Ditemukan 107156 dokumen yang sesuai dengan query
Precillia Charlotta Anastasia Adi
"Kota berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan yang dilakukan oleh manusia. Dengan demikian, sebuah kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari konteksnya. Kebudayaan manusia memiliki kecenderungan untuk hadir dalam wujud ide, artefak, dan aktivitas. Pembahasan di dalam skripsi ini akan difokuskan kepada aktivitas kebudayaan, dengan kekhususan pada pertunjukkan kebudayaan. Pertunjukkan kebudayaan yang terjadi di dalam kota umumnya terjadi pada ruang publik sebagai kepemilikan bersama. Keberadaan ruang publik sebagai panggung yang mengangkat pola kehidupan yang terjadi di masyarakatnya. Di dalam pertunjukkan kebudayaan tersebut bertemu berbagai perilaku dan penggunaan yang berbeda. Skripsi meninjau hubungan ruang publik (space) dengan pertunjukkan kebudayaan (event) di dalamnya. Dari studi kasus yang ditinjau terbaca adanya kebutuhan terhadap keselarasan pola ruang dengan event. Keselarasan ini selanjutnya mampu menggambarkan pola kehidupan masyarakat di dalamnya.
Cities evolve along with the development of human culture. Thus, a culture cannot be separated from its context. Culture has a tendency to be presented in the form of ideas, artifacts, and activities. The discussion in this thesis will focus on cultural activities and be specified in cultural performance. Cultural performances that occurred in the city generally take place in public spaces as community shared space. The existence of public space as a stage on which the pattern of life that occurred in the society, be lifted up. Within these cultural performances, lies a convergence of different behaviors and usages. The elaboration of case studies shows the relationship of public space (space) with cultural performances (event) that happened in it. Moreover, we could find there is a need to align the pattern of space with the pattern of event. The alignment, then, could describe the people's pattern of life."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52250
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Priyanto
"Kehadiran arsitektur dapai dilihat sepedi sebuah sinema, dalam dimensi ruang dan waktu. Sebuah bangunan dapat dilihat sebagai sebuah rangkaian urut-urutan atau fragmen, dan juga memiliki sebuah cerita. Meski secara esensial arsitektur berbeda dengan film dan segi dimensi dan cara penyampaian, namun memiliki kesamaan dalam segi pengeksplorasian ruang volumetlik dalam walctu. Eksplorasi baru dalam dunia arsitektur dengan analogi teknik dan metode dalam dunia sinematografi yang menambah kevariasian arsitek dalam mengolah ruang dan menghasilkan sebuah karya arsitektur.
Tulisan ini mencoba menganalisis bagaimana sebuah karya arsiteklur dapat dilihat clan dialami sebagai sebuah rangkaian sinematik. Beberapa teori praktis Elm dari studi literatur menjadi bahan pengolahan analisis, dilihat sebagai sebuah pengalaman ruang bukan sekedar visualisasi. Pada karya-karya arsitektur di Indonesia yang menjadi objek pengamatan dan Studi kasus, fenomena simulasi dalam arsitektur secara tidak disadan teraplikasikan. Meski tidak seluruhnya dapat kita temui pada karya-karya tersebut, namun cukup menjadi sebuah wahana baru dalam dunia arsitektur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48558
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Agus Purnomo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41891
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
F.X. Nurjaya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48056
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Saraswati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41901
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Neneng Rika Lestari
"Tesis ini menyelidiki montase untuk mengembangkan arsitektur sinematik melalui operasi rekonstruksi spasial yang menyajikan serangkaian pengalaman spasial. Montase adalah bagian dari diskursus yang berkaitan dengan sinematik, film, dan arsitektur. Artikel ini mengeksplorasi pendekatan montase sebagai dasar utama dalam proses desain arsitektur melalui pengalaman spasial. Diskusi ini didasarkan pada gagasan bahwa montase menekankan  tiga hal, yaitu sequence, layer of meaning, dan movement. Ketiga aspek ini diamati lebih lanjut melalui preseden yang terdiri dari berbagai preseden sinematik berdasarkan montase dalam arsitektur, yaitu Manhattan Transcripts dan Parc de la Villette dari Bernard Tschumi, Villa Savoye dari Le Corbusier, dan Maison Bordeaux dari Rem Koolhaas. Temuan studi preseden ini menunjukkan pemahaman tentang operasi rekonstruksi ruang, yaitu, pembongkaran (dismantlement), penghilangan (disappearance), dan pemasangan kembali (reassembly). Ketiganya ada sebagai strategi yang akan menjadi bagian dari proses produksi untuk mengembangkan desain arsitektur sinematik berbasis montase, menciptakan rangkaian spasial baru yang memberikan alternatif pengalaman spasial. Eksplorasi montase dan mekanisme desainnya memperluas pengetahuan tentang desain arsitektur berbasis sinematik.
This thesis investigates montage to develop cinematic architecture through operations of spatial reconstruction that present a sequence of spatial experiences. Montage is a part of discourses related to cinematic, film, and architecture. This article explored the montage approach as the primary basis in the architectural design process through spatial experience. The discussion is based on the idea that a form of montage emphasizes three things, i.e., sequence, multiple layers of meaning, and movement. These three aspects were further observed through the montage precedent comprising various cinematic precedents based on montage in architecture, i.e., Manhattan Transcripts and Parc de la Villette from Bernard Tschumi, Villa Savoye from Le Corbusier, and Maison Bordeaux from Rem Koolhaas. The finding of this precedents study suggests an understanding of space reconstruction operations, i.e., dismantlement, disappearance, and reassembly. All of these three exist as strategies that will be part of the production process to develop montage-based cinematic architectural design, creating new spatial sequence that provide alternative spatial experience. Exploration on montages and its design mechanisms expands the knowledge regarding cinematic-based architectural design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rachmi Indah Wulan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49007
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bonita Oktaviani
"
ABSTRAKBangunan kolonial Belanda di Hindia-Belanda memiliki ciri gaya bangunan berbeda. British American Tobaccos adalah salah satu bangunan bersejarah yang terletak di kota Cirebon. Bangunan ini dirancang oleh kantor biro arsitek Ed Cuypers Hulswit. Bangunan British American Tobaccos dibangun sebagai pabrik sebuah perusahaan rokok. British American Tobaccos memiliki perbedaan dengan bangunan bergaya art deco kota lain di Indonesia. Bangunan ini memiliki gaya art deco yang lebih sederhana dibandingkan bangunan bergaya art deco di tahun 1930. Tulisan ini akan meneliti penerapan gaya art deco terhadap bangunan lokal di Cirebon. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan gaya art deco pada bangunan BAT serta ciri lokal bangunan tersebut. Tulisan ini juga memaparkan keunikan yang ada pada bangunan British American Tobaccos.
ABSTRACTDutch colonial architectures in Dutch East Indies have different characteristic of building style. British American Tobaccos is one of historical building located in Cirebon. This architecture was designed by Ed Cuypers Hulswit architectural agency. British American Tobaccos was built as a factory of cigarette company. British American Tobaccos has difference with other cities art deco styled architecture in Indonesia. This architecture has the style of art deco that is simpler than others in 1930. This term paper will look into the application of art deco style towards the local buildings in Cirebon. The method used is descriptive method. This term paper aims to describe art deco style on the architectures of British American Tobaccos, and also the local characteristic of its architectures. This term paper will also describe the uniqueness of British American Tobaccos architectures."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Dinda Aisha
"
ABSTRAKBatavia memiliki peranan penting sebagai pusat pengawasan perdagangan di Nusantara pada masa VOC. Pada masa Hindia-Belanda pembangunan gedung-gedung kantor dan fasilitas umum dilakukan cepat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan industri. Peranan para arsitek dalam membangun gedung-gedung di Batavia sangatlah besar. Salah satunya adalah Frans Johan Lauren Ghijsels. Gedung kantor John Peet & co. dan Maintz & co adalah dua bangunan yang dibangun oleh Ghisels. Kedua bangunan tersebut memiliki fungsi sebagai kantor dan terletak bersebelahan yaitu di jalan Kali Besar Barat, Jakarta. Kedua bangunan tersebut bergaya Art Deco.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik kedua bangunan serta persamaan ciri khas di kedua bangunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Berdasarkan penelitian ditemukan karakteristik dari massa dan kolom bangunan, atap, ventilasi, jendela dan pintu serta ornamen yang terdapat pada gedung kantor tersebu
ABSTRACTBatavia had an important role as a trading control center in Archipelago during VOC era. During Dutch East Indies era, offices and public facilities was built rapidly, in order to meet economical and industrial requirements. Architects, Frans Johan Lauren Ghisels among others, had an important role in constructing Batavia?s buildings. Ghisels was the architect behind John Peet & co and martz &co office building. Both building was built next to each other in West Kali Besar, Jakarta Both of these buildings consist of Art Deco architecture.This research is conducted to observe the architectural characteristics of both John Peet & co, and Maintz & co buildings, and compare the similarities between the two buildings. Research method that was used to analyze the founding in this research is descriptive qualitative.The result shows that there are certain characteristics in the mass and columns, roof, ventilation, windows, doors, and ornaments of the building."
2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Sony Eko Yanuar
"PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menghadapi disrupsi yang mengubah perilaku konsumen berkomunikasi menggunakan aplikasi online seperti WhatsApp, Line, Telegram dan Slack sehingga ada penurunan permintaan dan pertumbuhan terhadap pendapatan perusahaan sejak tahun 2017. Adanya fenomena disrupsi mengharuskan Telkom untuk dapat menghasilkan inovasi baru melalui kerja sama Startup yang bisa menjadi bisnis utama bagi perusahaan di masa depan. Dalam meningkatkan kinerja inovasi, perusahaan perlu mengadopsi proses kewirausahaan strategis yang dapat membangun kapabilitas dinamis sehingga mampu meningkatkan kinerja inovasi di tengah lingkungan disruptif. Kewirausahaan strategis untuk dapat berjalan dengan efektif memerlukan ambideksteritas yaitu organisasi memiliki struktur organisasi yang dapat mendukung kebutuhan ganda dari aktivitas opportunity-seeking (OSA) dan advantage-seeking (ASA).
Penelitian ini mengkaji efektivitas pengaruh kewirausahaan strategis, kapabilitas dinamis, dan ambideksteritas organisasi terhadap kinerja inovasi. Data pada penelitian ini diperoleh dari survei Manajemen Tingkat Atas dari 62 startup yang menjadi portofolio PT Telkom Indonesia (Persero), kemudian dianalisis menggunakan SEM PLS untuk melakukan uji hipotesis penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kewirausahaan strategis berpengaruh terhadap kapabilitas dinamis, ambideksteritas organisasi, dan kinerja inovasi. Dimensi budaya kewirausahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja inovasi Startup. Studi ini menjelaskan adanya situasi rendahnya kinerja inovasi pada Startup walaupun Startup sudah menjalankan ambideksteritas organisasi.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk is facing a disruption that changes consumer behavior in using or interacting with products of Telkom while they are actively using online applications such as WhatsApp, Line, Telegram and Slack so that there has been a decline in demand and growth in company revenues since 2017. The disruption phenomenon requires Telkom to be able to generate new innovations through teamwork or collaboratively with Startup that could be the core business or source of main activities for the company in the future. In improving innovation performance, companies need to adopt a strategic entrepreneurial process that can build dynamic capabilities to improve innovation performance in a context of disruptive environment. To implement the strategic entrepreneurship effectively requires organizational ambidexterity that refers to an organizational structure that can support the dual needs of opportunity-seeking (exploration) and advantage-seeking (exploitation) activities. Thus, this study examines the effectiveness of the influence of strategic entrepreneurship, dynamic capabilities, and organizational ambidexterity on innovation performance. The data in this study was obtained from a top-level management survey of 62 startups that are part of the portfolio of PT Telkom Indonesia (Persero). The data was analyzed using SEM PLS to test the research hypothesis. The results show that strategic entrepreneurship has positive effects on dynamic capabilities, organizational ambiguity, and innovation performance. The dimensions of entrepreneurial culture have no significant effect on startup innovation performance. Despite some study limitations that create model bias, sample bias, and response bias, it is very important to note that entrepreneurial culture is part of exploration activities for opportunity identification and that it cannot directly affect innovation performance without first being exploited. On the other hand, this study explains the situation of startups’ low innovation performance even though startups have implemented organizational ambiguity. It implies that organizational ambidexterity is not a sufficient condition for innovation performance. Startups must be able to orchestrate or manage first their resources to innovate."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library