Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herijanti Potri
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Muslim
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Sartuni
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniarti Nur Hanifah
"Cerpen "Sagra" karya Oka Rusmini dan cerpen "Mereka Bilang, Saya Monyet!" karya Djenar Maesa Ayu, keduanya mengangkat perjuangan perempuan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya dalam masyarakat. Penelitian terhadap "bahasa" penulis perempuan dalam kedua cerpen tersebut menunjukkan bahwa menurut perspektif Helene Cixous kedua cerpen itu memakai "bahasa" penulis perempuan. Meskipun demikian, kedua cerpen tersebut menunjukkan bahwa tidak semua gagasan Cixous mengenai feminine writing (penulisan feminin) dapat dijumpai dalam kedua karya itu. Oleh karena itu, kedua karya itu jugs tidak merepresentasikan semua konsep penulisan yang disarankan oleh Cixous. "Bahasa" yang dipakai oleh kedua penulis perempuan itu tampak berbeda. Dalam cerpen "Sagra", tokoh perempuannya digambarkan lebih memilih Cara-cara komprorni untuk mengatasi aturan simbolis yang membatasi kebebasan perempuan karena sistem yang ada sangat kuat membatasi kebebasan perempuan dalam segala aspek kehidupannya. Sementara itu, dalam cerpen "Mereka Bilang, Saya Monyet!", tokoh perempuannya cenderung memilih Cara-cara yang radikal dalam mengatasi aturan simbolis yang membelenggunya karena sistem yang ada reiatif lebih `Ionggar' dalam membatasi kebebasan perempuan. Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa latar belakang sosiokultural Oka yang hidup dalam masyarakat yang memegang teguh norma agama dan budaya Hindu Bali dan Djenar yang hidup dalam masyarakat yang menganut nilai-nilai modern sangat berpengaruh pada pandangan dan upaya keduanya dalam merepresentasikan perjuangan perempuan untuk melepaskan diri dari dominasi patriarki. Penelitian ini memberi perspektif baru bagi kajian talcs sastra dalam kesusastraan Indonesia. Di samping itu, penelitian ini membuka peluang untuk penelitian lain terhadap karya lain berdasarkan perspektif Cixous.

Short stories titled "Sagra" by Oka Rusmini and "Mereka Bilang, Saya Monyet!" by Djenar Maesa Ayu, both of these short stories represented the woman struggle to cope their problems in their communities. The research of woman writing's in those works, according to Helene Cixous's perspective, showed that they represented the concept of feminine writing, even though they did not represent all of Cixous's concepts of feminine writing. The research results showed the different "language" between those works, such as, "Sagra" represented women characters who suited and made a compromise ways with the symbolic order, which restricted woman in all her aspects of live very tightly, to cope their social problems. Meanwhile, "Mereka Bilang, Saya Monyet! represented women characters who took radically ways to cope their social problems caused by symbolic order which restricted woman because its system restricted relatively `loosely' to woman rights. The difference between those works showed that the authors's socio-cultural background (Oka lived in the community which held the Hindu Bali's religious norms and tradition and Djenar lived in the community which held modern values) affected to their views and their ways to represent the woman's struggle within patriarchy's domination. This research gives new perspective to analyze the literary texts in Indonesian literature. Besides, it brings the possibility to other research of other works based on Cixous perspective."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Solo: Pawon, 2009
899.221 CER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
"Masalah gender telah lama menerik perhatian para peneliti bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, banyak karya sastra yang menampilkan permasalahan kaum wanita, antara lain Layar Terkembang karya St Takdir Alisyahbana. Jumlah tesis dan disertasi tentang wanita dalam karya sastra, tak dapat lagi dihitung dengan jari banyaknya. Hal ini mudah dipahami, karena hingga kini wanita masih belum mendapat tempat yang selayaknya di samping kaum pria Bahkan pada masa kini, masih juga dipersoalkan apakah seorang wanita dapat menjadi seorang presiden atau tidak. Keadaan seperti ini sering terpantul dalam karya sastra, terutama sastra popular.
Sementara itu, sepanjang sepengetahuan saya, masih sangat sedikit - kalau tak dapat dikatakan tak ada - penelitian tentang kaum pria, padahal sikap pria, citranya dalam masyarakat, mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kondisi kaum wanita. Dengan memahami sikap dan pemikiran pria, ada kalanya kaum wanita dapat memperbaiki kondisi mereka.
Perumusan masalah:
Bagaimanakah citra kaum pria dalam cerpen di majalah-majalah popular Indonesia menjelang milenium ke tiga? Apakah ada perubahan citra di dalam penggambaran sosok pria, baik secara fisik maupun mental? Bagaimanakah pemikirannya, juga kedudukan dan dan perannya dalam keluarga maupun di masyarakat? Bagaimana. pula sikapnya secara keseluruhan, terutama terhadap kaum wanita? Banyak lagi hal yang perlu di babas dan penelitian ini akan mecoba menemukan jawaban atas permasalahan tersebut..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Maman Soetarman Mahayana
Depok: Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Christomy
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Sartuni
"ABSTRAK
Romantisme di Indonesia dan Malaysia tidak seheboh munculnya di Eropa. Di Eropa romantisme muncul sebagai gerakan suatu zaman sedangkan di Indonesia dan Malaysia cenderung merupakan suatu visi dan gaya dalam penulisan karya sastra. Walaupun romantisme di Indonesia merupakan pengaruh dari romantisme Eropa, ciri-ciri romantisme Indonesia tetap memperlihatkan visi dan gaya tersendiri. Warna romantisme demikian terlihat pada perubahan bentuk, pilihan kata, lukisan alam, deskripsi masa silam, dan gaya diafan yang penuh pesona. Romantisme demikian menguatkan pada deskripsi sentimental dari pada deskripsi ideology. Namun, kedua romantisme itu? romantisme sentimental dan romantisme idealis tumbuh subur pada masa Pujangga Baru (1933-1942). Romantisme Pujangga Baru ini berpengaruh pada gaya penulisan yang ada di Malaysia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>