Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181867 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Kusnandar
"Pada saat sekarang ini, tingkat kompetisi antara kontraktor pertambangan dalam memberikan jasa penambangan cukup tinggi. Dalam kondisi tersebut maka fungsi pengawasan seorang Group Leader atau Supervisor memegang peranan penting dalam tercapainya target produksi yang ditetapkan oleh manajemen, dimana operator alat berat sebagai pelaku langsung kegiatan produksi akan memberikan produktifitas sesuai target yang direncanakan jika fungsi pengawasan seorang group leader dapat berjalan dengan baik dan efektif sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur dan menganalisa waktu kerja dari group leader produksi baik waktu kerja yang produktif maupun waktu kerja yang tidak produktif.
Metode yang digunakan dalam pengukuran ini adalah dengan metode work sampling yang merupakan salah satu alat dalam melakukan work measurement atau pengukuran kerja. Pelaksanaan work sampling dilakukan secara direct random observation atau pengamatan acak secara langsung pada group leader produksi.
Hasil dari pengukuran waktu kerja produktif dan waktu kerja tidak produktif dari group leader produksi adalah dalam bentuk persentase pemamfaatan waktu kerja dan kemudian dikonversikan dalam satuan jam. Dengan diketahuinya pemamfaatan waktu kerja tersebut maka dapat membantu manajemen dalam menilai produktifitas atau kinerja dari group leader produksi, sehingga penilaian kerja mereka menjadi lebih obyektif.

At this present moment, level of competition between mining contractors in giving mining service of enough heights. In the condition hence function of observation a Group Leader or Supervisor plays a part is important in reaching of target of production specified by management, where heavy equipment operator as activity direct perpetrator produced will give productivity according to target planned if function of observation a group leader can run carefully and effective as according to its the duty and responsibility. This research done to measure and analyses in working from production group leader either productive in working and also in working that is is productive not.
Method applied in this measurement is with method work sampling which is one of equipment in doing work measurement . Exercise of work sampling is done in direct random observation or random observation directly at production group leader.
Result from measurement of productive in working and in working is not productive from production group leader produced was in the form of percentage utilization in working and then converted in set of hour. With knows of utilization the in working hence can assist management in assessing productivity or performance from group leader production, so that appraisal of job activity they become more objective.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52090
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Sagung Alit Pradnyani Prameswari
"Perilaku kerja tidak produktif (PKTP) masih banyak ditemukan di perusahaan, padahal PKTP dapat membawa dampak yang buruk baik itu bagi perusahaan maupun bagi karyawan dalam perusahaan. Burnout merupakan salah satu faktor yang membuat karyawan melakukan PKTP. Menggunakan JD-R Model yang dikemukakan oleh Demerouti et al. (2001) sebagai kerangka penelitian, dalam penelitian ini melakukan dua studi. Studi pertama, peneliti berfokus untuk mengetahui peran burnout sebagai mediator dalam hubungan antara dukungan sosial dengan PKTP. Studi kedua, peneliti berfokus untuk mengetahui peran burnout sebagai mediator dalam hubungan antara resiliensi dengan PKTP. Penelitian ini menggunakan metode survei pada sampel karyawan yang berusia 18-40 tahun dan telah bekerja di perusahaan selama minimal 1 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Counterproductive Work Behavior Checklist (CWB-C), Oldenburg Burnout Inventory (OLBI), Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ), dan Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12). Melalui analisis mediasi menggunakan PROCESS Hayes Model 4 terhadap 312 karyawan, ditemukan bahwa burnout memediasi hubungan antara dukungan sosial dengan PKTP. Burnout juga memediasi hubungan antara resiliensi dengan PKTP. Implikasi dari penelitian ini adalah untuk membantu perusahaan dalam mengurangi atau mencegah PKTP dengan mengembangkan sumber daya kerja.

Counterproductive work behavior (CWB) is still found in many organizations, even though it can bring a bad impact either on the organization or the people in the organization. Burnout is one of the factors that make employees do CWB. Using the JD-R Model proposed by Demerouti et al. (2001) as the research framework, this research conducted two studies. The first study focuses on finding out the role of burnout as a mediator in the relation between social support and CWB. The second study focuses on finding out the role of burnout as a mediator in the relation between resiliency and CWB. This study uses a survey method on employees aged 18-40 years who had worked in the company for a minimum of one year. The instruments used in this study are: Counterproductive Work Behavior Checklist (CWB-C), Oldenburg Burnout Inventory (OLBI), Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ), and Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12). Through mediation analysis using PROCESS Hayes Model 4 among 312 employees, this study found that burnout mediates the relationship between social support and CWB. Burnout also mediates the relationship between resiliency and CWB. The implication of this study is to assist the company in reducing or even preventing CWB by developing job resources."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Tania Putri
"Penilaian kinerja karyawan sangat penting untuk melihat sejauh mana kinerja karyawan. Dalam menilai kinerja karyawan harus ditetapkan terlebih dahulu standar/kriteria kinerja yang akan diukur. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kriteria yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan di perusahaan otomotif pada tingkat leader dan group leader dengan metode Analytiv Hierarchy Process (AHP). Dengan AHP, kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam penilaian kinerja akan disusun dalam bentuk hirarki. Dari penelitian didapatkan enam kriteria yang akan dievaluasi yaitu Job Knowledge, Quality/Quantity of Work, Planning/Organization, Initiative/Commitment, Teamwork/Cooperation, dan Interpersonal and Communication. Model evaluasi ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan perusahaan dalam menilai kinerja karyawan.

Performance appraisal is an important thing to do in a organization to see wether the performance of the employees are good or bad. The first step in evaluate the employee performance appraisal is to determine the criteria and sub criteria for evaluation. This research's objective is to evaluate the criteria that used in performance evaluation in automotive company. The objects that evaluated are employees at level of leader and group leader using analytic hierarchy process. By using AHP, criteria and sub criteria that used in performance evaluation are arranged in hierarchical structure. From the research, six criterias are chosen: job knowledge, quality/quantity of work, planning/organization, initiative /commitment, teamwork/cooperation, and interpersonal and communication. This evaluation model can be used to be the base of performance evaluation in the organization."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Pratama
"Sufiks -er pada bahasa Jerman merupakan salah satu dari sekian banyak afiks yang produktif dalam pembentukan nomina. Berdasarkan pengalaman dalam mempelajari bahasa Jerman, penulis beranggapan bahwa ada kesepadanan antara sufiks -er pada bahasa Jerman dan prefiks pe- pada bahasa Indonesia. Terhadap kedua afiks tersebut dilakukan suatu penelitian untuk melihat sejauh mana adanya kesepadanan makna semantis antara keduanya. Untuk mendukung analisis kontrastif tersebut juga dilakukan karakterisasi proses morfologis dengan sufiks -er dan prefiks pe-.
Dalam penelitian ini digunakan dua sumber utama, yaitu: Wortbi1dung der deutschen Gegenwartssprache (Wolfgang Fleischer, 1983) untuk bahasa Jerman dan Pembentuksn Kata dalam Bahasa Indonesia (Harimurti Kridalaksana, 1989) untuk bahasa Indonesia. Kedua afiks tersebut masing-masing dijabarkan dan dianalisis secara terpisah, baik dari segi morfologis maupun dari segi makna semantis. Hasil analisis yang didapatkan digambarkan dalam bentuk tabel. Pada analisis kontrastif diperlihatkan perbedaan-perbedaan karakteristik sufiks -er dan prefiks pe-.
Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses morfologis dengan sufiks -er pada bahasa Jerman bersifat paradigmatis; sedangkan proses morfolo_gis dengan prefiks pe- pada bahasa Indonesia merupakan proses morfologis yang bertahap/bertingkat. Perbandingan klasifikasi leksem memperlihatkan bahwa pada bahasa Jerman leksem yang dibentuk dari verba, frase verbal, nomina, frase nominal, numeralia dan ajektiva dapat mengalami proses morfologis dengan sufiks -er dan pada bahasa Indonesia hanya verba, frase verbal dan ajektiva yang dapat mengalami proses morfologis dengan prefiks pe-. Secara semantis, sufiks -er dan prefiks pe- tersebut berpadanan untuk nomina agentis, nomina patientis, nomina instrumenti dan nomina verbal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thoria K. Yanuar
"Tenaga berkualitas tinggi ditandai oleh perilaku produktif. Dengan perilaku produktif dilingkungan kerja, seseorang dapat menciptakan atau mengubah sesuatu menjadi lebih produktif. Untuk mencapai perilaku produktif tersebut perlu pembinaan tenaga secara terus menerus dengan berbagai cara yaitu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, motivasi dan lain-lain.
Untuk mengukur produktivitas tenaga kerja salah satunya adalah mengukur waktu yang digunakan untuk menghasilkan jasa yaitu dengan pengukuran kerja, salah satu metode yang dipakai ialah work sampling. Dengan demikian dapat dihitung persentase waktu yang dipergunakan untuk melakukan suatu pekerjaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan waktu kerja produktif di beberapa sarana kesehatan gigi dan mulut TNl AU yaitu LAKESGILUT, RUSPAU, LAKESPRA, dan MABES AU.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional yang mengamati faktor-faktor seperti jenis kelamin, jenis tenaga (dokter gigi spesialis, dokter gigi, pengatur rawat gigi, dan pengatur teknik gigi), status tenaga (militer dan sipil), umur, lama kerja, pendidikan tambahan yang didapat, dan motivasi, yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan waktu kerja produktif.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa rata-rata waktu kerja produktif untuk tenaga kesehatan gigi dan mulut adalah 51,76%, di mana 17,50% untuk kegiatan langsung terhadap penderita, 30,14% untuk kegiatan tak langsung [penunjang] misalnya administratif, dan 4,13% untuk kegiatan pribadi, dengan demikian waktu kerja non produktif adalah sebesar 48,24%.
Dengan menggunakan uji t, uji F, analisis regresi, dapat dibuktikan bahwa faktor-faktor jenis tenaga, lama kerja, pendidikan tambahan yang didapat, dan motivasi berbeda bermakna dalam menggunakan waktu kerja produktif. Sedangkan status tenaga, umur, jenis kelamin tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Selanjutnya disarankan agar setiap petugas tenaga kesehatan gigi dan mulut dapat diberikan pembinaan seperti pendidikan tambahan, pelatihan, motivasi, penempatan yang sesuai (fungsi yang relevan) sehingga penggunaan waktu kerja lebih produktif."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Rizki
"Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan salah satu metode pengukuran kinerja yang banyak digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk mengukur kinerja pemeliharaan pengoperasian mesin/peralatan dipabrik. Teori dasar pengukuran dengan OEE diuraikan mulai dari prosedur perhitungan ketiga komponen OEE, serta enam kerugian besar yang sering terjadi dalam sistem pemeliharaan mesin produksi. Implementasi dan penggunaan OEE pada perusahaan ini diuraikan dengan jelas, mulai dari karateristik proses produksinya, pemilihan peralatan dan permesinan yang diteliti, hingga pengumpulan dan pengolahan data. Akhirnya pembandingan kinerja sistem operasi perusahaan Fiber Cement perlengkapan bangunan dengan aplikasi OEE pada berbagai perusahaan yang didapat dari literatur, juga diuraikan.
Overall Equipment Effectiveness (OEE) is one method of performance measurement that is widely used by manufacturing companies to measure the performance of maintenance operation of machinery/equipment on factory. The basic theory of measurement with OEE is desicribed from the calculation of three OEE components, as well as the big six losses that often occur in the system of production machinery maintenance. Implementation and use of OEE on this company will be explained clearly, starting from the characteristic of the production process, the selection of equipment and machinery that will be inspected, until collecting and processing data, Finally the comparison of work operation system of Fiber Cement company is used for OEE application on any variety of company is also described."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1281
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Esti Prameswari
"Persaingan perusahaan kontraktor pameran yang semakin kompetitif menyebabkan kualitas pelayanan yang diberikan menjadi penting. Setiap perusahaan bersaing untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya. Sehingga kepuasan pelanggan merupakan salah satu identifikasi keberhasilan perusahaan dalam melayani pelanggannya.
Penelitian ini membahas mengenai peningkatan kualitas pelayanan pada perusahaan kontraktor pameran dengan mengidentifikasi voice of customer dan menggunakan metode B2B Servqual dan QFD. Dari penelitian ini akan didapat upaya peningkatan kualitas pelayanan bagi PT SDP agar dapat melayani pelanggannya melebihi perusahaan pesaingnya.

The increased competition in exhibition contractor industry has caused the delivery of service quality to customer become essential. Every hospital competes to deliver the best service to its customer. Customer satisfaction becomes one of company identification for servicing its customer.
This research is focusing in increasing service quality of exhibition contractor by identifying voice of customer and implementing B2B Servqual Methode and QFD. This research gives some efforts for increasing PT SDP's service quality until PT SDP can deliver its service better than its competitor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52325
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Herawati
"Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk di Indonesia. Prevalensi hipertensi di Provinsi DKI Jakarta cukup tinggi yakni sebesar 33,4% (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kejadian hipertensi baik faktor yang dapat dimodifikasi maupun tidak dapat dimodifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder Surveilans penyakit tidak menular di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Jagakarsa tahun 2019. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode total sampling dengan kriteria inklusi penduduk berusia 15-59 tahun yang terdaftar dan data pemeriksaan tercatat legkap sesuai variabel penelitian dan minimal melakukan satu kali pengukuran hipertensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jagakarsa yaitu 10%. Aktivitas fisik yang cukup memiliki risiko 0,5 kali, cukup konsumsi sayur memiliki resiko 0,27 kali lebih rendah, tidak merokok memiliki risiko 0,73 kali lebih rendah, tidak bekerja memiliki risiko lebih rendah 0,43 kali daripada responden yang bekerja untuk terjadi hipertensi. Oleh karena itu perlu ditingkatkan peran serta masyarakat dan pengaplikasian perilaku GERMAS serta pengoptimalan Skrinning PTM

Hypertension is still a health problem in the world including in Indonesia. The prevalence of hypertension in DKI Jakarta Province is quite high at 33.4% (Indonesian Ministry of Health, 2018). There are several factors that contribute to the incidence of hypertension, both factors that can be modified or cannot be modified. This study aims to determine the factors that can influence hypertension. The design of this study was cross sectional using secondary data Surveillance of non-communicable diseases in the working area of ​​Puskesmas subdistrict Jagakarsa in 2019. The sample in this study was selected using the total sampling method with the inclusion criteria of population aged 15-59 years registered and the inspection data recorded according research variables and at least one measurement of hypertension. The results showed that the proportion of hypertension in the working area of ​​Jagakarsa District Health Center is 10%. Enough physical activity has a risk of 0.5 times, enough consumption of vegetables has a risk of 0.27 times lower, not smoking has a risk of 0.73 times lower, does not work has a lower risk of 0.43 times than respondents who work to occur hypertension. Therefore it is necessary to increase community participation and the application of GERMAS behavior as well as optimizing Screening NCDs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Ramaditia Mulatsih
" ABSTRAK
Analisis cluster merupakan teknik multivariat yang digunakan untuk mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Salah satu teknik dalam analisis cluster adalah metode Fuzzy K-Means lebih dikenal dengan Fuzzy C-Means , yang merupakan versi fuzzy dari metode K-Means clustering. Seperti pada metode K-Means, FCM juga sangat sensitif terhadap penentuan pusat-pusat awal cluster. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diusulkan modifikasi dari metode FCM dengan menggunakan metode sampling dengan probabilitas. Metode sampling digunakan untuk menaksir lokasi pusat-pusat awal cluster untuk digunakan ke dalam proses clustering. Dalam tugas akhir ini, metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling dan ranked set sampling. Modifikasi dari metode FCM dengan menggunakan kedua metode sampling tersebut masing-masingnya disebut dengan SRS Fuzzy C-Means dan Ranked Fuzzy C-Means. Kedua metode tersebut kemudian diuji pada himpunan data pasien liver di India. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa Ranked Fuzzy C-Means lebih efisien dibandingkan SRS Fuzzy C-Means dan FCM.
ABSTRACT Cluster analysis is a multivariate technique that is used to group objects based on characteristics. One technique in cluster analysis is a method Fuzzy C Means or better known as Fuzzy C Means , which is a fuzzy version of K Means clustering method. As the K Means method, FCM is also very sensitive to the determination of the initial cluster centers. To overcome these problems, the proposed modification of the FCM method using probability sampling methods. The sampling method is used to estimate the initial cluster centers to be used in the clustering process. In this thesis, the sampling method used was simple random sampling and ranked set sampling. Modifications of the FCM method using both the sampling method each being with SRS Fuzzy C Means and Ranked Fuzzy C Means. Both methods are then tested on a data set of liver patients in India. The experimental results showed that Ranked Fuzzy C Means is more efficient than SRS Fuzzy C Means and FCM."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S66638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tilaar, Christian Regnauld
"Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat kepada masyarakat memerlukan penanganan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen. Untuk itu faktor petugas Puskesmas terutama yang ditunjukkan oleh Kepala Puskesmasnya memegang peranan yang cukup penting dalam menyelenggarakan fungsi-fungsi tersebut diatas. Kepala Puskesmas Kelurahan di Wilayah DKI Jakarta khususnya di Wilayah Jakarta Timur diharapkan penampilan kerjanya menunjukkan penggunaan alokasi waktu kerja produktif yang tinggi agar dapat menjadi contoh bagi Puskesmas-Puskesmas llain di seluruh Indonesia.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah diperolehnya gambaran mengenai besarnya penggunaan alokasi waktu kerja produktif dokter Kepala Puskesmas Kelurahan di Wilayah Jakarta Timur dalam melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan yang berlaku serta secara khusus dapat diketahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi penggunaan alokasi waktu kerja dokter Kepala Puskesmas Kelurahan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan terhadap para dokter Kepala Puskesmas Kelurahan di Wilayah Jakarta Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alokasi waktu kerja produktif mempunyai hubungan yang bermakna dengan motivasi. Berdasarkan teori Maslow, penggunaan alokasi waktu kerja produktif berhubungan dengan tingkat kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial dan tingkat kebutuhan aktualisasi diri. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna dengan faktor-faktor jenis kelamin, jarak tempat tinggal, masa kerja dan pekerjaan diluar Puskesmas. Faktor status perkawinan tidak dianalisis lebih lanjut karena sebagian besar responden telah menikah. Faktor pendidikan dan latihan manajemen Puskesmas juga tidak dianalisis lebih lanjut karena sebagian besar responden belum pernah mendapatkannya. Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan penggunaan alokasi waktu kerja tidak produktif terbesar disebabkan oleh keterlambatan masuk kerja dan pulang kerja sebelum waktunya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas disarankan beberapa hal, yaitu perlu ditegakkannya disiplin kerja, perlu diberikan pendidikan dan latihan manajemen Puskesmas, perlu adanya mutasi bagi yang telah lama menduduki jabatan, dan perlu pembagian tugas yang lebih dipertegas. Untuk menbangkitkan motivasi kerja perlu diperhatikan hal-hal yang menyangkut hubungan atasan dan bawahan, supervisi atasan yang konsisten dan berkesinambungan, perencanaan Puskesmas yang bersifat perencanaan dari bawah agar dilakukan lebih nyata, dan objektif, pemberian penghargaan bagi yang berprestasi dan evaluasi dari motivasi perlu dilakukan secara periodik dan teratur. Juga dianjurkan perlu adanya penelitian lanjutan yang menyangkut beban kerja Puskesmas dan analisis jabatan Kepala Puskesmas Kelurahan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T9099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>