Ditemukan 147436 dokumen yang sesuai dengan query
Abdul Rachman Rofel Ashadi
"Seiring dengan dilakukannya ujicoba terhadap TV digital free to air, dilakukan pula uji coba terhadap layanan Mobile TV berbasis DVB-H. Terdapat dua konsorsium yakni konsorsium Tren Mobile TV dan kosorsium Telkom yang diberikan kesempatan uji coba. Jika uji coba berhasil maka kedua konsorsium tersebut diberikan lisensi oleh pemerintah untuk menyelenggarakan layanan Mobile TV berbasis DVB-H di Indonesia.
Sebagai calon pemain baru dalam layanan Mobile TV dengan teknologi yang juga baru yakni DVB-H, tentunya bukanlah hal yang mudah bagi kedua konsorsium tersebut untuk ikut bermain dalam layanan Mobile TV. Perlu dilakukan analisis khususnya mengenai tekanan kompetitif dan keunggulan kompetitif layanan Mobile TV berbasis DVB-H di Indonesia untuk melihat tingkat ketertarikan dan profitabilitasnya.
Tesis ini menganalisis potensi tekanan kompetitif serta menentukan strategi positioning yang tepat bagi layanan Mobile TV berbasis DVB-H supaya memiliki kinerja diatas rata-rata dan tingkat profitabilitas yang tinggi. Dari hasil analisis didapatkan tekanan kompetitif dari layanan Mobile TV saat ini adalah Medium to High. Dengan strategi positioning yang berupa keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus didapatkan penurunan tingkat tekanan kompetitif menjadi Low to Medium.
During the free to air digital TV trial in Indonesia, it is also executed the Mobile TV service based on DVB-H trial. There are two consortiums, Tren Mobile TV and Telkom consortium, that are given the trial occasion. If the result of this trial is successful, then both of consortium will be given a lisence by the government to implement Mobile TV service based on DVB-H in Indonesia. As new entrant in Mobile TV service with new technology called DVB-H, certainly is not easy mentioned for both of consortium to make a role in the service. It is absolutely needed to analyze the competitive pressure and competitive advantage of Mobile TV srvice based on DVB-H in Indonesia in order to know the level of industry attractiveness and its profitability. This thesis analyzes the level of competitive pressure of Mobile TV DVB-H service and also determines appropriate positioning strategy in order to have best performance and high profitability level. It can be found from this analysis that the competitive pressure of Mobile TV DVB-H service is Medium to High. By implementing positioning strategy such as cost leadership, differentiation, and focus, it is obtained descending of competitive pressure level into Low to Medium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40951
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Abdul Rachman Rofel Ashadi
"Seiring dengan dilakukannya ujicoba terhadap TV digital free to air, dilakukan pula uji coba terhadap layanan Mobile TV berbasis DVB-H. Terdapat dua konsorsium yakni konsorsium Tren Mobile TV dan kosorsium Telkom yang diberikan kesempatan uji coba. Jika uji coba berhasil maka kedua konsorsium tersebut diberikan lisensi oleh pemerintah untuk menyelenggarakan layanan Mobile TV berbasis DVB-H di Indonesia.
Sebagai calon pemain bani dalam layanan Mobile TV dengan teknologi yang juga baru yakni DVB-H, tentunya bukanlah hal yang mudah bagi kedua konsorsium tersebut untuk ikut bermain dalam layanan Mobile TV. Perlu dilakukan analisis khususnya mengenai tekanan kompetitif dan keunggulan kompetitif layanan Mobile TV berbasis DVB-H di Indonesia untuk melihat tingkat ketertarikan dan profitabilitasnya.
Tesis ini menganalisis potensi tekanan kompetitif serta menentukan strategi positioning yang tepat bagi layanan Mobile TV berbasis DVB-H supaya memiliki kineija diatas rata-rata dan tingkat profitabilitas yang tinggi. Dari hasil analisis didapatkan tekanan kompetitif dari layanan Mobile TV saat ini adalah Medium to High. Dengan strategi positioning yang berupa keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus didapatkan penurunan tingkat tekanan kompetitif menjadi Low to Medium.
During the free to air digital TV trial in Indonesia, it is also executed the Mobile TV Service based on DVB-H trial. There are two consortiums, Tren Mobile TV and Telkom consortium, that are given the trial occasion. If the result of this trial is successful, then both of consortium will be given a lisence by the govemment to implement Mobile TV based on DVB-H Service in Indonesia.As new entrant in Mobile TV Service with new technology called DVB-H, certainly is not easy mentioned for both of consortium to make a role in the Service. It is absolutely needed to analyze the competitive pressure and competitive advantage of Mobile TV based on DVB-H Service in Indonesia in order to know the level of industry attractiveness and its profitability.This thesis analyzes the level of competitive pressure of Mobile TV DVB-H Service and also determines appropriate positioning strategy in order to have best perfonnance and high profitability level. It can be found from this analysis that the competitive pressure of Mobile TV DVB-H service is Medium to High. By implementing positioning strategy such as cost leadership, differentiation, and focus, it is obtained descending of competitive pressure level into Low to Medium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26914
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Teguh Prasetya
"Kebutuhan akan TV mobil yang dapat dinikmati di handset berkembang dengan pesat akhir-akhir ini, hal tersebut saat ini dimungkinkan dengan menggunakanjaringan seluler berbasis 3G. Akan tetapi jaringan 3G yang berbasis komunikasi point to point tidak dapat secara efisien menampung jumlah pengakses konten siaran TV yang dikirimkan dalam waktu bersamaan sebagaimana layaknya TV broadcaster. Sebagai alternatif dengan adanya teknologi digital broadcast yang didesain untuk mengatasi hal tersebut akan memungkinkan pengiriman konten TV ke handset secara massal dan diharapkan akan mampu menampung lonjakan kebutuhan akan jasa mobile TV mobil ini. Berbagai macam Teknologi Digital di Mobile TV yang berkembang dewasa ini khususnya yang paling populer adalah DVB-H yang menunjukkan trend adopsi terbesar di banyak negara perlu dicermati dalam hal pemilihan transmisi maupun implementasi di lapangan. Implementasi Mobile TV berbasis DVB-H di Jakarta yang merupakan uji coba secara mikro guna menentukan konsep secara keseluruhan baik tingkat adopsi maupun konsep bisnisnya menurut perhitungan adalah sangat layak untuk dilakukan dengan hasil untuk meliput wilayah Jakarta dan sekitarnya dibutuhkan 7 pemancar outdoor dan 40 repeater di dalam gedung bertingkat dengan hasil perhitungan bisnis adalah NPV sebesar Rp. 200 Milyar, IRR sebesar 47% dan Payback Period 2.5 tahun. Dengan demikian direkomendasikan untuk melakukan implementasi layanan Mobile TV berbasis teknologi DVB-H di Jakarta.
Trend of Mobile TV has been started in Indonesia, currently available Mobile TV access is through 3G cellular network. 3G cellular network has limitation since it was design based on point to point communication therefore for broadcast capabilities using 3G network is limited compare with the real broadcasting network itself. As an alternative for delivering mobile TV solution currently is by using new technology of digital broadcast that has been design for more reliable TV channel delivery to mobile mass user handset at one times. This solution supposed to answer needs of user demands on the mobile TV access. Most popular mobile TV access technology is DVBH based which is adopted in many major country in the world, for Indonesia adoption on which technology is the best really need to have brief in detail implementation study along with business case exercise especially for big cities deployment such as Jakarta. Implementation of DVB-H Mobile TV in Jakarta has proven to be success and feasible based on the analysis that Jakarta is covered by 7 big transmitter cell and 40 in-door repeater for high rise building, financial analysis shown that business case result are NPV is Rp. 200 Billion, IRR is 47% and Payback period is 2.5 years. The analysis of implementing DVB-H in Jakarta is covered both cost and revenue associated with along recommendation for adapting DVB-H technology for Mobile TV deployment in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24771
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Teguh Prasetya MWP
2008
T40927
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Dian Lestari
"
ABSTRAKTelkom Flexi merupakan layanan jaringan tetap lokal nirkabel dengan mobilitas terbatas pertama dan terbesar di Indonesia. Dengan market share lebih dari 67% telah mengungguli kompetitornya seperti Esia dan Starone. Layanan Telkom Flexi yang berbasis CDMA 2000-1X sudah ada di seluruh kota di Indonesia. Namun untuk area Jakarta, Banten dan Jawa Barat jumlah pelanggan Esia mengungguli jumlah pelanggan Telkom Flexi. Ini merupakan tantangan bagi Telkom Flexi untuk mengevaluasi strateginya dalam memenangkan kembali kompetisi di area itu.
Dengan diberlakukannya KM No. 162/KEP/M.KOMINFO/12/2007 tentang pengalokasian kanal pada pita frekuensi radio 800 MHz, Telkom Flexi untuk daerah Jakarta, Banten dan Jawa Barat harus berpindah frekuensi dari 1900 MHz ke 800 MHz. Banyak konsekuensi yang harus dihadapi Telkom Flexi pasca migrasi frekuensi ini, diantaranya dengan adanya penggantian perangkat BSS, optimalisasi network, kompensasi penggantian terminal, upgrade PRL dan hal lainnya yang akan mengganggu kenyamanan pengguna dan berpotensi meningkatkan churn. Konsekuensi yang dihadapi Telkom untuk migrasi frekuensi tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Roadmap Telkom menuju NGN juga mengharuskan Flexi untuk berpindah teknologi dari circuit switch menuju ke softswitch. Mempertimbangkan perkembangan teknologi dan layanan di masa yang akan datang Telkom membangun kembali jaringannya dari awal mulai dari NSS sampai BSS paralel sejalan dengan proses migrasi frekuensi yang dilakukan. Dengan menggunakan analisis Porter 5 Forces ternyata didapatkan bahwa Telkom Flexi memiliki potensi keunggulan kompetitif yang tinggi pasca migrasi frekuensi. Hasil analisis ini selanjutnya dapat digunakan oleh Telkom Flexi dalam penyusunan strategi bersaing sehingga Telkom Flexi dapat memenangkan kembali kompetisi di Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
ABSTRAKTelkom Flexi is the first and biggest CDMA service provider in Indonesia, based on CDMA2000-1X technology and leading with more than 67% market share compared to other service provider like Esia and Starone. Contrary to national penetration, in Jakarta, Banten and Jawa Barat area, Esia earns bigger subscriber number. This become a challenge for Telkom Flexi in evaluating their strategies to win back the competition at the area.KM No 162/KEP/M.KOMINFO/12/2007 states frequency allocation for fixed wireless and mobile service in Indonesia. Telkom Flexi in Jakarta, Banten and Jawa Barat must shift the frequency from 1900 MHz to 800 MHz. Many consequences will be faced by Telkom Flexi post frequency migration process like replacement BSS equipment, network optimization, replacement customer equipment, PRL upgrade, etc, all those things will impact customer perception of services, beside possibilities to increase subscriber churn rate. All the migration frequency processes will generate enormous number of cost.Telkom NGN Roadmap requires Telkom Flexi to change switching technology from circuit switch to softswitch. Telkom must rebuilt new network from NSS to BSS equipment sein just one year. By using Porter 5 Forces, Telkom Flexi has high competitive advantage potential post frequency migration. This result could be used by Telkom Flexi to arrange competitive strategies to win back competition in Jakarta, Banten and Jawa Barat area."
2008
T24796
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Bloko Budi Rijadi
"Saat ini operator CDMA sedang mengalami tekanan, karena kalah bersaing dari segi tarif, keterbatasan handset, dan coverage dibandingkan dengan operator berbasis teknologi Global System for Mobile Communication (GSM). Dengan market share sebesar 15 % dari total pelanggan seluler, seluruh operator CDMA tidak ada yang membukukan keuntungan berdasarkan laporan keuangannya pada beberapa tahun terakhir. Smartfren mengedepankan keunggulan bersaingnya pada layanan data, dan tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi bisnis Smartfren dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Treats) dan memilih strategi yang menjadi prioritas perusahaan untuk kelangsungan hidup aktivitas bisnisnya. Hasil analisis menghasilkan strategi yang harus dilakukan perusahaan, yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk serta mengadopsi teknologi LTE untuk meningkatkan daya saing layanan mobile broadband Smartfren.
Currently CDMA operators are under pressure, because it can not compete in terms of rates, the handset limitations, and coverage compared to the technologybased provider of Global System for Mobile Communication (GSM). With a market share of 15% of total mobile subscribers, all CDMA operators no book profits based on its financial statements in recent years. Smartfren promoting competitive advantage in data services, and the purpose of this study is to analyze the business strategy Smartfren with SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunity, and Treats) and choose a strategy that became the company's priorities for the survival of their business activities. The results of the analysis produces strategy should the firm, ie market penetration and product development as well as adopt LTE technology to enhance the competitiveness of mobile broadband services Smartfren."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T42843
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Mikha Karmel
"Fokus penelitian ini adalah tentang analisis strategi pemasaran Isuzu MU-X di PT. Isuzu Astra Motor Indonesia yang menghadapi persaingan ketat dari kompetitor utamanya. Analisis strategi pemasaran didasarkan pada konsep manajemen strategis industri, dengan menggunakan tiga tahapan kerangka perumusan strategi, yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap desicion. Menggunakan enam alat utama yaitu Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks CPM, Matriks SWOT, Matriks IE (Internal Eksternal), dan Matriks Perencanaan Stratgik Kuantitatif. Alat-alat ini akan digunakan sebagai pembanding satu sama lain saat merumuskan strategi. Ini juga melibatkan metode AHP untuk pembobotan setiap faktor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran terbaik Isuzu MU-X adalah pengembangan produk dan pengenalan mobil dengan reviewer mobil ternama di Indonesia seperti Otodriver, Motomobi, Autonetmagz untuk mendapatkan perhatian lebih dari strategi publik untuk bersaing dengan kompetitor utama. dan untuk meningkatkan volume penjualan
The focus of this research is about the analysis of marketing strategy for Isuzu MU-X at PT. Isuzu Astra Motor Indonesia, which faces high competition from its main competitors. Marketing strategy analysis is based on the concept of industrial strategic management, by using three stages of strategy formulation framework, namely the input stage, matching stage, and desicion stage. Using six main tools which are IFE Matrix, EFE Matrix, CPM Matrix, SWOT Matrix, the IE (Internal External) Matrix, and the Quantitative Stratgic Planning Matrix. These tools will be used as a comparison with each other when formulating strategies. It also involves the AHP method for weighting each factor. The results of this study indicate that the best marketing strategy for Isuzu MU-X are product development and introducing the car with well-known car reviewers in Indonesia such as Otodriver, Motomobi, Autonetmagz to get more attention from public strategy to compete with major competitors and to increase sales volume."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yvana Sal Sabila
"Teknologi digital memainkan peran inti dalam penciptaan dan penguatan gangguan yang terjadi di tingkat masyarakat dan industri. Gangguan tersebut berupa perilaku dan ekspektasi pelanggan, lanskap kompetitif dan kesediaan data atau informasi. Berdasarkan data Nielsen (2020), rata-rata biaya iklan yang dikeluarkan oleh pengiklan pada platform media cetak dan radio analog cenderung menurun masing-masing sebesar 7% dan 2% per tahun. Di sisi lain, jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat secara signifikan, mencapai 74% dari populasi penduduk. Keberadaan perusahaan teknologi digital semakin memperketat persaingan di industri media Indonesia. Beberapa media terintegrasi secara vertikal maupun horizontal untuk mempengaruhi volume iklan (pendapatan) yang bisa diperoleh. Diperlukan strategi khusus untuk menjalankan integrasi perusahaan pasca-penggabungan organisasi. Keberhasilan strategi integrasi pasca-penggabungan perlu diukur efektifitasnya. Penelitian ini melibatkan penilaian dari 6 orang ahli di bidang manajemen atau profesional yang menduduki posisi manajerial atas. Penilaian ahli diolah menggunakan metode AHP untuk mendapatkan tingkat kepentingan subfaktor terhadap keberhasilan strategi integrasi. Penelitian ini menghasilkan pengembangan peta strategi yang mendukung keberhasilan integrasi pasca-penggabungan di konglomerasi media. Diperoleh 14 strategi objektif yang memiliki hubungan sebab-akibat satu sama lain. Usulan key performance indicator (KPI) pada praktiknya dapat berkontribusi untuk pengukuran kedalaman aktifitas integrasi yang dilakukan oleh perusahaan pasca-penggabungan. Kegiatan pengabungan organisasi ini menjadikan konglomerasi media sebagai one-stop solution bagi pelanggan karena memiliki layanan mulai dari produksi konten, strategi pemasaran hingga platform distribusi konten. Performa perusahaan konglomerasi media pasca-penggabungan organisasi mulai tahun 2019-2022 menghasilkan pertumbuhan omset secara konsisten berkisar antara 8% - 15%. Di sisi lain, penggabungan organisasi dapat menahan laju penurunan pangsa pasar media menjadi sebesar 2% per tahun
Digital technology plays a core role in creating and amplifying disruption at the societal and industrial levels. These disturbances include customer behavior and expectations, competitive landscape, and availability of data or information. Based on data from Nielsen (2020), the average advertising costs incurred by advertisers on print media platforms and analog radio tend to decrease by 7% and 2% per year, respectively. On the other hand, the number of internet users in Indonesia has increased significantly, reaching 74% of the population. The existence of digital technology companies is increasingly tightening competition in the Indonesian media industry. Some media are integrated vertically or horizontally to influence the advertising volume (revenue) that can be obtained. A specific strategy is needed to carry out the post-merger enterprise integration. The success of the post-merger integration strategy needs to be measured for its effectiveness. This research involves the assessment of 6 experts in the field of management or professionals who occupy top managerial positions. Expert judgments were processed using the AHP method to obtain the level of importance of the subfactors on the success of the integration strategy. This research resulted in developing a strategy map that supports the success of post-merger integration in media conglomerates. Obtained 14 objective strategies that have a causal relationship with each other. The proposed key performance indicator (KPI) in practice can contribute to measuring the depth of integration activities carried out by the post-merger company. The merging of these organizations makes media conglomerates a one-stop solution for customers because they have services ranging from content production, marketing strategies to content distribution platforms. The performance of the media conglomerate company after the merger from 2019-2022 resulted in a consistent turnover growth ranging from 8% - 15%. On the other hand, the merger of organizations can prevent the decline in media market share to just 0,2% per year ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Henny Sulistyawati
"
ABSTRAKSumber daya merupakan komponen penting bagi suatu organisasi dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Kesadaran akan kepemilikan sumber daya serta alokasi sumber daya yang optimal sangat berperan untuk mencapai hasil yang maksimal. BLU Pusfatekgan LAPAN memiliki sejumlah sumber daya yang unik yang membedakan dengan pelaku usaha layanan produk dan jasa teknologi dirgantara yang lain. Kepemilikan serta penggunaan sumber daya dan kapabilitas BLU Pusfatekgan LAPAN secara efisien akan memunculkan peluang besar bagi organisasi agar dapat beroperasi secara ekonomis dan baik untuk mencapai keunggulan kompetitif. Untuk mempertahankan kinerja yang unggul dalam bisnis layanan produk dan jasa teknologi dirgantara, maka BLU Pusfatekgan LAPAN harus memiliki faktor-faktor yang mampu membuatnya sulit untuk ditiru oleh pesaing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan internal BLU Pusfatekgan LAPAN melalui pendekatan Resource-Based View (RBV) dengan mengetahui sumber daya dan kapabilitas melalui analisis rantai nilai (value chain) dan dalam upaya merumuskan strategi keunggulan kompetitif bisnis menggunakan kerangka kerja VRIO, yang terdiri dari bernilai (value), langka atau sulit didapatkan (rare), tidak mudah ditiru (imperfectly imitable), dan terorganisasi dengan baik oleh perusahaan (organization). Pendekatan RBV ini dapat mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitas yang berpotensi sebagai kekuatan internal perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan sumber daya (resources) dan kapabilitas (capabilities) yang dimiliki BLU Pusfatekgan LAPAN dan teridentifikasi sebagai sumber keunggulan berjumlah 24 sumber daya dan 28 kapabilitas. Berdasarkan pengujian menggunakan kerangka VRIO diperoleh hasil bahwa terdapat 9 sumber daya dan 10 kapabilitas yang mampu memberikan keunggulan kompetitif bagi bisnis produk dan layanan yang dijalankan oleh BLU Pusfatekgan LAPAN.
ABSTRACTResources are essential components for an organization in carrying out its business activities. Awareness of resource ownership and optimal resource allocation was instrumental to achieve maximum results. BLU Pusfatekgan LAPAN has a number of unique resources differenta from other businesses competitors. Ownership and use of resources and capabilities efficiently BLU Pusfatekgan LAPAN will bring great opportunities for organizations to operate in an economical and good for achieving a competitive advantage. To maintain superior performance in business services aerospace technology products and services, the BLU Pusfatekgan LAPAN must have factors that could make it difficult to be imitated by competitors. This study aimed to analyze the internal environment through an approach BLU Pusfatekgan LAPAN Resource-Based View (RBV) to determine the resources and capabilities through the value chain analysis (value-chain analysis) and in an effort to formulate strategies competitive advantage VRIO business use framework, which comprises of worth (value), rare or difficult to obtain (rare), not easily imitated (imperfectly imitable), and well organized by the company (organization). The RBV approach can identify resources and capabilities as a potential internal power companies to achieve sustainable competitive advantage. The method used in this study is a qualitative research method of case studies. The results show the resources (resources) and capability (capabilities) that are owned BLU Pusfatekgan LAPAN and identified as a source of excellence resource totaling 24 and 28 capabilities. Based on testing using the framework VRIO result that there are 9 resources and 10 capabilities that can provide a competitive advantage for the business products and services that are run by BLU Pusfatekgan LAPAN."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44459
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Laksmi Adyawardhani
"Tren bisnis telekomunikasi yang terjadi belakangan ini adalah munculnya suatu bentuk model bisnis baru, yaitu Operator Jaringan Maya Bergerak yang biasa dikenal dengan Mobile Virtual Network Operator (MVNO). MVNO berkembang pesat di beberapa negara di dunia, menjual layanan selular dengan menyewa jaringan operator. Di sisi lain, pemilik jaringan mendapat tambahan pendapatan tanpa harus memelihara hubungan dengan pelanggan dan menambah jumlah pegawai. Di Indonesia, bentuk MVNO ini belum diimplementasikan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa implementasi MVNO menggunakan model Porter 5 Forces untuk mengidentifikasi potensi keuntungan kompetitifnya dalam industri telekomunikasi di Indonesia. Porter 5 forces, merupakan salah satu perangkat strategi bisnis yang paling sering digunakan, dan keampuhannya telah terbukti dalam berbagai macam kasus. Porter 5 forces lebih mengarah pada analisa industri dari luar perusahaan, mencoba melihat potensi kedalam. Analisa yang dilakukan meliputi intensity of rivalvy among existing player, threat of new entrant, bargaining power of supplier, bargaining power of buyer, dan threat of substitution. Analisa keuntungan kompetitif digunakan untuk merancang strategi lebih lanjut dalam menghadapi kompetisi yang ada di industri selular. Dengan menerapkan model Porter 5 forces untuk analisis implementasi MVNO di Indonesia diperoleh hasil bahwa bisnis MVNO memiliki keuntungan kompetitif yang rendah. Untuk pengembangan MVNO ditawarkan beberapa strategi untuk memperbaiki posisi dalam kompetisi di industri telekomunikasi. Apabila pemerintah Indonesia ingin mengembangkan MVNO, yang perlu dilakukan adalah menurunkan bargaining power MNO, dan juga pelanggan.
Telecommunication business trend in many countries is a new celuler business model, Mobile Virtual Network Operator (MVNO). MVNO own their costumer but use the telecom network and radio spectrum of a Mobile Network Operator(MNO). This wholesale agreement will gives extra revenue for the host without maintain the customer.It has not implemented in Indonesia. This thesis is to analyze MVNO implementation by using Porter 5 forces model, to identify the MVNO competitive profit potential in Indonesia's telecommunication structure. Porter 5 forces, is one of the most often used business strategy tools and has proven its usefullness on numerous ocassione. Porter 5 forces is an outside in industry analysis.The analysis consist of intensity of rivalvy among existing player, threat of new entrant, bargaining power of supplier, bargaining power of buyer, dan threat of substitution. This analysis is needed in order to formulate strategy to face existing micro environment condition within the industry. By using Porter 5 forces to analyze MVNO implementation, resulting low competitive profit potential for MVNO in Indonsia. Several strategies are proposed in order to achieve better positioning. The goverment support for MVNO could be by decreasing bargaining power of MNO and subscribers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40793
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library