night (18.00-06.00)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuning Pramesthi Pintoarsi
"Industri jasa penerbangan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh lahirnya konsep baru di dunia penerbangan yaitu 'Low Cost Carrier'. Dengan adanya konsep low cost carrier dan tingginya arus globalisasi, menyebabkan orang lebih memilih menggunakan jasa penerbangan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Ditambah lagi ketika melakukan proses check-in, dimana jumlah check-in counter yang ada tidak sebanding dengan peningkatan jumlah penumpang. Dengan melakukan peramalan jumlah penumpang pesawat 10 tahun ke depan pada waktu puncak menggunakan metode Support Vector Regression dapat ditentukan alokasi jumlah check-in counter terminal bandara untuk 10 tahun ke depan, serta luas yang dibutuhkan untuk penambahan check-in counter. Pada akhirnya dibutuhkan penambahan check-in counter pada terminal domestik di tahun 2020.

Indonesia's aviation services industry has experienced rapid growth from year to year due to the birth of a new concept in the aviation world that is "Low Cost Carrier". With the concept of low cost carriers and the high currents of globalization, causing people prefer to use aviation services to meet these needs. This is even more aggravating the conditions of an increasingly crowded airport today and the future. When doing the check-in, where the number of check-in counters that available are not proportional to the an increasing number of passengers. By forecasting the number of passengers aboard the next 10 years at the time of peak use Support Vector Regression method to determine the allocation of the number of check-in counter airport terminal for the next 10 years, and extensive additions required to check-in counter. At the end, it takes the addition of check-in counter at domestic's terminal in 2020."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S774
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Airport is the point of interchange between people or cargo to transfer from air transportation system to other system of transportasion system
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Alzy
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jefry Suryadi
"Kebutuhan akan energi listrik tidak akan pemah berakhir dan selalu meningkat. Seiring dengan perkembangan jaman, energi listrik telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itulah seiring dengan perkembangan teknologi maka proses pembangkitan telah mengalami kemajuan dan juga sistem interkoneksi antara pembangkit sehingga dapat memenuhi kebutuhan daya yang besar. Dalam suatu sistem tenaga listrik yang besar maka stabilitas sistem dalam menyalurkan energi listrik merupakan bagian yang penting.
Adanya gangguan pada sistem baik yang terjadi pada saluran transmisi, pembangkit, dan beban akan mengakibatkan sistem kehilangan kestabilan. Pada sistem yang saling terinterkoneksi maka gangguan pada salah satu pembangkit akan berdampak pembangkit lain ikut merasakan adanya gangguan. Jika gangguan masih dalam skala kecil dan waktu yang singkat maka biasanya sistem masih dapat mengatasinya. Tetapi jika gangguan yang terjadi dalam skala besar dan waktu yang lama maka sistem menjadi tidak stabil dan menganggu penyaluran listrik. Bahkan dampak yang lebih buruk dapat mengakibatkan terjadinya pemadaman listrik (black out).
Makalah ini akan membahas dan mensimulasikan mengenai perbaikan stabilitas sistem tenaga listrik dengan kendali eksitasi dan penggerak utama yang dikoordinasikan oleh pengendali Jaringan Syaraf Tiruan. Dengan adanya koordinasi oleh pengendali Jaringan Syaraf Tiruan diharapkan sistem tenaga listrik dapat mempunyai tanggapan perbaikan yang lebih cepat dan juga penambahan waktu pemutusan kritisnya. Selain itu akan dilihat pula dampak dari gangguan simetris dan asimetris pada sistem tenaga listrik karena pada dasarnya karakteristik kedua macam gangguan tersebut berbeda."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Beni Adhi Suryono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>