Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121327 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmadi Jayaputra
Jakarta: Jakarata : Puslit PKS , 2005
305.26 ACH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Rahmawati
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aksesibilitas pelayanan publik di Stasiun Manggarai bagi kelompok lanjut usia sebagai pengguna aktif KRL Commuter Line Jabodetabek dan aktif mengakses Stasiun Manggarai. Pendekatan penelitian yang digunakan post-positivism dengan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan beberapa pihak dan dengan dilakukan observasi objek-objek yang diteliti dan studi dokumentasi. Teori yang digunakan adalah pelayanan publik, aksesibilitas, konsep aksesibilitas dalam transportasi publik perkotaan dan transportasi publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis aksesibilitas pelayanan publik di Stasiun Manggarai bagi kelompok lanjut usia adalah baik. Hal ini dapat dilihat bahwa dua belas dari dua puluh satu indikator dari konsep aksesibilitas yang digunakan, menunjukan hasil baik, tujuh indikator menunjukan cukup baik dan dua indikator menunjukan kurang baik.

ABSTRACT
This study aims to analyze the accessibility of public services at Manggarai Station for elderly groups as active users of Jabodetabek Commuter Line KRL. The research approach used post-positivist with qualitative research methods. Data collection method is done through depth interviews with several parties and by object observation and documentation studies. The theories used are public services, accessibility, accessibility concepts in urban public transportation and public transportation itself. The results showed that the analysis of the accessibility of public services at Manggarai Station for the elderly group was good. It can be seen that twelve of the twenty-one indicators of the accessibility concept used, showed good results, seven indicators showed quite good and two indicators showed less good. "
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang peran pekerja sosial dalam memberikan pelayanan terhadap lanjut usia. Keterlantaran yang disandang lanjut usia membutuhkan perhatian karena berbagai kemunduran dan ketidakberdayaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Tempat tinggal yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar lanjut usia yang harus dipenuhi guna menjamin kesejahteraan hidupnya agar lanjut usia dapat menikmati hari tuanya dalam suasana yang diliputi rasa aman, terpenuhi kebutuhan hidupnya sehingga lanjut usia dapat menikmati sisa hidupnya dengan tenang. Lanjut usia terlantar yang tidak mempunyai rumah dan tidak ada yang mau memberikan tempat tinggal apabila tidak mendapatkan pelayanan sosial bisa bertambah parah kondisi keterlantarannya, pekerja sosial dibutuhkan untuk meminimalisir keterlantaran. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yaitu Panti Wredha Budhi Dharma dengan pertimbangan di panti ini dalam memberikan pelayanan telah melibatkan pekerja sosial. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Informan terdiri dari lanjut usia, petugas dan pekerja sosial yang memberikan pelayanan sosial terhadap lanjut usia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial berperan dalam memberikan pelayanan sosial terhadap lanjut usia, dengan berbagai peran yang dilakukan menjadikan lanjut usia dapat menerima kondisi dirinya sebagai bagian keluarga besar panti sehingga dapat menikmati hari tuanya dengan tenang dalam suasana sejahtera yang diliputi rasa aman terpenuhi kebutuhan hidupnya serta mendapatkan kepuasan secara psikologis dengan adanya pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial dan juga seluruh aparat panti. Berdasarkan hasil penelitian tersebut direkomendasikan kepada Kementerian Sosial untuk memberikan perhatian dan dukungan terhadap pekerja sosial di panti karena meskipun tidak berlatar belakang pendidikan pekerjaan sosial namun kenyataannya melaksanakan pekerjaan sosial dalam tugasnya. Dukungan dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kepada pekerja sosial guna meningkatkan kapasitasnya yang akan berdampak dalam menjalankan tugasnya sebagai pekerja sosial yang erat kaitannya dengan nilai kemanusiaan."
JPKSY 14:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ramawati
"Kemampuan perawatan diri adalah keterampilan mengurus atau menolong diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak tergantung pada orang lain. Pada anak tuna grahita, kemampuan perawatan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor eksternal (karakteristik orangtua dan lingkungan) maupun faktor internal (karakteristik anak). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan perawatan diri anak tuna grahita. Rancangan penelitian cross sectional dan sampel adalah 65 orangtua anak tuna grahita di Sekolah Luar Biasa (SLB). Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan regresi logistik ganda.
Hasil menunjukkan kemampuan perawatan diri pada anak tuna grahita masih rendah.Terdapat hubungan bermakna antara pendidikan orang tua, umur, dan kekuatan motorik pada anak tuna grahita dengan kemampuan perawatan diri (p value < 0,005). Faktor paling dominan yang mempunyai hubungan adalah faktor kekuatan motorik anak tuna grahita dengan OR = 4,77.

Self-care is the ability to take care of self or self-help in daily life activities. For children with mental retardation, self-care can be influenced by various factors, external (parents and environment characteristics) as well as internal (children characteristics). This study aimed to explore determinant factors that related to self-care ability in mental retardation children. Study design was cross sectional with samples are 65 parents whose mental retardation children registered in special education school. Data analysis used Chi-Square and Logistic Regression.
Result of this study found that the self-care ability among retarded children is relatively low and there was significantly relationship between parents education, children's age and gross motor performance to self-care ability in mental retarded children (p value < 0,005). Gross motor performance of mental retarded children is the most dominant factor that contributed to self-care ability (OR = 4,77).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Irawati
"Disfungsi seksual merupakan masalah yang umum dialami oleh pasien hemodialisa (Hd). Studi kualitatif ini dilakukan untuk menggali pengalaman disfungsi seksual pasien penyakit ginjal kronik tahap akhir (PGK) yang menjalani Hd dengan jumlah partisipan 6 laki-laki dan 6 perempuan. Terdapat lima tema yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu perubahan akibat PGK, aktivitas seksual pasien Hd, jenis disfungsi seksual pasien, penyebab timbulnya masalah seksual serta dukungan yang diperlukan pasien dalam mengatasi masalah seksualnya. Kemampuan perawat melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi masalah seksual pasien, pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Sexual dysfunction is a common problem experienced by patients on hemodialysis. This qualitative study explored the sexual dysfunction experience of patients with end stage renal disease disease (ESRD) and hemodialysis. Six female and 6 male participated as respondents on this study. There are five themes identified on this study, including changes caused by ESRD, sexual activity of patients on hemodialysis, type of sexual dysfunction, the cause of sexual dysfunction and supports needed by the patients to cope with their sexual problems. Nurse ability to cooperate with other health professionals is needed to overcome the patients sexual problem, and increasing the patients? life quality as the final impact."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhining Ayu Oktavia
"Lansia memiliki berbagai kerentanan terkait dengan penurunan fungsi fisik, psikologis dan perubahan perkembangan yang dapat berdampak pada kualitas hidup. Penurunan pada fungsi pendengaran lansia dapat menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi, depresi, gangguan harga diri rendah, safety risk, dan gangguan fungsi kognitif yang berdampak pada penurunan kualitas hidup lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara fungsi pendengaran dengan kualitas hidup lansia.
Desain penelitian ini korelatif cross-sectional dengan jumlah sampel 71 lansia di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Provinsi Lampung yang dipilih menggunakan teknik total sampling yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson. Fungsi pendengaran dinilai dengan menggunakan kuesioner HHIE-S dan kualitas hidup dinilai menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF. Hasil penelitian mendapatkan data rerata usia responden adalah 75 tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan (59,20%), tidak sekolah (49,50%), dan 97,20% lansia tidak bekerja.
Hasil analisa biavariat mendapatkan data bahwa terdapat hubungan antara fungsi pendengaran dengan kualitas hidup lansia (p value = 0,005; α=0,05). Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu keperawatan ke depannya dimana perawat harus dapat meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi dengan lansia yang mengalami penurunan fungsi pendengaran dan meningkatkan intervensi untuk meningkatkan kualitas hidup lansia maupun intervensi untuk mencegah penurunan fungsi pendengaran yang terjadi pada lansia.

The elderly have many vulnerability because of physiology function?s decrease, physiologi and change of their growth that can impact in their quality of life. The decrease of hearing function in elderly, can caused difficult communication between elderly, depresion, impaired cognitive function that can affect in their quality of life. The purpose of this research was to identificated relationship between hearing function and quality of life in elderly.
This research used correlative cross-sectional study design, with total sampling method which was involves 71 elderly in nursing home in Lampung. The data was analysis by Pearson correlation. Hearing function was assessed by Hearing Handicap Inventory for Elderly Screening (HHIE-S), and quality of life was assessed by instrument WHOQOL-BREF.
Result of this research show that respondens?s characteristic is elderly aged 75 years old, mostly woman (59,20), largely school (49,50%), and did not work (97,20%).the result of bivariate analysis is significant relation (p value = 0,005; α=0,05) between hearing function and quality of life elderly in institutional for elderly in Lampung. This research is expected to be useful for nursing science development in the future, spesificly, nurse should be improve their skill to communicatin with elderly who have hearing loss and to improve quality of live and intervention to hearing loss prevention in elderly."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: SurveyMeter, 2013
305.26 MEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Chandra
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yesy Tri Cahyani
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30525
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maylan Wulandari
"Tingginya presentase keluhan kesehatan pada lansia di Indonesia pada tahun 2014 yaitu52,67 . Hal tersebut menunjukkan bahwa keluhan kesehatan di Indonesia masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat. Adanya penurunan fungsi berbagai sistemorgan pada lansia dan akibat dari faktor lain memperburuk keluhan kesehatan pada lansia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengankeluhan kesehatan pada lansia di Indonesia tahun 2015. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis lanjut data sekunder Susenas Kor 2015. Desain studi yang digunakan adalahcross sectional dengan jumlah sampel 94.326 lansia. Sampel diambil secara totalsampling.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui lansia yang mengalami keluhankesehatan sebesar 46.202 lansia 49. Faktor yang berhubungan dengan kejadian keluhan kesehatan pada lansia yaitu usia ge; 80 tahun POR=1,17, usia 70-79 tahun POR=1, 18; jenis kelamin perempuan POR=0,82, status perkawinan hidup tanpa pasangan POR=1,08; pendidikan tidak pernah bersekolah/tidak tamat SD POR=1,68, pendidikan rendah POR=1,41, pendidikan sedang POR=1,12; sudah tidak bekerja POR=1,38; daerah tempat tinggal perdesaan POR=1,04 ; merokok POR=0,89 danmemiliki jaminan kesehatan POR=1,24. Status ekonomi tidak berhubungan denganterjadinya keluhan kesehatan pada lansia. Nilai EF tertinggi pada faktor pendidikan tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD 38,56 dan berpendidikan rendah 26,78 dan faktor pekerjaan sudah tidak bekerja 14,78. Sedangkan nilai PF tertinggi padafaktor pendidikan tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD 59,65 dan berpendidikanrendah 35,02 dan faktor pekerjaan sudah tidak bekerja 14,38.

The high percentage of health complaints in Indonesian elderly in 2014 is 52.67 .This shown that health complaints in Indonesia still be a public health problem.Decreased of multiple organ systems in the elderly and the consequences of other factorsmaked health complaints increased in the Indonesian elderly. The purpose of this studywas to determine the factors associated with health complaints in the Indonesian elderlyviiiUniversitas Indonesiain 2015. This study was analyze the secondary data of Susenas Kor 2015. This study useda cross sectional design with 94,326 sample. Samples were taken in total sampling.
The result showed that 46,202 elderly 49 the elderly had health complaints. Factorsassociated with the incidence of health complaints in the elderly are age ge 80 years POR 1.17, age 70 79 years POR 1.18 sex female POR 0.82, life without spouse POR 1.08 education never attended school did not complete primary school POR 1.68, low education POR 1.41, medium education POR 1.12 is not working POR 1.38 rural area POR 1.04 smoking POR 0.89 and have health insurance POR 1.24. Economic status is not related to the occurrence of health complaints inthe elderly. The highest EF were education factor never attended school or did notcomplete elementary school 38.56 and low educated 26.78 and work factor notworking 14.78. While the highest PF were education factor never attended schoolor did not complete primary school 59.65 and low education 35.02 and work factors already not working 14.38.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>