Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139793 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Lukman Hakim
"Di era industri terdahulu, organisasi dan perusahaan khususnya cenderung lebih menekankan pengembangan pada nilai efisiensi, efektif, ataupun secara umum lebih memperhatikan kepada aset tangible saja seperti man, machine, money, yang ada dalam suatu perusahaan. Namun memasuki era knowledge sekarang ini banyak perusahaan yang melakukan perubahan besar-besaran tidak hanya melihat pada aset tangible saja, tetapi lebih melihat aset yang lebih bersifat intangible. PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang packaging, dan sebahagian besar produksinya menggunakan sistem 706 order, sehingga produksi yang dikerjakan bergantung atas order yang diterima yang senatiasa mengalami perubahan setiap waktu. Keluarnya karyawan berpengalaman dari perusahaan merupakan kerugian dari perusahaan tanpa sempat knowledge yang dimilikinya dikodifikasikan. Untuk itu perlu suatu sistem yang dapat mengelola setiap informasi dan knowledge yang ada khususnya di departemen produksi. Pada penelitian ini dirancang suatu sistem knowledge management untuk mengelola aset knowledge ini dengan menggunakan sepuluh langkah pemetaan knowledge dengan metode Amrit Tiwana, namun dibatasi pada tahap perancangan yang terdiri dari empat langkah, yaitu analisis infrastruktur pendukung knowledge management, pengintegrasian strategi perusahaan dengan strategi knowledge management, perancangan infrastruktur knowledge management dan audit dan aset knowledge management. Perancangan sistem knowledge management dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemetaan aset knowledge, pengembangan knowledge, teknologi informasi yang akan digunakan, pemetaan dokumen, dan prosedur-prosedur yang akan digunakan dalam sistem manajemen pengetahuan. Pada bagian akhir dirancang suatu aplikasi dalam kerangka teknologi knowledge management yang terdiri dari dua bagian yang pertama document management system untuk permasalahan yang berkaitan dengan pengaturan database dokumen, dan content management system untuk aplikasi yang berkaitan pengaturan dan pengaturan content knowledge.

In previous era of indusrialization, organization; company especially intent to focus on development value of efficiency and effectivity. Company just focus only on tangible asset like man, machine, and money that exist in company. Nowadays, we are entering the knowledge era many, the time when many companies make radical changes not only focus on tangible asset but also more focus intangible asset. PT X is a packaging company, which used job order system in its process. The manufacturing process conducted depend on acceptance order and always changes everyday. Beside that, the employee resign is a brain drain without could codified his experience. Therefore, its urgently needed a knowledge management system to manage knowledge asset that existing in production department. In this research was designed knowledge management system to manage all knowledge asset with ten roadmap Amrit Tiwana's method, but limited on the design phase consist of four steps, analyze existing infrastructure, align knowledge management and business strategy, design knowledge management infrastructure, and audit existing knowledge asset and system. Knowledge management design conducted to audit knowledge asset, knowledge development, technology information that used, document mapping, and procedures used for knowledge management system. And the end at this paper will designed application in technology framework of knowledge management that involve two part, firstly document management system which solve manage and control document, and secondly content management system for database application that manage, store, and distribution information and knowledge at production department."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Judistira Hayuningrat
"PT X merupakan unit produksi di bawah Departemen Biologi UI yang memproduksi minuman kesehatan dari bahan Aloe vera (tanaman lidah buaya) yang dikemas dalam botol dan gelas plastik. Perusahaan tersebut ingin meningkatkan kapasitas produksi menjadi 1 juta botol dan atau gelas per bulan alan 40000 botol dan atau gelas per hari. Pemicu utama adalah unit produksi yang telah ada sekarang dinilai sudah tidak dapat dikembangkan Iagi unmk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 40000 botol per had dan angka permintaan sudah melewati kapasitas pmduksi saat ini. Pemicu yang Iain adalah jalur proses produksi yang masin belum teratur satu jalur untuk memenuhi 4 jenis produk) sehingga pemenuhan kapasitas produksi sering mengalami fluktuasi. Bila customer pada bulan lalu memesan 3000 botol minuman per hari dan bulan ini permintaan berubah menjadi 2000 gelas maka akan terjadi keterlambatan produksi karena pihak operasional harus mengatur ulang proses agar sesuai dengan pemintaan pada bulan ini. Faktor yang lain adalah perusahaan ini ingin memperluas daerah pemasaran.
Penelitian ini membuat rancangan Lay Out pabrik yang akan digunakan untuk produksi dengan rencana kapasitas produksi yang telah ditentukan oleh perusahaan dan mengembangkan jalur produksi yang lebih baik untuk memproduksi 4 jenis minuman secara bersamaan. Dari hasil perhitungan diperoleh kebutuhan bahan baku pelepah Aloe vera 866/kg per hari dan luas total Iahan pabrik sebesar 3500 ml dan 2000 m2 untuk bangunan pabrik bentuk hanggar dengan 23 macam area yang terdapat pada keseluruhan luas pabrik.

PT X represent unit production of Biological Department of University of Indonesia which is producing health beverage from Aloe vera materials ( aloe crop) tidy in plastic glass and bottle. The company wish to improve production capacities become 1 million bottle and or glass per month or 40000 bottle and or glass per day. Major cause is the current unit production which is now assessed by, cannot be developed again to increase production capacities become 40000 bottle per day and request number have passed capacities production in this time. Other cause is production process line is still not yet regular ( one line to fulill 4 product type) so that accomplishment of capacities production often experience of fluctuation. If customer, at last month, ordered 3000 bottles beverage per day and then request turn into 2000 glasses beverage at this month, hence will happened delay production because the operational side have to arrange to repeat process to be as according to request for this month. Other factor is this company wish to extend its marketing area and market share.
This research will establish a Plan Lay Out that will be used to produce more healthy beverage with production capacity plan which is determined and develop better production lines to produce 4 beverage type concurrently. Based on calculation and research obtained by, the requirement of Aloe vera frond raw material is 8667 kilograms per day and totalize factory farm wide equal to 3500 m2 and 2000 m2 for the manufacturing plant of form hangar with 23 kinds of area found at the factory.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Willyono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanto Putra
"Penelitian ini membahas tentang Kerja Sama Pengembangan Sistem Manajemen Rekod di Departemen Knowledge Management PT Rekayasa Industri yang mendeskripsikan proses kerja sama yang melibatkan tim konsultan dan tim PT Rekayasa Industri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi ini, dengan para informan yang ditentukan berdasarkan purposive sampling ini dilakukan pada Mei 2013-Desember 2013. Hasil temuan penelitian menunjukkan, bahwa pada dasarnya pengembangan Sistem Manajemen Rekod di PT Rekind, didasarkan pada kebutuhan praktis yaitu pertimbangan beban ekonomi yang timbul untuk penyimpanan rekod di offsite storage. Proses kerja sama di PT Rekind, antara tim konsultan dengan tim PT Rekind berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu tahap pra kerja sama, tahap proses kerja sama, dan tahap pasca kerja dan menghasilkan kesimpulan sementara hasil kerja sama. Setiap individu dari anggota tim yang saling bekerja sama memiliki pemahaman dan kepentingan yang berbeda-beda terhadap pengalamanan kerja sama pengembangan sistem manajemen rekod. Kerja sama yang berlangsung melalui proses interaksi, merupakan arena untuk saling berbagi dan berharap untuk mendapatkan pengetahuan baru, membangun hubungan sosial yang sinergis dan, saling menukar modal yang dimiliki. Hasil dari kerjasama pengembangan sistem manajemen rekod berupa seperangkat produk tools sistem manajemen rekod yang terdiri atas kebijakan/policy, prosedur, dan petunjuk teknis (works instruction) Sistem Manajemen Rekod.

This study discusses the development cooperation Record Management System in the Department of Knowledge Management PT Rekind. This research uses qualitative approach with phenomenological method. The method for a collect of data is interviews, observation, focus groups discussion and document analysis. The informants choosen with purposive sampling was conducted in May 2013 - December 2013. This research found, basically the Record Management System development in PT Rekind, over which the practical needs of economic considerations in offsite storage costs. The process of cooperation in the development of the record management system, involve between the consultant team and team of PT Rekind take place in three phases, namely pre cooperation, stage of the process of cooperation, collaboration and the post explaining the tentative conclusions in collaboration. Each individual team members working together and understanding different interests of the cooperation of experience developing record management system, cooperation takes place through a process of interaction, an arena for sharing and hope to gain new knowledge, build synergistic relationships and social capital exchange. Results of development cooperation records management system a set of tools record management system which consists of a policy, procedures, and works instruction Record Management System."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T39248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Tri Hapsari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendra Utama
"
ABSTRAK
Untuk memenuhi peningkaxan produksi, PT. X tengah menyusun suatu l-:onsep sistem produksi untuk memperbaiki sistem produksi yang ada. Kcmsep yang dibuat oleh PT. X ini merupakan penerapan dari sistem MRP. Disamping hal tersebut PT. X juga merencanakan membangun suatu sistem informasi untuk mendukung proses produksi dengan penggunaan penmgkat lunak SAP R/3.
Nantinya, konsep sistem produksi yang sedang dirancang oleh PT. X akan diterapkan dengan menggunakan sistem SAP R/3.
Konsep JIT adalah suatu konsep yang bertujuan untuk menelcan segala bentuk pemborosan pada proses produksi. Salah sam cara untuk menekan pemborosan adalah dengan cara sedapat muugkin hanya memproduksi barang yang diperlukan., pada Saat diperlukan, dalam jumlah yang diperlukan. Untuk mencapai hal tersebut digunakan sistem kanban pada pengendalian produksi.
Mengigat banyaknya keuntungan sistem IIT pada pengendalian produksi dan tersedianya fasilitas sisten Kanban /JIT pada perangkat lunak SAP R/3, penulis mengusulkan umuk mengkornbinasikan sistern MRP dengan sistem Kanban/ JIT pada proses perencanaan clan pengendalian produksi di PT. X.
Dari penelitian penulis dihasilkan suatu alternatif penerapan sistem Kanban SAP R/3 pada pengendalian produlcsi forklift di PT. X.
"
1997
S36816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Luthfi Irfansyah
"Di era globalisasi ini, perusahaan dituntut harus memiliki competitive advantage untuk memenangkan persaingan yang sudah semakin ketat. Salah satu competitive advantage yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola pengetahuan dan teknologi. Banyak perusahaan yang sudah memahami pentingnya pengelolaan pengetahuan, mulai menggeser paradigmanya yang semula mengandalkan pada resource based competitiveness menjadi knowledge based competitiveness. Untuk menerapkan knowledge based competitiveness disebuah perusahaan diperlukan sebuah sistem manajemen pengetahuan yang mampu mengelola, mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan tersebut keseluruh elemen perusahaan. PT Telkom sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia sangat menyadari bahwa pengetahuan merupakan suatu sumber daya strategis yang dapat memberikan manfaat untuk kemajuan perusahaan secara kompetitif. Intensitas kompetisi yang semakin tinggi menuntut pelayanan yang lebih inovatif yang hanya dapat dipenuhi melalui kolaborasi antar individu, antar unit, antar fungsi, dan antar disiplin knowledge. Oleh sebab itu sejak akhir tahun 2005, PT Telkom mengeluarkan program KAMPIUN yaitu program implementasi sistem manajemen pengetahuan yang terintegrasi untuk semua divisi dan unit.
Pada penelitian ini dirancang suatu sistem knowledge management untuk mengelola aset knowledge dengan menggunakan sepuluh langkah pemetaan knowledge dengan metode Amrit Tiwana, namun dibatasi pada tahap perancangan yang terdiri dari empat langkah, yaitu analisis infrastruktur pendukung knowledge management, pengintegrasian strategi perusahaan dengan strategi knowledge management, perancangan infrastruktur knowledge management dan audit dan aset knowledge management. Hasil perancangan sistem manajemen pengetahuan ini meliputi pemetaan pengetahuan dari masing-masing bagian, gap pengetahuan yang terjadi, nama-nama referensi pengetahuan, nama-nama ahli pengetahuan, pengembangan pengetahuan, prosedur, serta kerangka konsep dari sistem manajemen pengetahuan yang dibuat.

In the globalization era, firms are sought to have a competitive advantage to win the more intense competition. One of the competitive advantage that has to be own by firms is the capability to manage knowledge and information. Many of the firms which already realize the importance of this capability are started to shift their paradigm from resource based to knowledge based competitiveness. In order to apply this knowledge based competitiveness, firms must have a (knowledge management) system that capable to manage, develop and distribute their knowledge to every element of the firms. PT Telkom as the biggest telecommunication company (corporation) in Indonesia is firmly realize that knowledge is one of the strategic resources that can give benefit on the company?s (corporation?s) competitiveness. The increasing intensity of competition demand more innovative services that can only provide by firms through collaboration among individuals, units, functions, and knowledge disciplines. Based on this argument, since the end of 2005 PT Telkom has launched KAMPIUN program which is the implementation of the integrated knowledge management system for all its divisions and units.
In this research was designed knowledge management system to manage all knowledge asset with ten roadmap Amrit Tiwana?s method, but limited on the design phase consist of four steps, analyze existing infrastructure, align knowledge management and business strategy, design knowledge management infrastructure, and audit existing knowledge asset and system. The designed knowledge management system covered the knowledge mapping from every section, the knowledge gap occurrence, the knowledge reference names, the knowledge expert names, the knowledge development, the procedures, and the conceptual framework of the proposed knowledge management system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Wahyudi
"Pemeliharaan adalah kegiatan untuk mempertahankan kondisi suatu aset seperti kondisi ketika aset tersebut diciptakan. Selama ini pemeliharaan selalu menjadi warga kelas dua dalam industri. Bagaimana jika pemeliharaan ini menjadi salah satu proses inti dalam suatu jenis industri? Salah satu jenis industri ini adalah industri penyewaan infrastruktur BTS. PT. X adalah perusahaan yang bergerak dalam industri jenis ini. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang sangat ketat, maka PT. X mau tak mau harus terus menerus memperbaiki layanan pemeliharan yang ditawarkan kepada konsumen. Salah satunya dengan melakukan perbaikan proses bisnis. Perbaikan proses bisnis menjadi bahasan dalam penelitian ini. Penelitian bertujuan untuk mengusulkan perbaikan proses bisnis yang terjadi di departemen maintenance PT.X. Caranya dengan melakukan pemetaan proses bisnis sederhana terhadap proses yang terjadi di maintenance, melakukan analisis, dan mendesain ulang proses menggunakan rekayasa ulang proses bisnis atau atau simplifikasi proses. Penggunaan simplifikasi atau rekayasa ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tiga proses utama dalam Departemen maintenance adalah penanganan keluhan pelanggan, pemeliharaan rutin, dan pemeliharaan perbaikan. Melalui pareto chart masalah ditemukan bahwa masalah utama pada proses pemeliharaan perbaikan dan penanganan komplain adalah kehilangan grounding. Kemudian dilakukan desain ulang proses yang ditekankan untuk mengurangi waktu siklus penanganan kecurian grounding pada kedua proses. Hasilnya pada proses pemeliharaan perbaikan terdapat penurunan waktu penyelesaian masalah sampai sebesar 49% dari waktu siklus awal dan pada proses penanganan komplain penurunan mencapai 29% dari waktu siklus awal. Pemeliharaan rutin sendiri tidak memerlukan perbaikan karena mempunyai pencapaian proses yang baik.

Maintenance is an activity to maintain condition of an asset as it was build. For all decades, maintenance is often treated as ?second class citizen? in Industry. How if maintenance become one of the core process in one of industry? We can make sure that only company that provides superior maintenance is left. BTS infrastructure provider is one of this type of industry. PT.X is a company that runs in this type or industry. To survive in the competition, PT. X must improve their maintenance service provide for their customer. One of many ways is with doing business process improvement. Business process improvement is main theme in this research, while the aims is to propose Improvement in Business Process in Maintenance Department of PT.X by conducting business process mapping, analyze that map, and redesign the process using business process reengineering or simplification. The use of this methods (BPR) and simplification is based on company needs. Three main process in Maintenance Department are Complaint Handling, Routine maintenance, and corrective maintenance. According to the pareto chart, the main problem for complaint handling and corrective maintenance is grounding losses. This was the aim of improvement of the two processes. The result is there?s decrease in cycle time of complaint handling process by 29% and reducing corrective maintenance cycle time by 49%. Routine maintenance itself is needn?t any improvement of process because it is good enough in process achievement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Hidayat
"Sistem produksi memegang peranan yang vital pada perusahaan manufaktur. Penerapan sistem produksi yang tidak sesuai dapat menurunkan kinerja perusahaan terutama dengan persaingan dengan perusahaan lain. Dalam hal ini, PT X selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya melalui peningkatan efisiensi dan efektifitas produksi. PT X sebagai salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di industri alat pengukuran ingin menerapkan sistem yang dapat membantu mengurangi persediaan yang menumpuk yang ada di perusahaan. Dengan produk meteran listrik yang bervariasi- PT X berusaha mengurangi persediaan barang yang menunggu diproses melalui sistem Jusi-ln-Time menggunakan kanban. Sistem kanban yang digunakan adalah kanban penarikan dan kanban perintah produksi. Kemudian akan dihitungjumlah kartu kanban yang diperlukan, ditentukan desainnya dan dibuatkan pergerakannya di dalam lini produksi dan perakitan. Adapun sistem ini akan dibandingkan dengan sistem yang dilakukan saat ini dengan bantuan software pemodelan. Keluaran yang diharapkan adalah persediaan barang yang menunggu diproses sebagai faktor yang ingin diminimalisasi. Berdasarkan simulasi yang dilakukan, sistem produksi menggunakan kanban menghasilkan jumlah barang yang menunggu diproses (WIP) lebih sedikit dengan penurunan 36% dari kapasitas akhir. Sedangkan kapasitas secara maksimum, pengurangannya sebesar 75%.

Production system holds vital role in manufacturing environment. The improper application of production system could decrease company's competitive forces with others. In this case. PT X always strives to improve their final product by the improvement in production efficiency and effectiveness. PT X as one of the manufacturer in metering system is looking for the appropriate system that reduces the waiting inventory in their production line. With variances in electrical metering product, PT X tries to reduce the waiting work-in-process by Just-In-Time system using kanban. The use of kanban system is withdrawal kanban and production-ordering kanban. Then the number of kanban which needed is counted, the design is created, and the (low is generated in production and assembly line. Then this system is compared to the established system by the help of modeling software. The expected output is the work-in-process as the minimize factor. Based on the simulation, kanban production system decreases work-in-process by 36% in final capacity. In maximum capacity, it decreases by 75%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Zaini
"Di dalam era globalisasi setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa mengembangkan usahanya sehingga dapat bertahan dan unggul di dalam persaingan yang semakin ketat. Pengetahuan sebagai aset intelektual merupakan aset yang sangat penting di samping aset-aset fisik lainnya. Pengelolaan pengetahuan yang dikenal dengan Knowledge Management (KM) memegang peranan penting di dalam memberikan nilai kompetitif suatu perusahaan.
Pada penelitian ini dirancang suatu sistem KM pada departemen Automation PT. BFM, dengan metode langkah implementasi KM yang dikembangkan oleh Amrit Tiwana: KM Tool Kit. Perancangan dimulai dengan dua macam identifikasi, yaitu identifikasi awal dan identifikasi strategi. yang merupakan langkah di dalam menciptakan cetak biru sistem yang akan dikembangkan. Sistem tersebut nantinya akan memiliki suatu KM Tool yang sesuai dan dapat diterapkan perusahaan.
Hasil perancangan KM tool di dalam penelitian ini adalah berupa KM intranet, yaitu suatu portal (berbasis web) yang dapat diaplikasikan melalui teknologi intranet. Dengan KM intranet diharapkan perusahaan dapat secara efektif dan efisien menjelankan proses KM sehingga terjadi iklim pembelajaran untuk menghasilkan individu dan organisasi yang produktif dan inovatif.

In globalization era, every organization is expected to develop its business all the time so could be survived and leading in the hard competition. Knowledge as intellectual asset is the most important thing beyond the other physical assets. Knowledge management (KM) is the key to give competitive advantage to an organization.
This research designs a knowledge management system at Automation department PT. BFM, with reference of Amrit Tiwana's 10 road map of KM implementation: KM Tool Kit. The design was started by doing two kind identifications as step to build a blue print of system to be developed, that will use suitable KM tool for company.
The result of KM tool design is KM intranet. KM intranet is a portal (web based) in which could be implemented by intranet technology. By KM intranet, company can run KM process effectively and efficiently to create productive and innovative knowledge worker.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51888
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>