Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24628 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudy Raditya Setiadji
"Perawatan merupakan kegiatan untuk memastikan bahwa suatu peralatan tetap melaksanakan fungsinya sesuai dengan performa yang telah ditentukan oleh pemakai. Perencanaan perawatan sangat diperlukan dalam mencapai hasil yang optimal. Perencanaan ini meliputi perencanaan kegiatan, waktu dan pelaksana perawatan. Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan suatu proses analisa yang digunakan untuk menentukan cara perawatan yang diperlukan oleh suatu komponen dalam kegiatan operasinya. Proses analisa yang telah lama diterapkan dalam perawatan di dunia penerbangan ini,. menekankan pada manajemen kegagalari fungsi berdasarkan penyebab dan konsekwensi kegagalan yang timbul. Pada penelitian ini proses analisa RCM diaplikasikan untuk mendapatkan suatu manajemen perawatan Single Point Mooring (SPM) yang efektif dimana perawatan SPM dilakukan berdasarkan kondisi komponennya dalam menunjang kegiatan operasi. Pada SPM selama ini diterapkan perawatan terjadwal, perawatan overhaul, yaitu dengan menganggap bahwa semua komponen mempunyai umur tertentu sehingga komponen yang seharusnya tidak perlu diperbaiki atau diganti karena kondisi masih baik ikut diperbaiki.
Berdasarkan hasil analisa RCM, perawatan komponen pada SPM meliputi :
a. On-condition task berjumlah 97
b. Scheduled restoration task berjumlah 28
c. Scheduled discard task berjumlah 11
d. Failure finding task berjumlah 15
e. Tidak dilakukan perawatan berjumlah 7
f. Redisain yang perlu dilakukan pada komponen berjumlah 1"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Wibisono
"Untuk meraih kesuksesan di bidang manufaktur saat ini, kita membutuhkan suatu peralatan yang tepat, dan juga kita harus sangat memperhatikan bagaimana cara memeliharanya. Pemeliharaan merupakan kegiatan untuk memastikan bahwa suatu peralatan tetap melaksan~kan fungsinya sesuai dengan kinerja yang telah ditentukan oleh pamakai. Perencanaan pemeliharaan sangat diperlukan untuk memperoleh hasil yang optimal. Pemeliharaan meliputi perencanaan kegiatan, waktu dan pelaksanaan pemeliharaan.
RCM (Reliability-Centered Maintenance) merupakan suatu proses analisa yang digunakan untuk menentukan cara pemeliharaan yang diperlukan oleh suatu komponen dalam melakukan kegiatan operasinya. Proses analisa yang telah lama diterapkan dalam perawatan di dunia penerbangan ini, menekankan pada manajemen kegagalan fungsi berdasarkan penyebab dan konsekuensi kegagalan yang timbul.
Pada penelitian ini proses analisa RCM (Reliability-Centered Maintenance) diaplikasikan untuk mendapatkan suatu manajemen pemeliharaan sistem peralatan kompresor reciprocating yang efektif dimana pemeliharaan sistem peralatan kompresor reciprocating dilakukan berdasarkan kondisi komponennya dalam menunjang kegiatan operasi. Pada sistem peralatan kompresor reciprocating selama ini diterapkan pemeliharaan terjadwal, yaitu dengan menganggap bahwa komponen memiliki umur tertentu sehingga komponen yang seharusnya tidak perlu diperbaiki atau diganti karena masih baik ikut diperbaiki. Dan pemeliharaan breakdown, yaitu dengan menganggap bahwa komponen akan selalu dalam keadaan baik sampai. komponen tersebut sama sekali tidak dapat lagi menjalankan fungsinya.

To succeed in manufacturing today, we must have the right equipment, and it must be superbly maintained. Maintenance is an activity to make certain equipment run their function according to the user expected performance. Maintenance scheduling is needed to reach the optimum result. The schedule includes activities schedule, time schedule, and schedule on people in charge for the maintenance activities.
RCM (Reliability Centred Maintenance) is an analysis process to decide the maintenance method that is needed by certain component on its operation activity. This analysis process which has been applied in aviation industry is emphasise on function failure management according to the cause and consequence of the failure that occur.
In this research, the RCM analysis process is being applied to obtain an effective reciprocating compressor maintenance management that is done to the reciprocating compressor equipment system component according to its condition to support operation activities. What is applied to the recent reciprocating compressor is schedule maintenance I overhaul maintenance and break down maintenance I run to failure. For schedule maintenance mean that all components considered having some age that maintenance is also done to the good condition component. And break down maintenance mean that all components considered always in good condition until their fail to do their function or the other mean is no maintenance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, Montague
Jakarta: EGC, 1997
362.11 BRO h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto, 1944-
Jakarta: 1991, Rineka Cipta
658.202 SUH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Tri Wahyuna
"Penelitian ini membahas tentang Strategi Pemeliharaan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PLTU memiliki sistem dan subsistem peralatan yang komplek terdiri dari peralatan mekanik, listrik dan instrumen yang memiliki jenis dan karakteristik kerusakan yang berbeda-beda. Berdasarkan pembagian sistem menurut fungsinya, PLTU memiliki 8 sistem utama. Data riwayat kegagalan sistem dikelompokkan berdasarkan kerusakan dan diagram pareto memvisualisasikan 20% kegagalan utama yang terjadi pada seluruh sistem. Dengan melakukan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) diperoleh analisa modus kegagalan, penyebab kegagalan dan efek kegagalan pada peralatan untuk mengatasi risiko paling tinggi pada pembangkit listrik. Setelah menganalisa kegagalan paling tinggi berdasarkan evaluasi risiko, dilakukan penyelesaian masalah kegagalan dengan pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM).
Hasil dari penelitian ini adalah Strategi Pemeliharaan dengan pendekatan RCM. Logic Tree Analysis (LTA) merupakan metode analisa deduktif yang digunakan sebagai Strategi Pemeliharaan untuk mengklasifikasikan beberapa mode kegagalan yang diperlukan dalam menentukan keputusan pemeliharaan (Maintenance Action).

This research discusses about Maintenance Strategy on Steam Power Plant. Thesteam power plant has Complex Systems and Equipment subsystems consists ofMechanical Equipment, Electrical equipment and Instrumentations equipment with types and characteristics of different damage. Based on the distribution system and according to the function, the power plant has 8 Main System. Failure History Data System grouped by damage and Pareto diagram visualize Top 20% Failure on whole system. By doing Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) obtained by analysis of failure modes, failure causes and effects on the equipment failure to overcome the highest risk at a power plant. After analyzing the highest failure based on the evaluation the highest risk of failure, the failures eliminated by approach of Reliability Centered Maintenance (RCM).
As a result study is a Maintenance Strategy with approach based on RCM. Logic Tree Analysis (LTA) is a deductive method of analysis used as a Maintenance Strategy for classifying some failure modes required in determining maintenance decisions (Maintenance Action).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T48218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mardewi Soerono Akbar
Jakarta: LPFE-UI , 1989
617.634 2 SIT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Tisnawan
"Konsep Total Quality Management telah dikenal luas sebagai suatu cara meningkalkan kinerja secara terus-menerus pada setiap level operasi atau proses dengan menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. Integrasi konsep dan teknik TQM ke dalam manajemen keselamatan berawal dari bagaimana mendapatkan beberapa inti manajemen keselamatan dan filosofi TQM yang telah diakui secara prinsip selama ini. Penelitian ini mencoba menggunakan kerangka kerja Stephen C. K. Yu dan Bob Hunt untuk melakukan pendekatan TQM pada penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di sebuah perusahaan konstruksi. Sistem audit yang selama ini dilakukan hanya mengidentifikasi naik turunnya indeks K3 tanpa adanya analisa kendala faktor keselamatan apa yang dapat diprioritaskan dari sebuah proyek yang sedang berjalan. Selanjutnya dengan mengikuti kerangka kerja Stephen C. K.Yu dan Bob Hunt, dilakukan analisa keseluruhan terhadap kemungkinan pendekatan TQM dalam penerapan K3 di perusahaan. Hasil analisa menunjukkan bahwa tiga faktor K3 yaitu material berbahaya, komunikasi bahaya, dan gas bertekanan menjadi prioritas kendala dari proyek yang sedang berjalan saat ini. Inkonsistensi pencapaian zero accident menjadi hambatan bagi perusahaan untuk dapat dikatakan telah melakukan manajemen K3 yang berbasis TQM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Tisnawan
"Konsep Total Quality Management telah dikenal luas sebagai suatu cara meningkatkan kinerja secara terus-menerus pada setiap level operasi atau proses dengan menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. lntegrasi konsep dan teknik TQM ke dalam manajemen keselamatan berawal dari bagaimana mendapatkan beberapa inti manajemen keselamatan dari filosofi TQM yang telah diakui secara prinsip selama ini.
Penelitian ini mencoba menggunakan kerangka kerja Stephen C-K. Yu dan Bob Hunt untuk melakukan pendekatan TQM pada penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di sebuah perusahaan konstruksi. Sistem audit yang selama ini dilakukan hanya mengidentifikasi naik turunnya indeks K3 tanpa adanya analisa kendala faktor keselamatan apa yang dapat diprioritaskan dan sebuah proyek yang sedang berjalan. Selanjutnya dengan mengikuti kerangka kerja Stephen C.-K, Yu dan Bob Hunt, dilakukan analisa keseluruhan terhadap kemungkinan pendekatan TQM dalam penerapan K3 di perusahaan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa tiga factor K3 yaitu material berbahaya, komunikasi bahaya, dan gas bertekanan menjadi prioritas kendala dari proyek yang sedang berjalan saat ini. Inkonsistensi pencapaian zero accident menjadi hambatan bagi perusahaan untuk dapat dikalakan telah melakukan manajemen K3 yang berbasis TQM.

Total Quality Management concept has been widely recognized as a way of performance continuous improvement in each level of operation or process using available human resources and capital. The starting point of the integration of TQM concepts and techniques into safety and health management system is how to get some cores of safety management from the philosophy of TQM which have been admitted principally during the time.
This research tries to use the framework formulated by Stephen C.-K. Yu and Bob Hunt which proposed an approach of TQM in applying safety and health management system in a construction company. The audit system conducted by company during the time only identifying the fluctuation of safety indexes without the existence of analysis to identify which safety factor constraint should be given high priority in the on going project. Hereinafter by following the framework proposed by Yu and Hunt, the overall analysis was conducted to see the possibility of TQM approach in safety management system in the company.
The result of analysis indicates that there are three factors of safety and health, i.e. Hazard Materials, Hazard Communications, and Compressed Gases that become constraint priority in the on going project. Inconsistency attainment of zero accident becomes a resistance to the company to be able to be said that have conducted TQM-based safety and health management system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Hartawan
"Proses Perencanaan hingga Pengendalian Proyek selama Pelaksanaan Konstruksi merupakan kegiatan limiting dari suatu proyek. Keberhasilan ataupun kegagalan dari pelaksanaan sering kali disebabkan kurang terencananya kegiatan proyek serta pengendalian yang kurang efektif, sehingga kegiatan proyek berjalan kurang atau bahkan tidak effisien, hal ini tentunya akan mengakibatkan keterlambatan, menurunnya kualitas pekerjaan dan membengkaknya biaya pelaksanaan. Manajemen proyek mempunyai sifat istimewa, dimana waktu kerja manajemen dibatasi oleh jadwal yang telah ditentukan. Perubahan kondisi yang begitu cepat menuntut setiap pimpinan yang terlibat dalam proyek untuk dapat mengantisipasi keadaan, berikut menyusun bentuk tindakan yang diperlukan. Hal ini dapat dilakukan bila ada konsep perencanaan yang matang dan didasarkan pada data, informasi, kemampuan dan pengalaman.
Pekerjaan dalam proses perencanaan merupakan pekerjaan suatu tim, tanpa susunan tim yang tangguh, mustahil perencanaan dapat dibuat dengan baik. Keterlibatan pihak-pihak yang terkait merupakan persyaratan khusus, namun demkian bukan be rarti, 'semua pihak harus selalu bersama-lama mengerjakan seluruh urusan kegiatan proyek Disinilah letak pentingnya variasi keterlibatan pimpinan yang terkait dan pandistribusian wewenang dam tanggung jawab dalam membuat perencanaan dan pengendalian. Penelitian ini membagi proses perencanaan sampai dengan pengendalian menjadi 4 tahap, yaitu; tahap Pengumpulan Informasi, tahap Pengembangan Alternatif, tahap Pemilihan Alternatif, tahap Pembuatan Keputusan, ketiga tahap ini merupakan kegiatan proses perencanaan dan terakhir tahap Pengendalian. Pihak-pihak (pimpinan) yang terkait atau berperan aktif adalah; Project Manager (PM), General Super Intendant (GM), Project Engineer (PE), Home Office (HO) dan External (Client, Design Engineer dan Subcontractor). Jabatan ini mewakili semua kepentingan proyek. berlaku untuk semua kegiatan dari berbagai macam jenis proyek. Keterlibatan Proyek Manajemen dicerminkan oleh Degree of Involvement (DOI) atau derajat keterlibatan, dalam suatu variasi pada setiap kegiatan perencanaan atau pengendalian. Keterlibatan proyek manajemen dapat diketahui dari aktifitasnya dalam rapat maupun meeting, karena meeting merupakan salah satu sarana utama manajemen proyek untuk melakukan koordinasi, menjaring permasalahan, mencari jalan keluar penyelesaian dan tempat dimana pimpinan proyek dapat memberikan pcngarahan dan motifasi kepada seluruh jajaran yang terkait Proses ini bukan cuma dilakukan pada awal kegiatan proyek tapi selama umur proyek melalui rapat reguler, insidentil maupun yang tidak terjadwal.
Hasil-hasil yang telah diperoleh dari penelitian ini secara ringkas dapat dijelaskan sebagai bcrikut 1) Keterkaitan antar kegiatan dalam proses perencanaan sampai pengendalian, 2) Kontribusi dan peranan manajemen proyek selama proses konstruksi, 3) Pengelompokan jenis jenis kegiatan yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai sasaran yang ditetapkan, 4) Penyusunan klasifikasi kontraktor berdasarkan kemampuan, 5) Matriks Proporsi dari DOI, yang dapat memberi gambaran secara jelas partial proporsi keterlibatan berbagai pimpinan sesuai jenis pekerjasn, termasuk pendelegasian tugas dari kantor pusat kepada site manajemen dalam membuat keputusan selama pelaksanaan proyek Bagi pimpinan perusahaan matriks proporsi ini dapat digunakan sebagai alat prediksi dan mengevaluasi kemampuan Proyek Manajer dalam melaksanakan kegiatan proyek.
Hasil-hasil tersebut diatas diperoleh dari hasil analisa multivariat (Corelasston, regression, cluster dan factor analysis) dari sejumlah data yang diperoleh dari 11 perusahaan kontraktor dengan kriteria yang telah ditentukan. Analisa ini dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan softwear "Statgraphilcs" , hal ini dilakukan mengingat penelitian ini melibatkan banyak variabel."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>