Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106611 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Herni Wigiarti
"Laporan penelitian ini membahas kemampuan Mahasiswa Ilmu Keperawatan UI angkatan 2007 dalam meneliti gambaran tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di RW 09 Pancoran Mas, Depok. Desain penelitian ini deskriptif sederhana, menggunakan analisa univariat dalam bentuk distribusi.
Hasil penelitian diperoleh mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi (94,03%). Hasil penelitian menyarankan bahwa keluarga lebih mengetahui dan megaplikasikan pengetahuan penyakit DBD. tenaga kesehatan memberikan informasi DBD, dan penelitian selanjutnya bisa lebih dikembangkan lagi.

The report of this research gives description about the ability ofthe student of Faculty of Nursing at University of Indonesia , in analyzing the awareness and the level of knowledge among families on DHF disease. The research was conduct at sub district 09 Pancoran Mas, Depok. The research is made simple and descriptive. using univariat analysis in form of distribution.
The research shows that majority of respondents have very sufficient knowledge (94,03%). It is suggested, that the family more know and aplicated knowledge DHF disease, care giver give information about DHF. and for the next research can more develop.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5757
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty. Jumlah kasus demam
berdarah cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya baik dalam jumlah maupun
luas wilayah yang teljangldt. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat
merupakan komponen yang penting dalarn mengatasi permasalahan ini. Pengetahuan
yang dimiliki keluarga nantinya akan berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat dalam
perilaku pencegahan penyakit demam berdarah. Tujuan penelitian ini untuk
Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga mengenai penyakit demam berdarah.
Penelitian ini dilakukan di Rw O2 Kelurahan Cipete Utara, Kecamatan Kebaran Baru,
Jakarta Selatan. Responden pada penelitian ini adalah keluarga di Rw O2 Cipete Utara
dengan jumlah 64 keluarga. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
sederhana dengan alat pengumpulan data berupa kuisioner. Analisa data yang digunakan
yaitu analisis univariat dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi
(90,6%), tingkat pengetahuan sedang (9,4%). Sedangkan responden yang memiliki
tingkat pengetahuan rendah tidak ada (0%)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5303
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Demam Berdarah (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan Virus Dengue, ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypri dan Aedes albopictus. Sejak Ianuari sampai 5 Maret
2004 total kasus DBD di Indonesia mencapai 26.015, jumlah kemalian 389 orang
(CFR=1,53%). Kasus tertinggi di DKI Jakarta (11.534 orang), CFR tertinggi di NTT (3,96%).
Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat merupakan komponen penting mengatasi
permasalahan ini. Kurangnya informasi yang didapatkan keluarga berpengaruh terhadap
rendahnya kesadaran masyarakat berperan serta menanggulangi DBD. Desain penelitian ini
deskriptif sederhanua yang bertujuan mengetahui gambaran tingkat pengetahuan keluarga
mengenai pencegahan Penyakit Demam Berdarah, dengan sampel 30 responden. Instrumen
berisi 5 pertanyaan demografi dan 20 pertanyaan variabel penelitian. Hasil penelitian
diperoleh gambaran tingkat pengetahuan keluarga mengenai pencegahan Penyakit Demam
Berdarah adalah tinggi (93%)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5364
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penerapan Program RW Siaga merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh
Pemerintah untuk menurunkan tingginya angka kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD), khususnya di Depok. Motivasi dan partisipasi masyarakat merupakan dua hal
yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan pencegahan kejadian DBD tersebut.
Tujuan penelitian ini motivasi dan panisipasi masyarakat dalam mencegah kejadian
Demam Berdarah Dengue (DBD). Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif
koreiasi dengan sampel sebanyak 64 responden di RW Siaga kelurahan Pondok Cina,
kecamatan Beji Depok. Alat pengumpul data berupa kuesioner yang berisi 29
pertanyaan. Hasil penelitian dengan menggunakan chi square didapatkan p value
0.465 dan dibandingkan dengan a 0.05, artinya Ho gagal ditolak (p > a) atau tidak
ada hubungan antara motivasi dan partisipasi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5678
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlis Adenan
"ABSTRAK
Sejak pertama kali dilaporkan adanya penderita DBD tahun 1974 dari Palembang, jumlah penderita DBD di Sumatera Selatan terus menunjukkan kecenderungan untuk meningkat dan merupakan suatu masalah kesehatan yang sulit ditanggulangi. Khusus untuk Kotamadya Palembang, menunjukkan bahwa angka penderita DBD didaerah ini selalu merupakan jumlah, prosentase maupun Incidence Rate DBD tertinggi dibandingkan daerali tingkat II lain yang terdapat di Sumatera Selatan.
Cara mencegah penularan demam berdarah dengue adalah dengan memutuskan rantai penularannya. Kebijaksanaan maupun strategi yang dianggap paling efektif oleh Departemen Kesehatan RI untuk memutuskan rantai penularan tersebut dewasa ini adalah dengan pengendalian vektor utama penular DBD di Indonesia yaitu Aedes Aegypti. Pengendalian vektor tersebut sangat berkaitan erat dengan perilaku manusia, terutama perilaku pencegahan penyakit DBD.
Survey yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI cq Proyek P2M Propinsi Sumatera Selatan tahun 1990 menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku penduduk Kotamadya Palembang mengenai hal yang berhubungan dengan penyakit DBD ternyata menunjukkan suatu tingkat pengetahuan yang baik dan tinggi. Dilain pihak hasil survey index vektor di Kotamadya Palembang menggambarkan tingkat index yang tinggi atau jelek.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana hubungan dan pengaruh perilaku pencegahan DBD yang dilaksanakan penduduk Palembang terhadap index vektor DBD sendiri. Dengan metode survey analitik dan deskriptif serta pendekatan cross sectional, dilakukan pengumpulan data primer dengan menggunakan kuesioner wawancara untuk memperoleh data perilaku dan formulir survey index vektor untuk mengetahui index vektor disaat penelitian.
Lokasi penelitian Kotamadya Palembang dengan sample dipilih seiumlah kelurahan yang dianggap memenuhi kriteria sample yang telah ditentukan. Sedangkan responden adalah kepala keluarga atau yang mewakili.
Data diberi skor hingga berbentuk skala interval, lalu diolah dengan uji statistik parametrik secara univariate (deskriptif), bivariate ( korelasi) dan multivariate (multiple regressi), menggunakan piranti lunak SPSS/PC+ dan EPI INFO versi 5.
Hasil penelitian membuktikan secara statistik bahwa perilaku PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan Proteksi mempunyai hubungan bermakna dan berpengaruh terhadap tingkat index vektor yangdiukur dengan CI (Container Index) dan HI (House Index). Sedangkan perilaku Abatisasi secara statistik tidak mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap CI dan HI. Secara keseluruhan perilaku pencegahan penyakit DBD mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap index vektor CI dan HI. Khususnya beberapa perilaku spesifik seperti menanam sampah bekas yang bisa terisi air, membersihkan saluran air limbah hujan, PSN secara massal dan mengurangi pakaian tergantung mempunyai peranan penting dalam hubungan dan pengaruh terhadap CI dan HI.
Beberapa saran antara lain untuk memperhatikan peranan "social support" dan perilaku spesifik daerah agar perilaku pencegahan DBD bisa ditingkatkan sehingga dapat mengendalikan vektor penular DBD. Perencanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD hendaknya juga dikaitkan dengan geiala sosial yang ada disuatu daerah selain angka insidens dan kematian."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyakit demam berdarah (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue melalui
perantam nyamuk jenis Aedes aegypty merupakan penyakit menular yang berpotensi
tinggi untuk menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Kecamatan Beji/Depok
merupakan daerah endemis demam berdarah, karena kasusnya telah menyebar ke
seluruh kelurahan di Kecamatan Beji. Titik berat pemberantasan penyakit demam
berdarah dengue adalah dengan pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah dengue (PSN DBD) unluk menekan perkembangbiakan nyamuk dan pada
akhirnya akan dapat menurunkan tingkat penularan dan kejadian DBD.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik masyarakat dengan
pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di Kecamatan
Beji. Karakteristik yang diduga menjadi faktor predisposisi dan diteliti dalam
penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, aktivitas, pengetahuan dan
sikap.
Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi menggunakan potong lintang (cross
sectional), Sampel dalam penelitian ini adalah kepala keluarga atau ibu rumah tangga
dan dipilih secara systematic random sampling berjumlah 110 responden yang
tinggal di Kecamatan Beji.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, serta sikap (nilap p
berturut-turut 0,818, 0,581, 0,140, 0,71-10, 1,000) dan terdapat hubungan antara
aktivitas (p=0,046) dengan perilaku PSN DBD."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5619
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Zulkifli Amin
"ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia antara lain di Kecamatan Bayah. Dalam memberantas DBD diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga mengenai vektor DBD di kecamatan Bayah. Penelitian ini merupakan survei menggunakan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 dengan mewawancarai warga yang berada di kecamatan Bayah pada saat itu. Data diolah menggunakan uji chi square.
Hasilnya menunjukkan warga yang mempunyai tingkat pengetahuan baik mengenai vektor DBD ialah 10 orang (9,4%), cukup 27 orang (25,5%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (65,1%%). Warga tersebar merata pada berbagai kelompok usia. Kelompok usia 18-34 tahun sebanyak 45 orang (42,5%), kelompok usia 35-50 tahun sebanyak 39 orang (36,8%), dan kelompok usia > 50 tahun sebanyak 22 orang (20,8%). Sebagian besar warga mempunyai tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 68 orang (64,2%). Lebih dari setengah warga yang tergabung dalam penelitian ini tidak bekerja yaitu sebanyak 63 orang (59,4%). Kebanyakan dari warga berjenis kelamin perempuan 83 orang (72,3%) Sebagian besar warga hanya mendapatkan informasi dari 1 sumber (43%) dan sumber informasi yang paling berkesan adalah media elektronik (48,1%) sedangkan informasi dari tetangga menempati urutan kedua (28,3%). Dari uji chi square terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai vektor DBD dengan usia dan tingkat pendidikan. Tingkat pengetahuan mengenai vektor DBD dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi yang paling berkesan, dan status pekerjaan tidak berbeda bermakna. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga mengenai vektor DBD kurang dan berhubungan dengan usia dan tingkat pendidikan.

ABSTRACT
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a health problem for Indonesian people, like in Bayah. In order to exterminate DHF, basic data of people knowledge level of DHF are needed. Therefore, the objective of this research is to know people knowledge level about DHF vector. This research used cross sectional design; done to Bayah?s people by interviewing and filling questionnaires about people knowledge of DHF vector. Data was taken on August 12th-14th, 2009 by interviewing the people at that time. Data was analyzed using chi square test.
The result showed that the people with good, fair, and bad knowledge level of DHF vector are 10 people (9,4%), 27 (25,5%), and 69 (65,1%), consecutively. The people fairly distributed at the age group. The amount at the group of age 18-34 years old is 45 (42,5%), at the group of age 35-50 years old is 39 (36,8%), at the group of age > 50 years old is 22 (20,8%). Most of the people have bad education that is 68 (64,2%). More than half of the people that join in this research don?t work. Most of the people are female 83 (72,3%) Most of the people got information from one information sources (43%) and the most impressive source was electronic media (48,1%); while information from neighbour hold the second position (28,3%). From chi square analysis test, there were significance relation between knowledge level of DHF vector with age and education level. But, there were no significance relation between knowledge level of DHF vector with sex, information sources, and job status. It was concluded that the knowledge of the people was bad and the knowledge level had significant relation with age and education level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Rusnanta
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Kasus DBD juga menjadi masalah kesehatan di Jakarta, termasuk Kelurahan Rawasari dan Cempaka Putih Barat. Dalam pemberantasan vektor, perlu dilakukan survei entomologi terkait pengukuran tingkat penyebaran dan kepadatan vektor DBD. Melalui survei ini, dilakukan identifikasi jenis container dan wilayah rumah sebagai faktor pendukung berkembangnya vektor DBD. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data diambil pada tanggal 28 Maret 2010 dengan mengunjungi total 200 rumah masing-masing 100 rumah di Rawasari dan 100 rumah di Cempaka Putih Barat. Sampel diambil dengan menggunakan single larval method dan dianalisis dengan uji Chi-square.
Hasil ketiga indeks larva Aedes aegypti menunjukkan Rawasari memiliki nilai Container Index (CI) 6%, House Index (HI)14%, dan Breteau Index (BI) 15 sedangkan Cempaka Putih Barat memiliki nilai CI 6,1%, HI 17%, dan BI 21. Berdasarkan standar WHO, kedua wilayah tersebut termasuk area yang berpotensi menjadi risiko tinggi penularan DBD (CI>5%, HI>10%, 5

Dengue Haemorraghic Fever (DHF) is one of a public health problem in Indonesia, especially in Jakarta, including Rawasari and Cempaka Putih Barat. Entomological survey had to be done for measuring the distribution and density level of DHF vector. The study used cross-sectional design. It was conducted by visiting total of 200 houses with each region consisting of 100 houses that have been choosen at randomly on March 28th 2010. The researcher performed single larval method to choose the sample and analyzed by Chi-square test.
The outcome of Aedes aegypti larval indices showed Rawasari has a value of Container Index (CI) 6%, House Index (HI) 14%, and Breteau Index (BI) 15 while in Cempaka Putih Barat has a value of CI 6,1%, HI 17%, and BI 21. Based on WHO standards, both areas are include in the area where potentially high risk of dengue transmission (CI>5%, HI>10%, 5"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Yuniarti
"Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam timbul dan penyebaran penyakit DBD, baik lingkungan biologis maupun fisik. Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap pola penyakit infeksi dan akan meningkatkan risiko penularan. Intergovernmental Panel on Climate Change tahun 1996 menyebutkan insiden DBD di Indonesia dapat meningkat tiga kali lipat pada tahun 2070. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi penyakit endemik di kota-kota besar di Indonesia. Banyak yang menduga bahwa KLB DBD yang terjadi setiap tahun hampir di seluruh Indonesia terkait erat dengan pola cuaca di Asia Tenggara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kejadian kasus demam berdarah dengue dengan iklim (curah hujan, kelembaban dan suhu udara) di Kota Administrasi Jakarta Timur. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi ekologi menurut waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2009 dan berlokasi di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur dengan menggunakan data sekunder. Data jumlah kasus demam berdarah dengue yang digunakan berasal dari laporan jumlah tersangka kasus yang tercatat di Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Timur. Data iklim yang digunakan adalah data curah hujan, kelembaban dan suhu udara yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Kemayoran Jakarta.
Hasil penelitian hubungan kejadian kasus demam berdarah dengue dengan iklim di Kota Adminitrasi Jakarta Timur pada tahun 2004-2008 ini menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kelembaban udara (p=0,01) dan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan curah hujan (p=0,1) dan suhu udara (p=0,28). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa peningkatan kelembaban udara berpengaruh terhadap peningkatan kejadian kasus demam berdarah dengue. Oleh karena itu, diperlukan suatu kerjasama antar lembaga terkait yaitu Dinas Kesehatan dan BMKG sebagai pihak yang berwenang terhadap data kelembaban. Jika terjadi peningkatan kelembaban pihak BMKG disarankan untuk segera menginformasikan kepada dinas kesehatan, agar dinas kesehatan dapat waspada dan segera melakukan kegiatan untuk mengantisipasi kejadian kasus DBD dengan melakukan kegiatan preventif, seperti fogging dan pemeriksaan jentik berkala.

Environment is one of the most important factor in occurance and distribution of DHF, both of biologic and phisycs environment. Climate change can influence to infection disease pattern and will increase spreading risk. Intergovernmental Panel on Climate Change in 1996 predicted that DHF incidence in Indonesia would be tripled in 2070. Dengue hemorrhagic fever (DHF) has become endemic in many big cities in Indonesia. Most people predict that KLB of DHF happened every year almost in all of in Indonesia has strong relation with climate pattern in South East asia.
The objective of this research is to know correlation DHF cases and pattern of the climate variability in East Jakarta. This research uses the design of ecological time trend study. This research was did on May-June 2009 and located in East Jakarta District with used secondary data. Number of DHF cases were used the results indicate that DHF cases have significant related to humidity (pV=0,01) and didn?t have significant related to precipitation (p=0,1) and temperature (p=0,28).
The conclusion of this study is the increase of humidity can influence the occurance of DHF cases. Therefore, cooperation between health office and Geophisycs, Climate and Meteorologic Board is needed. If the increasing of humidity happen. Geophisycs, Climate and Meteorologic Board is suggested to inform to the health office immediately. In order that health office can be aware and the anticipating of DHF cases program can be done immediately by doing preventive program, such as fogging and periodic larva infection.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hardini Putri ZZ
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di beberapa Kota/Kabupaten di Indonesia. DBD mempunyai potensi menimbulkan kematian dan kejadian luar biasa (KLB). DKI Jakarta merupakan salah satu daerah endemis DBD yang jumlah kasusnya selalu meningkat setiap tahun. Kecamatan Pasar Minggu merupakan salah satu kecamatan yang ada di Jakarta Selatan yang jumlah kasusnya terus meningkat setiap tahun. DBD merupakan penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya dan belum ditemukan vaksin untuk mencegah penularannya. Maka perlu diadakan suatu program yang dapat mencegah penularan DBD. Cara yang paling efektif yang dapat dilakukan adalah memberantas vektor penular DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti.
Untuk melaksanakan suatu program penanggulangan DBD diperlukan suatu manajemen program yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan seperti Penyelidikan Epidemiologi (PE), fogging focus, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengawasan dan penilaian kegiatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen program Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue (P2DBD) di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Tahun 2008. Jenis penelitiannya adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu pada Bulan Mei 2008. Untuk menguji kebenaran dari data yang terkumpul maka peneliti melakukan triangulasi sumber, metode dan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga yang terlibat untuk P2DBD di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu sudah mencukupi. Untuk melaksanakan kegiatan diperlukan dana sarana. Dana yang ada saat ini belum mencukupi dan beberapa sarana yang diperlukan juga masih kurang. Untuk melaksakan kegiatan P2DBD Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berpedoman pada juklak yang berasal dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Departemen Kesehatan. Manajemen Program Penanggulangan DBD di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu belum terlaksana secara optimal karena masih ada beberapa tahapan penting dalam manajemen program yang belum terlaksana dengan baik. Respon Time Penyelidikan Epidemiologi dan Respon Time Fogging Focus dalam melaksanakan P2DBD masih belum sesuai dengan standar penanggulangan yang ada. Angka Bebas Jentik yang dilaporkan oleh Jumantik telah mencapai standar Angka Bebas Jentik yang baik yaitu di atas 95 %.
Agar kegiatan P2DBD berhasil dan berjalan dengan baik maka diperlukan kesadaran masyarakat untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan PSN secara rutin karena PSN merupakan cara yang paling tepat dalam memberantas vektor penular DBD. Selain itu diperlukan kerjasama dari berbagai pihak mulai dari pejabat terkait, petugas kesehatan, kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat secara keseluruhan untuk dapat melaksanakan P2DBD secara berkesinambungan. Proses manajemen P2DBD juga perlu dilaksanakan dengan baik dan optimal sehingga tujuan dari P2DBD dapat tercapai dan jumlah kasus DBD dapat ditekan.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>