Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chairunnisa
"Taman merupakan bagian dari ruang terbuka hijau yang memiliki fungsi utama sebagai pereduksi pollutan dan penyerap air hujan. Dalam perkembangannya pemanfaatan taman berubah menjadi suatu tempat yang dapat menampung kegiatan masyarakat yaitu aktivitas bermain anak dan berolahraga, terutama pada suatu permukiman. Tidak banyak taman yang dapat menyediakan kegiatan masyarakat ini yang akhirnya membuat potensi taman tidak teroptimalkan dengan baik. Untuk itulah perlu diketahui kriteria apa saja yang harus dipenuhi dalam menghadirkan aktivitas bermain anak dan berolahraga pada sebuah taman. Kriteria-kriteria ini dijadikan dasar dalam perancangan taman sehingga pemanfaatan taman dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitarnya.

Park is part of the green open space which has a primary function as a reducing pollutants and absorbing rainwater. In its development the use of the park turned into a place that can accommodate community activities which children play and exercise activity, especially at a neighbourhood. Not many parks that can provide this community activity that ultimately makes the potential of the park is not optimized properly. For that to know what criteria must be met in presenting children's playground activities and sport in a park. These criteria are used as the basis in designing the park so that the use of the park can be felt directly by the surrounding community."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S52343
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prillia Indranila
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai affordance pada taman yang merupakan ruang
terbuka publik sebagai ruang untuk aktivitas bermain anak-anak. Selain sebagai
ruang hijau, taman digunakan oleh anak-anak untuk bermain. Penelitian dilakukan
dengan mengkaji elemen fisik taman dan melihat bentuk aktivitas bermain anak
yang terjadi. Berdasarkan studi kasus pada Taman Tebet-Honda, karakteristik
elemen-elemen taman memiliki affordance yang dapat memberikan keberagaman
pengalaman bermain bagi anak-anak. Keberagaman tidak selalu tergantung dari
jumlah alat permainan yang tersedia, tetapi lebih berkaitan dengan kemungkinankemungkinan
untuk melakukan berbagai macam hal. Dalam bermain, anak-anak
menggunakan tubuh mereka untuk memanfaatkan elemen yang ada. Selain itu,
taman yang merupakan ruang publik juga berperan sebagai penunjang kegiatan
bermain yang bersifat sosial.

ABSTRACT
The focus of this study is to analyze the affordance in the park which is an urban
open space as a space for children's play activities. Besides its function as a green
space, park is also used by children to play. The study is done by by analyzing
physical elements of the park and forms of children's play activities happened.
Based on the case study in Tebet-Honda Park, its elements' characteristics have
affordances that give the children various play experiences. The variety of
activities doesn't always depend on the amount of play equipments available, but
it's related to the possibility of doing many things. Children use their body while
using the elements when they play. Park as an urban open space also has a role to
support social play.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42431
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Ramadina Setyadi
"Melalui teori produksi ruang Lefebvre (1991), studi ini akan menganalisis dan memahami bagaimana anak-anak dan penjaganya menghasilkan ruang melalui praktik spasialnya, tepatnya di Tebet Eco Park, Jakarta. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengkaji praktik spasial yang dilakukan oleh anak-anak dan penjaganya di Tebet Eco Park untuk mengetahui dan memahami bagaimana ruang diproduksi. Studi ini akan menggunakan metode kualitatif yang meliputi observasi langsung, pemetaan spasial, dan wawancara dengan anak-anak dan penjaganya serta informan lainnya termasuk penjaga taman, petugas keamanan, dan pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar Tebet Eco Park. Hasil studi ini menunjukkan bahwa praktik spasial anak-anak dan penjaganya di Tebet Eco Park dipengaruhi oleh elemen fisik ruang serta kondisi spasial. Kehadiran dan aktivitas anak-anak serta penjaganya yang terus menerus di beberapa zona juga terbukti mempengaruhi produksi ruang bagi PKL, yaitu memberikan peluang bagi mereka untuk berjualan dan mendirikan area dagang. Sesuai dengan teori produksi ruang Lefebvre (1991), interaksi dan aktivitas anak-anak serta penjaganya di Tebet Eco Park membentuk praktik spasial yang menghasilkan ruang sosial yang aktif.

Through Lefebvre's (1991) theory of space production, this study will analyze and understand how children and their gatekeepers produce space through their spatial practices, precisely at Tebet Eco Park, Jakarta. The aim of this study is to examine the spatial practices carried out by children and gatekeepers at Tebet Eco Park in order to discover and understand how space is being produced. This study will use a qualitative method, including direct observations, spatial mapping, and interviews with children and gatekeepers, as well as other informants including park caretakers, security officers and street vendors selling around Tebet Eco Park. The results of this study show that the spatial practices of children and gatekeepers at Tebet Eco Park are influenced by physical elements of space as well as spatial conditions. The continuous presence and activities of children and gatekeepers in several zones have also been proven to influence the production of space for street vendors, which is providing opportunities for them to sell and establish a selling area. In accordance with Lefebvre's (1991) theory of space production, the interactions and activities of children and their gatekeeper at Tebet Eco Park establish spatial practices that produce an active social space. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Salsabila
"Kepadatan Kota Depok menyebabkan anak tidak bisa mendapatkan ruang bermainnya sehingga memicu terjadinya pergeseran ruang bermain anak ke Taman Pemakaman Kampung Mampangan Kota Depok. Tujuan dari penelitian ini untuk (i) menganalisis tata kelola pemanfaatan taman pemakaman, (ii) menganalisis strategi meruang dalam aktivitas bermain, dan (iii) menyimpulkan model tata kelola pemanfaatan ruang bermain di taman pemakaman. Teori tata kelola polycentric menjadi landasan teori karena taman pemakaman merupakan common-pool recources yang digunakan dan dikelola secara bersama oleh masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan melakukan coding dan pemetaan untuk pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi modifikasi tata kelola masyarakat ketika anak dapat melakukan strategi meruang di dalam tata kelola. Temuan juga menunjukkan adanya kekurangan pada model tata kelola polycentric Ostrom yang sebelumnya tidak menyertakan syarat agar tata kelola polycentric dapat berjalan secara berkelanjutan. Syarat tersebut yaitu harus terdapat pemimpin, kepentingan bersama, mekanisme kesepakatan yang fleksibel, kepercayaan yang tinggi, mekanisme penyelesaian konflik dengan memperhatikan kebutuhan, dan hanya dapat dijalankan di dalam komunitas yang kecil. Jika ingin diterapkan pada skala yang besar, diperlukan peran dari pihak di luar komunitas yang dapat menjadi perantara untuk menghubungkan antara komunitas satu dengan komunitas lainnya. Penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merencanakan kota yang inklusif bagi setiap orang.

The density of Depok City causes children to not be able to get their playground, thus triggering a shift in the children's playground to the Mampangan Village Cemetery, Depok City. The purpose of this study is to (i) analyze the governance of the utilization of the cemetery, (ii) analyze the spatial strategy in play activities, and (iii) conclude the governance model for the use of the play space in the cemetery. The theory of polycentric governance becomes the theoretical basis because the cemetery is a common-pool resource that is used and managed jointly by the community. The research uses qualitative methods by doing coding and mapping for data processing. The results show that there is a modification of community governance when children can carry out spatial strategies in governance. The findings also show that there are deficiencies in Ostrom's polycentric governance model, which previously did not include requirements for polycentric governance to run in a sustainable manner. These conditions are that there must be a leader, common interests, flexible agreement mechanisms, high trust, conflict resolution mechanisms that take into account needs and can only be carried out in small communities. If to apply it on a large scale, you need the role of parties outside the community who can act as intermediaries to connect one community to another. The research is expected to be an input for the government in planning an inclusive city for everyone."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monalisa Deborah
"Anak merupakan individu yang senang bermain, dalam kegiatan bermain juga anak belajar dan berinteraksi di dalam lingkungan. Kegiatan bermain di luar ruangan bukan hanya membantu anak dalam berinteraksi namun juga dalam mengenal lingkungan alam dan mengalaminya. Oleh karena itu taman di perumahan merupakan salah satu sarana yang disediakan untuk anak bermain.
Tujuan penelitian dari skripsi ini untuk mengetahui apakah taman sudah mendukung kegiatan bermain anak dan memenuhi standar minim dari segi keselamatan anak. Tujuan skripsi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam rancangan taman bermain di Indonesia. Studi kasus dilakukan pada dua taman bermain anak di kota Bekasi dan taman bermain di Jerman sebagai perbandingan.
Berdasarkan studi kasus yang terlah dilakukan, ternyata rancangan taman bermain sebagai lingkungan bermain di luar ruangan kurang menggunakan alam sebagai unsur dalam kegiatan bermain dan fokus utama lebih kepada alat bermain. Penempatan area bermain serta jarak antar alat kurang disesuaikan dengan perilaku anak sehingga bisa mengundang bahaya.

Children are happy to play. Children also learn from plays and interact with their environment. Playing outside can help children to know about nature environment and learn from them. That reason cause children’s playground in settlement become important for children’s plays.
The purpose of this writing is to analyze that children’s playground really supports their play and fulfill the minimal standard of children safety. The conclusion of this writing can be a consideration for designers to design children playground. The Case Study have been chosen in two different settlement in Bekasi and one case study in German for comparison.
From the theory and case study, it can be concluded that natural elements such as shrubs, grass, and etc in playground's design did not really support the activity of play. The main focus in playground is the playground's equipment not nature element. Distance between one play’s equipment with other equipment are too close and not considering children's behaviour. It can makes children in danger when they play around the equipment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, John Fredy Bobby
"Kala pendekatan fisik tidak mampu memahami karya arsitektur secara tuntas, maka pendekatan metafisik (non material culture) yang merupakan hasil ide atau reka pikir yang kadang tidak terkait langsung dengan obyek fisik yang diamati dapat digunakan (Hardjoko, 2011). Dan perkembangan pengetahuan arsitektur pun akan terjadi bila paradigma merancang tidak hanya dibatasi pada makna desain sebagai representasi yang terkonstruksi tetapi ide dan gagasan yang melatarbelakangi kehadiran objek atau representasi tersebut (Yatmo, 2014). Bagi anak, ide bermain sesungguhnya adalah sesuatu yang penuh gembira, peristiwa yang penuh kegirangan, ide bermain adalahngenggar-enggar ati atau nyenengke ati(menyenangkan hati).
Gembira dan menyenangkan hati adalah sesuatu yang terkait dengan perasaan dan bersifat psikis dan oleh sebab itu ide bermain adalah sesuatu yang termanifestasi dalam kerja pikir/ laboring mind.Fenomena bermain anak di lingkungan RW 02 Perumahan Medang Lestari ini akhirnya membuktikan arti bermain yang sebenarnya yaitu upaya untuk memperoleh kegembiraan yang salah satunya teridentifikasi dengan tertawa pada saat bermain dan bermain pun itu sebagai strategiuntuk mengatasi kejenuhan yang dialami anak. Dengan memposisikan ide bermain sebagai kerja pikir maka kehadiran anak padasalah satu spasial untuk bermain dipastikan memiliki argumentasi. Ketertarikan anak untuk menggunakan jalan, selokan, sawah, dekker sebagai spasial bermain lebih disebabkan karena faktor metafisik spasial yang bebas, exciting dan surprise. Ide serta gagasan tersebutlah yang menyebabkan spasial tersebut berhasil menarik perhatian anak untuk menggunakannya.
Dengan mengambil lokus penelitian di RW 02 Perumahan Medang Lestari Tangerang dan menjadikan anak usia 6 ? 12 tahun sebagai informan penelitian serta dengan menggunakan metode kualitatif yang berbasis grounded theory sebagai analisis, penelitian ini menemukan hal yang berbeda dengan paradigma dominan spasial bermain. Jalan, selokan, sawah, dekker atau tempat-tempat lainnya adalah spasial yang berpotensi menimbulkan sensasi yang dapat dicerap oleh indera anak dan kehadiran anak pada spasial tersebut membuktikan bahwa bagi anak ruang adalah sebuah kesepakatan. Dan akhirnya dari sensasi yang dihadirkan oleh spasial menghantarkannya sebagai sensatopia, sebuah spasial yang hadir bukan karena materialistic atau spiritualistic tetapi karena faktor sensasionalistic yang dapat dirasakan oleh aktor yang hadir dan menggunakan spasial tersebut.

When the physical approach is not able to understand architectural design thoroughly, the metaphysical (non-material culture) approach, that is the result of an idea or thought that sometimes they are not directly related to the observed physical object can be used (Hardjoko, 2011). And the development of architectural knowledge will happen when the paradigm of designing not only restricted to the significance of design as a representation constructed but the idea and concept behind the object or the presence of such representations (Yatmo, 2014). For children, the actually idea of play is something that is full of joy and frolic, the idea of play is ngenggar -enggar ati or nyenengke (in Javanesse).
Joy and frolic is something associated with psychic and therefore the idea of play is something that is manifested as laboring mind. The phenomenon of children playing in the district 02 of Medang Lestari Housing ? Tangerang, is finally live up to their actual play as an attempt to obtain the excitement, that one of them identified with a laugh while playing, and even play as a strategy to copying stress by children. When the idea of play as a laboring mind the presence of children in one spatial to play certainly has arguments. When children more interest to use roads, ditches, fields, dekker as spatial for play driven more by metaphysical factors which are free, exciting and surprise. That ideas would be the reasons which made the spatial attract the children to use it.
By taking the locus of research in district 02 Medang Lestari Housing - Tangerang and made children aged 6-12 years as an informant research and using qualitative methods based on grounded theory as the analysis method, this research found the idea that in contrast to the dominant paradigm of spatial play. Roads, ditches, fields, dekker or other places were spatial which had potential to produce a sensation which can be perceived by the senses of the child. So, the child's presence in those spatial proved that in children?s viewspatial is anagreement. Finally, the research found that the spatial chosen not because of the materialistic or spiritualistic but because sensasionalistic factors that can be felt by the actors who are present and use spatial. Based on the presented sensation that is delivering a spatial as sensatopia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pola perilaku spasial
aktivitas bermain anak-anak beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini dilakukan pada anak-anak yang tinggal di Kampung Lio, dimana
merupakan salah satu permukiman penduduk berpenghasilan rendah yang ada di
Kota Depok. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan beberapa metode
yaitu focus group discussion, geographic diary, observasi dan wawancara.
Analisis perilaku spasial mempertimbangkan jumlah, jenis dan distribusi spasial
dari ruang-ruang bermain anak. Penelitian ini menemukan bahwa aktivitas
bermain anak-anak Kampung Lio sebagian besar mengambil tempat di
lingkungan permukimannya. Selain itu, ditemukan juga perbedaan pola perilaku
bermain antara anak-anak laki-laki dengan anak-anak perempuan. Pola spasial
dari aktivitas bermain anak-anak dalam penelitian ini dipengaruhi oleh preferensi
aktivitas bermain anak, kondisi fisik ruang bermain, kontrol orang tua dan
interaksi sosial dengan anak lain, The aim of this research was to investigate the spatial behavior patterns of children rsquo s play as well as the factors that influence it This research was conducted on children who live in Kampung Lio which is one of low income neighborhoods in Depok Data collection occurred through multiple methods including focus group discussion geographic diary observation and interview The analysis of spatial behavior considered the number variety and spatial distribution of children rsquo s play spaces This research found that children rsquo s play activity mostly take place in their neighborhood Furthermore this research also found the differences between boys rsquo and girls rsquo play patterns Spatial pattern of children rsquo s play in this research is influenced by children rsquo s play preferences physical environment of play spaces parental controls and social interaction with other children ]"
Universitas Indonesia, 2015
S57732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvya Khairunnisa
"Tulisan ini membahas tentang eksplorasi ruang permainan petak umpet yang dilakukan oleh sekelompok anak di tiga skala lingkungan, yaitu rumah tinggal, sekolah dan luar rumah. Pembahasan diawali dengan tinjauan teori yang berkaitan dengan lingkungan sebagai penyedia potensi kegiatan bermain (environmental probabilism and legibility) dan potensi ruang yang muncul sebagai wujud pengolahan informasi lingkungan (affordance,adaptation). Berdasarkan hasil studi kasus, skala lingkungan yang lebih besar, tidak selalu menyediakan potensi lingkungan yang banyak dan beragam. Hal ini menunjukan bahwa, kualitas sebuah ruang bermain tidak selalu ditentukan oleh besar atau kecilnya ruang, tetapi sejauh mana jumlah dan keberagaman potensi ruang dapat mengakomodir kebutuhan bermain.

This paper discusses about space exploration of hide and seek game conducted by a group of children in three scales : house, school and neighborhood. The explanation begins with an overview of theories about the potential availability of the environment which accommodate the needs of play (environmental probabilism and legibility) and the potential space that appears as a result of environmental information process (affordance). On the other hand, larger environment has less potential space for hiding than the smaller one. It shows that the quality of space for playing is not actually defined by the size, but the extent to how many potential space and diversity to accommodate the needs of play."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1959
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Susanti
"Taman merupakan bagian dari ruang terbuka kota, yang memberi kontribusi bagi masyarakat dan lingkungannya, terutama secara sosial dan estetis. Fungsi sosial dari taman inilah yang memberi pengaruh terbesar pada kehidupan kota. Sedangkan fungsi estetis memberikan nilai tambah pada pengalaman ruang di taman dan memperindah lingkungannya. Namun kondisi taman-taman di Jakarta saat ini tidak seluruhnya baik, dan sering disalahgunakan untuk kepentingan kelompok tertentu, terutama taman lingkungan. Di sisi lain, taman yang baru dibangun maupun yang baru diperbaiki dapat menarik minat masyarakat kota untuk menggunakan taman. Fungsi dan rancangan taman ini dipahami lebih dalam melalui tiga studi kasus taman di area pemukiman kota, yaitu Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Ayodia. Kehadiran taman-taman di area pemukiman kota, baik taman lingkungan maupun taman wilayah, menggambarkan suatu pemenuhan kebutuhan rekreasi di ruang terbuka, yang disesuaikan dengan gaya hidup waktu senggang di tengah aktivitas keseharian masyarakat kota dan jarak tempuh menuju taman. Penggunanya tidak hanya yang berasal dari lingkungan perumahan tetapi juga tempat lainnya di sekitar wilayah tersebut. Rancangan taman dapat mempengaruhi seberapa banyak pengguna dan menunjukkan hierarki suatu taman. Terdapat sepuluh kriteria perancangan taman-taman lingkungan, yaitu lokasi yang baik dan strategis, akses yang memadai secara fisik dan visual, tempat untuk duduk, fasilitas untuk segala cuaca, pencahayaan malam hari, pengolahan permukaan taman, kegiatan yang beragam, aksen sebagai pusat dan pemberi vitalitas ruang, area bermain anak dan pengolahan affordance yang baik dari suatu desain taman, serta bentuk cenderung geometris.

Park is part of the urban open space that contributes to society and the environment, which primarily has social and aesthetic functions. The social function of park provides the greatest influence on urban life. While the aesthetic function are providing added value to the experience of space in the park and beautify the environment. But the condition of parks in Jakarta is currently not entirely good, and often misused for the benefit of irresponsible groups, especially the local parks. On the other hand, the new or rejuvenated parks can attract people to use the parks. That functions and park's design are understood more deeply through three case studies in urban residential areas. They are Menteng Park, Suropati Park, and Ayodia Park. The presence of parks in urban residential area, both local and district parks, describes recreational needs in the open space, which is adjusted with leisure lifestyle of urban community in the midst of their daily routines and the distance to the park. Users are not only coming from the neighborhood but also elsewhere around the area. The design of park can affect how many users and shows the hierarchy of a park. There are ten criteria for the design of local parks, which is good and strategic location, easy accessibility both physical and visual, sitting places, facilities for all weather, artificial lighting, the variety of park surface, variety of activities and events, standing accent as a center and its vitality space, then children's play areas and making a good affordance of a park design, and geometric shapes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52351
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wulandari Kusumaningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap perilaku picky eating pada anak umur prasekolah di beberapa Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak di Kota Depok tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Subjek penelitian ini merupakan anak KB dan TK yang memenuhi kriteria sebanyak 120 responden yang dipilih dengan menggunakan metode total sampling. Data penelitian ini didapatkan dengan cara penyebaran angket dan pengukuran antropometri tinggi badan dan berat badan. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 32,5% anak merupakan picky eater dan hasil bivariat yang menggunakan chi square menunjukkan adanya perbedaan proporsi yang bermakna antara riwayat ASI eksklusif (p=0,001), riwayat berat lahir (p=0,033), perilaku makan ibu (p=0,033), anggota keluarga yang berperilaku picky eating (p=0,001), tekanan untuk makan (p=0,026), pembatasan makanan anak (p=0,006), kontrol terhadap makanan anak (p=0,037), merayu makan anak (p=0,029), status pekerjaan ibu (p=0,006), nafsu makan anak (p=0,002), dan variasi makanan (p=0,001) dengan perilaku picky eating, sedangkan hasil multivariat menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa faktor dominan dari perilaku picky eating adalah variasi makanan anak. Selain itu terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara picky eating dan status gizi kurang (p=0,015). Picky eating kerap terjadi pada anak yang mengonsumsi variasi makanan yang terbatas dibandingkan dengan anak yang tidak picky eating.

The purpose of this study was to determine the dominant factor of picky eating behaviour in children of some playgroup and kindergarten in Depok City 2016. This research is a quantitative research with cross-sectional study design. Subjects of this study is 120 children in play group and kindergarten students who meet the criterias. Data of this research obtained by questionnaires and antropometri measurements for height and weight. Results of this study showed as much as 32,5% of children are picky eaters and bivariate results using the chi square showed a significant association between exclusive breastfeeding (p=0,001), birth weight (p=0,033), mother's eating behaviour (p=0,033), family history of picky eaters (p=0,001), pressured to eat (p=0,026), food restriction (p=0,006), food monitoring (p=0,037), persuade to eat (p=0,029), mother's employment status (p=0,006), eating enjoyment (p=0,002), and food variety (p=0,001) with picky eating behaviors while multivariate results showed that the dominant factor of picky eating is food variety. In addition there is a significant relationship between picky eating and underweight (p=0,015). Picky eating often occurs in children who consume a limited food variety than children who are not picky eating. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>