Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diar Trihastuti
"Manajemen risiko adalah sebuah proses untuk mengukur atau menilai risiko, dan kemudian mengembangkan strategi untuk mengelola risiko tersebut. Perusahaan otomotif merupakan industri yang menerapkan manajemen rantai suplai dalam kegiatan operasionalnya. Manajemen rantai suplai, khususnya dalam industry otomotif cenderung berisiko tinggi dikarenakan memiliki aliran informasi dan material yang bersifat kompleks sehingga sangat mungkin terjadi kesalahankesalahan di dalam proses yang ada. Hal ini dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan, Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian analisis risiko untuk mengidentifikasi, mengukur, dan kemudian menyusun strategi untuk mengelola risiko tersebut.
Pada penelitian ini, dilakukan proses identifikasi risiko untuk memperoleh risikorisiko yang terdapat pada manajemen rantai suplai di PT X yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif. Proses identifikasi risiko ini menggunakan metode Failure Modes Effect Analysis (FMEA) dimana akan mendapatkan nilai probabilitas, dampak, dan deteksi dari setiap risiko yang ada. Data-data diperoleh dari data historis serta dengan menyebarkan kuesioner kepada responden ahli dan tim yang terkait dalam kegiatan rantai suplai di PT X.
Hasil identifikasi ini akan dianalisis untuk mengetahui tingkatan dari masing-masing risiko tersebut. Setelah itu, dilakukan simulasi dengan beberapa scenario berdasarkan asumsi dana yang tersedia di perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh alokasi biaya penanganan risiko yang dapat memberikan keuntungan terbesar bagi perusahaan dengan cara mengoptimasikan biaya penanganan yang tersedia terhadap pilihan-pilihan prioritas risiko yang akan ditangani. Hasil dari pengolahan dapat disimpulkan bahwa semakin besar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi risiko-risiko tersebut, maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh.

Risk management is a process for identifying or measuring risk, and developing a strategy to manage it. Automotive company is one of industries that apply supply chain management in their operational activities. Supply chain management, especially for automotive industry, tends to have high level of risk because of the complexities of information flow and material flow involved. These things could lead to many losses for the company. Thus, the risks of supply chain management have to be researched for the purpose of identifying, measuring, and finding best strategy to manage the risk.
This research contains risk identification process to determine the risks that involve in the supply chain management of PT X as an automotive company. Failure Modes Effect Analysis (FMEA) is the method used for the process of risk identification that outcome with the values of probability, impact and detection from each risk. Data used in this research are obtained by using available historical data and spreading the questionnaire to expert respondent and the team that engage with supply chain management activity in the company.
The results of risk identification process are analyzed to get the level of each risk. Furthermore, the simulation is performed with some scenarios based on available budget assumption in the company. This aims to acquire budget allocation for managing the risks that gives the most advantages for the company by optimizing available treatment cost into the choices of priority risks. From the results of data processing in this research, it can be concluded that the more budget that company spends to manage risks, the more advantages that company will gain.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50304
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dafid
"Di zaman modern sekarang ini, masyarakat industri dicirikan dengan globalisasi, spesialisasi, dan produksi dalam jumlah besar. Masyarakat industri ini sangat tergantung pada aliran rantai suplai yang sangat terintegrasi. Gangguan dalam aliran ini dapat menyebabkan konsekuensi negatif yang merusak bagi perusahaan secara individu, rantai suplai, dan masyarakat industri secara luas. Penelitian ini memberikan pengetahuan tentang bagaimana mengelola risiko gangguan dalam aliran rantai suplai bahan bakar operasional pertambangan batubara. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi, strukturisasi, dan memberikan ringkasan mengenai situasi risiko gangguan dalam aliran rantai suplai bahan bakar.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh usulan penanganan serta alokasi biaya yang optimal untuk risiko yang diprioritaskan. Tujuan ini dicapai dengan melakukan wawancara terstruktur untuk mengidentifikasi risiko dan menilai item risiko berdasarkan survei terhadap responden. Dari proses ini diperoleh urutan risiko kategori tinggi hingga risiko kategori rendah. Selanjutnya dilakukan wawancara untuk mengidentifikasi alternatif strategi penanganan dan kemudian dikembangkan matriks hubungan setiap risiko dan alternatif tindakan penanganan risiko. Pada akhirnya risiko yang diprioritaskan untuk ditangani akan masuk dalam tahap analisis alokasi biaya dengan menggunakan simulasi monte carlo. Hasil yang ingin diperolej dari simulasi tersebut adalah optimasi alokasi biaya yang ada dengan beberapa skenario dana yang tersedia untuk mengelola risiko.

Today's modern, industrialized society is based on globalization, specialization and mass-production. It is a society dependent upon highly integrated supply chain flows. Disruptions in those flows may cause devastating negative consequences, both for the individual company, for the supply chain, and for the society at large. This research is to contribute to the knowledge on how to manage disruption risks in operational fuel the supply chain in coal mining project. And the stage conducted is do carry out with identify, structure and summarize the state of the art on supply chain disruption risks in operational fuel for coal mining project.
The purpose of this research to get response and do budget alocation analysis to mitigate the risks that prioritized. Those objectives is fulfilled with do semi-structured interviews to identify risks and evaluate risk item by survey; then compiled the risk from high category up to low category. And then do interview to identify alternative treatment activities. And then, developed relationship matrix to each of risk and alternative of risk treatment activities. Finally, risk that prioritized to manage will be enter into analyze cost allocation by using Monte Carlo simulation. The expected result from the simulation is optimation of budget allocation with several available budget scenario to manage the risks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50305
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Tjahjadi
"Pembiayaan rantai pasokan yang digunakan sebagai mekanisme transaksi dalam konsep dealer financing diawali dengan penjualan barang dari PT. X ke dealer secara kredit. PT. X berdasarkan persetujuan dengan dealer akan menjual piutang tersebut ke bank/perusahaan pembiayaan (kreditur). Selanjutnya data transaksi diteruskan kepada pihak kreditur untuk keperluan penagihan dan kontrol. Kemudian kreditur membayarkan sejumlah nilai transaksi kepada PT. X.
Pada tahap akhir dealer akan melunasi nilai transaksi kepada bank atau perusahaan pembiayaan paling lambat pada saat jatuh tempo. Mekanisme transaksi ini memiliki beberapa dilema meliputi setiap dealer yang diharuskan menggunakan dealer financing dan menanggung beban bunga yang sama tanpa memperhatikan kinerja likuiditas masing-masing dealer.

Supply chain financing as a transaction mechanism in dealer financing concept is begun by selling on credit the finished good from PT. X to the dealer. Based on the covenant between PT. X and dealer, PT. X will sell the receivable to the bank/financing company (creditor). After that, data of transaction will be sent to the creditor in order to bill to the dealer and to control the receivables. Subsequently, creditor will pay to PT. X as much as the transaction value.
In the last part, dealer will pay off the transaction value to the bank/financing company at the latest at maturity date. The mechanism of this transaction has several dilemmas include any dealers who are required to use dealer financing and the burden of interest the same regardless of the performance of each dealer liquidity
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nuraini Tahir
"Gangguan pada rantai suplai dapat mengurangi pendapatan suatu perusahaan, mengurangi market share, meningkatkan biaya, serta mengancam produksi dan distribusi. Oleh karena itu, suatu perusahaan manufaktur perlu memelihara rantai suplainya agar kelangsungan bisnis tetap terjaga dengan mengendalikan risiko pada rantai suplai itu sendiri. Tujuannya adalah bagaimana perusahaan dapat fleksibel dalam menghadapi dinamika rantai suplai. Pemeringkatan risiko yang dilakukan di PT Inti Kemenangan Jaya menghasilkan faktor risiko curah hujan tinggi dan bencana alam sebagai peringkat pertama.
Usulan mitigasi risiko dilakukan dengan mengembangkan model sistem dinamis yang mepertimbangkan kedua faktor risiko tersebut. Terdapat 4 strategi mitigasi risiko yang diteliti, yaitu passive acceptance,sourcing mitigation, contingent rerouting dan gabungan antara sourcing mitigation dan contingent rerouting. Strategi passive acceptance terbukti menghabiskan biaya yang paling murah namun paling rentan terkena gangguan.
Sebaliknya, strategi gabungan sourcing mitigation dan contingent rerouting terbukti paling tahan terhadap gangguan namun berbiaya paling mahal. Strategi sourcing mitigation sebaiknya dihindari karena ketahanannya yang lebih rendah namun berbiaya lebih mahal dari strategi sourcing mitigation. Model ini juga dapat digunakan untuk perusahaan hanya dengan mengganti input model yang ada, sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam menanggulangi risiko yang ada pada rantai suplai.

Supply chain disruption can reduce afirm's revenue, cut market share, inflate costs, and threaten production and distribution. In order to prevent these from happening, it has to protect its supply chain and maintain business continuity by managing supply chain risks. The aim is to make the firm flexible to face the supply chain dynamics. Risk priority done in this paper revealed that the number one risk confronted by PT Inti Kemenangan Jaya is heavy rain and natural disasters.
The supply chain risk mitigation plan recommendation is done by developing a system dynamics model that considers those risks. There are 4 risk mitigation strategies studied, which are passive acceptance, sourcing mitigation, contingent rerouting and the combination between sourcing mitigation and contingent rerouting. The simulation revealed that passive acceptance strategy has the lowest cost, but suffers the highest frailty of supply chain disruption.
In contrast, the combination between sourcing mitigation and contingent rerouting is the most robust of all, but has the highest cost. Sourcing mitigation strategy is not suggested, since it is less robust than sourcing mitigation, but consumed higher cost. This model can be applied by the firm to make a better decision in managing supply chain risks by modifying the inputs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50282
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Kesuma
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, menilai faktor-faktor risiko dan menyusun strategi mitigasi rantai pasokan material distribusi utama di PLN. Identifikasi faktor risiko didasarkan pada tinjauan literatur yang komprehensif di berbagai sektor industri, yang selanjutnya divalidasi oleh ahli. 27 faktor risiko telah diidentifikasi dengan empat sub-kategori risiko yaitu risiko pasokan, risiko operasi, risiko permintaan, risiko man-made dan risiko alam. Penelitian ini menggunakan metodologi Decision Matrix Risk Assessment (DMRA) yang melibatkan evaluasi risiko berdasarkan kemungkinan dan dampaknya dikombinasikan dengan Average Risk Scale untuk mengakomodir jumalah responden sebanyak 66. Hasil analisis menunjukkan terdapat 15 faktor risiko yang berada pada zona risiko tinggi antara lain keterbatasan bahan baku, keterbatasan kapasitas pemasok, dan ketergantungan pemasok yang dapat dimitigasi dengan diversifikasi pemasok, serta risiko keterlambatan pengiriman dengan mitigasi pengalokasian unit penerima dipasok oleh pabrikan terdekat. Terdapat total 33 mitigasi risiko yang telah divalidasi para ahli.  

The aim of this research is to identify, assess risk factors and develop mitigation strategies for the primary distribution material supply chain at PLN. Identification of risk factors is based on a comprehensive literature review in various industrial sectors, which is further validated by experts. 27 risk factors have been identified with four sub-categories of risk, namely supply risk, operational risk, demand risk, man-made risk and natural risk. This research uses the Decision Matrix Risk Assessment (DMRA) methodology, which involves risk evaluation based on probability and impact combined with an Average Risk Scale (ARS) to accommodate a number of respondents of 66. The results of the analysis show that there are 15 risk factors that are in the high risk zone, including limited raw materials, limited supplier capacity, and supplier dependency which can be mitigated by diversifying suppliers, as well as the risk of delivery delays by mitigating the allocation of receiving units supplied by nearby manufacturers. There are a total of 33 risk mitigations that have been validated by experts."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sita Amalia
"Faktor-faktor terjadinya kecelakaan antara lain faktor manusia, faktor lingkungan, faktor peralatan dan lain sebagainya. PT. X dalam menjalankan program Keselamatan & Kesehatan Kerja sudah memenuhi standar OHSAS 18001 serta SMK3 sebagai upaya mengurangi risiko kecelakaan, namun insiden masih terjadi dan accident rate dari tahun 2014-2016 tidak menentu naik/turunnya rate tersebut dan masih adanya pekerja yang tidak menaati prosedur yang sudah berjalan atau melakukan manuver, maka dilakukan analisis persepsi pekerja untuk melihat dari sisi pengetahuan dan pengalaman.
Tujuan penelitian ini menganalisis profile persepsi pekerja terhadap risiko pekerjannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Persepsi risiko dideskripsikan menggunakan 9 Paradigma Psikometri dengan penyebaran kuesioner terhadap divisi operasional PT. X.
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa profile persepsi pekerja terhadap risiko pekerjaannya di divisi operasional berbeda. Sehingga perlu upaya perbaikan serta peningkatan pada masing-masing variabel paradigm psikometri.

The factors of accidents such as human factors, environmental factors, equipment factors, etc. PT.X implementing Occupational Health & Safety Program to meet the OHSAS 18001 and SMK3 as an effort to reduce the risk of accidents, but incident still occur and the accident rate from 2014-2016 not stable and there are workers who disobey the procedure or maneuvering.
The purpose of this study is analyzed the profile of workers' perceptions of the risks of their work. This research is descriptive research with quantitative approach. Risk perceptions are described using 9 dimensions of Psychometric Paradigm with questionnaires spread over PT. X.
The results of data analysis show that the worker's perception profile to job risk in the operational division is different. So,it needs improvement and effort in each variable of psychometric paradigm."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Trindita Ari
"Ditengah era Globlasisasi yang terjadi saat ini persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Perkembangan Produk dan jasa menjadi salah satu ancaman bagi perusahaan untuk bisa berusaha bertahan. Industri kemasan saat ini menjadi industri dengan prospektifitas yang tinggi, hal ini menggambarkan perusahaan harus memiliki strategi untuk mempertahankan perusahaannya baik dari segi inovasi maupun strategi produksi. PT Samudra Montaz merupakan perusahaan manufaktur yang telah berdiri sejak tahun 1974 dan bergerak dibidang produksi kemasan dengan produk yang ditawarkan berputar pada kemasan yang bersifat non rigid atau fleksibel. Dengan perusahaan menjadikan Managemen resiko pada rantai pasok menjadi fokus utama maka pengaplikasian Metode House of Risk (HOR) digunakan dalam penelitian ini. Tahapan pertama HOR adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko, sedangkan tahapan kedua adalah penciptaan strategi mitigasi risiko. Dari penelitian yang telah dilakukan, tahap identifikasi diperoleh 32 jenis risk events dan 24 risk agents. Hasil dari HOR fase 1, adalah 14 risk agents yang mencakup 80% dari diagram pareto, kemudian diurutkan berdasarkan peringkat pada Aggregate Risk Potential (ARP). Hasil dari pemrosesan HOR fase 2 adalah 15 aksi mitigasi yang, dengan 8 aksi mitigasi direkomendasikan untuk diimplementasikan terlebih dahulu berdasarkan langkah-langkah mitigasi yang mencakup 80% dari diagram pareto yang diurutkan berdasarkan peringkat pada perhitungan Efektivitas terhadap Kesulitan Rasio (ETDk).

In the midst of the globalization era that occurs, business competition becomes increasingly fierce . The Packaging Industry become one of the industries with the most prospective growth so company must have their own strategy to maintain both innovation and production strategy in order to prevent upcoming risks. PT Samudra Montaz is a manufacturing company that has been established since 1974 that produce packaging product that revolves around non-rigid or flexible packaging. With the company focusing risk management in their supply chain, the application of the House of Risk (HOR) method used in this study. The first stage of HOR is the identification and evaluation of the risk, while the second phase to made a risk mitigation strategies. From the research, the first stage obtain 32 types of risk events and 24 risk agents. The final results of the HOR phase 1 shows that there are 14 risk agents that cover 80% of the Pareto diagram. The result of the HOR 2 show that there are 15 mitigations action that proposed and with that said, there is 8 recommendation for the company to prioritazing these 8 mitigations action to be implemented based on the pareto diagram.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anharudin
"Cardiovasculer Diseases (CVD) adalah penyakit jantung yang meliputi empat hal yaitu (1) coronary arterial diseases (CAD) atau penyakit jantung koroner (PJK); (2) cerebrovaskular diseases termasuk stroke dan ischemic transient attack (TIA); (3) penyakit arteri yaitu perifer arterial diseases (PAD) dan (4) aterosklerosis aorta. CVD menjadi salah satu pembunuh nomor satu di dunia, karena banyak faktor risiko yang mempengaruhi baik yang dapat dimodifikasi dan yang tidak bisa dimodifikasi sehingga sulit ditangani. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis berbagai faktor yang berhubungan dengan kejadian CVD di PT. X. Untuk saat ini di PT. X faktor risiko yang bepotensi menyumbang kejadian CVD 10 tahun mendatang sudah mulai muncul berdasarkan data kesehatan pemeriksaan kesehatan rutin tahunan pekerja tahun 2021. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan tahunan 2021 terdapat peningkatan faktor risiko CVD meliputi angka obesitas 65,5%; kolesterol total tinggi 50,13%; diabetes mellitus 4,3 % dan hipertensi 5,79%. Studi ini merupakan studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dengan menganalisis data primer dan sekunder untuk menggambarkan faktor risiko CVD termasuk prediksi 10 tahun mendatang bagi para responden menggunakan metode Framingham Risk Score (FRS), Skor Kardiovasar Jakarta (SKJ) dan WHO Chart serta menganalisis risiko CVD di PT X tahun 2022. Penelitian ini menemukan bahwa dengan metode Framingham Risk Score (FRS); Skor Kardiovaskuler Jakarta (SKJ) dan WHO Chart diperoleh persentase responden dengan risiko tinggi terjadinya CVD masing-masing adalah (10,2%); (18,7%) dan (1,7 %) dengan (n=235). Hasil penelitian juga menunjukan dari beberapa faktor risiko didapatkan bahwa (46,0%) responden berusia dibawah 40 tahun dan (77,0%) responden berjenis kelamin laki-laki., sedang untuk faktor risiko CVD merokok didapatkan (26,8%); BMI dengan obesitas (26%); HDL poor (34,5%); kolesterol total tinggi (37,9%); diabetes militus (10,6 %); tekanan darah tinggi (11,9%) dan mempunyai aktivitas rendah (93,2%). Faktor risiko dominan berupa merokok dari hasil analisis diperoleh pula nilai (OR=13,7), artinya seseorang yang merokok mempunyai peluang 13,7 kali berisiko lebih tinggi mengalami CVD dibandingkan dengan seseorang yang tidak merokok. Selain merokok adalah diabetes mellitus, dengan nilai (OR=7,6) artinya seseorang yang mengalami diabetes mempunyai peluang 7,6 kali berisiko lebih tinggi mengalami CVD dibandingkan dengan seseorang yang tidak diabetes mellitus. Juga HDL, dari hasil analisis diperoleh nilai (OR=7,7), artinya seseorang yang memiliki HDL rendah mempunyai peluang 7,7 kali berisiko lebih tinggi mengalami CVD dibandingkan dengan seseorang yang HDL tinggi. Secara garis besar masukan terhadap perusahaan adalah program pencegahan CVD agar dibuat continues dan serentak di berbagai Region atau Unit, serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pekerja akan pentingnya menjaga kesehatan dan menerapkan reward dan konsekuensi secara lebih konsisten.

Cardiovascular Diseases (CVD) is heart disease which includes four major diseases, namely (1) coronary arterial diseases (CAD) or coronary heart disease (CHD); (2) cerebrovascular diseases including stroke and ischemic transient attack (TIA); (3) arterial disease, namely peripheral arterial diseases (PAD) and (4) aortic atherosclerosis. CVD is one of the number one killer diseases in the world, because there are many modifiable and non-modifiable risk factors that affect it and making it difficult to treat. The purpose of this study was to analyse various factors related to be CVD at PT. X. Currently at PT. X risk factors that have the potential to contribute to be CVD in the next 10 years have started to appear based on the health data for the 2021 annual routine medical examination of workers. Based on the results of the 2021 annual health examination, there is an increase in CVD risk factors including an obesity rate of 65.5%; high total cholesterol 50.13%; diabetes mellitus 4.3% and hypertension 5.79%. This study is a cross-sectional study with a quantitative approach by analysing primary and secondary data to describe CVD risk factors including predictions for the next 10 years for respondents using the Framingham Risk Score (FRS) method, Jakarta Cardiovascular Score (SKJ) and WHO Chart as well as analysing CVD risk at PT X in 2022. This study found that using the Framingham Risk Score (FRS) method; The Jakarta Cardiovascular Score (SKJ) and the WHO Chart obtained the percentage of respondents with a high risk of developing CVD, respectively (10.2%); (18.7%) and (1.7%) with (n=235). The results of the study also showed that from several risk factors it was found that (46.0%) of respondents were under 40 years old and (77.0%) of respondents were male, while for CVD risk factors smoking was obtained (26.8%); BMI with obesity (26%); poor HDL (34.5%); high total cholesterol (37.9%); diabetes mellitus (10.6%); high blood pressure (11.9%) and have low activity (93.2%). The dominant risk factor in this study is smoking. From the results of the smoking analysis also obtained a value (OR = 13.7, meaning that someone who smokes has a 13.7 times higher risk of getting CVD compared to someone who does not smoke. Other dominant risk factor is diabetes mellitus, with a value (OR = 7.6) meaning that someone who has diabetes has a 7.6 times higher risk of getting CVD compared to someone who does not have diabetes mellitus. Also, HDL with the results of the analysis obtained a value (OR = 7.7), meaning that someone who has low HDL has a 7.7 times higher risk of getting CVD compared to someone with high HDL. Main input to the company is a CVD prevention program to be made continuously and simultaneously in various Regions or Units, as well as increasing employee knowledge and awareness of the importance of maintaining health and implementing rewards and consequences more consistently."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Yani
"Laporan magang ini akan menganalisis aktivitas pengendalian di perusahaan pertambangan batubara. Hasil analisis menujukkan bahwa masih banyak aktivitas pengendalian yang tidak dilakukan oleh perusahaan tersebut, yang berpotensi mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, laporan magang ini menyimpulkan bahwa pengendalian internal PT X masih lemah dan memerlukan perbaikan.

This report aims to analyze the internal control activity in a coal mining company. The analysis result shows that there are many deficiencies in the company?s control activities which has the potential to affect the company?s ability to achieve its objectives. This report concludes that the internal control activities in the company need improvement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S54698
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arsy Hiksas
"Indonesia telah salah urus menangani masalah sampah yang lebih dari setengah dari jumlah sampah plastik yang mereka hasilkan. Untuk mengatasi masalah lingkungan ini, daur ulang sampah plastik adalah salah satu pendekatan terbaik yang bermanfaat bagi lingkungan. PT. Tridi Oasis adalah salah satu sektor informal yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang diciptakan oleh pengelolaan limbah Indonesia yang buruk dan meningkatnya tingkat sampah plastik dengan berfokus pada daur ulang plastik PET. Di setiap perusahaan termasuk PT. Tridi Oasis, akan memiliki serangkaian proses rantai pasokan. Dan dalam setiap aktivitas rantai pasokan, perusahaan juga akan memiliki kesempatan untuk menghadapi risiko.Dengan risiko yang muncul karena tren terkini dan fakta PT. Rantai pasokan Tridi Oasis menjadi rantai pasokan daur ulang plastik, manajemen risiko untuk rantai pasokan mereka diperlukan untuk mengendalikan dan meminimalkan dampak buruk dari risiko pada perusahaan. Metode House of Risk (HOR) digunakan dalam penelitian ini. Tahap pertama HOR adalah identifikasi dan evaluasi risiko dan penyebabnya, dan tahap kedua adalah penciptaan strategi mitigasi risiko. Dari penelitian yang telah dilakukan, tahap identifikasi diperoleh 26 jenis risk events dan 31 risk agents. Menurut temuan pemrosesan HOR fase 1, ada 16 risk agents yang mencakup 80% dari diagram pareto, diurutkan berdasarkan peringkat pada Aggregate Risk Potential (ARP). Akhirnya, temuan pemrosesan HOR fase 2 mengungkapkan bahwa 24 langkah mitigasi diusulkan berdasarkan agen risiko dengan ARP tertinggi, dengan 12 direkomendasikan untuk diimplementasikan terlebih dahulu berdasarkan langkah-langkah mitigasi yang mencakup 80% dari diagram pareto yang diurutkan berdasarkan peringkat pada perhitungan Efektivitas terhadap Kesulitan Rasio (ETDk).

Indonesia has mismanaged handled waste problem which more than half of the amount of plastic waste they produce. To combat this environmental problem, Recycling plastic waste is one of the best approaches that benefit the environment. PT. Tridi Oasis is one of the informal sectors aims to solve problems created by Indonesia's poor waste management and rising rate of plastic waste by focusing on recycling PET plastic. In every company including PT. Tridi Oasis, will have a series of supply chain processes. And in every supply chain activity, a company will also have the opportunity to encounter a risk. With risks that appeared due to recent trend and the fact of PT. Tridi Oasis supply chain being a plastic recycling supply chain, a risk management for their supply chain is needed to control and minimize the adverse impact of the risks on the company. The House of Risk (HOR) method was utilized in this research. The first phase of HOR is the identification and evaluation of risk with its cause, and the second phase is the creation of risk mitigation strategies. From the research that has been done, the identification stage obtained 26 types of risk events and 31 risk agents. According to the findings of HOR phase 1 processing, there were 16 risk agents encompassing 80% of the pareto diagram, sorted by rank on Aggregate Risk Potential (ARP). Finally, the findings of HOR phase 2 processing revealed that 24 mitigation measures were proposed based on risk agents with the highest ARP, with 12 being recommended to be implemented first based on mitigation measures that cover 80% of the pareto diagram sorted by rank on Effectiveness to Difficulty Ratio (ETDk) calculations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>