"Pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi adalah rnerupakan cara pemberian
makanan secara alamiah dan merupakan cara pemberian rnakanan yang terbaik bagi
bayi. Pernberian ASI akan dapat mernenuhi kebutuhan bayi akan zat gizi, kebutuhan
psikologis dan memberikan perlindungan terhadap penyakit infeksi. Disarnping itu
menyusui juga mempunyai pengaruh terhadap penjarangan kelahiran. Pemberlan ASI
yang dianjurkan adalah pemberian ASI secara tanggal sampai bayi berumur empat
bulan (Exclusive breast feeding), kemudian pernberian dilanjutkan sampai anak
berumur dua tahun bersama makanan pendamping ASI lainnya. Menurut Suradi S.
(1992) bahwa pemberian makanan tambahan yang terlalu dini berhubungan erat
dengan terjadinya diare. Akan tetapi berdasar pada fenomena yang ada bahwa tidak
semua bayi yang berusia di bawah empat bulan dan telah diberikan makanan
tambahan terjadi diare. Sehingga peneliti merasa tertarik untuk untuk membuktikan
konsep yang ada dengan rnelakukan suatu penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan
dan pengolahan data terhadap 30 responden di Kelurahan Menteng Jaya Jakarta Pusat
didapatlcn hasil sebagai berikut dari 30 responden yang telah diberikan makanan
tambahan dan menderita diare yaitu berjumlah 12 orang (40%), clan angka kekerapan
untuk terjadinya diare adalah satu kali sebanyak 10 orang (83,3%) dan lebih dari dua
kali sebanyak 2 orang (6,67%), dan bayi yang tidak diberikan makanan tambahan dan
pernah menderlta diare adalah sebanyak 6 orang (20%) dan tidak rnenderita diare
sebanyak 24 orang (80%) Hal ini dapat kita tarik kesirnpulan bahwa berdasarkan
kosep yang ada jika bayi diberikan makanan tambahan dalarn usia yang masih dini
akan menirnbulkan dampak teajadinya diare."