Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107454 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kehidupan anak-anak yang tinggal di panti asuhan sangatlah berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang tinggal bersama orang tua. Akan tetapi, hal tersebut tidaklah
membuat mereka menjadi tidak memiliki tanggung jawab untuk memenuhi tugas
perkembangan mereka sebagai anak usia sekolah. Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan gambaran sejauh mana pemenuhan tugas perkembangan anak usia sekolah di panti asuhan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi sederhana dengan total sampel 40 orang yaitu anak panti asuhan yang berusia sekolah. Data yang telah dikumpulkan dianalisa secara deskriptif statistik. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti dan terlebih dahulu telah diuji coba. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan distibusi frekuensi diperoleh hasil bahwa sebanyak 23 anak panti asuhan (57,5%) telah berhasil memenuhi tugas perkembangan dan sebanyak 17 anak panti asuhan (42,2%) belum dapat memenuhi tugas perkembangan. Untuk penelitian mendatang diharapkan dapat menggunakan metode analisa data dengan disain yang lain dan jumlah sampel yang lebih merepresentasikan populasi. Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penelitian ini."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5312
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Walter
"Usia sekolah dasar disebut masa intelektual atau masa keserasian sekolah dalam mencapai perkembangan industri. Tahapan perkembangan industri panting sepanjang rentang perkembangan. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik terhadap perkembangan industri. Desain penelitian "Quasi experimental pre-post test with control graup". Sampel berjumlah 76, 38 orang kelompok intervensi, 38 orang kelompok control anak usia 6-9 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan kemampuan kognitif, psikornotor dan perkembangan industri meningkat secara bermakna setelah diberikan terapi kelompok terapeutik (p-v < 0.05), kelompok yang tidak diberikan terapi kelompok terapeutik tidak meningkat secara bermakna, (p-value > 0.05). Penelitian direkomendasikan dilakukan pada anak usia sekolah untuk meningkatkan perkembangan industrinya.

Primary school age is called period of intellect or period of school conformity in achieving formation of industry. The stage of industry formation is crucial on the span of development. The aim of the research is to understand the effects of therapeutic group therapy in the formation of industry of school age children. Researchs design is "Quasi-experimental pre-post test with control group". The number of samples are 76 persons, 38 persons are in the intervention group, 38 persons are in the control group consisting of school children at the age between 6-9 years.
The results of the research showed cognitive, psychomotor abilities and developmebt of industry improved significantly after being given therapeutic group therapy (p-valuev <0.05), those who were not given therapeutic group therapy did not improve signiticantly, (p-value 0.05). This research is recommended to be conducted on school age children to improve the development of their industries."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33229
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Idayanti
"Proyek ini ditujukan untuk menyediakan sarana bagi kegiatan penyantunan anak terlantar dengan memberikan bimbingan dan pengasuhan kepada anak-anak terlantar di Jakarta, sehingga mereka dapat hidup dengan layak dan memperoleh pendidikan sebagaimana anak-anak lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbullah
"Panti Sosial Asuhan Anak sebagai institusi pengganti fungsi keluarga diharapkan mampu memainkan peranannya dalam membina dan mengasuh anak-anak yang karena sesuatu dan lain hal mengalami kondisi keterlantaran. Salah satu kondisi kehidupan dalam panti yang mendukung atau menghambat perkembangan kepribadian anak adalah mutu pengasuhan yang diberikan oleh para pengasuh. Itulah yang melatarbelakngi penulis untuk melakukan kajian tentang praktik pengasuhan anak yang selama ini dilakukan di panti-panti sosial asuhan anak. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam pengkajian tersebut berangkat dari 7 (tujuh) prinsip pengasuhan anak, yaitu keakraban, kepedulian, kebebasan, kemandirian, kedisiplinan, kestabilan emosi, dan realistik.
Bertalian dengan itu, maka penelitian ini bertujuan memperoleh data yang berkaitan dengan penerapan prinsipprinsip pengasuhan tersebut dalam praktik pengasuhan anak, dan bagaimana tanggapan mengenai penerapan prinsip-prinsip pengasuhan tersebut, serta bagaimana kaitannya dengan perumusan dan pengembangan program pendidikan dan pelatihan. Sehingga dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penyusunan rencana dan prorgam pelatihan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM), khususnya pengelola dan pengasuh Panti-Panti Sosial Asuhan Anak.
Penelitian ini dilakukan pada enam buah panti sosial yang secara geografis dapat mewakili seluruh panti sosial yang ada di Kalimantan Selatan, yakni PSAA Budi Rahayu di Amuntai, Putera Harapan di Barabai, Budi Akhlaqul Karimah di Rantau, PSAA Puteri Harapan Ibu di Banjarmasin, Budi Mulia di Banjarbaru, dan Harapan Rita Tamban Barito Kuala, dengan jumlah responden sebanyak 30 orang pengasuh dan 90 orang anak asuh.
Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa prinsip-prinsip pengasuhan anak yang menjadi kerangka pemikiran dalam penelitian ini pada dasarnya telah dilaksanakan oleh para pengasuh di panti-panti sosial ini yang terimplementasi dalam beberapa bentuk perlakuan pengasuh terhadap anak-anak asuh. Hanya raja secara teoritis para pengasuh belum tahu atau bahkan sama sekali tidak tahu, bahwa yang mereka praktikkan selama ini adalah penerapan prinsip-prinsip pengasuhan dimaksud. Hal ini, mungkin saja disebabkan sebagian besar (46,67%) dari pengasuh belum pernah mengikuti diktat yang berkaitan dengan pengasuhan anak maupun pelayanan panti.
Berdasarkan pandangan pengasuh dan anak asuh terdapat kesenjangan dalam beberapa perlakuan yang diberikan oleh pengasuh kepada anak-anak asuh. Kesenjangan dimaksud adalah antara kenyataan yang diberikan oleh para pengasuh dengan kenyataan yang dirasakan dan dialami oleh anak-anak asuh. Kesenjangan dalam penerapan prinsip-prinsip tersebut, memerlukan adanya penyelarasan dan penyesuaian sehingga ada peningkatan wawasan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terhadap prinsip-prinsip pengasuhan anak tersebut melalui 2 (dua) jenjang pelatihan bagi pengasuh panti, yakni pelatihan teknis tingkat dasar dan pelatihan teknis tingkat pengembangan, dengan muatan materi tentang profesi dan praktik pekerjaan sosial. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi peningkatan kinerja pelayanan dan pengasuhan di Panti-Panti Sosial Asuhan Anak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T2518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Siti Marliah
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah mengenai Variabel-variabel Lingkungan yang berperan terhadap Perkembangan Kemampuan Spasial. Lingkungan tersebut terdiri dari lingkungan fisik dan sosial, dan perkembangan kemampuan spasial ditinjau berdasarkan hubungan spasial topologi, proyektif, euclidis. Perkembangan kemampuan spasial ini diawali dengan mengenal objek, mengenal hubungan objek dengan objek berdasarkan persepsi terhadap lingkungan dan melalui aktivitas sensori-motor serta melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap objek di lingkungannya. Ini berarti bahwa tata letak fisik adalah merupakan sarana bagi anak untuk melakukan aktivitasnya tersebut. Selain lingkungan fisik, lingkungan sosial juga tidak kalah pentingnya dalam memberikan kesempatan bagi anak melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya. Dalam hal ini orang tua merupakan unsur yang berperan dalam memberikan kesempatan tersebut.
Terbatasnya kesempatan, balk yang berasal dari tata Ietak fisik maupun dari orang tua dapat berakibat terhadap perkembangan kemampuan anak, khususnya kemampuan spasial.
Penulis ingin mengetahui, sejauh manakah ada hubungan antara variabel-variabel lingkungan fisik dan lingkungan sosial terhadap perkembangan kemampuan spasial? Apakah ada perbedaan antara kemampuan spasial anak yang tinggal di pemukiman Padat dan Tidak Padat? Seberapa besarkah peranan masing-masing variabel lingkungan dalam menemukan perkembangan kemampuan spasial? Apakah ada hubungan antara kemampuan spasial dengan prestasi belajar matematika? Apakah ada perbedaan antara kemampuan spasial anak laki dan anak perempuan? Untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan di atas, dilakukan penelitian ex post facto. Variabel yang diteliti adalah variabel lingkungan fisik: variabel kepadatan sosial yaitu luas bangunan/jumlah orang, luas jumlah penduduk, variabel struktur fisik yang berupa restriksi fisik yaitu luas bangunanljumlah orang, luas R.T.Ijumlah bangunan dan kepadatan perabot, variabel organisasi fisik. Variabel lingkungan sosial: variabel restriksi orang tua terhadap tingkah laku eksplorasi dan mobilitas fisik, variabel status sosial ekonomi.
Sampel penelitian ini adalah anak usia sekolah, berusia 7-11 tahun dan duduk di kelas 3 dan 4 sekolah dasar. Berasal dari daerah pemukiman Padat dan Tidak Padat. Jumlah sampel adalah 220 anak, yaitu 110 dari daerah pemukiman Padat yang terdiri dari 55 anak laki-laki, dan 55 anak perempuan, dan 110 anak dari daerah pemukiman Tidak Padat yang terdiri dari 55 anak laki-laki dan 55 anak perempuan.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, tes kemampuan spasial, observasi terstuktur, kuesioner restriksi orang tua, kuesioner mobilitas fisik, dan Stanford Diagnostic Mathematics Test.
Lokasi penelitian adalah Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat dan Kelurahan Ciganjur, Kecamatan jagakarsa, Jakarta Selatan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D389
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1983
S7033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Lestari
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai peran pengasuh terhadap pemahaman konsep dasar pada anak usia prasekolah yang tinggal di panti asuhan. Pengukuran peran pengasuh menggunakan alat ukur HOME – Home Observation for Measurement of the Environment (Caldwell, 2003) dan pengukuran pemahaman konsep dasar anak menggunakan alat ukur Boehm3 - Preschool (Ann Boehm, 2001). Partisipan anak asuh berjumlah 30 anak asuh usia prasekolah, dan tinggal di Panti Asuhan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengasuh yang memberikan pengasuhan berbeda pada masing-masing anak asuh, dan pengasuh yang memberikan pengasuhan secara seragam namun memaksimalkan perannya dalam memberikan pengasuhan pada anak asuh. Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa peran pengasuh cukup berpengaruh sebagai salah satu faktor perkembangan pemahaman konsep dasar anak usia prasekolah yang tinggal di panti asuhan.

This research was conducted to find the description of caregiver’s role toward basic concept comprehension of preschoolers who lives on orphanage. Caregiver’s role was measured using HOME - Home Observation for Measurement of the Environment (Caldwell, 2003) and preschoolers basic concept comprehension was measured using Boehm3-Preschool (Ann Boehm, 2001). The participant of this research are 30 preschoolers and live on orphanage.
This main results of this research show that there are caregivers who giving a different nurturing to each foster children and there are caregivers who giving equal nurture but maximizing their role in providing nurturing to foster children. From the result of this study are also known that caregiver’s role are powerfull enough as one of the factors of development of basic concept comprehension of preschoolers who lives on orphanage.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kartika Wandini
"Secara umum studi cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui status gizi dan praktik pemberian makan yang diterima oleh anak usia 0-59 bulan yang tinggal di panti asuhan di Jakarta. Penelitian dilakukan di tiga panti asuhan yang dikhususkan untuk menampung anak usia balita. Sebanyak 144 anak usia balita di panti dilibatkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil studi, sebesar 21.9% anak termasuk dalam kategori gizi kurang, 35.2% pendek, dan 6,5% kurus. Hampir 90% anak yang kebutuhan protein dan vitamin A nya terpenuhi, namun lebih dari 90% anak yang kebutuhan zinc nya tidak terpenuhi. Pada kenyataannya, kandungan gizi pada makanan yang disajikan oleh panti pun tidak memenuhi kebutuhan anak untuk zinc.
Penelitian ini menemukan beberapa praktik pemberian makan yang tidak tepat seperti, tipe makanan dan respond pengasuh yang tidak tepat, juga praktik pemberian makan saat anak sakit dan dalam masa pemulihan. 71,5% anak menderita ISPA dan 22,2% menderita diare, sementara 18.8% anak menderita ISPA dan diare. Penelitian ini menemukan beberapa praktik yang tidak tepat seperti dalam hal penanganan makanan, penggunaan botol makanan (bottle feeding), tidak praktik cuci tangan yang tidak dilakukan oleh anak maupun pengasuh ketika menyajikan makanan atau menyuapi anak, serta beberapa hal lain yang dapat memungkinkan terjadinya kontaminasi silang ataupun memudahkan terjadinya penyebaran penyakit menular.

In general, this cross sectional study aims to explore nutritional status and feeding practice received by orphanage children aged 0-59 months in Jakarta. This study was conducted in three orphanages that are specifically accomodate under five children. Totally, 144 under five children in the orphanages were included in this study. This study found, 21.9% of children were underweight, 35.2% were stunting, and 6.5% were wasting. Almost 90% children had adequate protein and vitamin A, but more than 90% of them had zinc inadequacy. In fact, nutrient content in the food served by orphanage was also not fulfilled child's requirement for zinc.
This study found inappropriate feeding practice received by children, i.e in appropriate food type, inappropriate respond from caregiver during feeding and improper feeding during illness and recovery. 71.5% of children were suffered from ARI, 22.2% suffered from diarrhea and 18.8% children suffered from ARI and diarrhea. This study found some inappropriate practice of food handling such as the use of bottle feeding, hand-washing which was not practiced by children or caregivers when serve food or feeding children, as well as some other things that could allow cross-contamination, or facilitate the spread of infectious diseases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31539
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wardayani
"ABSTRAK
Gawai merupakan istilah untuk beberapa alat teknologi seperti komputer, laptop, smartphone, tablet, ipad. Perkembangan sosial ialah pengembangan kemampuan anak yang didalamnya terbentuk hubungan antar orang dewasa dan hubungan antar teman dekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia saat pengenalan gawai dengan perkembangan sosial anak usia pra sekolah. Penelitian dilakukan menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan jenis analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan kepada 137 anak yang dipilih berdasarkan simple random sampling. Didapatkan hasil bahwa anak yang mengenal gawai sejak usia dini sebanyak 92 orang 67,2 dan yang sudah sesuai usia mengenal gawainya sebanyak 45 orang 32,8 . Hasil penelitian ini diuji menggunakan rumus Chi Square ?=0,05 yang menghasilkan bahwa usia saat pengenalan gawai P=0,001 berhubungan dengan perkembangan sosial anak usia pra sekolah. Dari hasil penelitian ini diperlukan adanya pemberian materi mengenai dampak pengenalan gawai pada anak. Peran perawat ialah memberikan edukasi tentang perkembangan sosial anak usia pra sekolah dan pengaruh gawai terhadap perkembangan sosial tersebut.

ABSTRACT
Gadget is a term for some technological tools such as computers, laptop, smartphones, tablets, ipads. Social development is the development of the ability of children in which formed relationships between adults and relationships between close friends. This study aims to determine the correlation between gadgets introduction in early Childhood with the social development of pre school age. The research was conducted using quantitive research design with correlational analytic type with cross sectional approach done to 137 children selected based on simple random sampling. The results of this study indicate the frequency and percentage of respondent characteristics. The result shows that Children who know gadgets since early age are 92 people 67.2 and those who know gadgets in the right age are 45 people 32.8 . The results of this study were also tested using the Chi Square formula 0.001 related to the social development of pre school age. From the results of this study required the provision of material about the impact of early gadgets introduction in children. The role of nurses is to educate the social development of pre school age children and the effect of the gadgets on social development."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>