Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179559 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Fenomena yang tampak saat ini di masyarakat bahwa seks bebas pada usia remaja semakin meningkat dan sangat mengkhawatirkan. Para remaja tampaknya tahu bahwa hubungan seks adalah tindakan yang salah, akan tetapi remaja memang sering merasa bahwa tindakan melanggar peraturan adalah hal yang mengasyikan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat di katakan bahwa remaja melakukan hubungan seksual pranikah didasari oleh adanya kesalahan persepsi remaja dalam memandang seks.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan persepsi antara remaja puma dan putri tentang seks pranikah. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 80 responden siswa putra dan putri di SMKN 62 Jakarta dengan cara simple random sampling. Analisa data dilakukan dengan uji bivariat chi square, dengan menggunakan program komputer SPSS H.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 31,25% remaja putra memiliki persepsi positif sedangkan pada remaja putri sebanyak 43,75% memiliki persepsi negatif. Penelitian ini hanya untuk mencari perbedaan persepsi antara remaja putra dan putri jadi tidak dijelaskan secara mendalam faktor-faktor apa saja yang bisa mengakibatkan perbedaan persepsi tersebut. Maka diharapkan akan ada penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang bisa mengakibatkan perbedaan persepsi pada remaja putra dan putri tentang seks pranikah.

Phenomenon that appeared today in the society that the free sex in adolescence are increasing and very worrying. Teenagers seem to know that sex is wrong, but the teen was often felt that the act violates the rules is something exciting. Under these conditions, can be said that adolescent premarital sexual relations constituted by the presence of adolescent misperceptions of looking at sex.
This quantitative research using a comparative descriptive design that aims to identify the differences in perception between young men and women about premarital sex. The study was conducted by distributing questionnaires to 80 respondents boys and giris in SMKN 62 Jakarta with simple random sampling. Data analysis was done by bivariate chi square test, using the computer program SPSS 17.
Results showed that as many as 31.25% young men have a positive perception, while at the teenager as mach as 43. 75% have a negative perception. This research only to find a differences in perception between boys and girls so it is not clarified in detail any factors that could cause such a differences in perception. It is expected that there will be further research to identitfy factors that could cause differences in the perception of young men and women about premarital sex.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5941
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Hubungan seksual sebelum nikah pada remaja merupakan masalah yang serius, berhubungan dengan peningkatan penularan penyakit menular seksual, mempunyai pasangan lebih dari satu, dan kehamilan dini. Suatu kerangka kerja model perilaku terintegrasi (Integrated Behavioral Model, IBM) digunakan untuk menilai berbagai faktor prediktor hubungan seksual prematur pada remaja. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi inisiasi hubungan seksual sebelum nikah pada remaja level 10 dan 11 berdasarkan kerangka kerja IBM, meliputi komunikasi tentang seks kelompok peers, orang tua, paparan perilaku pornografi, kepercayaan normatif, agen personal, dan keinginan hubungan seksual. Metode yang digunakan adalah menyertakan 626 responden dalam survei awal. Responden adalah siswa sekolah menengah atas level 10 - 11 di kota Denpasar. Data dikumpulkan dengan kuesioner laporan sendiri khususnya prediktor inisiasi hubungan seksual sebelum menikah. Penelitian ini menemukan bahwa pajanan pornografi, perilaku langsung dan tidak langsung berhubungan secara signifikan dengan inisiasi hubungan seksual sebelum nikah (nilai p < 0,05). Remaja laki-laki tampaknya melakukan lebih banyak aktivitas seksual daripada remaja perempuan. Penelitian ini berimplikasi terhadap pemahaman perilaku langsung dan pajanan pornografi mungkin digunakan dalam meningkatkan program kesehatan dan kesehatan remaja.

Premarital sexual inisiation on adolescence is a serious problem, associated with increased transmition sexually transmitted disease/STD, had having more partners, and early pregnancy. An Integrated Behavioral Model (IBM) framework used to assess predictors of premarital sexual on adolescents. The purpose of this research is to explore predictors of premarital sexual inisiation in adolescents grade 10 and 11 based on IBM framework, includes: communication about sex with peers, parents, pornography exposure, attitude, normative belief, personal agency, and intention to have sex. Method that used is 626 respondent included in earlier survey, and respondent were students of senior high school grade 10 ? 11 in Denpasar City. Data collected with self reported questionaire particularly predictor of premarital sexual initiation. The result found that pornography exposure, indirectly attitude, and directly attitude were significantly associated with premarital sexual initiation (p < 0,05). Male adolescents engage in more sexual activity like premarital sexual inisiation than female adolescents. This study has implications for understanding how directly attitude and pornography exposure may be used in intervention to promoting adolescents health program and adolescents ressiliency."
Jakarta: Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Denpasar Bali, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Remaja dalam pertumbuban dan perkembangan merupakan kelompok beresiko terjadinya perubahan perilaku salah satunya mengenai perilaku asks pranikah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara karakteristik remaja (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, keterpaparan media, komunikasi orang tua, komunikasi teman sebaya) dengan persepsi mengenai perilaku seks pranikah. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pcndekatan cross sectional, dengart teknik pengambilan random sampling. Responden penelitian ini berjumlah 90 orang berusia sekitar 15-21 tahun dengan menggunakan α 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara jenis kelamin (p value 0.001), tingkat pendidikan (p value 0.047) serta frekuensi mengakses pornografi (p value 0.001) dengan persepsi mengenai perilaku seks pranikah, sedangkan variabel umur, komunikasi dengan orang tua, komunikasi dengan teman sebaya tidak memiliki hubungan dengan persepsi. Dengan hasil penelitian ini diharapkan peran pemerintah untuk berkomitmen menjalankan peraturan mengenai regulasi mengakses pornografi. Mungkin juga diperlukan tambahan kurikulum mengenai pendidikan mengenai kesehatan reproduksi khususnya untuk remaja laki-laki.
Kata kunci: perilaku seks pranikah, persepsi, remaja"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5668
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Suriani
"Usia remaja adalah fase saat terjadi perubahan-perubahan kematangan fisik, seksual, psikologis, dan sosial. Perubahan-perubahan yang biasa terjadi pada masa remaja ini disebut juga dengan masa pubertas. Dalam fase perubahan tersebut tak lepas dari bagairnana persepsi remaja terhadap perubahan-perubahan konsep diri yang terjadi pada masa pubertas yang akan mempengaruhi perkembangannya selama fase tersebut dan perkembangan pada fase selanjutnya. Penelitian ini betujuan untuk membandingan persepsi, apakah terdapat perbedaan atau persamaan, antara persepsi remaja putra dan remaja putri tentang perubahan-perubahan konsep diri yang terjadi pada masa pubertas. Desain penelitian ini adalah deskriptifperbandingan. Populasi yang diambil adalah remaja putrra dan remaja putri usia 12-14 tahun yang bersekolah di SMPN 98 Jakarta dan pengambilan sarnpel mengglmakan cara sampel acak sederhana dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner atas persetujuan responden. Dari data tersebut dihitung dengan menggunakan uji chi squre dengan hasil p value < os, yang artinya ada perbedaan persepsi yang signiiikan antara remaja putra dan remaja putri tentang perubahan-perubahan yang teljadi pada dirinya pada masa pubertas. Mayorilas remaja putra berpersepsi positif (66,7%), sedangkan mayoritas remaja putri memiliki persepsi yang negatif (66,7%)."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5685
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Setiadi
"Kurangnya pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA membuat remaja rentan terjerumus ke dalam bahaya yang tidak disadarinya, hal ini mungkin dikarenakan kurangnya informasi dari media massa dan pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiperbedaan tingkat pengetahuan tentang penyalahgunaan NAPZA antara remaja putra dan remaja putri di SMK Putra Bangsa Depok. Penelitian ini menggunakan desain deskriftif komparatif dengan sampel berjumlah 96 orang yang dilakukan pada siswa kelas 2 SMK Putra Bangsa Depok. Data yang terkumpul dianalisa dengan statistik univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi square dan diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang penyalahgunaan NAPZA antara remaja putra dan remaja putri di SMK Putra bangsa Depok. Rekomendasi penelitian ini adalah agar dapat dilakukan penelitian Iebih dalam terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan NAPZA dengan memperbanyak responden."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5694
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Sumber-sumber informasi tentang seksual yang tidak dijamin kebenarannya dan
pengaruh dari teman dapat mengubah pandangan remaja terhadap perilaku seksual
pranikah. Persepsi akhirnya mendorong remaja untuk melakukan hubungan seksual
pranikah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi remaja terhadap
perilaku seksual pranikah Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain
deskriptif sederhana dengan purposive sampling, dimana pemilihan elemen untuk
menjadi sampel berdasarkan pertimbangan yang tidak acak (subjektif). Studi dilakukan
di SMA 12 Jakarta pada kelas XII saja. Data diperoleh dari 73 responden melalui
kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat meliputi distribusi
frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 54,8% responden
menganggap bahwa perilaku seksual pranikah adalah hal yang tidak boleh. Sisa
responden yang berjumlah 45,2% menganggap bahwa perilaku seksual pranikah boleh
dilakukan oleh remaja. Penelitian ini merekomendasikan sekolah memberikan
pendidikan seksuai yang lebih gencar lagi pada siswa-siswa SMA 12 Jakarta."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5297
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Remaja adalah masa transisi dari anak menuju kedewasaan,dimana pada masa ini terjadi perubahan besar dalam semua aspek kehidupan baik biologis, intelektual psikologis, dan ekonomi (Dennis & Roger, 1995). Adanya perubahan-perubahan yang berbeda Ierjadi, baik internal maupun eksternal tubuh, emosional, dan psikososial pada remaja putra dan remaja putri, membuat mereka berusaha untuk mengetahui penyebab dari perubahan tersebut dengan berbagai cara. Salah satu hal yang dilakukan remaja adalah mempelajari pendidikan sesuai Penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi perbedaan keingintahuan remaja putra dan remaja putri terhadap pendidikan seksual. Adapun desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif perbandingan. Data penelitian diperoleh dari pelajar Salah satu SMU Negeri di Jakarta Selatan yang memenuhi kriteria dan bersedia menjadi responden. Responden berjumlah 96 orang clengan pembagian 48 remaja putra dan 48 remaja putri. Metode pengolahan data yang digunakan adalah melode Z-fesi. Hasil penelitian menyarankan bahwa tidak ada perbedaan keingintahuan remaja putra dan remaja putri terhadap pendidikan seksual sehingga materi pendidikan seksual yang diberikan dapat digeneralisir tanpa membedakan jenis kelamin. Berdasarkan hasil penelitian ini maka perlu merekomendasikan agar materi pendidikan seksual yang terdapat pada penelitian ini dimasukkan pada materi pendidikan seksual yang akan diberikan pada remaja."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5128
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Indrayati Ganis
"Penelitian dilakukan untuk rnengetahui hubungan tingkat pengetahuan seksualitas dengan persepsi remaja terhadap perilaku seks pranikah. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 67 Jakarta Timur dengan 100 responden remaja. Penelitian menggunakan metode purposive random sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukan nilai p=0,592 >= nilai α=0,05 sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan seksualitas dengan persepsi remaja terhadap perilaku seks pranikah. Penelitian ini merekomendasikan adanya faktor lain yang lebih mempengaruhi persepsi remaja terhadap perilaku seks pranikah.

The objective of this research is to know the relationship between sexuality knowledge and the perception of adolescence about sexual behavior before marriage. The subjects of this research are 100 students of SMAN 67 Jakarta Timur. This research use purposive random sampling method.
The result of analysis shows that p value=0,592 >= α=0,05 so that there is no significant correlation between a sexuality knowledge and the perception of adolescence to sexual behavior before marriage. These research recommend another factor that more influence the perception of adolescence about sexual behavior before marriage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5806
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Sofiati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfina Abbiya Hermawan
"Masa remaja adalah masa terjadinya pubertas yang memicu timbulnya dorongan seksual untuk melakukan aktivitas seks pranikah. Dampak perilaku seksual pranikah remaja meliputi kehamilan remaja, meningkatnya kasus aborsi, dan penyebaran penyakit menular seksual. Dampak tersebut dapat dicegah bila mempunyai pengetahuan tentang alat kontrasepsi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan terkait alat kontrasepsi dan perilaku seksual pranikah pada remaja putri di Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan teknik consecutive sampling. Sampel penelitian ini berjumlah 426 remaja putri pada beberapa kecamatan di Bandung. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia responden yaitu 17.5 tahun, bersekolah di SMA (70.7%), tidak berpacaran (67.4%), beragama Islam (91.1%), teman sebayanya berperilaku seksual pranikah (71.4%), terkadang (78.6%) terpapar konten seksual melalui internet (41%) tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi buruk (61%), serta lebih banyak perilaku seksual pranikah tidak berisiko (52.1%). Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang kontrasepsi dan status berpacaran cenderung mendorong perilaku seksual pranikah.

Adolescent stage is a phase when puberty that causes sexual urges to do premarital sex activities takes place. The impacts of premarital sexual behavior in adolescents includes teenage pregnancies, increasing cases of abortion, and outspread of sexual transmitted diseases. Those impacts can be prevented if teenagers have knowledge about contraceptive methods. This research is conducted with the purpose to see the description of knowledge level of contraceptive methods and premarital sexual behavior in adolescents in Bandung. This research used cross-sectional approach with consecutive sampling technique. The sample of this research are 426 adolescent girls from a few sub-districts in Bandung. The result of this research shows that the average age of the respondents are 17.5 years old, currently in high school (70.7%), are not in a relationship (67.4%), have Islamic faith (91.1%), have peers that engage in premarital sexual behavior (71.4%), sometimes (78.6%) exposed to sexual content through internet (41%), have a bad knowledge level of contraceptive methods (61%), and also more engage in safe premarital sexual behavior (52.1%). This research shows that knowledge about contraceptive and relationship status tend to encourage premarital sexual behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>