Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93449 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helmizar
"Kecelakaan laut sering kali terjadi di Indonesia namun seiring berjalannya waktu belum tampak penyelesaian terhadap masalah ini. Hal ini terlihat dengan masih tingginya tingkat kecelakaan laut di Indonesia. Dalam suatu kecelakaan, faktor manusia sangat dominan menjadi penyebab hal tersebut terjadi, di mana para awak berperan besar dalam terjadinya kecelakaan.
Penelitian ini membahas peran awak dari sisi kulifikasi yang dimiliki serta perilaku aktual yang terjadi di lapangan pada kapal feri jalur penyeberangan Merak-Bakauheni.
Kapal feri dipilih karena kapal feri merupakan kapal yang mengangkut penumpang dan barang di mana potensi kecelakaan dan akibat kehilangan nyawa yang besar terdapat pada jenis kapal ini. Selain itu jalur penyeberangan Merak-Bakauheni merupakan salah satu jalur penyeberangan yang paling ramai di Indonesia.
Dari penelitian ini didapat ternyata kualifikasi awak kapal feri Jalur penyeberangan Merak-Bakauheni masih jauh dari standar yang dipersyaratkan walaupun hampir semuanya memiliki ijazah pelaut terlihat dengan adanya pelanggaran-pelanggaran yang terus terjadi terhadap aspek keselamatan tanpa adanya sanksi dan perbaikan atas perilaku tersebut.

Marine accidents often occur in Indonesia, but over time have not looked towards the settlement of this issue. This is still visible with the high level of marine accidents in Indonesia. In an accident, human factors are the dominant cause of a case occurs, where the crew of a role in the accident.
This study discusses the role of the crew from qualification view also the actual behavior and that happens on the field at the ferry crossing paths Merak-Bakauheni.
Ferry was selected because a ferry boat that carry passengers and goods in which the potential for accidents and loss of life due to the large ships are on this type. In addition, path-crossing Merak-Bakauheni is one of the lines crossing the most crowded in Indonesia.
From this research we get that qualification of crew at ferry crossing path Merak-Bakauheni still far from the required standard even though almost all have seen competent sailor with the violations of safety aspects that continue to occur without the sanctions and improvements to any of the behavior.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51004
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riski Taufik
"Kecelakaan Laut sering kali terjadi di Indonesia namun seiring berjalannya waktu belum tampak penyelesaian terhadap masalah ini. Hal ini terjadi dengan masih tingginya tingkat kecelakaan laut di Indonesia. Dalam suatu kecelakaan, faktor manusia sangat dominan menjadi penyebab hal tersebut terjadi, di mana para awak berperan besar dalam terjadinya kecelakaan. Penelitian ini membahas peran awak dari sisi kualifikasi yang dimiliki serta perilaku aktual yang terjadi di lapangan pada kapal feri jalur penyeberangan Merak-Bakauheni. Kapal feri dipilih karena kapal feri merupakan kapal yang mengangkut penumpang dan barang di mana potensi kecelakaan dan akibat kehilangan nyawa yang besar terdapat pada jenis kapal ini. selain itu jalur penyeberangan Merak-Bakauheni merupakan salah satu jalur penyeberangan yang paling ramai di Indonesia. Dari penelitian ini didapat ternyata kualifikasi awak kapal feri jalur penyeberangan Merak- Bakauheni masih jauh dari standar yang dipersyaratkan walaupun hampir semuanya memiliki ijazah pelaut terlihat dengan adanya pelanggaran-pelanggaran yang terus terjadi terhadap aspek keselamatan tanpa adanya sanksi dan perbaikan atas perilaku tersebut.

Marine accidents often occur in Indonesia, but over time have not looked towards the settlement of this issue. This is still visible with the high level of marine accidents in Indonesia. In an accident, human factors are the dominant cause of a case occurs, where the crew of a role in the accident. This study discusses the role of the crew from qualification view also the actual behavior and that happens on the field at the ferry crossing paths Merak-Bakauheni. Ferry was selected because a ferry boat that carry passengers and goods in which the potential for accidents and loss of life due to the large ships are in this type. In addition, path-crossing Merak-Bakauheni is one of the lines crossing the most crowded in Indonesia. From this research we get that qualification of crew at ferry crossing path Merak- Bakauheni still far from the required standard even though almost all have seen competent sailor with the violations of safety aspect that continue to occur without the sanctions and improvements to any of the behavior."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Ari Wibowo
"Latar belakang Pelayaran singkat, pertukaran proses bersandar dan berlayar yang cepat, serta kepadatan lalu-lintas di jalur pelayaran Bakauheni menjadi tantangan bagi awak kapal feri roro dalam mempertahankan pola kerja dan menyebabkan tekanan psiko-emosional, yang dapat mengganggu kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan menilai hubungan pola rotasi kerja terhadap kualitas tidur pada awak kapal feri roro, serta faktor lain yang berhubungan.
Metode Dengan desain potong lintang, awak kapal feri roro di Pelabuhan Bakauheni yang dipilih dilakukan penilaian kualitas tidur dengan menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Karakteristik pekerjaan yang dinilai: jabatan, durasi berlayar, masa kerja, jumlah shift kerja, jam kerja/shift, jam kerja/minggu. Getaran dan kebisingan diukur pada setiap kamar tidur awak kapal yang dipilih.
Hasil Sebanyak 107 responden dari 4 kapal berbeda dilibatkan dalam penelitian ini dengan karakteristik sebagian besar berusia >35 tahun (54,2%), masa kerja >10 tahun (59,8%), bekerja dalam pola shift (81,4%) dengan jam kerja ≤10 jam/shift (82,2%), serta waktu kerja total ≤72 jam/minggu (51,4%). Kualitas tidur buruk didapatkan pada 72,9% responden. Pola kerja 2- shift (OR: 34.67, 95% CI: 3.21–375.07) dan 3-shift (OR: 14.19, 95% CI: 1.26–159.35) merupakan faktor determinan kualitas tidur buruk pada awak kapal feri roro. Faktor lain yang berhubungan adalah jabatan (OR: 8,20, 95% CI: 1,90–35,39) dan getaran (OR: 3,83, 95% CI: 1,09–13,49).
Kesimpulan Dengan prevalensi kualitas tidur buruk yang cukup tinggi, pengawasan dan pengaturan pola rotasi kerja awak kapal feri roro perlu ditingkatkan. Perusahaan pelayaran harus melakukan pemeliharaan, modifikasi, atau pembaharuan akomodasi kapal untuk meningkatkan kualitas tidur awak kapal.

Introduction
Crew members on roll-on roll-off (roro) ferries at the crossing port face many work challenges, including more port calls due to shorter voyages and challenging sailing conditions. These factors can lead to an irregular work schedule and psychological and emotional stress, that can induce sleep disruption. This study aims to analyse the association of work schedule and sleep quality, as well as other related factors.
Method
This cross-sectional study was conducted at Bakauheni port Lampung, Indonesia, which is renowned as one of the busiest ports in Indonesia, The Indonesian version of the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) was used to assess the quality of sleep. An interview was conducted to gather information regarding the job rank, duration on board, seafaring experience, shifts schedule, and working hours. Vibrations and noise levels were measured in the bedrooms of selected crews. The determining factor was analyzed using logistic regression.
Result
We conducted an analysis on a sample of 107 participants from four randomly selected ships that shared comparable characteristics. The majority of participants were over the age of 35 (54,2%), had more than 10 years of sailing experience (59,8%), worked in shifts (81,4%), and had total working hours of 72 hours or less per week (51,4%). Approximately 72.9% of the participants experience poor sleep quality. The 2-shift (OR: 34.67, 95% CI: 3.21–375.07) and 3-shift (OR: 14.19, 95% CI: 1.26–159.35) schedule are determining factors that associated with poor sleep quality. Additionally, job rank (OR: 8.20, 95% CI: 1.90–35.39) and exposure to vibration (OR: 3.83, 95% CI: 1.09–13.49) are other contributing factors.
Conclusion
There is a high of prevalence of poor sleep quality among roro ferry crews in Indonesia. The regulation of the work rotation schedule needs to be improved and supervised. Shipping companies are required to provide appropriate accommodation for the crews.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlina
"Kelelahan merupakan perasaan lelah dan kewaspadaan yang berkurang yang berhubungan dengan kantuk, sehingga dapat berpengaruh terhadap kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan tugas bahkan dapat berakibat celaka. Untuk mengetahui tingkat kelelahan salah satu metode menggunakan instrumen dari International Fatigue Research International dan skala Linckert agar dapat diketahui terjadinya pelemahan motivasi, kegiatan dan fisik pada crew Kapal Penyebrangan Merak Bakauheni Banten sebanyak 43 responden. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan pendekatan cross sectional.
Penelitian mendapatkan hasil tingkat kelelahan ringan 27,9 % dan kelelahan sedang 72,1%. Tingkat kelelahan ringan dan sedang di hubungkan dengan variabel-variabel. Hasil uji Chi Square pada variabel tersebut mempunyai p value > 0,5, artinya tidak adanya hubungannya antara umur, jenis kelamin, masa kerja, status gizi, status kesehatan, shift/pola kerja kerja jabatan, kurang tidur dan lingkungan dengan tingkat kelelahan.Hanya variabel dukungan keluarga yang didapat p value 0,048 dengan alpha 0,05 dapat disimpulkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kelelahan.

Fatigue is a feeling of exhaustion and the decreased of alertness which related to the drowsiness, so it could affect the capability and willingness to carry out the task even if it may couse harms. One the method to find out the fatigue level is use the instrument from International Fatigue Research International and Linckert scales so to be known the motivation weakening, activity and the physical on Merak-Bakauheni Ferry's strait crew at as many as respondents. This research uses quantitative and Cross Sectional Approach.
The research gets the results 27.9% rate of mild fatigue and exhaustion was 72.1%. Mild and moderate levels of fatigue are connecting with the variables. Chi Square test results on these variables had p value > 0.5, meaning no relationship between age, sex, length of employment, nutritional status, health status, shift / work patterns, occupation, lack of sleep and environment to the level of exhaustion. Only the family support variables obtained p value 0.048 with an alpha of 0.05 could be concluded there is a correlation between family support and fatigue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlina
"Kelelahan merupakan perasaan lelah dan kewaspadaan yang berkurang yang berhubungan dengan kantuk, sehingga dapat berpengaruh terhadap kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan tugas bahkan dapat berakibat celaka. Untuk mengetahui tingkat kelelahan salah satu metode menggunakan instrumen dari International Fatigue Research International dan skala Linckert agar dapat diketahui terjadinya pelemahan motivasi, kegiatan dan fisik pada crew Kapal Penyebrangan Merak Bakauheni Banten sebanyak 43 responden. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan pendekatan cross sectional.
Penelitian mendapatkan hasil tingkat kelelahan ringan 27,9 % dan kelelahan sedang 72,1%. Tingkat kelelahan ringan dan sedang di hubungkan dengan variabel-variabel. Hasil uji Chi Square pada variabel tersebut mempunyai p value > 0,5, artinya tidak adanya hubungannya antara umur, jenis kelamin, masa kerja, status gizi, status kesehatan, shift/pola kerja kerja jabatan, kurang tidur dan lingkungan dengan tingkat kelelahan.Hanya variabel dukungan keluarga yang didapat p value 0,048 dengan alpha 0,05 dapat disimpulkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kelelahan.

Fatigue is a feeling of exhaustion and the decreased of alertness which related to the drowsiness, so it could affect the capability and willingness to carry out the task even if it may couse harms. One the method to find out the fatigue level is use the instrument from International Fatigue Research International and Linckert scales so to be known the motivation weakening, activity and the physical on Merak-Bakauheni Ferry's strait crew at as many as respondents. This research uses quantitative and Cross Sectional Approach.
The research gets the results 27.9% rate of mild fatigue and exhaustion was 72.1%. Mild and moderate levels of fatigue are connecting with the variables. Chi Square test results on these variables had p value > 0.5, meaning no relationship between age, sex, length of employment, nutritional status, health status, shift / work patterns, occupation, lack of sleep and environment to the level of exhaustion. Only the family support variables obtained p value 0.048 with an alpha of 0.05 could be concluded there is a correlation between family support and fatigue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwi Yusuf
"Dengan semakin pesatnya pembangunan di Jawa dan Sumatera membawa perkembangan yang sangat besar bagi pertumbuhan angkutan dari dan ke Jawa atau Sumatera. Selanjutnya dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, iklim berusaha semakin baik dan aktivitas perdagangan meningkat serta semakin banyak orang melakukan perjalanan/bepergian. Sehingga arus Ialu Iintas barang maupun penumpang meningkat pula.
Sebagai tindakan antisipasi terhadap permasalahan tersebut diatas maka kebijakan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah berencana menambah kapal ferry ro-ro, hal ini mengingat bahwa solusi atau cara penanggulangan Iain seperti pembangunan terowongan ataupun jembatan dan pembangunan dermaga baru diperkirakan 10 tahun ke depan belum dapat direalisasikan disebabkan untuk pembangunan terowongan ataupun jembatan masalah faktor keamanan belum memungkinkan karena faktor geografis yang ada, dimana lintas tersebut berdekatan dengan gunung Krakatau yang masih aktlf dan dekat dengan pertemuan lempeng 2 benua. Dan sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa mencover kendala faktor keamanan tersebut. (sumber : Materi "Aspek Resiko dan Safety dari Terowongan dan Jembatan? oleh Dr. Ir. Drajat Hoedajanto, M.Eng pada Seminar Infra Struktur Lintas Selat Sunda? tanggal 27 Februari 2003 di Aula Timur ITB). Sedangkan untuk pembangunan dermaga baru merupakan tugas pemerintah dalam hal ini Departemen Perhubungan yakni Direktorat Perhubungan Darat.
Adapun permasalahan-permasalahan yang masih terjadi di lintas Merak-Bakauheni diantaranya sebagai berikut ini : penumpukkan angkutan (penumpang, kendaraan dan barang) dan kemacetan di pelabuhan masih sering terjadi, pertumbuhan volume angkutan yang masih cukup tinggi baik penumpang, kendaraan dan barang di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni belum diimbangi peningkatan ketersediaan kapasitas angkut, kapal-kapal yang saat ini dioperasikan pada Iintas tersebut kurang memadai balk dari segi usia kapal yang sebagian besar telah mencapai usia diatas 15 tahun, segi teknis dan lainnya yaitu kecepatan kapal rata-rata 10 knots dan kapasitas angkut kendaraan rata-rata masih kecil (dibawah 100 unit), sejumlah kapal sering rusak, tingkat kehandalan kapal yang rendah dan waktu pelaksanaan docking yang Iama akibat umur kapal yang tua serta kondisi cuaca yang buruk yang tidak dapat tertanggulangi kemampuan kapal yang tersedia, tingkat pelayanan dan tingkat keselamatan jasa penyeberangan masih di Iintas tersebut kurang bagus.
Sedangkan tujuan utama dari penelitian (tesis) ini adalah : mengkaji tingkat kelayakan investasi penambahan arrnada PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) di Iintas penyeberangan Merak-Bakauheni secara ekonomi dan finansial. Dan berdasarkan hasil perhitungan dan anallsa kelayakan proyek baik clari aspek finansial dan aspek ekonomi proyek ini telah rnemenuhi syarat terhadap uji kelayakan, dimana payback periodenya tidak terlalu panjang yang berarti tingkat resikonya semakin kecil, average rate of returnnya cukup tinggi, net present valuenya positif dan bernilai cukup besar, internal rate of returnnya diatas tingkat suku bunga pinjaman, profitability indexnya atau dapat dikatakan benefit cost ratio nilainya lebih besar daripada 1. Dari beberapa uji sensitifitas yang telah dilakukan bahwa beberapa hal yang memiliki sensitifitas cukup tinggi terhadap kelayakan proyek diantaranya perubahan harga BEM, perubahan tarif angkutan, load factor.
Selain pertimbangan hal tersebut diatas dan mengingat waktu peak session yaitu Iebaran, natal dan tahun baru sudah dekat, sehingga upaya meraih peluang yang ada dan upaya untuk mengantisipasi kendala-kendala saat peak session dapat dilaksanakan maka rencana penambahan kapal ro-ro sebaiknya segera direalisasikan. Adapun dalam pelaksanaan penambahan kapal ro-ro tersebut hendaknya benar-benar dipenuhi terutama aspek operasional dan aspek teknis, agar dalam pelaksanaan operasionalnya tidak banyak mengalami kendala."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Manogi Natalia
"Kapal Ferry Ro-Ro merupakan transportasi yang paling sering digunakan untuk melintasi antar pulau. Namun, dalam 5 tahun terakhir terjadi beberapa kecelakaan pelayaran seperti kebakaran, tenggelam, kandas, dll. Pada kecelakaan pelayaran, kebakaran merupakan salah satu jenis kecelakaan yang paling banyak memakan korban jiwa. Faktor manusia merupakan salah satu penyebab utama dari kecelakaan kebakaran. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Formal Safety Assessment (FSA) untuk menemukan sumber-sumber bahaya yang dapat terjadi pada kecelakaan kebakaran di Kapal Ferry Ro-Ro. Selanjutnya, akan digunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk menemukan akar masalah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kebakaran Kapal Ferry Ro-Ro dengan rute Merak-Bakauheni.

Ro-Ro ferries are the transportation most often used to cross between islands. However, in the last 5 years there have been several shipping accidents such as fire, drowning, grounding, etc. In shipping accidents, fire is one of the types of accidents that causes the most fatalities. Human factors are one of the main causes of fire accidents. In this research, the author used the Formal Safety Assessment (FSA) method to find sources of danger that could occur in fire accidents on Ro-Ro Ferry Ships. Next, the Fault Tree Analysis (FTA) method will be used to find the root of the problem. This is done to reduce the risk of fire on the Ro-Ro Ferry on the Merak-Bakauheni route."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus I. Adzkiya
"Timbulnya korban jiwa pada kecelakaan kapal yang terjadi dapat ditimbulkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah kesiapan penumpang jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat di kapal. Kesiapan penumpang ini juga dipengaruhi oleh penerangan oleh petugas peda penumpang setiap kali berlayar. Apakah petuagas sudah menjalankan tugasnya untuk mempersiapkan penumpang dalam menghadapi kaadaan darurat yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Intensitas penerangan petugas serta pemahaman penumpang tentang keadaan darurat di kapal inilah akan menjadi tujuan penulisan skripsi ini.
Metode pengukuran dengan kuesioner kepada responden yaitu para penumpang kapal jurusan Merak-Bakauheni, menjadi metode pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Selain dapat menghasilkan gambaran terhadap masalah dengan baik, juga dapat diuji validitasnya secara statistik, menjadi kelebihan untuk metode ini.
Responden yang menjadi obyek penelitian adalah para penumpang yang berada di dek ekonomi dan sekitarnya seperti dipinggir pagar kapal. Mereka diberikan kuesioner seputar kinerja petugas serta pemahaman mereka mengenai keadaan darurat.
Data yang berhasil didapat dari responden memberikan gambaran bahwa sebagian besar responden merasa petugas dikapal sudah cukup rutin dalam menjelaskan keadaan darurat dikapal. Namun tidak semua variabel keselamatan yang dijelasskan oleh petugas, tetapi pada beberapa variabel yang dianggap paling utama.
Dari data ini juga didapat hasil bahwa pengetahua penumpang terhadap kondisi darurat dan penyelamatannya sudah cukup tinggi meskipun tidak pada semua variabel tetapi yang utama yaitu jaket penyelamat sudah sangat tinggi. Kesimpulan secara keseluruhan, setelah dibandingkan dengan grafik, didapat kesimpulan bahawa petugas sudah cukup baik dalam mempersiapkan penumpang lama menghadapi keadaan darurat.

Having dead victims in ship accidents can cause by a number of things, one of which is the readiness of passengers in facing emergency situations that could suddenly occurred. Their readiness is also determined by the officers of the ship, how well they are in conditioning the passengers each time they go on sailing. The intensity of the conditioning done by the officers and the knowledge of passengers about emergency situations are goals this thesis is focused on.
The approach method used to achieve those goals is by giving questionnaires to the respondents which are the passengers of Merak ' Bakauheni crossing. Not only can they picture the problems correctly but also can the validity be tested statistically.
The respondents being the object of this research are they who are in the economy deck and the surrounding spots like in the edge of the ship fence. The questionnaires are about the performance of the ship's officers and their knowledge of emergency situation.
From the answers given by the respondents, we can conclude that the ship's officers have routinely explained the necessary information about the emergency situations that could suddenly occurred on the ship. But not all safety variables are explained, the officers only picks the ones that they think are the important ones.
The data also implied that the passengers are well aware of the safety variables of emergencies; though again, not all of them but only the important ones like safety jacket for example. After being compared with the graphic we have the overall conclusion, which is the ship's officers have prepared the passengers well enough for facing the emergency situations that could suddenly occurred on the ship.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38090
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Susan H.
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian:
Penyakit dekompresi adalah suatu kecelakaan yang timbul akibat penurunan tekanan lingkungan yang mendadak. Penelitian ini mengevaluasi insidens kecelakaan dekompresi pada 56 peselam alam yang memakai kompresor konvensional di kelurahan P. Panggang dan hubungannya dengan beberapa faktor resiko. Data sosiodemografis, riwayat pekerjaan dan riwayat penyakit didapat melalui anamnesis menggunakan kuesioner, sedangkan status kesehatan ditetapkan dengan anarnnesis, pemeriksaan fisik dan neurrologis. Uji Kai kuadrat digunakan untuk menilai hubungan antara faktor resiko dengan penyakit dekompresi, sedangkan analisis regresi logistik dipakai untuk melihat probabilitas timbulnya penyakit dekompresi sehubungan faktor resiko yang ada.
Hasil dan Kesimpulan :
insidens penyakit dekompresi pada penulisan ini 51,8 % dengan tipe I terbanyak ditemukan (79,3 %). Persentase yang tinggi ini dihubungkan dengan pengetahuan prosedur penyelaman yang 100 % buruk. Tidak ditemukan hubungan antara kedalaman, lama selam, kecepatan naik ke permukaan, umur, masa kerja, pendidikan, BMI dan minum alkohol dengan terjadinya penyakit dekompresi. Faktor resiko utama penyakit dekompresi yang ditemukan adalah frekuensi penyelaman (OR 12,5) dan meningkatnya kadar CO2 (OR 5,6).

ABSTRACT
A Study of the Incidence of Decompression Accidents: Analysis of the Risk Factors Contributing to Decompression Sickness among Divers Using Conventional Compressors at Panggang Island - Village level Administration Area.
Scope and Research Method:
Decompression sickness is one of the accidental outcomes resulting from a sudden decrease in ambient pressure. The study evaluates the prevalence of decompression accidents among 56 divers using traditional methods and conventional compression in the village-level administrative area of Panggang Island. The study also explores the significance of some of the risk factors in the incidence of decompression sickness. Social-demographic data, divers' work history, and the history of divers' illnesses were obtained through interviews based on responses to a questionnaire. Also, the divers' current health condition was determined by interview and by physical and neurological examination. The Chi-square test method was employed to assess the relationship between risk factors and decompression sickness, while logistic regression analysis was used to determine the probability of occurrence of decompression sickness with respect to existing risk factors.
Results and conclusions :
The incidence of decompression sickness in this study was 5L8 %, with type I decompression sickness (79.3%) constituting the most prevalent sickness observed. This high percentage can be linked to an extremely poor knowledge of diving procedures among the divers. It was not possible in the study to determine the relationship between the incidence of decompression sickness and depth of dive, duration of dive, rate of ascent to the surface, the age of the diver, the length of diving experience, education, BMI, or alcohol consumption. The main factors in the incidence of decompression sickness were found to be frequency of dive activities (OR 12.5) and an increase in the concentration of COz (OR 5.6).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmina Sabila
"Transportasi laut kapal berpotensi memberikan bahaya pencemaran melalui kecelakaan kapal. Kargo curah kering berbahaya yang diangkut dapat secara langsung memberikan paparan terhadap lingkungan laut. Kargo curah kering seperti batu bara dan bijih besi merupakan contoh jenis kargo curah kering berbahaya. Namun, saat ini informasi mengenai bahaya pencemaran dari tumpahan kargo curah kering masih terbatas. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahaya pencemaran dari tumpahan kargo curah kering akibat kecelakaan kapal X, menganalisis kebijakan penanggulangan, serta menyusun strategi keberlanjutan penanggulangan. Metode yang digunakan adalah mixed methods kuantifikasi risiko bahaya pencemaran, dampak sosial ekonomi, analisis komparatif kebijakan, serta analisis SWOT untuk penyusunan strategi. Hasil yang didapatkan yaitu tumpahan kargo curah kering kapal X termasuk kategori risiko rendah. Tumpahan berdampak terhadap kondisi lingkungan laut, dengan estimasi sebaran tumpahan 874,187km2. Tidak terdapat dampak sosial ekonomi terhadap masyarakat di sekitar lokasi. Terdapat legal gap atas kebijakan yang berlaku. Strategi yang dapat dilakukan adalah menyusun contingency plan nasional dan mengoptimalkan monitoring kecelakaan kapal.

Marine transportation has the potential to pose a pollution threat through ship accidents. Dangerous dry bulk cargoes carried may provide direct exposure to the marine environment. Dry bulk cargoes such as coal and iron ore are examples of dangerous dry bulk cargoes. However, current information regarding the dangers of pollution from spilled dry bulk cargo is still very limited. Therefore, this study aims to analyze the pollution hazard from spills of dry bulk cargo due to the X ship accident, analyze prevention policies, and develop strategies for sustainability of countermeasures. The method used is a mixed methods descriptive analysis of hazards, socio-economic impacts, policy comparative analysis, and SWOT analysis for strategy formulation. The results obtained are that the dry bulk cargo spill has an impact on marine environmental conditions, with an estimated spill distribution of 874,187km2. There is no socio-economic impact on the community around the location. There is a legal gap over the applicable policies. The strategy that can be implemented is to develop a national contingency plan and to optimize monitoring of ship accidents."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>