Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28076 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didit Dwi Subagio
"ABSTRAK
Pabrik Gula Gondang Baru yang berdiri pada tahun 1860 merupakan salah satu pabrik gula yang produktif di zamannya. Di dalarn kompleks Pabrik Gula Gondang Baru ini masih terdapat bangunan pabrik, kantor pabrik, perumahan administratur dan perumahan kongsi. Selain bangunan-bangunan tersebut, pabrik gula ini masih mcmiliki mesin-mesin yang huat pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 yang digunakan untuk memproduksi gula serta kereta Lori yang berfungsi untuk mengangkut Cebu. Bangunan¬bangunan yang berada di dalam kompleks pabrik gula ini masih lengkap atau belum runtuh. Bangunan-bangunan tersebut telah berumur lebih dari 100 tahun. Pabrik Gula Gondang Baru merupakan salah satu pabrik gula yang memproduksi gula terbesar di Karesidenan Surakarta di zamannya dan pada waktu itu Indonesia menjadi negara pengekspor gula terbesar kedua di dunia setelah Kuba. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian adalah mengkaji nilai signifikan Kompleks Pabrik Gula Gondang Baru, sehingga living monument ini dapat dilcstarikan sebagai benda cagar budaya. Aspek-aspek yang diteliti adalah yang berkenaan dengan inilaian signifikansi secara arkeologis, penilaian signifikansi secara kesejarahan, penilaian signifikansi dalam perspektif hukum dan juga tinjauan dari segi pemanfaatan yang dapat digali. Signifikansi legal yang ditinjau dari segi perundang-undangan dan piagam¬piagam internasional yang berkaitan dengan pelestarian dan pemanfaatan. Di dalarn penclitian ini juga dilakukan tinjauan dari segi pemanfaatan, sehingga dapat membcrikan keuntungan-keuntungan dalam berbagai bidang, khususnya untuk masyarakat di daerah Klaten. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan menurut aspek¬aspek yang dikaji, yakni meliputi aspek kesejarahan, aspek legal , potensi pengembangan yang sesuai dengan nilai-nilainya serta rekomendasi kepada pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten. Pabrik Gula Gondang bare memiliki nilai signifikan sebagai benda cagar budaya dan layak untuk dilestarikan dan dimanfaatkan. Oleh karena itu, dalarn upaya pengembangan Pabrik Gula Gondang Baru sebagai situs yang kaya tinggalan arkeologinya, sudah scpatutnya untuk dibuat Peraturan Daerah yang mendukung kekuatan hukum sebagai benda cagar budaya."
2007
T37167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pabrik gula Gondang Baru semula bernama Pbrik Gula Gondang Winangun.Pabrik yang dibangun dan di kelola oleh Perusahaan swasta Belanda itu merupakan satu diantara beberapa pabrik gula yang ada di Kabupaten Klaten
"
PATRA 9(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Alexandra Adrian
"ABSTRAK
Pada tahun 1957 Pabrik Gula Gondang Winangoen menjadi milik Pemerintah RI, dan pengawasannya diserahkan kepada Pusat Perkebunan Negara PPN Baru unit Semarang, dan nama Pabrik Gula PG. ini berganti nama menjadi PG. Gondang Baru. Buruh berperan sebagai motor penggerak nasionalisasi pada PG. Gondang Gondang Baru sepanjang tahun 1958-an. Sesuai PP No. 164/1964 tanggal 1 Juli tahun 1964, PG. Gondang Baru beralih di bawah naungan PPN Jawa Tengah V Surakarta. Selanjutnya PPN dibubarkan berdasarkan PP No.14/1968, dan diganti Perusahaan Negara Perkebunan PNP XVI yang berkedudukan di Solo. Perkembangan selanjutnya tahun 1969 terjadi perubahan dari PNP XVI yang menyebabkan perusahaan ini kemudian masuk menjadi PT. Pabrik Gula Gondang Baru.Skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan pergerakan industri gula pada masa pemerintahan Republik Indonesia, dari tahun 1957 sampai 1969, khususnya yang terjadi pada pabrik gula ini. Metode penelitian yang digunakan dalam menunjang penelitian ini adalah metode sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Data tambahan diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yang mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan PG. Gondang Baru.

ABSTRACT
In 1957 the Gondang Winangoen Sugar Factory belonged to the Government of Indonesia, and its supervision was handed over to the New Plantation Enterprise of the State Pusat Perkebunan Negara PPN Baru unit of Semarang. The name Gondang Winangoen Sugar Factory was changed to Gondang Baru Sugar Factory. The Labourers had a role as a driving force of nationalization at the Gondang Baru Sugar Factory during the 1958 rsquo s. According to Government Regulation No. 164 1964 July 1 1964, PG. Gondang Baru was registered and placed under the auspices of the PPN V Surakarta, Central Java. Subsequently the PPN was dissolvedbased on Government Regulation No.14 1968 and in the end of 1968 replaced to State Plantation Company Perusahaan Negara Perkebunan PNP XVI based in Solo. In this case PG. Gondang Baru was included under the auspices of PNP XVI.In 1969 PNP XVI underwent changes and was then registered as PT. Gondang Baru Sugar Factory. This thesis aims to show the movement of the sugar industry during the Republic of Indonesia, from 1957 to 1969, especially what happened to this sugar factory. The research methods used in this paper are historical method that is heuristics, critics, interpreting and historiography. Additional data was obtained through interviews with informants who are able to relate the history of Gondang Baru Sugar Factory. "
2017
S70053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Sulistiorini
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1987
S17732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Global energy crisis not only impact the increase in electrucity price but also influence the shortage of electricity supply, so that the development of bioenergy as a potential renewable energy resource needs to be accomplished. Sugar cane is the potential energy resource to produce electricity. Some sugar producing countries have already sold electricity surplus to local company...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
MUS 6:10 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Lolita Refani
"Skripsi ini membahas mengenai kriteria dan indikator nilai penting atau signifikansi cagar budaya. Kriteria dan indikator tersebut diperoleh dengan mengacu pada pendapat para peneliti Indonesia dan juga ketentuan-ketentuan asing. Metode penilaian yang digunakan adalah metode penilaian kualitatif dengan menggunakan symbol "v" jika suatu kriteria terpenuhi, dan symbol "-" jika suatu kriteria dianggap belum atau tidak terpenuhi. Skala pengukuran signifikansi nilai menggunakan skala wilayah administrasi yang berlaku sesuai dengan ketentuan UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yaitu kota/kabupaten, provinsi, dan nasional.
Kesimpulan penilaian diambil dengan membandingkan jumlah kriteria nilai yang terpenuhi dari setiap skala penilaian. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian merekomendasikan Istana Maimun untuk menjadi cagar budaya provinsi, karena signifikansinya lebih mewakili kepentingan wilayah provinsi.

This thesis discusses about criteria and indicators of the importance or significance of cultural heritage. Criteria and indicators are obtained by referring to the opinion of the Indonesian researchers and foreign terms. This thesis used qualitative assessment method by puting symbol "v" if the criteria is fulfill, and the symbol "-" if the criteria aren't or not considered yet. Significance of the measurement scale using the scale of the administrative procedures in accordance with the provisions of Law no. 11 of 2010 about Cultural Heritage, the city/county, provincial, and national levels.
Conclusions drawn by comparing the number of assessment criteria is met the value of each rating scale. The study was a descriptive qualitative research design. The study recommends the Maimun Palace to be a provincial cultural heritage, because its significance is more representative of the interests of the province.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43020
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Effects of dutch colonialism in Indonesia are widely spread throuhout regions, since Dutch colonization took along times. Almost all aspects of development during dutch colonization left a strong footprints, espicially in architecture...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Mufika Sari
"Skripsi ini mengkaji tentang budaya perusahaan dan difokuskan pada penerapan aturan formal dan informal perusahaan yang berjalan beriringan, sehingga menghasilkan ‘sebuah keluarga dalam perusahaan’. Berawal dari ketidakefektifan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan aturan formal perusahaan, karyawan mulai berinisiatif membuat suatu kesepakatan sendiri yang tidak tertulis, namun disepakati dan dilakukan oleh beberapa karyawan yang berkepentingan. Adanya perbedaan dengan aturan formal perusahaan tidak membuat memburuknya kinerja perusahaan, namun justru sebaliknya. Pendekatan dan sosialisasi dari aturan informal perusahaan yang berupa interaksi dan ritual-ritual perusahaan yang selalu melibatkan seluruh karyawannya membuat hubungan antar karyawan menjadi semakin baik. Hal ini tak lepas dari peranan pemimpin yang mengizinkan aturan formal dan informal tersebut berjalan bersama hingga sekarang. Kerekatan dan kepercayaan yang terjalin pada karyawan inilah yang membuat siapa pun yang bekerja di sana merasa mereka adalah sebuah keluarga. Dengan begitu, seluruh karyawan merasa nyaman tanpa rasa tertekan dalam bekerja. Dampak positif bagi perusahaan adalah membuat kinerja perusahaan semakin baik.

This thesis tries to research corporate culture and focused on implementation of formal and informal rules that walk along side each other, so this rules produce “family in company”. These rules begin with ineffective tools and infrastructure for implementing the formal rules of the corporation, employee, then having initrative to make their own unwritten agreement, however this agreement works and agreed by the employee that having an interest in it. The difference between the agreement and formal rules of the corporation doesn’t make worse the performance of the company, it works well. The socialization of the informal rules uses interaction and (ritual) approach that involving all of the employee. It makes their relationship better. This only happen because the leader of the company allow the formal and informal rules. The closeness and trust that bind up with the employee are a family. With that, all of the employee pressure during work time."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Muhtarom
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1991
TA3454
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>