Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174292 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Engga Rahmawati
"Peternakan ayam PT Indocentral telah berdiri sejak tahun 1979. Beberapa waktu lalu, peternakan ini mendapat protes dari masyarakat di sekitarnya akibat gangguan bau dan lalat yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh peternakan ayam ini terhadap kualitas udara mikrobiologis dan kesehatan pekerja serta masyarakat di sekitarnya.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang melibatkan 38 responden dan pengukuran kualitas udara mikrobiologis dengan menggunakan metode Environmental Microbial Sampler sebanyak 12 sampel. Kualitas udara mikrobiologis dilihat berdasarkan konsentrasi jamur dan bakteri. Pengaruh kesehatan yang dilihat berupa gejala umum yang diderita akibat paparan mikrobiologis di udara yang akan dianalisis dengan korelasi rank Spearman. Rata-rata konsentrasi jamur di udara pada peternakan ayam PT Indocentral sebesar 28,17x103 CFU/m3 dan bakteri sebesar 23,98x103 CFU/m3.
Berdasarkan hasil pengukuran di lokasi bedeng, didapatkan konsentrasi jamur maksimum di udara sebesar 44,73x103 CFU/m3 yang berada pada bedeng 1 dan konsentrasi bakteri maksimum sebesar 12,19x103 CFU/m3 berada pada bedeng 2. Berdasarkan jenis kandang, didapatkan bahwa konsentrasi bakteri yang lebih kecil berada pada jenis kandang cage-housed daripada floor-housed. Sedangkan konsentrasi jamur yang didapatkan lebih besar berada pada kandang ayam dewasa jenis kandang cage-housed daripada kandang ayam kecil jenis kandang floor-housed.
Konsentrasi jamur dan bakteri di udara mengalami kenaikan seiring bertambahnya umur ayam. Konsentrasi bakteri di udara semakin menurun seiring semakin jauhnya lokasi pengukuran dari kandang ayam. Sedangkan konsentrasi jamur menurun dari lokasi pengukuran yang berada pada tengah kandang hingga jarak 10 m dari kandang ayam, namun kemudian mengalami kenaikan pada jarak 19 m dari kandang ayam dan jarak 25 m dari kandang ayam.
Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara kualitas udara mikrobiologis dengan kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar peternakan ayam PT Indocentral. Upaya untuk meminimalisasi resiko terpaparnya mikroba udara yang mengganggu kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar peternakan meliputi pemberantasan bibit penyakit dari sumbernya, pengendalian penyakit pada media penularan atau transmisi, pengendalian proses pajanan dan pengobatan penyakit.

PT Indocentral poultry farming has been established in 1979. Several years ago, this farming had protests from the community surrounding caused of odor and flies coming from this farm. Therefore, this research conducted to determine the influence of this farm to microbiological air quality and the health of employees and people surrounding.
The study is quantitative research utilized 38 respondents and measured of microbiological air quality by using Environmental Microbial Sampler method as many as 12 samples. Microbiological air quality can be seen based on concentrations of fungi and bacteria. Their influence to the human health can be seen as general symptoms were suffered caused of microbiological exposure in the air, then will be analized by rank Spearman?s correlation. The average concentration of fungi in the air on PT Indocentral poultry farming was 28.17x103 CFU/m3 and average concentration of bacteria was 23.98x103 CFU/m3.
Based on measuring results at worker houses, were obtained maximum concentration of fungi 44.73x103 CFU/m3 around worker house 1 and maximum concentration of bacteria as big as 12.19x103 CFU /m3 around worker house 2. Based on type of cage, concentration of bacteria on cage-housed was fewer than floor-housed. On the other hand, concentration of fungi which obtained on cage-housed for adult hen was bigger than floor-housed for little hen.
Concentration of bacteria and fungi in the air increased along with hen age. Concentration of bacteria in the air decreases along with distance location of the measurement from hen cage. On the other hand, concentration of fungi in the air decreased from location of measurement on the middle cage until 10 meters from hen cage, but afterwards concentration of fungi increased on location of measurement 19 meters from hen cage and 25 meters from hen cage.
The results showed no significant correlations between microbiological air quality with health workers and communities around PT Indocentral poultry farm. Effort to minimize risk exposure caused of microorganism in air which had negative influence to worker and community health such as removal germ at the source, controlling disease in spreading media or transmision, controlling exposure process and medical treatment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1032
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juniarto
"Peternakan ayam PT Indocentral Desa Sukatani merupakan peternakan ayam petelur yang berdiri sejak 1979. Jumlah ayam petelur pada peternakan sebesar 100.000 ekor. Salah satu dampak negatif dari adanya peternakan adalah bau yang disebabkan oleh konsentrasi gas amoniak yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi amoniak dari peternakan ayam PT Indocentral Desa Sukatani terhadap gangguan kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar. Konsentrasi amoniak diukur dengan menggunakan metode spektrofotometer-Nessler pada panjang gelombang 425 nm. Variasi titik pengambilan sampel konsentrasi amoniak didasarkan pada jenis kandang dan umur ayam. Pengaruh konsentrasi amoniak di udara dengan gangguan kesehatan dinyatakan dalam bentuk korelasi, yang didapatkan dengan menggunakan korelasi Momen Product Pearson. Konsentrasi rata-rata amoniak yang didapatkan pada area peternakan ayam PT Indocentral sebesar 38,1 ppm. Konsentrasi maksimum ditemukan sebesar 100,6 ppm pada area kandang ayam dewasa.

PT Indocentral poultry is used for breeding laying hen that has been building in 1979. This poultry have 100,000 laying hen. One of the negative impact form poultry is odor proceed form high ammonia concentration. This study analyzes influence of ammonia concentration from PT Indocentral poultry toward health disruption of worker and surrounding community. Ammonia concentration was measured by spectrophotometer-Nessler method with 425 nm wavelength. Variation of test point ammonia concentration was based of cage type and hen age. The influence of ammonia concentration in air with health disruption was expressed in correlation. This correlation was gotten from Momen Product Pearson Correlation. The average of ammonia concentration from this study in PT Indocentral poutry is 38,1 ppm. This study found the maximum of ammonia concentration is 100,6 ppm in cage of adult hen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1206
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tasdikin
"Persepsi karyawan terhadap penerapan program K3 adalah pandangan karyawan terhadap apa yang diberikan perusahaan yang bertujuan agar karyawan terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggali persepsi karyawan terhadap program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Peternakan Ayam Broiler PT XYZ Wilayah Tangerang. PT XYZ merupakan perusahaan poultry atau peternakan ayam yang memiliki tingkat bahaya dan resiko yang cukup tinggi bagi karyawan yang bekerja di lapangan. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 56 orang.
Penelitian ini dilakukan dengan dua metode yaitu menggunakan kuesioner persepsi (kuantitatif) dan wawancara yang ditujukan kepada karyawan dan manajemen perusahaan (kualitatif). Program K3 yang diterapkan di PT XYZ antara lain pelatihan K3, Standar Operasional Prosedur (SOP), Alat Pelindung Diri (APD), Sarana dan prasarana, Jaminan K3, Beban kerja dan Jam kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi secara umum responden terhadap program K3 di PT XYZ masih kurang baik. Dari hasil kuosioner didapatkan gambaran mengenai persepsi karyawan terhadap program K3 antara lain : Persepsi karyawan berdasarkan Pengetahuan K3 yg berkategori baik sebanyak 29 atau 51,8 % dan yang berkategori kurang baik sebanyak 27 atau 48,2 % responden, sedangkan persepsi karyawan berdasarkan sikap yang berkategori baik sebanyak 23 responden atau 41,1 % dan yang berkategori kurang baik sebanyak 33 responden atau 58,9 %.

Employee perceptions of program implementation Ocupational safety and health is a view of what is given to the employee that the company aims to secure the safety and health of employees work. The primary objective of this study is to investigate and explore employee perceptions of safety and health programs in Poultry Broiler XYZ Tangerang region. XYZ is a company of poultry or poultry that has the level of hazard and high risk for employees who work in the field. The number of respondents involved in this study were 56 people.
This research was conducted by two methods: using perception questionnaire (quantitative) and interviews addressed to employees and company management (qualitative). Ocupational safety and health program implemented in PT XYZ including training Ocupational safety and health, Standard Operating Procedures (SOP), Personal Protective Equipment, facilities and infrastructure, Security Ocupational Safety and Health , workload and working hours.
The results showed that the general perception of respondents to the Ocupational Safety and Health program in PT XYZ is still not good. From the results obtained questionnaire overview of employee perceptions of Ocupational Safety and Health program are: perception of employees based knowledge Ocupational Safety and Health which categorized either by 29 or 51.8% were categorized as poor and as much as 27 or 48.2% of respondents, while the perception of employees categorized by attitude well as much as 23 respondents or 41.1% were categorized as poor and a total of 33 respondents, or 58.9%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resty Fatma Maeanti
"This study aims to evaluate the feasibility of biogas project in Suntenjaya Village, Bandung and identify factors that affect revenues, environment and wider economic benefit of the project, using benefit cost analysis, multiple regression, and descriptive analysis. The results show that biogas project is feasible to be developed. Variables that significantly influence on the biogas project are total amount of poultry's waste, total amount of water, and labor. Economic impact of biogas from employment is 1.96%. Furthermore, fuel cost savings of biogas is IDR1,406,160. Environmental impact shows that mostly of cow farmer agree that biogas development project give positive impacts to environment.

Studi ini bertujuan mengevaluasi kelayakan dari usaha biogas di Desa Suntenjaya, Bandung dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi usaha pengembangan biogas, serta mengidentifikasi dampak ekonomi dan lingkungan dari keberadaan usaha biogas. Metode yang digunakan adalah analisis keuangan, analisis biaya manfaat, model regresi berganda, dan analisis deskriptif. Evaluasi kelayakan proyek menunjukkan usaha peternakan sapi perah dengan pengembangan biogas adalah layak. Faktor-faktor yang memengaruhi usaha pengembangan biogas ialah jumlah kotoran sapi, jumlah air yang digunakan, dan jumlah tenaga kerja. Dampak ekonomi dari pengembangan biogas, yaitu penyerapan tenaga kerja sebesar 1,96% dan penghematan biaya bahan bakar yang dihemat sebesar Rp1.406.160 per tahun. Dampak lingkungan menunjukkan peternak setuju bahwa biogas memberikan dampak positif terhadap lingkungan."
2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Amalia Kusuma
"ABSTRAK
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipayung, Depok, yang berada di daerah pemukiman warga tentu saja memberikan dampak bagi kehidupan warga sekitar, salah satunya ialah pencemaran udara baik karena bau yang ditimbulkan maupun mikroba yang berasal dari tumpukan sampah yang ada di TPA Cipayung, Depok tersebut. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat kualitas udara mikrobiologis yang dilakukan di 3 lokasi sampling di daerah sekitar TPA Cipayung, Depok.
Konsentrasi jamur maksimum yang didapat dari 3 lokasi sampling ialah sebanyak 4099 CFU/m3 dan minimum sebanyak 848 CFU/m3. Sedangkan untuk bakteri, konsentrasi maksimumnya ialah sebanyak 14276 CFU/m3 dan minimumnya ialah sebanyak 890 CFU/m3. Jika mengacu kepada hasil penelitian yang dilakukan oleh Shelton et al., 2002 untuk jamur dan Folmsbee & Strevett, 1999 untuk bakteri maka sebagian besar konsentrasi jamur dan bakteri di 3 lokasi sampling di daerah sekitar TPA Cipayung, Depok melebihi hasil penelitian tersebut, sehingga bisa menyebabkan dampak lebih lanjut bagi masyarakat sekitar.
Upaya untuk mencegah agar udara yang berasal dari tumpukan sampah di TPA Cipayung, Depok tidak masuk ke pemukiman warga ialah dengan memasang ventilasi gas serta green barrier di wilayah TPA Cipayung, Depok.

ABSTRACT
Place of End Processing (TPA) Cipayung, Depok, which located in residential areas certainly impact the lives of people around, one of which is either due to air pollution and microbial odor that generated from the waste pile at the landfill Cipayung, Depok. Therefore, the study was conducted to look at microbiological air quality at three locations in the area around the Cipayung, Depok landfill.
The maximum concentration of fungal that obtained from 3 sampling locations area is 4099 CFU/m3 and the minimum concentration is 848 CFU/m3 For bacterial, the maximum concentration is 14276 CFU/m3 and the minimum concentration is 890 CFU/m3. Referring to the results of research conducted by Shelton et al., 2002 for fungal and Folmsbee & Strevett, 1999 for bacterial, that the most concentration of fungal and bacterial in the three sampling locations area around the Cipayung, Depok landfill are exceed the results, which can cause further impact to the surrounding community.
Efforts to prevent the spread of air pollution from waste in the Cipayung, Depok landfill are by using gas vents and green barrier around the Cipayung, Depok landfill area."
2012
S42107
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nandia Gresita Trinanda
"ABSTRAK
Timbulan sampah Kota Depok terus meningkat. Dalam rangka mengatasi hal tersebut, beberapa UPS (Unit Pengelolaan Sampah) dibangun dengan tujuan mengurangi volume sampah yang akan dikirimkan ke TPA. Keterbatasan lahan membuat pembangunan UPS sering kali dilakukan di tengah wilayah pemukiman. Kegiatan yang dilakukan di dalam UPS meliputi kegiatan pengomposan.
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukan bahwa konsentrasi bioaerosol dalam jumlah besar dihasilkan dari kegiatan pengomposan yang dilakukan di dalam UPS. Bioerosol ini tidak hanya mencemari udara di dalam UPS, namun juga di wilayah sekitar.
Tujuan penelitian adalah mengetahui konsentrasi bioaerosol di UPS Jalan Jawa dan lingkungan sekitar, mengetahui faktor yang mempengaruhi sebaran mikroba di lingkungan sekitar UPS, dan mengetahui hubungan antara paparan bioaerosol dengan gejala penyakit yang dialami pekerja UPS. Bioaerosol yang diamati adalah
total bakteri dan total jamur di udara. Pengukuran dilakukan di dalam ruang pengomposan UPS Jalan Jawa, serta kantor pekerja, ruang kelas SDN Beji IV, dan luar ruang yang masing-masing memiliki jarak 14m, 35m, dan 250m dari ruang pengomposan. Pengukuran dilakukan setelah dilakukan pengadukan pada kompos dan selama 1 fase pengomposan yaitu November-Desember sehingga data yang didapatkan merupakan data musim hujan. Hasil pengukuran menunjukan bahwa kualitas udara di seluruh lokasi pengukuran
melebihi standar. Faktor yang mempengaruhi sebaran mikroba di lingkungan sekitar UPS adalah jarak dari ruang pengomposan serta kondisi cuaca. Untuk mencapai konsentrasi latar bakteri di udara sebesar 1.000 CFU/m3 dibutuhkan jarak aman sebesar 95,06m dan untuk mencapai konsentrasi latar jamur di udara sebesar 1.000 CFU/m3 dibutuhkan jarak aman sebesar 161,15m. Konsentrasi
bioaerosol terlihat memberikan pengaruh yang nyata terhadap kejadian penyakit iritasi hidung dan iritasi pernafasan seperti halnya batuk berkepanjangan, bersinbersin, dan sesak nafas pada petugas UPS.

ABSTRACT
Waste in the city of Depok continues to increase. In order to overcome this situation, several UPS (stands for Unit Pengelolaan Sampah or waste management unit) built to reduce the amount of waste sent to landfill. The limited land makes the construction of the UPS is often carried out in the middle of residential areas. The activities performed in the UPS include composting activities. Some previous studies showed that large amounts of bioaerosol concentrations are resulted from composting activities performed in the UPS.
Bioerosol is not only pollute the air inside the UPS, but also in the surrounding area.
The research is aimed to determine the concentration of bioaerosol in UPS Jalan Jawa and the surrounding environment, the factors influencing microbes distribution in the environment around the UPS, and the relationship between bioaerosol exposure and the symptoms experienced by UPS workers. Bioaerosol which was observed is the total bacteria and total fungi. Measurements were made in the composting area, workers? office, class of SDN Beji IV, and outdoor, each of which with a distance of 14m, 35m and 250m from the composting area.
Measurements were taken after turning and during November-December, so that data was obtained in rainy season. Measurements show that the air quality at all sites had exceeded the standard. The
factors which affect the distribution of microbes in the environment around the UPS are the distance from the composting area and weather conditions. The concentration of bacteria in the air is reduced to b ackground concentration (1000 CFU/m3) within 95.06m and for fungi?s case is within 161.15m. Bioaerosol concentration appeared to give a noticeable effect on the incidence of respiratory diseases and irritation of nasal irritation and persistent cough, wheezing, and
asphyxiate on a UPS worker."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1472
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suhartanto
"Fluktuasi harga DOC yang buruk (bahkan sampai di bawah harga pokok per unit rata-rata industri) menyebabkan kesulitan bagi para produsen DOC, termasuk PT."X". Situasi harga yang disebabkan persaingan antar produsen dan kondisi over-supplied ditambah lagi dengan sifat alami dan produk dan 'mesin penghasil'-nya. DOC hanya dapat bertahan selama satu sampai dua hari, sehingga tidak dapat ditahan pada scat harga memburuk, sedangkan dalam situasi serupa, 'mesin penghasil' nya, yaitu ayam induk, tidak dapat dihentikan produksinya. Dengan demikian, baik produksi maupun penjualan tidak dapat diubah secara mendadak, melainkan harus direncanakan jauh sebelumnya. Analisa Cost-Volume-Profit dapat digunakan untuk menghitung volume penjualan dan tingkat biaya yang memadai dalam situasi harga seperti ini, yang dapat digunakan dalam perencanaan untuk suatu periode mendatang. Analisa trend dengan memperhitungkan variasi musim dalam penetitian ini juga digunakan untuk melakukan ekstrapolasi harga, yang selanjutnya digunakan dalam analisa CVP. Walaupun hasil perhitungan menunjukkan bahwa PT."X" perlu dilakukan penambahan jumlah produksi, namun situasi harga yang belum dapat dipastikan apakah akan pulih kembali dalam waktu dekat juga perlu diperhitungkan, apalagi fluktuasi harga yang terjadi disebabkan lerutama oleh kondisi pasar yang oversupplied. Dengan demikian, strategi yang paling tepat untuk dilakukan adalah dengan terus melakukan peningkatan produktivitas perusahaan dan efisiensi biaya, terutama pada kelompok biaya dengan nilai yang relatif besar, seperti biaya makanan ayam."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainayya Salsabiyla
"SNI 8152:2015 tentang Pasar Rakyat merupakan pedoman dalam mengelola pasar rakyat yang salah satunya mengandung unsur sanitasi. Objek penelitian ini adalah Pasar Agung dan Pasar Sukatani, yang secara urut belum mendapatkan dan sudah mendapatkan sertifikasi SNI 8152:2015. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis kondisi sanitasi, sumber pencemar bioaerosol, besar konsentrasi bioaerosol, dan pengaruh kondisi sanitasi terhadap konsentrasi bioaerosol pada kedua pasar. Nilai kuantitatif kondisi sanitasi pasar didapat menggunakan hasil inspeksi sanitasi yang tertera pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat dan diisi oleh Dinas Kesehatan Kota Depok. Hasil inspeksi kondisi sanitasi menunjukkan Pasar Agung mendapatkan nilai 888 dan Pasar Sukatani mendapatkan nilai 2.740 dari nilai maksimal 3.000. Variabel sanitasi yang perlu ditingkatkan lagi pada Pasar Agung adalah drainase dan tempat cuci tangan, binatang penular penyakit, dan desinfeksi pasar, sementara pada Pasar Sukatani adalah kamar mandi dan toilet, binatang penular penyakit, dan kualitas makanan. Jenis sumber pencemar bioaerosol yang diidentifikasi pada kedua pasar adalah tempat sampah terbuka, tumpukan sampah terbuka, sistem drainase terbuka tanpa dan/atau dengan kisi, genangan air, tangki air/bak air, dan keran air. Jumlah sumber pencemar bioaerosol paling banyak teridentifikasi di blok ikan. Jumlah titik pengambilan sampel bioaerosol di udara adalah lima titik untuk tiga jenis blok komoditas, blok ikan, ayam, dan sayur, dengan pengambilan sampel secara triplo dengan waktu pengambilan sampel 30 detik. Pengambilan sampel udara dilakukan menggunakan alat Single-stage Impaction Sampler (Environmental Monitoring Systems, Inc., E6 Sampler, Amerika Serikat) dan media Tryptic Soy Agar untuk bakteri dan Malt Extract Agar untuk jamur. Dilakukan juga pengambilan sampel suhu dan kelembapan udara pada lokasi sampling menggunakan alat multimeter (Lutron, AH-4223, Taiwan), serta intensitas cahaya menggunakan alat luxmeter (MASTECH, MS6612, Hong Kong). Rata-rata konsentrasi bakteri di udara pada tiga blok di Pasar Agung adalah 5.793 ± 3.028 CFU/m3 dan pada Pasar Sukatani adalah 1.782 ± 431 CFU/m3. Rata-rata konsentrasi jamur di udara pada Pasar Agung adalah 1.886 ± 1.097 CFU/m3 dan pada Pasar Sukatani adalah 1.598 ± 329 CFU/m3. Urutan rata-rata konsentrasi bakteri di Pasar Agung dari yang tertinggi adalah blok ikan, blok ayam, dan blok sayur, sementara pada Pasar Sukatani adalah blok ayam, blok sayur, dan blok ikan. Urutan rata-rata konsentrasi jamur di Pasar Agung dan Pasar Sukatani adalah blok ikan, blok ayam, dan blok sayur. Kondisi sanitasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap konsentrasi bioaerosol, yang dapat dipecah lagi berdasarkan sumber pencemar bioaerosol yang terdapat pada setiap variabel sanitasi.

SNI 8152:2015 Pasar Rakyat is a guide made for proper management of public markets, including factors such as market sanitation. The objects of this research are Pasar Agung and Pasar Sukatani, in which the former has yet to receive a certification in SNI 8152:2015, while the latter has received its certification. The objective of this research is to analyse sanitation condition, source of bioaerosol, bioaerosol concentration, and the effect of sanitation condition towards bioaerosol concentration in both markets. The quantitative score for market sanitation is obtained from Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat dan diisi oleh Dinas Kesehatan Kota Depok. The score of the inspection for market sanitation at Pasar Agung is 888, while the score for Pasar Sukatani is 2.740 from total maximum score of 3.000. Sanitation variables that should be improved at Pasar Agung is drainage and hand washing area, disease-transmitting animals, and market disinfection, while at Pasar Sukatani it is toilet, disease-transmitting animals, and food quality. Sources of bioaerosol that are found in both markets are litter bins, rubbish heaps, drainage with and/or without lattice, water puddle, water tank/water tub, and water tap. The sources of bioaerosol are most found in fish section of the market. Sampling is conducted at five points in three kinds of market section, fish, poultry, and vegetable, and the amount of sample taken is multiplied by three with the sampling time of 30 seconds. The device used for sampling of bioaerosol is Single-stage Impaction Sampler (Environmental Monitoring Systems, Inc., E6 Sampler, USA), and the media used is Tryptic Soy Agar for bacterial bioaerosol and Malt Extract Agar for fungal bioaerosol. Temperature and relative humidity is measured at sampling location using multimeter (Lutron, AH-4223, Taiwan), and also light intensity using luxmeter (MASTECH, MS6612, Hong Kong). Average concentration of airborne bacteria in three market sections at Pasar Agung and Pasar Sukatani consecutively is 5.793 ± 3.028 CFU/m3 and 1.782 ± 431 CFU/m3. Average concentration of airborne fungi at Pasar Agung and Pasar Sukatani consecutively is 1.886 ± 1.097 CFU/m3 and 1.598 ± 329 CFU/m3. The average concentration of airborne bacteria in order from highest to lowest in Pasar Agung is located at fish, poultry, and vegetable section, while at Pasar Sukatani it is poultry, vegetable, and fish section. The average concentration of airborne fungi in order for highest to lowest in both Pasar Agung and Pasar Sukatani is located at fish, poultry, and vegetable section. Sanitation condition of markets is one of many factors affecting the concentration of bioaerosols, while the breakdown of bioaerosol sources found can affect each sanitation variables."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Kanisius, 1997
R 636.089 PER k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Rohiman
"Skripsi ini bertujuan untuk meneliti dampak usaha komunitas terhadap perubahan sosial melalui pendekatan maqashid syariah indeks yang dikemukakan oleh Imam Abu Zahrah, Imam AM Najjar dan Imam Asy-Syatibi serta menggunakan metode T-Paired Test dalam melihat dampak sebelum dan sesudah adanya usaha tersebut Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer melalui survei dan data sekunder dari Pemerintah Desa Bandok dan lembaga-lembaga terkait. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya usaha peternakan ayam tersebut berdampak positif signifikan terhadap perubahan sosial, perubahan linkungan, perubahan spiritualitas dengan nilai Maqashid Syariah Indeks (MSI) sebesar 2,00.1,65 dan 2,75. Namun berdampak positif tidak signifikan terhadap perubahan ekonomi dengan nilai rata-rata MSI gabungan sebesar 0,481. Kemudian hasil pengujian T-Paired Test diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap perubahan tingkat pendapatan yang didorong oleh adanya penyerapan tenaga kerja serta perubahan jenis pekerjaan kepala keluarga sebelum dan sesudah adanya usaha tersebut

This Study aims to analyze the impact of community business on social economic change and social welfare using the maqashid sharia index approach proposed by Imam Abu Zahrah, Imam AM Najjar and Imam Asy-Syatibi and using T-Paired Test Method to see the impact before and after the existence of the Business. This Type research is quantitative descriptive using primary data through surveys and secondary data from the Bandok Village government and related institutions. From this research it can be concluded that thec chicken farming business has a positive significant impact on social, environmental and spirituality change with maqashid sharia Index (MSI) values of 2,00. 1,65 and 2,75. However, there is no positive significant impact on economic changes with an average combined MSI of 0.481. Then the results of the T-Paired Test showed that there were significant impact in income level which were driven by absorption of labor and changes in the type of work of the head of the family before and after the existensce of business."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>