Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136070 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Remaja dalam pertumbuban dan perkembangan merupakan kelompok beresiko terjadinya perubahan perilaku salah satunya mengenai perilaku asks pranikah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara karakteristik remaja (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, keterpaparan media, komunikasi orang tua, komunikasi teman sebaya) dengan persepsi mengenai perilaku seks pranikah. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pcndekatan cross sectional, dengart teknik pengambilan random sampling. Responden penelitian ini berjumlah 90 orang berusia sekitar 15-21 tahun dengan menggunakan α 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara jenis kelamin (p value 0.001), tingkat pendidikan (p value 0.047) serta frekuensi mengakses pornografi (p value 0.001) dengan persepsi mengenai perilaku seks pranikah, sedangkan variabel umur, komunikasi dengan orang tua, komunikasi dengan teman sebaya tidak memiliki hubungan dengan persepsi. Dengan hasil penelitian ini diharapkan peran pemerintah untuk berkomitmen menjalankan peraturan mengenai regulasi mengakses pornografi. Mungkin juga diperlukan tambahan kurikulum mengenai pendidikan mengenai kesehatan reproduksi khususnya untuk remaja laki-laki.
Kata kunci: perilaku seks pranikah, persepsi, remaja"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5668
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Masa remaja merupakan masa di mana remaja mencari identitas diri dan rasa ingin tahu yang besar terhadap seksualitas. Hal tersebut membuat remaja mencari berbagai informasi tentang seksualitas, salah satu sumbemya melalui media massa. Belum adanya peraturan yang marnpu menghentikan penyebaran informasi-informasi porno di media massa yang ada di Indonesia menyebabkan remaja tetap bisa mendapatkan informasi yang tidak benar. Hal tersebut mempengaruhi perilaku seksual remaja. Fenomena berbagai perilaku seksual remaja saat ini sangat beresiko menjadi masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada remaja seperti HIV-AIDS dan kehamilan yang tidak diinginkan. Adanya hubungan antara media massa dengan perilaku seksual remaja mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Responden yang dijadikan sampel sebanyak 75 remaja SMA 109 Jakarta Selatan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan stratified random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data mentah kemudian dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara informasi-informasi porno di media massa dengan perilaku seksual remaja (p value= 0,00; α= 0,05).
Kata Kunci: remaja, media massa, perilaku seksual, informasi"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5691
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pakasi, Diana Teresa
"Pengetahuan remaja tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi masih rendah, meskipun telah terdapat inisiatif pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi seperti yang ditunjukan oleh berbagai penelitian sebelumnya. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi bagi remaja yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun non-pemerintah pada jenjang SMA. Tulisan ini didasarkan penelitian yang menggunakan metode mixed methods, yaitu kuantitatif yang didukung oleh kualitatif. Metode kuantitatif, yaitu survei dilakukan terhadap 918 siswa dan 128 guru SMA dan didukung oleh diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam di delapan kota di Indonesia. Diskusi kelompok terfokus dilakukan terhadap organisasi masyarakat sipil, forum guru, dan kelompok remaja, sedangkan wawancara mendalam dilakukan terhadap pemerintah daerah, orang tua murid, komite sekolah, dan tokoh agama/masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi tidak sesuai dengan realitas perilaku seksual dan resiko seksual yang dihadapi remaja karena: (1) Pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi yang sudah diberikan pada jenjang SMA lebih menitikberatkan pada aspek biologis semata; (2) Masih adanya anggapan bahwa seksualitas merupakan hal yang tabu untuk diberikan di sekolah; (3) Pendidikan cenderung menekankan pada bahaya dan resiko seks pranikah dari sudut pandang moral dan agama; (4) Pendidikan belum memandang pentingnya aspek relasi gender dan hak remaja dalam kesehatan reproduksi dan seksual remaja. Konstruksi seksualitas remaja dan wacana mengenai pendidikan seksualitas berperan terhadap isi dan metode pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi bagi remaja.

Between Needs and Taboos: Sexuality and Reproductive Health Education for High School Students. Adolescents? knowledge on sexuality and reproductive health is still limited, although there have been initiatives to provide sexual and reproductive health education as indicated by previous studies. This paper examines reproductive health and sexuality education for adolescents that has been conducted by government and non-government at the high school level. This paper is based on a research using mixed methods of quantitative methods that are supported by qualitative. Quantitative methods are surveys conducted to 918 students and 128 high school teachers and supported by focus group discussions and in-depth interviews in eight cities in Indonesia. Focus group discussions conducted to civil society organizations, teacher forums, and youth groups, while in-depth interviews conducted to local government, parents, school committees, and religious/community leaders.
The results show that the reproductive and sexual health education does not match the reality of sexual behavior and sexual risk faced by teenagers because: (1) reproductive health and sexuality education that is given to the high school level is more focused on the biological aspects alone, (2) There is still a notion that sexuality is a taboo to be given at school, (3) the sexuality education tends to emphasize the dangers of premarital sex from the moral and religious point of view, (4) the sexuality education has not looked at the importance of aspects of gender relations and rights of adolescents in adolescent reproductive and sexual health. The construction of adolescent sexuality and the discourse on sexuality education contribute to the content and methods of sexuality and reproductive health education for adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Indrayati Ganis
"Penelitian dilakukan untuk rnengetahui hubungan tingkat pengetahuan seksualitas dengan persepsi remaja terhadap perilaku seks pranikah. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 67 Jakarta Timur dengan 100 responden remaja. Penelitian menggunakan metode purposive random sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukan nilai p=0,592 >= nilai α=0,05 sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan seksualitas dengan persepsi remaja terhadap perilaku seks pranikah. Penelitian ini merekomendasikan adanya faktor lain yang lebih mempengaruhi persepsi remaja terhadap perilaku seks pranikah.

The objective of this research is to know the relationship between sexuality knowledge and the perception of adolescence about sexual behavior before marriage. The subjects of this research are 100 students of SMAN 67 Jakarta Timur. This research use purposive random sampling method.
The result of analysis shows that p value=0,592 >= α=0,05 so that there is no significant correlation between a sexuality knowledge and the perception of adolescence to sexual behavior before marriage. These research recommend another factor that more influence the perception of adolescence about sexual behavior before marriage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5806
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Fenomena yang tampak saat ini di masyarakat bahwa seks bebas pada usia remaja semakin meningkat dan sangat mengkhawatirkan. Para remaja tampaknya tahu bahwa hubungan seks adalah tindakan yang salah, akan tetapi remaja memang sering merasa bahwa tindakan melanggar peraturan adalah hal yang mengasyikan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat di katakan bahwa remaja melakukan hubungan seksual pranikah didasari oleh adanya kesalahan persepsi remaja dalam memandang seks.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan persepsi antara remaja puma dan putri tentang seks pranikah. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 80 responden siswa putra dan putri di SMKN 62 Jakarta dengan cara simple random sampling. Analisa data dilakukan dengan uji bivariat chi square, dengan menggunakan program komputer SPSS H.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 31,25% remaja putra memiliki persepsi positif sedangkan pada remaja putri sebanyak 43,75% memiliki persepsi negatif. Penelitian ini hanya untuk mencari perbedaan persepsi antara remaja putra dan putri jadi tidak dijelaskan secara mendalam faktor-faktor apa saja yang bisa mengakibatkan perbedaan persepsi tersebut. Maka diharapkan akan ada penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang bisa mengakibatkan perbedaan persepsi pada remaja putra dan putri tentang seks pranikah.

Phenomenon that appeared today in the society that the free sex in adolescence are increasing and very worrying. Teenagers seem to know that sex is wrong, but the teen was often felt that the act violates the rules is something exciting. Under these conditions, can be said that adolescent premarital sexual relations constituted by the presence of adolescent misperceptions of looking at sex.
This quantitative research using a comparative descriptive design that aims to identify the differences in perception between young men and women about premarital sex. The study was conducted by distributing questionnaires to 80 respondents boys and giris in SMKN 62 Jakarta with simple random sampling. Data analysis was done by bivariate chi square test, using the computer program SPSS 17.
Results showed that as many as 31.25% young men have a positive perception, while at the teenager as mach as 43. 75% have a negative perception. This research only to find a differences in perception between boys and girls so it is not clarified in detail any factors that could cause such a differences in perception. It is expected that there will be further research to identitfy factors that could cause differences in the perception of young men and women about premarital sex.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5941
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astrida Budiarti
"Seksualitas merupakan keinginan menjalin relasi, kemesraan, dan cinta. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap fenomena pengalaman seksualitas perempuan selama masa kehamilan. Pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif sesuai filosofi Hussler digunakan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dengan metode interview semi terstruktur dan dianalisis dengan menggunakan tehnik analisa data Colaizzi. Sebanyak 8 ibu post partum berpartisipasi dalam penelitian ini.
Hasil penelitian adalah diidentifikasinya 4 klaster tema, yaitu ekspresi kasih sayang selama masa kehamilan, coital activity selama masa kehamilan, pelayanan keperawatan seksualitas selama masa kehamilan, dan harapan terhadap petugas kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan bagi perawat untuk proaktif melakukan pengkajian dan memberikan asuhan keperawatan yang berhubungan dengan aspek seksualitas selama masa kehamilan. Selanjutnya direkomendasikan bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan kurikulum mata ajar keperawatan maternitas terkait konseling seksualitas pada level S2 keparawatan maternitas.

Sexuality was a desire to built relationship, intimacy and love. The aim of this research was to explore the phenomenon of women experience of sexuality during pregnancy. A qualitative approach with Husserlian phenomemenological design was used in this research. Data was obtained by a semi-structured interview and analyzed by using the Colaizzi?s method. There were 8 postpartum mothers participated in this research.
The result was 4 clusters of themes, which were the expression of love and care during the pregnancy, coital activity during pregnancy, nursing service for pregnant women and the expectation toward health care team. Based on the result, it was recommended for nurses to be proactive in assessing and providing nursing care related to women sexuality during pregnancy. Furthermore, it was recommended for nursing education institution to develop curriculum that incorporated sexuality counseling during pregnancy in maternity nursing subject in master degree."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29398
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku seks bebas di kalangan remaja semakin meningkat belakangan ini. Kurangnya
pengetahuan remaja tentang seks merupakan Salah satu faktor penyebab. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan tingkat karakteristik rernaja yang terdiri dari umur,
jenis, kelamin, pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, tempat tinggal, dan
keterpaparan media informasi dengan tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas.
Desain yang digunakan adalah diskriptif korelasi dengan uji chi-square. Sampel
berjumlah 40 orang siswa SMA Negeri 1 Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi dengan
teknis cluster random sampling. Hasil menunjukkan ada hubungan yang bermakna
antam karakteristik remaja, yaitu variabel keterpaparan media informasi dengan tingkat
pengetahuan remaja tentang seks bebas, sedangkan untuk variabel yang lain tidak ada
hubungan yang bermakna."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5501
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan teknologi tidak selamanya membawa pengaruh baik bagi kehidupan, penyimpangan pola perilaku pada remaja adalah salah satu contohnya. Perubahan pola perilaku dan kebiasaan dalam pergaulan terutama pola periiaku seks bebas dapat memicu terjadinya penularan penyakit pada remaja, yaitu HIV/AIDS. Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi persepsi remaja tentang pengaruh media terhadap perilaku seks bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi remaja tentang pengaruh media televisi dan intemel terhadap perilaku seks bebas dalam meningkatkan insidensi penularan HIV/AIDS. Penelitian dilakukan secara cross sectional dengan desain penelitian deskriptif korelatif. Sampel berjumlah 100 orang responden pelajar SMA di Depok yang berusia antara 15-17 tahun dan sedang duduk di kelas 10 dan 11. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dengan 85 pertanyaan yang terdiri dari 42 pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan 43 pertanyaan untuk mengukur persepsi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi sekolah yang akan diambil siswanya sebagai responden dengan terlebih dahulu mengurus perizinan kepada pihak sekolah yang bersangkutan dan juga pihak fakultas. Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Analisis univarial digunakan untuk mendesripsikan masing-masing variabel dengan system proporsi dan persentase. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara 2 variabel, analisis yang digunakan adalah chi square dan T independen. Hasil dari penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi (p=0,279 > a=0,0S), tidak ada hubungan bermakna antara usia dengan persepsi (p=0,710 > a=D,05), dan ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan persepsi (p=0,004 < a=0,05). Untuk persepsi didapatkan hasil, 59% persepsi negatif 41% persepsi positif. Saran dari penelitian ini adalah Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar mengenai masalah ini terutama oleh perawat komunitas, keluarga, atau anak. Sehingga dapat dimanfaatkan dalam penyelesaian masalah yang berkaitan dengan dampak media terhadap perilaku seks bebas remaja yang dapat meningkatkan insidensi HIV/AIDS dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5895
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku seks pra nikah yang dilakukan oleh remaja yang belum menikah, sudah sangat
mengkhawatirkan. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kasus-kasus seperti
aborsi, kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan infeksi menular seksual (IMS) termasuk
HIV/ AIDS yang merebak dikalangan remaja pra nikah (Siswandi, 2006). Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran persepsi remaja terhadap perilaku seksual
pra nikah. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Penelitian dilakukan
disebuah Akademi Perawatan di Jakarta, dengan jumlah responden 30 orang yang
diambil secara convinience. Data diambil 1 Desember 2006. Instrumen pengumpulan
data berupa kuesioner. Berdasarkan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
50% remaja yang berpersepsi positif dan 50% perpersepsi negatif terhadap perilaku
seksual pra nikah. Hal ini berarti sebanyak 50% menyetujui dilakukannya perilaku
seksual pra nikah dan 50% tidak menyetujui dilakukannya perilaku seksual pra nikah.
Penelitian ini telah memberikan gambaran persepsi remaja terkait sikap, nilai dan
keyakinan terhadap perilaku seksual pra nikah. Secara umum sikap, nilai, dan keyakinan
dapat mempengaruhi seseorang dalam mempersepsikan sesuatu. Sehingga dapat
diartikan bahwa 50% remaja setuju bila saat pra nikah berperilaku seperti bergandengan
tangan pada awalnya, mencium, memeluk, meraba payudara, memegang alat kelamin
dan akhirnya sampai dengan berhubungan intim yang seharusnya tidak boleh untuk
dilakukan sebelum menikah. Berdasarkan penelitian ini maka diharapkan dapat
memberikan informasi tentang gambaran persepsi remaja terhadap perilaku seksual pra
nikah shingga dapat dilakukannya edukasi kesehatan yang tepat mengenai dampak
perilaku seksual pra nikah. Penelitian Iebih Ianjut diharapkan memperbanyak jumlah
sampel dan mengembangkan disain penelitian kualitatif."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5541
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku seksual pada remaja seringkali tidak disertai sumber informasi yang memadai
dan bertanggung jawab. Hal tersebut membuat remaja sangat rentan terhadap risiko
kesehatan reproduksi. Mengingat informasi dari sumber lain tersebut bisa keliru, adalah
panting bahwa orang tua pun berperan dalam memberikan informasi yang benar.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara pola
komunikasi keluarga dengan perilaku seksual pada remaja. Desain yang digunakan
adalah deskriptif korelasi, dengan pengambilan sampel secara simple random sampiing
terhadap 96 siswa SMAN 52 Jakarta Utara. Analisis yang digunakan adalah univariat
dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Pearson Chi-Square. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola komunikasi keluarga
dengan perilaku seksual remaja (p=0,08; a=0,05). Disarankan pada keluarga unauk
membimbing anak remajanya agar terhindar dari pergaulan bebas dan perilaku seksual
yang berisiko."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5565
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>