Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mashudi
"PMR adalah suatu prosedur untuk mendapatkan relaksasi pada otot melalui pemberian tegangan pada suatu kelompok otot dan menghentikan tegangan tersebut kemudian memusatkan perhatian untuk mendapatkan sensasi rileks. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasikannya pengaruh progressive muscle relaxation(PMR) terhadap penurunan kadar glukosa darah (KGD) pada pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2) di RSUD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pre and post with control group, masing-masing kelompok terdiri dari 15 orang responden. Data dianalisis secara univariat dan bivariat.
Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh PMR secara signifikan dalam menurunkan KGD pasien DMT2 di RSUD Raden Mattaher Jambi. Sedangkan variabel umur, jenis kelamin, penyakit penyerta, dan lama menderita DMT2 tidak mempunyai hubungan dengan rata-rata penurunan kadar glukosa darah setelah intervensi. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perawat untuk menjadikan PMR sebagai salah satu intervensi keperawatan mandiri dan memasukkan PMR dalam protap penatalaksanaan pasien DMT2.

PMR was procedure to muscle relaxation, through stretching and relaxing the muscles followed by focus attention to create relaxation effect. The aim of this study was to identivy the effect of progressive muscle relaxation to decrease blood glucose levels in patients with type 2 diabetes mellitus in Raden Mattaher Hospital Jambi. The study used quasi-experimental with pre and post control group, each group consisted of 15 respondents. Data was analyzed by univariate and bivariate test.
The results showed that there was a significant effect of PMR in lowering blood glucose levels of DMT2 patients in Raden Mattaher Hospital Jambi. The variables of age, sex, comorbidities, and long-suffering DMT2 did not have a significant relationship with an average of blood glucose levels after providing intervention. The results could be an input for nurses to develop the PMR as an independent nursing intervention as a part of nurse management standard for DMT2 patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Kurniawati
"Kontrol gula darah dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah tingkat stres. Dalam penatalaksanaan diabetes melitus komponen intervensi untuk menurunkan stres terabaikan. Terapi progressive muscle relaxation (PMR) diketahui mampu mengontrol kadar gula darah
yang merupakan salah satu bagian dari intervensi keperawatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh latihan PMR terhadap tingkat stres dan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe 2. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan
desain pre and post test with control group. Masing-masing kelompok terdiri dari 18 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling. Kelompok intervensi diberikan latihan PMR 2 kali sehari selama 3 hari. Kadar gula darah sewaktu diambil melalui pembuluh darah kapiler. Tingkat stres diukur menggunakan kuesioner depression anxiety stress scale (DASS) yang telah dimodifikasi menjadi 7 item. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh latihan PMR terhadap tingkat stres pada kelompok intervensi dengan nilai p didapat 0,0001. Pada penelitian ini pula didapatkan
adanya perubahan yang bermakna kadar gula darah sewaktu pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Namun pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna dengan pvalue 0,448 (p>0,05). Kesimpulan dari peneliian ini adalah latihan PMR berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat stres pada pasien diabetes melitus tipe 2 pada kelompok intervensi akan tetapi tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar gula darah sewaktu antar kedua kelompok.

Blood glucose control is influenced by many factors, one of which is the level of stress. In the
management of diabetes mellitus component interventions to reduce stress neglected. Treatment of progressive muscle relaxation (PMR) is known to control blood sugar levels which is one part of nursing interventions. The research objective was to determine the effect of PMR on the level of stress and blood glucose levels in patients with type 2 diabetes mellitus. Methods This study applied a quasi experimental design with a pre and post test control group. Each group consisted of 18 respondents. Purposive sampling technique was used in this study. PMR exercise intervention group was given twice a day for 3 days. Blood sugar levels when taken through the capillaries. Stress levels were measured using a questionnaire depression anxiety stress scales
(DASS) which has been modified to 7 items, to measure stress levels. The results shows that there is a significant effect of PMR exercise on the level of stress in the intervention group with a p value of 0.0001, found also the presence of significant changes in blood glucose levels in the intervention group and the control group. But, the two groups did not differ significantly with p value 0.448 (p> 0.05). This study concludes that PMR exercises significant has a significant effect on stress levels in patients with type 2 diabetes mellitus intervention group and there is no significant difference on blood glucose levels between the two groups.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T47036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khoiroh Muflihatin
"Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain pre test and post test nonequivalent control yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas perpaduan terapi dzikir dan PMR terhadap kadar glukosa darah pasien DM tipe 2. Jumlah sampel 30 orang yang di rawat di Rumah Sakit yang terbagi dalam 3 kelompok intervensi (gabungan dzikir & PMR, Dzikir dan PMR) dengan kriteria inklusi tidak mengalami komplikasi akut DM, mendapatkan terapi insulin dan beragama Islam (khusus untuk intervensi dzikir).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa darah sebelum dan setelah intervensi pada masing-masing kelompok (p=0.000) dan rata-rata kadar glukosa darah setelah intervensi antar kelompok (p=0.004), Selisih rata-rata kadar glukosa darah sebelum dan setelah intervensi antar kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p= 0.167). Selisih mean rata-rata kadar glukosa darah sebelum dan setelah intervensi yang paling besar adalah pada kelompok intervensi gabungan terapi dzikir & PMR. Gabungan terapi dzikir dan PMR lebih efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan terapi dzikir saja atau terapi PMR saja. Penelitian ini merekomendasikan agar gabungan terapi dzikir dan PMR dapat diterapkan di pelayanan klinik sebagai terapi tambahan pada terapi standar untuk membantu menurunkan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2.

This is quasi experiment study with pretest and posttest nonequivalent control. This study aimed to determine the influence of Dhikr and Progressive Muscle Relaxation on Blood Glucose score on Diabetic Type 2 Patient. Total sample on this study were 30 Diabetic Type 2 Patients who were hospitalized, divided into 3 groups patients. First group consist of patients who were received both dhikr and PMR; second group received only dhikr; and third group PMR. The inclusion criteria patients were not experience diabetic acute complication, received insulin therapy, and believe in Islam.
The result shows there is significant different between blood sugar level before and after intervention on every groups (p=0.000) and significant different on the mean blood sugar level after intervention (p=0.004). The mean different of blood glucose level before and after intervention shows no significant different amongst groups (p= 0.167). The highest mean different was on blood sugar level before and after intervention was on group who received dhikr and PMR. The combination between Dhikr and Progressive Muscle Relaxation is more effective to decrease blood sugar level compare to a group who only received dhikr or PMR. This study recommends to give combination between Dhikr and Progressive Muscle Relaxation as a complementary therapy to standard (insulin) therapy to maintain blood sugar on normal level on diabetic type 2 patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Aisyah
"ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis seumur hidup yang dapat
menyebabkan komplikasi pada berbagai sistem tubuh. Salah satu komplikasi yang
sering terjadi adalah ulkus kaki diabetik yang dapat dipicu oleh kepatuhan yang
rendah dalam melakukan perawatan kaki diabetik, sehingga memerlukan suatu
strategi untuk meningkatkan kepatuhan tersebut dengan memberikan edukasi
kelompok.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efektivitas program edukasi kelompok
terhadap kepatuhan melakukan perawatan kaki pada pasien DMT2. Desain
penelitian ini adalah quasi experimental pre-post test with control group, masingmasing
kelompok terdiri dari 19 responden dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan consecutive sampling. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya
perbedaan kepatuhan dalam melakukan perawatan kaki pada kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan, dimana pada kelompok perlakuan memiliki kepatuhan
yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol setelah diberikan edukasi kelompok
(p=0,032). Metode edukasi kelompok ini dapat digunakan sebagai alternatif
metode edukasi untuk pasien DMT2 oleh perawat yang bertugas di ruang rawat
dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.

ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is a longlife chronic disease that can cause complications
in a several of body systems. One of the most common complications is diabetic
foot ulcers which induced by non-adherence of foot care, therefore it requires a
strategy to improve adherence by means group education program.
This study aimed to identify the effectiveness of group education program to
foot care adherence among type 2 diabetic patients. The study design was a
quasy experimental pre-post test with control group, consisted of 19 respondents
for each group, recruited uses consecutive sampling. The result of the Chi Square
analysis showed there was significant difference on foot care adherence in the
control group and the treatment group, whereas in the treatment group indicated
higher adherence compared with the control group after given group education
program (p = 0.032). This group educational method can be used as an
alternative method of education for T2DM patients to improve the quality of
nursing care."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Astuti
"Ulkus diabetik merupakan salah satu kondisi pada pasien Diabetes Mellitus (DM) akibat adanya komplikasi angiopati dan neuropati. Keadaaan ini dapat memberi dampak yang luas baik dari segi psikologis maupun sosial. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif ini dilakukan untuk mengeksplorasi pengalaman psikologis dan dukungan sosial pada pasien DM tipe 2 dengan ulkus diabetik. Enam orang partisipan yang sedang mengalami ulkus terlibat dalam penelitian ini.
Hasil penelitian mengidentifikasi 5 tema yaitu pengalaman pertama terjadinya ulkus, pengalaman psikologis dan dukungan sosial, pengalaman nyeri ulkus, pengalaman spiritual yang berhubungan dengan ritual keagamaan, persepsi dan harapan terhadap pelayanan keperawatan Salah satu tema baru yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah pengalaman spiritual yang berhubungan dengan ritual keagamaan. Penelitian selanjutnya menggunakan metode kuantitatif dapat dilakukan berbasis pada hasil penelitian ini.

Diabetic ulcer is one of conditions for Diabetes Mellitus patient caused by angiopathy and neuropathy. Diabetic ulcer can have tremendous impact on patient psychologically and socially. Qualitative research method with phenomenological approach used in this research is to explore the lived psychological experiences and social support of diabetic foot ulcer of patient with diabetes mellitus type 2. This research involved six participants with diabetic ulcer.
This research discovered five themes: first ulcer experience, psychologic and social support experience, pain experience, spiritual experience related to religious ritual, and perception and hope towards nursing practice The new theme found is spiritual experience related to religious ritual. Further research could be done by utilize the quantitative research method based on these result."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Sri Kumalasari
"Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang menyerang banyak lansia. Beberapa riset terdahulu telah menunjukkan bahwa DM pada lansia memiliki korelasi negatif dengan kualitas hidup, hal itu dapat disebabkan munculnya perasaan depresi pada lansia yang sedang menjalankan program penanganan DM. Secara teoritis pemberian kelompok suportif (KS) dan Progressive Muscle relaxation (PMR) diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup. Berdasarkan hal itu penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan program intervensi KS dan PMR yang diberikan pada lansia dengan DM dapat meningkatkan kualitas hidup. Partisipan yang terlibat berjumlah 50 orang. Evaluasi kualitas hidup dilakukan dengan menggunakan Skala Kualitas Hidup Lansia dengan DM (SKHL-DM). Desain two group pretest posttest design dipilih untuk melihat perbedaan kondisi setelah intervensi KS dan PMR diberikan. Analisis data T-Test menunjukkan hasil penelitian yang signifikan (p < .05). Makna dari temuan tersebut adalah TKS dan PMR meningkatkan kualitas hidup yang dimiliki oleh lansia dengan DM. Penelitian ini menyarankan agar program intervensi KS dan PMR.

The aim of this research was to examine the effect of SG and PMR to enhance the QOL of late adulthood with DM. Diabetes Mellitus (DM) is a common chronic illness in late adulthood. Previous study shows that DM has a negative correlation with quality of life (QOL), it caused by depression in late adulthood during DM treatment. Theoretically, supportive groups (SG) and Progressive muscle relaxation (PMR) is expected to increase quality of life. 50 participants were recruited. An Indonesian version of Quality of Life for Late Adulthood with DM Scale (SKHLDM) is used to collect QOL data. Two group pretest posttest design were chose to analyzed the effect of interventions. Statistical result indicated a significant different between two groups in QOL (p<.05). This result illustrated that SG and PMR can enhance the QOL of late adulthood with DM."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carolina
"Asupan serat dalam menu harian penyandang diabetes masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan serat dalam makanan selingan penyandang diabetes melitus (DM) 2 terhadap kadar glukosa darah. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain menyilang alokasi acak pada 7 laki-laki dan 13 perempuan di Klinik Dokter Keluarga Kayu Putih Jakarta. Subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok: kelompok kontrol mendapat anjuran diet DM dan kelompok perlakuan mendapat anjuran diet DM dan pemberian makanan selingan yang mengandung serat 6 gram/hari selama 3 minggu. Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan 2 jam postprandial dilakukan pada awal dan akhir perlakuan. Status gizi obes didapatkan pada 55% subyek. Sebagian besar subyek tidak mematuhi anjuran diet DM: asupan lemak tinggi sedangkan asupan serat 7,0–13,7 g/hari. Pada awal penelitian, kadar glukosa darah puasa dan 2 jam postprandial serum kedua kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna. Setelah periode perlakuan, perubahan kadar glukosa darah tidak bermakna, namun terlihat cenderung menurun pada kelompok perlakuan. Kesimpulan: pada penyandang DM tipe 2, pemberian makanan selingan yang mengandung serat 6 gram selama 3 minggu tidak menurunkan kadar glukosa darah puasa dan 2 jam postprandial serum.

Fiber intake in the daily menu of diabetes patients was observed to be lower than recommendation. The aim of this study was to evaluate the effect of fiber supplementation as snack on blood glucose levels in type 2 diabetic subjects. This randomized, cross-over controlled clinical trial involved 7 men and 13 women, who visited to Family Doctor Clinic Kayu Putih in Jakarta. Subjects were assigned into two groups: control group who got diabetic diet recommendation, while treatment group got diabetic diet recommendation and snack containing 6 grams fiber/day for three weeks. Fasting blood glucose (FBG) and 2 hours postprandial blood glucose (PPBG) levels were assessed before and after intervention. Fifty five percent of the subjects were obese. Majority of subjects could not comply with diabetic regiment: high in fat, while fiber intakes was around 7.0–13.7 g/day. At baseline, FBG and PPBG levels were comparable. After intervention period, blood glucose level did not changed significantly, but tend to decrease in the treatment group. In conclusion: snack containing 6 grams of fiber for three weeks did not decrease FBG and PPBG of type 2 diabetic subjects."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Masyitah
"ABSTRAK
SEFT termasuk teknik relaksasi mind-body therapy, merupakan teknik penggabungan dari sistem energi tubuh (energy medicine) dan terapi spiritual dengan menggunakan metode tapping pada beberapa titik tertentu pada tubuh. SEFT dapat membantu individu bebas dari tekanan emosional (energi negatif), yang mana merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah pada pasien hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh terapi SEFT terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pendekatan the one group pretest – posttest. Hasil analisis data menunjukkan ada pengaruh terapi SEFT terhadap tekanan darah pasien hipertensi. Faktor karakteristik umur, jenis kelamin, riwayat penyakit keluarga dan penyakit penyerta tidak ada hubungan dengan penurunan tekanan darah setelah terapi SEFT. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar terapi SEFT sebagai intervensi keperawatan yang mandiri dan inovatif pada asuhan keperawatan klien dengan hipertensi.

ABSTRACT
SEFT as one of the relaxation techniques of mind-body therapy, is a combination technique of the body's energy system (energy medicine) and spiritual therapy using tapping on certain points of the body. SEFT can helps individual free from emotional distress (negative energy), which is one of the causes of increased blood pressure in patients with hypertension. The purpose of this study was to identify the effect of SEFT therapy on blood pressure in patients with hypertension. This study used a quasi-experimental design with a one-group pretest – posttest approach. The results of data analysis showed that there is significant effect of SEFT therapy on reduction of blood pressure in patients with hypertension. Characteristics of age, gender, family history of disease and comorbidities are not related to the decrease in blood pressure after SEFT therapy. The results of this study recommended that the SEFT therapy can be an independent and innovative therapeutic nursing intervention in nursing care of patients with hypertension."
2013
T33052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Malkis
"Pasien post-stroke dipersiapkan menjalani fase rehabilitasi untuk memperoleh kualitas hidup yang baik. Namun masih banyak pasien yang mengalami fatigue dan ini mempengaruhi proses rehabilitasi. Salah satu peran perawat adalah meningkatkan derajat kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif pada pasien, sehingga dibutuhkan sebuah intervensi keperawaatan dalam menurunkan fatigue. Kombinasi intervensi tarik napas dalam dan progressive muscle relaxation (PMR) merupakan salah satu intervensi mandiri keperawatan yang murah dan mudah diterapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi intervensi tarik napas dalam dan PMR terhadap fatigue pada pasien post-stroke. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen pre-post test without control. Sampel dalam penelitian ini berjumah 42 pasien post-stroke dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji independent t-test dan menunjukkan penurunan tingkat keparahan fatigue yang bermakna pada kelompok intervensi 2 setelah diberikan kombinasi intervensi tarik napas dalam dan PMR  (p value < 0,05). Penelitian ini merekomendasikan kombinasi intervensi tarik napas dalam dan PMR sebagai bentuk intervensi rehabilitatif di unit pelayanan neurorestorasi sebagai aktivitas yang dapat menstimulasi penurunan tingkat keparahan fatiguepada pasien post-stroke dengan stroke murni pada fase rehabilitasi lebih dari 14 hari tanpa underlying disease.

Post-stroke patients are prepared to undergo a rehabilitation phase to obtain a good quality of life. But there are still many patients who experience fatigue, and this affects the rehabilitation process. One of the roles of nurses is to improve health status by maintaining adaptive behavior in patients so that nursing interventions are needed to reduce fatigue. The combination of deep breathing and progressive muscle relaxation (PMR) interventions is an independent nursing intervention that is cheap and easy to implement. The purpose of this study was to determine the effect of a combination of deep breathing and PMR interventions on fatigue in post-stroke patients. The research design uses a quasi-experimental pre-post test without control. The sample in this study was 42 post-stroke patients using the consecutive sampling technique. An independent t-test was used to analyze the data, which revealed a significant reduction in the severity of fatigue in the intervention group 2 after receiving a combination of deep breathing and PMR intervention, with a p value of 0.001 (p value 0.05). This study recommends a combination of deep breathing and PMR intervention as a form of rehabilitative intervention in the neurorestoration service unit as an activity that can stimulate a decrease in the severity of fatigue in post-stroke patients with pure stroke in the rehabilitation phase of more than 14 days without underlying disease."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Maryani
"Kemoterapi sering menimbulkan kecemasan, mual dan muntah. Salah satu tindakan nonfarmakologis untuk mengatasi kecemasan,mual dan muntah setelah kemoterapi adalah dengan relaksasi Progressive Muscle Relaxation (PMR).
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh PMR terhadap kecemasan, mual, dan muntah setelah kemoterapi pada kanker payudara di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. Metoda penelitian quasi experiment.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah pre and post test group design dengan kelompok kontrol. Sampel berjumlah 70 orang. Teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Alat yang digunakan kuesioner kecemasan State and Trait dan Morrow Assesment Nausea and Emesis (MANE) untuk mengukur mual dan muntah. Kelompok intervensi diberikan relaksasi dengan Progressive Muscle Relaxation (PMR) sehari dua kali selama satu minggu post kemoterapi (dua siklus kemoterapi) atau secara total, subjek melakukan 28 kali relaksasi dengan PMR.Untuk menguji perbedaan rata-rata skor kecemasan, mual, dan muntah pada kelompok kontrol dan intervensi digunakan uji T.
Hasil penelitian usia, tingkat pendidikan, dan siklus kemoterapi setara. Selisih Penurunan rata-rata kecemasan, mual, dan muntah sebelum dan setelah PMR pada kelompok intervensi berbeda secara bermakna (p value=0,000).
Kesimpulan PMR dapat menurunkan kecemasan, mual, dan muntah setelah kemoterapi pada pasien kanker payudara di RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Disarankan PMR diterapkan di rumah sakit sebagai salah satu terapi komplementer nonfarmakologik untuk mengatasi kecemasan, mual, dan muntah, dibuat sebagai prosedur tetap dalam
intervensi keperawatan.

ABSTRACT
Chemotherapy often causes anxiety, nausea and vomiting. One of the complementary therapy nonfarmacological procedures to overcome post-chemotherapy anxiety, nausea, and vomiting is Progressive Muscle Relaxation (PMR).
The objective of the research is to identify impact of PMR on anxiety impact of PMR on anxiety, nausea, and vomiting after chemotherapy for breast cancer at Dr. Hasan Sadikin Hospital in Bandung. The research method was a quasi experimental.
The research design was pre and post groups design with a control. The number of the sample participated in the study was 70 persons. The sample collection technique used was a consecutive sampling. One quesionare was utilized the State and Trait and the Morrow Assessment Nausea and Emesis (MANE) to measure nausea and vomiting. The intervention group was treated with PMR twice a day for one week post chemotherapy (two cycle of chemotherapy) or subjek was relaxation with PMR for 28 times, totally. To test the average difference in scores of anxiety, nausea, and vomiting in in the control and the intervention groups, a ttest was used.
The research result demonstrated tha the age, education, and the chemotherapy cicle is equal.the average scores of anxiety, nausea, and vomiting before and after PMR in the intervention groups decreases significantly (pvalue=0,000). It is conclude that PMR can reduce anxiety, nausea, and vomiting after chemotherapy among patient with breast cancer at Dr. Hasan Sadikin Hospital in Bandung.
It is recommended that PMR should be used in hospitals as a complementary therapy to overcome anxiety, nausea, and vomiting nonpharmacologicaly. In addition, a recommendation also directed to the management of hospital to include PMR as a standard nursing procedure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>