Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52729 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rendy Rahadian
"Penelitian mengenai pengaruh pencekokan infus daun sirih merah (Piper betle L. Var. Rubrum ) terhadap tingkah laku geliat mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY telah dilakukan di Laboratorium Biologi Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI pada bulan Maret--Mei 2011. Mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok KK- sebagai kelompok kontrol negatif, yang hanya diberikan akuades. KK+ sebagai kelompok kontrol positif yang diberikan aspirin 65 mg/kg b.b. sebagai pembanding, serta KE1, KE2, dan KE3 sebagai kelompok eksperimen yang diberi infus daun sirih merah dengan dosis berturut-turut 4%, 2%, dan 1%. Asam asetat 1% dosis 10 ml/kg b.b. disuntikan secara intraperitonialuntuk reaksi geliat pada mencit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infus daun sirih merah dapat mengurangi rasa sakit pada mencit dengan dosis terbaik 4%.

The Research on: The Effect of Infusion red betle Leaf (Piper betle L. Var. Rubrum) in writhing behaviour of mice (Mus musculus L.) males strain DDY. Has been conducted in laboratory of Developmental Biology, Departement of Biology, Faculty of Mathematic and Sciences, University of Indonesia on months March--May. Mice were divided into 5 groups, KK- as a negative control group which was given only Destilled water. KK+ as a positive control group given 65 mg/kg per weights as a comperative group. Groups KE1, KE2, KE3 are the experimental group which were given red betle leaf infusion in doses 4%, 2%, and 1%. Acetic acid 1% was injected intraperionally 10 ml/kg per weights to induced reaction in mice. The results showed that infussion of red betle leaf can reduce writhing behaviour causes of pain in mice, and the best dose is 4%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S722
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mandarini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31592
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yultra Arce
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S31139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S31263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Maisari
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi hepatoprotektif infus simplisia sirih merah pada dosis 2,4%, 4,8% dan 9,6% b/v terhadap histologi hati Mus musculus L. jantan galur DDY. Dua puluh lima ekor mencit dibagi secara acak dalam 5 kelompok, yang terdiri dari kelompok kontrol normal, kelompok kontrol perlakuan, dan tiga kelompok perlakuan. Kelompok kontrol normal dan kelompok kontrol perlakuan diberi akuades selama 7 hari. Tiga kelompok perlakuan diberi infuse simplisia sirih merah dengan dosis masing-masing 2,4%, 4,8% dan 9,6% b/v selama 7 hari berturut-turut. Kelompok kontrol perlakuan dan tiga kelompok perlakuan diinduksi karbon tetraklorida pada waktu 2 jam setelah pemberian akuades atau infus terakhir.
Hasil uji anava 1-faktor menunjukkan adanya pengaruh hepatoprotektif terhadap diameter rata-rata vena sentralis, tetapi tidak berpengaruh terhadap berat basah organ hati. Data persentase derajat kerusakan lobulus hati juga menunjukkan adanya perbedaan tiap kelompok perlakuan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa infus daun sirih merah dosis 2,4% berpotensi sebagai hepatoprotektif."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S31585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustisia Bandanira
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk mengetahui perbedaan
antara pengaruh pencekokan perasan dan infus rimpang kencur terhadap
tingkah laku nyeri mencit galur Swiss. Pencekokan dilakukan terhadap 35
ekor mencit yang terbagi dalam 7 kelompok perlakuan yaitu kelompok mencit
yaitu kelompok kontrol; kelompok yang dicekok dengan perasan rimpang
kencur 5%, 10%, dan 15% serta kelompok yang dicekok infus rimpang kencur
5%, 10%, dan 15%. Pengujian dilakukan dengan metode geliat (writhing
test), yaitu menghitung jumlah geliat akibat rasa nyeri yang dibangkitkan
dengan asam asetat 3%. Asam asetat 3% disuntikkan secara intraperitoneal
30 menit setelah pencekokan perasan dan infus rimpang kencur.
Pengamatan jumlah geliat dilakukan tiap 5 menit selama 30 menit setelah
penyuntikan asam asetat 3%. Penurunan jumlah geliat terjadi pada menit ke-
10 setelah penyuntikkan asam asetat 3%. Penilaian pengaruh pereda nyeri
dilakukan pada menit ke-10 setelah penyuntikkan asam asetat 3%. Hasil uji
ANAVA (α=0,01) menunjukkan adanya perbedaan sangat nyata antara ke-7
kelompok perlakuan. Hasil uji Tukey (α=0,05) menunjukkan bahwa perasan
dan infus rimpang kencur masing-masing dengan dosis 5%, 10%, dan 15%
dapat menurunkan jumlah geliat mencit. Hasil uji tersebut (α=0,05) juga
menunjukkan bahwa rimpang kencur dosis 5%, 10%, dan 15% tidak berbeda
nyata dalam menurunkan jumlah geliat mencit, baik yang diberikan dalam bentuk perasan maupun infus. Selain itu, hasil uji Tukey (α= 0,05) juga
menunjukkan bahwa baik perasan maupun infus rimpang kencur
memberikan pengaruh yang sama dalam meredakan nyeri."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Halitosis (bad breath) is the most complained problem among mouth and teeth health. The source of halitosis are volatile sulfur compounds produced by Streptococcus mutatn from degradation of food debris. Sirih leaves (Piper betle L.) are trditionally used as mouth antiseptic for its volatile oil. The aim of this research was to formulate sirih extract into an extract with minimum inhibitory concentration (MIC) with 96% ethanol for 24 hours, resulting to an extract with minimum inhibitory concentration (MIC), on Streptococcus mutans of 8.49 x 10 g/ml. The extract with streng quadrupele of the MIC, or equel to 0.92% provide iodine, was formulate using 2 factorial design. Corn starch, hydroxypropyl methycellulose (HPMC) and sorbitol were independent variables and drying time ,moisture, film hicknes, desintegrating time, and film streng were the dependent ones.The results showed that HPMC significantly fastened the drying time, decreased the moisture, and lengthened the desintegrating time. Sorbitol significantly fastened he drying time, increased the moisture, and strengthened the film, while corn stach decreased the moisture and lengthened the disintegrating time. Optimation of the formula ingredients using contour plot superimposed cannot be determinetd due to edible film disintegrating time that was out of comparative interval."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Juwariah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S31134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meita Dwi Utami
"Kesehatan reproduksi sangat erat kaitannya dengan fungsi dan proses reproduksi serta kemampuan untuk menghasilkan keturunan. Adanya gangguan pada fungsi reproduksi seperti disfungsi ereksi dan ejakulasi dini membuat masyarakat mencari alternatif pengobatan. Pengobatan herbal lebih disukai masyarakat karena dinilai mempunyai efek samping yang lebih rendah dibandingkan dengan obat sintesis. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% biji Kapasan (Abelmoschus moschatus Medik.) terhadap kualitas spermatozoa tikus putih jantan. Tiga puluh ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dengan berat 150 gram dibagi dalam 5 kelompok, yakni kelompok kontrol normal, positif, dosis 1, 2, dan 3. Kelompok kontrol normal diberikan CMC 0,5%. Kelompok kontrol positif diberikan suspensi X-Gra® dengan dosis 12,6 mg/kg bb. Kelompok dosis 1, 2, dan 3, diberikan suspensi ekstrak etanol 95% biji Kapasan dengan dosis 100 mg/kg bb, 200mg/kg bb, 400 mg/kg bb. Setelah 52 hari perlakuan, tikus dikorbankan dan dilakukan pengambilan sperma pada epididimis kanan dan kiri. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 95% biji Kapasan menurunkan konsentrasi, viabilitas, dan motilitas spermatozoa namun masih dalam batas ambang normal tikus fertil. Pemberian ekstrak menunjukkan tidak adanya pengaruh pada abnormalitas spermatozoa. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol 95% biji Kapasan tidak menurunkan kualitas spermatozoa tikus putih jantan.

Health reproduction is closely related to the functions and processes of reproduction. Disturbance in the reproductive function such as erectile dysfunction and premature ejaculation makes people looking for alternative treatments. People prefer choose herbal drugs because herbal drugs have lower side effects than the synthetic drugs. This study aimed to observed the effect of 95% ethanol extract Kapasan seeds (Abelmoschus moschatus Medik.) in quality of spermatozoa white male rats. Thirty Sprague Dawley male rats were divided into 5 groups, which are normal control, positive control, dose 1, 2, and 3. The normal control group was given only 0.5% CMC. Positive control group was given 12,6 mg/kg bw suspension of X-Gra®. Dose group 1, 2, and 3 were given extract with dose 100 mg/kg bw, 200 mg/kg bw, 400 mg/kg bw. After 52 days of treatment, sperm was taken from epididymal. The results showed that 95% ethanol extract Kapasan seeds (Abelmoschus moschatus Medik.) at dose of 400 mg/kg bw decrease the concentration, viability, and motility of spermatozoa but still in normal condition . The extract showed no effect on sperm abnormalities. The conclusion is, the 95% ethanolic extract Kapasan seeds have no effect in quality of sperm white male rats.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah Syafitri
"Saat ini telah terjadi resistensi parasit terhadap obat-obat antimalaria sehingga diperlukan alternatif pengobatan baru. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak kulit batang Delonix regia dengan daun Carica papaya L memiliki aktivitas antiplasmodium pada mencit Swiss Webster yang diinfeksi Plasmodium berghei dan mengetahui perbandingan dosis kombinasi yang paling efektif sebagai antiplasmodium. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental yang dilakukan secara in vivo. Terdapat 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan 3 kelompok perlakuan yang terdiri dari dosis kombinasi 1:1, 3:1, dan 1:3. Perlakuan diberikan selama lima hari berturut-turut. Setiap kelompok diamati densitas parasitnya dari hari ke-0 hingga hari ke-5 serta dihitung persentase peningkatan dan penghambatan parasitemia yang terjadi pada hari ke-4. Data persentase peningkatan parasitemia hari ke-4 dianalisis dengan menggunakan uji hipotesis Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukan dosis kombinasi 1:1 memiliki perbedaan bermakna dengan kontrol negatif (p<0,05) dan menunjukan aktivitas antiplasmodium paling baik dengan persentase penghambatan parasitemia sebesar 99%. Sedangkan dosis kombinasi 3:1 dan 1:3 tidak menunjukan aktivitas antiplasmodium.

Nowadays, the resistance toward malaria medicine has developed and required a new alternative medicine. This study is proposed to prove that the combination of Delonix regia's stem bark and Carica papaya L.’s leaves has an antiplasmodium activity on Swiss Webster mice infected by Plasmodium berghei, and also to compare each ratio combination to find the most effective one. The design used is an inv vivo experimental design. There were 5 group of mice tested, consisted of the positive control, negative control, and three combination ratio of 1:1, 3:1, and 1:3. This treatment were given daily for 5 day and on each day, the parasite density were evaluated. On day 4, the percentage of inhibition was measured. Also, on day 4, the increase in percentage of parasitemia was calculated. The data was then analyzed with Kruskal-Wallis test and the result is that combination 1:1 had a significant difference compared to negative control (p<0.05). It also shows the most effective antiplasmodium activity with a 99% of inhibition. In other hand, the combination of 3:1 and 1:3 shows no antiplasmodium activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>