Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Audie Reginald Tangkere
1982
S2171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Dewi Murni Limansubroto
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1985
S2351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andjar Praseyto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengeluaran pemerintah dari belanja konsumsi dan belanja investasi serta realisasi investasi sektor swasta. Hasil analisis kemudian di gunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tingkat kemiskinan di 35 kabupaten kota di Provinsi Jawa Tengah dalam periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 secara terpisah. Metode analisis menggunakan regresi data panel karena data berupa cross section dan time series dengan metode fixed effect model. Tiga variabel utama yaitu belanja konsumsi, belanja investasi dan realisasi investasi sektor swasta. Dalam penelitian ini belanja konsumsi di rinci dalam belanja barang dan jasa, belanja hibah dan bantuan sosial, sedangkan belanja investasi di rinci dalam belanja peralatan dan mesin, belanja bangunan dan gedung, belanja jalan irigasi dan jaringan, belanja aset tetap lainnya. Pengembangan hipotesa dari penelitian ini adalah di duga ada pengaruh negatif atau hubungan terbalik antara pengeluaran pemerintah dan realisasi investasi swasta terhadap tingkat kemiskinan pada 35 Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Tengah periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. Dari hasil uji ketepatan model nilai Fhitung sebesar 97,98 persen pada tingkat kemiskinan. Pengaruh pengeluaran pemerintah dan realisasi investasi swasta terhadap tingkat kemiskinan di peroleh persamaan : Kemiskinan = 158,431796626 - 1,4886 bljbrg - 1,8240 bljhbh + 2,4067 Bansos - 2,0880 Peralmes - 5,3047 Banged + 3,09406 Jairjar - 2,93462 Asttl + 5,9541 Reinsws. Variabel belanja barang, belanja hibah , belanja peralatan mesin, belanja bangunan gedung, belanja aset tetap lainnya, realisasi investasi sektor swasta , memiliki hubungan terbalik terhadap tingkat kemiskinan, namun bantuan sosial, belanja jalan, irigasi dan jaringan., realisasi investasi sektor swasta memiliki pengaruh positif. Variabel yang memiliki hubungan negatif perlu terus di tingkatkan dan variabel yang memiliki hubungan postitif perlu di lakukan penelitian lebih lanjut "
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015
336 JBPPK 8:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
H. Srijana
"Sebelum deregulasi perbankan Juni 1983, bank pemerintah merupakan kelompok bank yang dominan dalam industri perbankan, ditinjau dari segi pangsa pasarnya dalam industri maupun dari segi performancenya. Kondisi ini tercipta karena suatu kemudahan yang diperol eh ol eh kel ompok bank umum pemerintah, yaitu tidak terdapatnya "entry" dalam industry, disamping diberikannya subsidi oleh Bank Indonesia kepada bank pemerintah dalam bentuk "soft loan" - bantuan kredit likuiditas.
Sejak deregulasi perbankan Juni 1983 dilaksanakan oleh pemerintah dan diikuti oleh serangkaian kebijaksanaan lainnya seperti Pakto-27 1988, Pakdes dan Pakjan dengan liberalisasi dunia perbankan dan kemudahan "entry" dalam industri, menyebabkan tidak saja persaingan antar bank dalam industri menjadi ketat, tetapi juga perobahan dalam pola perilaku pelayanan, manajemen dan kebijaksanaan.
Dalam karya akhir ini diambil suatu hipotesa deregulasi perbankan, terhadap bank pemerintah pasarnya dalam industri semakin berkurang, dan bahwa dampak adalah pangsa perkembangan aktivitas bank dan performancenya menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun.
Hipotesa ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa bank pemerintah sudah terbiasa dengan praktek-praktek birokrasi dan kurang menekankan pada prilaku "profesionalisme" dalam mengelola bank. Kemudahan yang diperoleh selama periode sebelum deregulasi menyebabkan "semangat" mendahulukan kepentingan nasabah menjadi terlupakan.
Untuk membuktikan hipotesa ini, selain dilaksanakan evaluasi tentang perkembangan data pangsa pasar relatif untuk melihat kecenderungan pangsa pasar bank pemerintah, juga dilakukan analisa testing hypothesis. Analisa testing hypothesis yang dilakukan terhadap ukuran performance seperti return on assets, return on Equity dan ukuran performance lain menunjukkan bahwa bank pemerintah mempunyai performance yang tidak lebih baik dari pada bank swasta nasional. Evaluasi tentang pangsa pasar juga membuktikan bahwa bank pemerintah memang kehilangan pangsa pasar ini dalam periode analisa.
Inferensi tentang strategi menunjukkan bahwa dominasi strategi bank swasta nasional yang menghasilkan performance lebih baik dari bank pemerintah tidak nampak, kecuali bahwa bank pemerintah perlu merubah strategi kebijaksanaan portfolio assetsnya khususnya untuk assets dengan resiko tinggi.
Diantara saran yang perlu dilakukan bank pemerintah untuk menahan laju turunnya pangsa pasar adalah mempergunakan generic strategy dalam "Cost advantage" dengan memanfaatkan economies of scale yang memang terbukti telah merupakan keunggulan bagi bank pemerintah. Disamping itu bank pemerintah perlu melakukan strategi diversifikasi produk dan jasa lebih dari yang dapat ditawarkan oleh bank swasta nasional dengan memanfaatkan keunggulan-keunggulannya·seperti : teknology, jaringan kantor dan perubahan kultur manajemen profesionalismenya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nusyalti Anwar
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Mahmud
"Tesis ini ditujukan untuk mengetahui dampak penerbitan obligasi pemerintah terhadap tingkat suku bunga dan investasi swasta dalam jangka panjang dan jangka pendek, apakah crowding out, crowding in, atau Ricardian Equivalence. Penelitian menggunakan data Indonesia tahun 2000 s.d. 2008 secara kuartalan dengan metode estimasi Error Correction Model (ECM) prosedur Engle·Granger.
Dalam literatur ilmu ekonomi, dampak ekspansi fiskal pemerintah (dan juga pembiayaannya) dapat dikelompokkan dalam tiga arus utama pemikiran, yaitu: (1) Klasfk: menyatakan bahwa campur tangan pemerintah dalam perekonomian dapat menyebabkan terjadinya Crowding out effiecient yang disebabkan oleh adanya asumsi full employment dan market clearing. Crowding out terjadi salah salunya karena ekspansi fiskal pemerintah rnenyebabkan naiknya tingkat suku bunga yang menekan investasi swasta, (2) Keynes: menyatakan bahwa stimulus fiskal pernerintah dibutubkan dalam perekonomian, karena perekonomian belum berada pada kondisi full employment, sehingga ekspansi fiskal pemerintah dapat memberikan accelerator effect atau crowding in effect bagi investasi swasta, dan (3) Ricardian Equivalence Theorem: menyatakan bahwa ekspansi fiskal pemerintah tidak akan berdampak pada sektor swasta karena swasta secara ra<;ionru menganggap bahwa ekspansi tersebut (yang dibiayai dengan penerbitan obligasi) hanya merupakan pajak yang tertunda dan akan diperhitungan pada saat jatuh tempo obligasi, Hal tersebut menyebabkan sektor swasta yang mcmperoleh imbal basil dari obligasi pemerintah tidak akan mengubah tingkat pengeluarannya (baik konsumsi maupun investasi) untuk mengantisipasi kenaikan pajak di masa yang akan datang.
Estimasi menggunakan dua model persamaan, yaitu persarnaan investasi swasta dan persamaan tingkat suku bunga nominal. Pada kedua model persamaan tersebut, penulis rnemasukkan v&iabei posisi obligasi pemerintah sebagai variabel tidak terikat untuk melihat dampaknya terhadap tingkat suku bunga dan investasi swasta."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T20980
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Alim Bahri
"Bank di Indonesia dari segi kepemilikannya dikelompokkan menjadi Bank Pemerintah dan Bank Swasta. Kepemilikan tersebut dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan.
Dalam tesis ini ingin dibuktikan apakah perbedaan kepemilikan bank di Indonesia, yaitu antara Bank Pemerintah Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa juga dapat membedakan Kinerjanya, dengan ukuran teknik analisis CAMEL (Capital/Permodalan, Asset Quality/Kualitas Aktiva Produktif, Earnings/Rentabilitas, dan Liquidity/Likuiditas) tanpa memasukkan aspek Manajemen, Mengingat faktor manajemen terkait dengan penilaian kualitatif terhadap kinerja personalia, dan tidak dapat diukur semata-mata dengan rasio keuangan.
Penelitian ini menggunakan sampel dari populasi Perbankan Umum Nasional, dimana dipakai kriteria asset bank Iebih dari 10 Trilyun. Untuk Bank Pemerintah Persero diambil sebanyak 4 bank dari total populasi yang berjumlah 5 bank. Sedangkan untuk Bank Umum Swasta Nasional Devisa diambil 10 bank dari total populasi yang berjumlah 38 bank. Data yang digunakan merupakan data Rasio CAR, BDR, CAD, ROA, BOPO dan LDR Berta total CAMEL Bank secara keseluruhan dari Bank Sampel yang didapat dari Laporan Publikasi Bank Umum kepada Bank Indonesia, dengan periode tahun 2000-2004.
Data diolah dengan dua tahap, yaitu: Pengujian distribusi data dan Pengujian Hipotesis. Adapun hasil yang didapat dari pengujian masing-masing aspek CAMEL, bahwa aspek Permodalan dengan rasio CAR, aspek Rentabilitas dengan rasio ROA dan BOPO dan aspek Likuiditas dengan rasio LDR menunjukkan bahwa tidak terdapatnya perbedaan secara signifikan antara kinerja Bank Pemerintah Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa pada periode penelitian tahun 2000-2004. Sedangkan aspek Kualitas Aktiva Produktif dengan rasio BDR dan CAD menunjukkan terdapatnya perbedaan yang signifikan, yaitu pada rasio BDR tahun 2003 dan rasio CAD pada tahun 2000, 2001 dan 2004.
Pengujian Total CAMEL versi Bank Indonesia didapatkan hasil bahwa tidak terdapatnya perbedaan secara signifikan antara kinerja Bank Pemerintah Persero dan Bank Umum Swasta Nasionai Devisa pada periode penelitian tahun 2000-2004.
Akan tetapi mengingat adanya sensitifitas terhadap pembobotan CAMEL versi Bank Indonesia yang juga merupakan indikasi kelemahan pada tekniknya tersebut, maka penulis melakukan uji sensitivitas dengan melakukan simulasi pembobotan CAMEL, yaitu: versi Penulis #1 dan versi Penulis #2. Dan perhitungan Total Nilai Pembobotan kedua model modifikasi tersebut diperoleh hasil yang menguatkan bukti bahwa besar-kecilnya nilai CAMEL sangat tergantung dengan persentase bobot masing-masing aspeknya.
Jadi, dalam tesis ini disimpulkan bahwa adanya sensitivitas pembobotan yang mempengaruhi Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dan adanya Perbedaan kepemilikan suatu bank tidak selalu menyebabkan perbedaan pada kinerjanya.
Daftar Bacaan 18 (1999 - 2005)"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wutun, Rufus Patty
"Keprihatinan para ahli bahwa masyarakat industri kini dipimpin para manajer tanpa kepemimpinan menjadi topik menarik untuk diperlajari para teoritisi dan praktisi perusahaan (Bennis & Nanus, 1985). Dari sudut pandang teoritik sudah tentu mereka akan berurusan dengan upaya menjelaskan secara ilmiah mengenai gejala-gejala seperti pemogokan, tingginya tingkat absensi, turn over, ketiadaan gagasan yang inovatif dan kreatif dan lainnya. Sedangkan dari sudut praktisi perusahaan tentu mereka pun berurusan dengan upaya-upaya praktis untuk memecahkan masalah-masalah akibat perubahan yang bersifat global.
Manusia, yang pada dasarnya berada dalam dunia nyata dan abstrak, tidak bisa tidak dan hanya dapat memecahkan masalahnya dengan memadukan kedua wilayah pandang di atas. Maka salah satu usaha adalah mencari ciri manajer yang pemimpin. Ia adalah manajer yang bervisi dan mampu mengkomunikasikannya, tahu membaca perubahan, berani melakukan perubahan dan melembagakannya. Ia pun mampu menginspirasi dan memimpin organisasi mewujudkan visinya menuju arah baru. Pribadi pemimpin yang demikian tepatnya berfigur transformational leader.
Kajian ini menggambarkan kepemimpinan atasan "sekarang" dan "seharusnya" menurut persepsi karyawan bank pemerintah (BUMN) dan bank swasta nasional. Proses penelitiannya melibatkan 570 responden berasal dari 4 bank pemerintah dan 6 bank swasta nasional. Kesepuluh bank tersebut meliputi tiga kategori; peringkat atas, menengah, dan bawah. Data diperoleh dengan menggunakan multifactor leadership questionnaire (MLQ) 5 X- R karya Bass dan Avalio (1991).
Hasil kajian menunjukkan hirarki kepemimpinan atasan "sekarang" dan "seharusnya" sebagai trans-formational, transactional, dan laissez-faire. Sedangkan profil kepemimpinan atasan "sekarang" dan "seharusnya" umumnya dipersepsi karyawan sebagai extra effort, attributed charisma, inspirational motivation, dan management by exception passive. Menarik untuk disimak khusus profil contingent reward dan management by exception passive. Mean score contingent reward untuk "seharusnya" lebih rendah dari yang "sekarang", walaupun keduanya berada pada kategori sedang. Sedangkan kepemimpinan management by exception passive berada pada kategori tinggi untuk "seharusnya" dan sedang untuk "sekarang". Lagipula mean score untuk profit tersebut tinggi dibanding profit tipe transactional lainnya. Demilaan pula dengan tipe laissez-faire.
Analisis interkorelasi antar subfaktor transformational menunjukkan indeks koretasi amat kecil, akibatnya perbedaan antar subfaktor tersebut sangat tipis. hipotesis mengenai kepemimpinan atasan "sekarang" dan "seharusnya" antara karyawan manajerial dan operasional, antara karyawan bank pemerintah dan bank swasta nasional menemukan hasil tidak berbeda secara signifikan. Hal ini menggambarkan perilaku bisnis perbankan tidak dipengaruhi oleh status kepemilikan. Juga mengindikasikan perhatian dan pertakuan pemerintah relatif tidak membedakan antar keduanya. Berkaitan dengan perbedaan hirarkhis, menggambarkan kondisi kepemimpinan dipengaruhi budaya paternalistik yang berorientasi vertikal. Akibatnya, kepemimpinan atasan menjadi model yang dipolakan.
Dalam kaitan dengan kepemimpinan contingent reward, menggambarkan perilaku bertransaksi kurang diberi prioritas. Banyak transaksi terjadi secara konvensional. Dasarnya saling percaya diantara mereka. Ini menunjukkan pertimbangan relasi sosial lebih penting daripada relasi bisnis. Hubungan insani lebih penting daripada hubungan tugas. Kondisi ini juga menjelaskan bahwa produk politik menempatkan atas hak kerja dan pemerataan kesempatan bekerja bagi warga negara menjadi pertimbangan penting dalam seleksi. Karenanya pengambilan keputusan dalam seleksi cenderung mendahulukan pertimbangan dimensi ekonomi, politik, stabilitas, dan kemudian baru diikuti pertimbangan kualitas calon karyawan.
Hasil lain, juga mengisyaratkan perbaikan kualitas alat pengukuran agar lebih mampu membedakan domain setiap subfaktor kepemimpinan transformational. Selain itu, perlu ada studi lanjutan mengenai pengaruh misi politik terhadap perilaku kepemimpinan organisasi baik perusahaan pemerintah maupun swasta nasional."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>