Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6478 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogi, His Holiness Maharishi Mahesh
Harmonsworth: Meridian Book, 1995
294.33 YOG s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gyatso, Tenzin
"Summary:
"Core teachings of Tibetan Buddhism ... provides straightforward practices and traditional Buddhist teachings on embracing our gift of human potential, on the acceptance of death and impermanence, and on the achievement of joy, peace, and spiritual fulfilment in this lifetime."--Page 4 of cover."
London: HarperCollins Publishers, 1977
294.344 GYA j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Wrtti sasana adalah teks agama Hindu yang menguraikan tentang persyaratan atau disiplin seorang wiku/pendeta. Seorang pendeta harus berpedoman, memahami, menjalankan ajaran panca yama brata dan panca niyama brata. Panca yama brata meliputi: ahimsa (tidak membunuh), brahmacarya (tidak beristri), satya (berkata jujur), awyawaharika (tidak berkata-kata muluk), astya (tidak mengingini milik orang lain). Sedangkan panca niyama brata meliputi: akroda (tidak marah), guru susrusa (hormat kepada guru), saoca (berhati bersih serta bakti kapada Tuhan), haharalagawa (tidak makan sembarangan), apramada (tidak berkata kasar terhadap orang lain). Dilanjutkan dengan ajaran dasa yama brata dan dasa niyama brata yang juga harus dipegang teguh oleh seorang pendeta. Disinggung pula uraian tentang brahmacarya yang terdiri dari sukla brahmacari (tidak beristri selamanya), kresna brahmacari (hanya beristri satu orang setelah memasuki fase grehasta/berumah tangga), swala brahmacari (beristri lebih dari 1 orang setelah memasuki fase grehasta/berumah tangga). Bandingkan naskah LOr 9126 dan Kirtya 78. Data penulisan teks atau penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
AH.50-LT 50
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Kalam, A.P.J. Abdul
New Delhi: Ocean Books, 2005
204.4 ABD g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifa Meitasari
"ABSTRAK
Terdapat fenomena paradoks yang dihadapi oleh pengusaha. Pengusaha menghadapi berbagai kondisi tidak ideal, seperti fluktuasi pendapatan yang mengakibatkan pendapatannya tidak stabil Carrington, Mccue, Pierce, 1996, jam kerja yang lebih panjang Hyytinen Ruuskanen, 2007 dan mengalami stress D. Blanchflower, 2004. Serta terdapat fenomena liabilitas yang tak terbatas karena bercampurnya harta usaha dengan harta pribadi Moskowitz Vissing-J ? rgensen, 2002. Menariknya, walaupun kendala yang dihadapi pengusaha cukup banyak, beberapa penelitian menunjukan bahwa pengusaha memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi dan cenderung lebih bahagia Binder Coad, 2013; D. G. Blanchflower Oswald, 1998. Islam sebagai ad-din atau way of life merupakan sarat akan nilai yang mempengaruhi keputusan dan cara pandang individu termasuk penilaian individu terhadap hidupnya. Crum Chen, 2015 menemukan bahwa pengusaha yang relijius memiliki penilaian kepuasan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak relijius. Menggunakan IFLS 5, penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah relijiusitas berpengaruh terhadap subjective well-being pada pengusaha muslim di Indonesia dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Selain itu, penelitian ini juga akan membandingkan relijiusitas dan subjective well-being kelompok pengusaha dan pegawai muslim.

ABSTRACT
There is a paradox phenomenon faced by entrepreneurs. Entrepreneurs face various unfeasible conditions, such as income fluctuations resulting in unstable income Carrington, Mccue, Pierce, 1996, longer working hours Hyytinen Ruuskanen, 2007 and stress D. Blanchflower, 2004. There is also an infinite phenomenon of liability due to the mixing of property with personal property Moskowitz Vissing J rgensen, 2002. Interestingly, although the obstacles faced by entrepreneurs are considerable, some studies show that employers have higher levels of life satisfaction and tend to be happier Binder Coad, 2013 D. G. Blanchflower Oswald, 1998. Islam as ad din or way of life is full of values that influence the individual 39s decision and perspective including the individual 39s judgment on his life. Crum Chen, 2015 found that religious entrepreneurs had higher life satisfaction scores than non religious ones. Using IFLS 5, this study aims to see whether religiosity affects subjective well being among Muslim entrepreneurs in Indonesia and what factors influence it. In addition, this study will also compare the religiosity and subjective well being groups of muslim entrpreneurs and employees."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meidy Hanifah
"Kecerdasan emosional dinilai sebagai salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan spiritual seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kecerdasan emosioanl dengan kesejahteraan spiritual pada mahasiswa. Desain penelitian ini menggunakan cross-sectional pada 212 responden mahasiswa keperawatan di Indonesia dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Trait Emotional Intelligence Questionnaire – Short Form (TEIQue-SF) untuk mengukur tingkat kecerdasan emosional dan Spiritual Well-Being Questionnaire (SWBQ) untuk mengukur kesejahteraan spiritual. Hasil uji statistika t test didapatkan nilai p value sebesar 0.000 < 0.05 sehingga disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara kecerdasan emosional dengan kesejahteraan spiritual pada mahasiswa keperawatan. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat diteliti lebih lanjut mengenai karakteristik lain yang dapat memengaruhi kesejahteraan spiritual mahasiswa keperawatan serta menggunakan metode penelitian yang berbeda seperti metode kualitatif.

Emotional intelligence is considered as an indicator to determine the level of one's spiritual well-being. This study aims to identify the relationship between emotional intelligence and spiritual well-being in college students. The design of this research used a cross-sectional study on 212 respondents from Indonesian nursing college students using a purposive sampling technique. The research instruments used were the Trait Emotional Intelligence Questionnaire – Short Form (TEIQue-SF) to measure the level of emotional intelligence and the Spiritual Well-Being Questionnaire (SWBQ) to measure spiritual well-being. The results of the t test statistical test obtained a p value of 0.000 <0.05 so that indiate there was a significant relationship between emotional intelligence and spiritual well-being in nursing students. Regarding further research, we suggest to examine other variables that can affect spiritual well-being of nursing students and use different research methods such as qualitative methods."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lani Natalia Watania
"ABSTRAK
Kanker merupakan pertumbuhan sel-sel dalam tubuh yang abnomal dan secara agresif menyerang sel dan jaringan yang ada disekitarnya (Stephens & Aigner, 2016). Perawatan paliatif merupakan hal yang esensial bagi pasien dengan kanker dan salah satu fokus perawatan paliatif yang dinilai penting dan efektif untuk pasien adalah intervensi dalam aspek spiritualitas pasien yang dimana dapat memberikan dorongan atau semangat dari dalam diri pasien serta membantu pasien dalam proses koping dan penerimaan terhadap penyakitnya (Ahmadi, Darabzadeh, Nasiri, & Askari, 2015). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara pelayanan kunjungan Gereja terhadap pemenuhan spiritualitas dan tingkat kenyamanan pasien kanker. Penelitian ini menggunakan metode analitik cross-sectional deng an teknik consecutive sampling pada 146 pasien kanker di Manado. Hasil menunjukkan bahwa pasien kanker yang dikunjungi oleh Gereja memiliki pemenuhan spiritualitas yang baik sebesar 77.4 % dan tingkat kenyamanan yang tinggi sebesar 50 %. Dalam analisis multivariate ditemukan bahwa faktor yang paling berpengaruh pada pemenuhan spiritualitas pasien kanker adalah pelayanan kunjungan Gereja (p=0.008) dan dukungan keluarga (0.017). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat untuk mendukung dan mengembangkan pelayanan kunjungan Gereja sebagai salah satu praktik spiritualitas yang berpengaruh bagi pasien kanker.

ABSTRACT
Cancer is an abnomal growth of cells in the body and aggressively attacks cells and tissues around it (Stephens & Aigner, 2016). Palliative care is essential for patients with cancer and one of the focuses of palliative care that is considered important and effective for patients is intervention in the spirituality aspect of patients who can provide encouragement or enthusiasm from within the patient and help patients in the process of coping and acceptance of their illness (Ahmadi, Darabzadeh, Nasiri, & Askari, 2015). The purpose of this study is to identify the relationship between Church visitation to spiritual well-being and the comfort level of cancer patients. This study used a cross-sectional analytical method with a consecutive sampling technique in 146 cancer patients in Manado. The results showed that cancer patients visited by the Church had good spiritual well-being of 77.4% and a high level of comfort by 50%. In multivariate analysis it was found that the most influential factor in spiritual well-being of cancer patients was Church visitation (p = 0.008) and family support (0.017). This research is expected to be a reference for nurses to support and develop Church visitation as one of spiritual practices that affect cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T55239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butsaina Safira Haq
"

Sebagai respons dari stress yang dirasakan di dalam pekerjaannya, perawat berisiko tinggi mengalami perasaan lelah secara emosional atau yang kerap disebut burnout. Pencegahan burnout pada perawat dapat dilakukan melalui beberapa mekanisme koping, di antaranya melalui peningkatan kesejahteraan spiritual. Penelitian ini menggunakan teknik regresi linear sederhana untuk melihat peran kesejahteraan spiritual terhadap burnout pada perawat dan teknik regresi linear berganda untuk melihat peran kedua dimensi kesejahteraan spiritual terhadap perawat. Penelitian ini melibatkan 126 orang perawat dari salah satu rumah sakit di Jakarta dengan rentang usia 22–53 tahun serta menggunakan Spiritual Well-Being Scale untuk mengukur kesejahteraan spiritual dan Oldenburg Burnout Inventory untuk mengukur burnout. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesejahteraan spiritual secara signifikan dapat menjelaskan 14.2% varians burnout pada perawat (β = -.386, p < .001). Kedua dimensi dapat menjelaskan 19% varians burnout pada perawat, namun hanya dimensi kesejahteraan eksistensial yang secara signifikan berpengaruh terhadap burnout pada perawat (β = -.553, p < .001). Dimensi kesejahteraan religius ditemukan tidak berpengaruh terhadap burnout pada perawat. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya kesejahteraan spiritual dan kesejahteraan eksistensial yang baik pada perawat agar dapat melindungi mereka dari dampak negatif dari praktik keperawatan.


As a response to the stress they experience in the workplace, nurses are at high risk of developing burnout, which is a state of emotional exhaustion. Burnout can be prevented through employing various coping mechanisms, among which is increasing one’s spiritual well-being. This study used simple linear regression to examine the role of spiritual well-being on burnout and multiple linear regression to examine the role of both dimensions of spiritual well-being on burnout. The participants of this study were 126 nurses aged 22 to 53 years old working in a hospital in Jakarta. It used Spiritual Well-Being Scale to measure spiritual well-being and Oldenburg Burnout Inventory to measure burnout. Spiritual well-being was found to significantly explain 14.2% of the variance in the nurses’ burnout (β = -.386, p < .001). Both dimensions collectively explained 19% of the variance in burnout, but only existential well-being was able to significantly predict burnout in nurses (β = -.553, p < .001). Religious well-being was not found to have a significant effect on the nurses’ burnout. This study’s findings highlight the importance of good spiritual well-being and existential well-being in protecting nurses from the adverse effects of the nursing practices.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haykal Rafif Wijaya
"Untuk meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana orang membuat keputusan keuangan, penting untuk menyelidiki karakteristik psikologis apa yang memengaruhi perilaku keuangan dan kesejahteraan finansial individu yang baik. Dalam penelitian ini, penulis mengeksplorasi pengaruh perbedaan individu dalam religiositas, pengendalian diri dan faktor non-kognitif lainnya pada perilaku keuangan dan kesejahteraan finansial. Sebuah survei yang berisi ukuran perilaku keuangan, kesejahteraan keuangan subjektif, religiusitas, pengendalian diri, optimisme, pemikiran deliberatif, dan variabel demografis diambil dari sampel yang representatif (n = 1141) pada populasi Muslim Indonesia. Temuan ini memperluas penerapan temuan dari hipotesis siklus hidup perilaku (Behavioral Life-Cycle Hyopthesis) pada aspek pengendalian diri, yaitu untuk mengeksplorasi efek religiositas dalam memprediksi perilaku keuangan secara umum dan kesejahteraan finansial. Orang-orang dengan tingkat religiositas yang tinggi cenderung merasa lebih aman dalam situasi keuangan mereka pada saat ini dan masa depan, tetapi itu tidak mempengaruhi kecenderungan mereka untuk memiliki perilaku keuangan secara umum yang lebih baik dan merasa kurang cemas tentang masalah keuangan.

To improve our understanding of how people make financial decisions, it is important to investigate what psychological characteristics that influence individuals’ positive financial behavior and financial well-being. In this study, writer explores the effect of individual differences in religiosity, self-control and other non-cognitive factors on financial behavior and financial well-being. A survey containing measures of financial behavior, subjective financial well-being, religiosity, self-control, optimism, deliberative thinking, and demographic variables was sent to a representative sample (n = 1141) of Indonesian Muslim population. These findings extend the application of findings from behavioral life-cycle hypothesis beyond self-control, to explore the effect of religiosity on predicting general financial behavior and financial well-being. People with high level of religiosity are more likely to feel more secure in their current and future financial situation, but it does not affect their tendencies to have better general financial behavior and feel less anxious about financial matters. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>