Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127217 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S41834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Handayanti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napsan Junaidi
"Untuk menjadi seorang Ners Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, seorang residen harus menjalani Praktik residensi sesuai dengan kekhususan tersebut. Residen spesialis keperawatan medikal bedah berperan sebagai pemberi pelayanan dalam asuhan keperawatan profesional menggunakan pendekatan model adaptasi Roy pada kasus utama gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Residen berperan sebagai peneliti menerapkan tindakan keperawatan berbasis bukti dengan topik refleksologi kaki untuk meningkatkan kualitas tidur pasien hemodialisis. Dari penerapan keperawatan berbasis bukti ini didapat hasil perubahan kualitas tidur pada pasien hemodialisis yang mendapatkan refleksologi kaki sebelum dan sesudah tindakan.

To become a urinary system nurse specialist, a student must undergo the residency practice of medical surgical nursing in accordance with the specificity. The resident of the medical Surgical Nursing Specialist acts as a service provider in professional nursing care using the Roy adaptation model approach in the main case of terminal kidney failure on HD. Resident acts as researcher using evidence-based nursing actions with foot reflexology to improve sleep quality hemodialysis patients. From the application of evidence-based nursing, the results of changes in sleep quality were obtained in hemodialysis patients who received foot reflexology before and after the action.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizaldi Kamil
"ABSTRACT
Sistem tata bahasa merupakan salah satu cara untuk membaca sebuah ruang kota. Citra sebuah lingkungan dibaca melalui dua arah, pengamat selaku subjek dan lingkungan sebagai objek. Melalui cara ini kota dibaca melalui struktur ruang kota yang terjadi melalui pola-pola dan makna tertentu oleh pengamat. Letak papan reklame billboard merupakan salah satu elemen dalam ruang kota dan salah satu cara sebagai objek pengamatan yang dilakukan melihat sistem tata bahasa sebuah kota. Papan reklame yang berada di Kawasam Pancoran Jalan Jendral Gatot Subroto merupakan studi kasus ruang kota yang dapat diamati melalui cara identifikasi, struktur, dan makna dengan menggunakan prinsip konotasi oleh pengamat secara subjektif untuk membaca sistem tata bahasa ruang kota melalui letak papan reklame. Melalui metode ini, manusia tidak hanya memaknai semiotik melalui isi dari papan reklame, namun keberadaan reklame dapat dimaknai oleh manusia.

ABSTRACT
Grammar system is one of the ways to read a city space. An image of an environment is read through directions, with observers as the subjects and nature as the object. Through such spatial process, the city is read by assessing city space structure that consists of patterns, and thus, certain meanings. Billboards, as one of the elements in urban space, becomes one of the observed objects in reading the grammar of a city. The billboards in Kawasan Pancoran Jendral Gatot Subroto is chosen as a case study, assessed by ways of identification, structure, and meaning using the principle of connotation in the subjective eyes of the observers. Using this method, human is not only interpretating semiotics through the content of billboards, but the presence of billboard itself can be significant to people. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuli Zulkifli
"Kebutuhan akan jasa telekomunikasi yang besar pada High !live Building (HRB) di Gatot Subroto - Kuningan Jakarta, menyebabkan PT TELKOM sebagai operator telekomunikasi di Indonesia melaksanakan Proyek Gatsu yang berdasarkan perkiraan kebutuhan tahun 1993. Proyek ini didukung dengan teknologi tekrtik transmisi Synchronous Digital Hierarchy (SDH) yang berkemampuan menyaiurkan sinyal dengan kecepatan tinggi dan sistem fiber In The Loop (F1TL) sebagai jaringan lokal akses ke pelanggan. Analisis penerapan proyek Gatsu menghasilkan beberapa masukan berupa sistem pada proyek belum digunakan secara maksimal, masih dapat ditingkatkan kemampuan dalam melayani kebutuhan telekomunikasi di HRB terutama dalam pemenuhan kebutuhan berdasarkan perkiraan akhir tahun 1998 (Rencana Eskalasi Maksimum). Adanya perkiraan kebutuhan jenuh tiap HRB juga memerlukan kapasitas yang besar di luar kemampuan kapasitas proyek Gatsu (yang menggunakan STM-4)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S41885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Trepti Pratiwi
"Ketertarikan awal adalah melihat adanya Jalan Gatot Subroto Timur yang baru dibangun tahun 1980-an sebagai kawasan bisnis baru kota Denpasar. Dengan peruntukan sebagai kawasan campuran, seat ini jalan ini dipenuhi berbagai jenis bangunan, umumnya ruko, yang menjual berbagai macam barang maupun jasa. Sebagian besar jenis perdagangan yang ada di kawasan ini adalah bengkel, lalu makanan, sparepart dan lain-lain.
Bali sendiri mempunyai konsep tata ruang tradisional yang unik, yaitu tata ruang makro-regional dan mikro-arsitektur. Konsep Tata Ruang Bali berdasarkan pada desa. Sedangkan dalam perkembangannya, desa-desa ini telah berkembang hingga akhirnya menjadi kota. Menarik untuk mencermati bagaimana konsep tata ruang ini berperan dalam proses produksi ruang kota di Bali saat ini. Denpasar khususnya, kota yang merupakan ibukota propinsi Bali, mempunyai visi "Denpasar sebagai Kota Budaya" yang berlandaskan budaya Bali. Menurut visi ini maka Denpasar adalah kota yang mewujudkan konsep-konsep budaya Bali, tennasuk perwujudan tata ruangnya. Bagaimana proses produksi ruang ini terjadi dalam sebuah kawasan seperti Jalan Gatot Subroto Timur, yang diciptakan dart sebuah konsep baru yaitu konsolidasi tanah perkotaan, suatu konsep pembentukan *ilayah yang bukan berasal dart konsep tradisional tata ruang Bali. Untuk melihat pembentukan ruang secara sosial ini saya mengacu pada teori Lefebvre, yaitu bahwa pembentukan ruang secara sosial mempunyai tiga elemen yang sating berhubungan, yaitu praktek keruangan (spatial practice), ruang tergagas (representations of space), ruang terhuni (representational spaces).
Penelitian ini menggunakan metoda penelitian kualitatif khususnya pendekatan studi kasus, dengan mempertimbangkan bahwa perubahan tata ruang dan produksi tata ruang yang diteliti, yang meliputi aspek internal dan eksternal, banyak memiliki fenomena yang tidak semua dapat ditangkap melalui metode kuantitatif. Teknik penelitian dengan metoda kualitatif diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai nilai-nilai budaya Bali dalam produksi ruang. Penelitian dilakukan kepada informan yang merupakan aktor-aktor yang berperan dalam produksi ruang yang diteliti, yaitu pemerintah, pemerhati kotal ahlil budayawan, serta penghuni dan pemakai jalan. Pengambilan data primer dilakukan dengan wawancara berpedoman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan produk ruang Jalan Gatot Subroto Timur untuk mengubah peruntukan tanah sawah dan tegalan menjadi kawasan permukiman Gatot Subroto, merupakan perencanaan top-down atau merupakan representations of space hanya dari pihak penguasa (pemerintah) saja. Namun suasana sosial politik pada saat itu memang memungkinkan partisipasi masyarakat yang dapat menerima sepenuhnya proyek tersebut, karena masyarakat menganggap produk tata ruang barn yang akan dibangun tersebut dalam segi ekonomi menguntungkan baginya. Dalam tahap ini peran serta dari pemerhati kota boleh dikatakan tidak ada karena representations of space yang seharusnya berbasislbernuansa budaya Bali tidak pernah dipikirkan oleh perencana.
Dari segi representational spaces, sebetulnya penghuni yang beretnis Bali sudah menghayati bahwa produk ruang yang dibuat seharusnya berdasarkan pola tata ruang Bali, namun ternyata hal ini dikesampingkan dengan alasan efisiensi. Oleh karena itu terlihat berbagai penyederhanaan dalam produk ruang yang terjadi. Yang menarik, penyederhanaan ini justru dilakukan oleh penghuni beretnis Bali. Di sisi lain praktek keruangan yang dibangun oleh pengusaha nasional maupun internasional justru menghasilkan praktek keruangan yang mengikuti pola tata ruang Bali.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa praktek keruangan (spatial practice) Jalan Gatot Subroto Timur memang bernuansa campuran; campuran permukiman dan tempat usaha serta campuran antara yang menggunakan konsep-konsep ruang Bali maupun tidak, baik di dalam representational spaces maupun representations of space sehingga menghasilkan suatu pola tata ruang yang tanggung atau setengah-setengah. Walaupun demikian pemerintah tampaknya tidak berkeberatan dengan adanya praktek keruangan semacam ini, terbukti dengan tidak dipersulitnya memperoleh perijinan bangunan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Walujo BR
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh maupun lama efek penyemprotan residual Perigen 25 % W.P terhadap kepadatan lalat dan lipas di RSPAD Gatot Subroto dalam upaya perencanaan program pengendalian lalat dan lipas dengan menggunakan pestisida yang aman, efektif di rumah sakit.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen program pengendalian vektor menggunakan dosis residual Ferigen 25 % W.P, dengan desain penelitian Pretest - posttest menggunakan kontrol, selama kurun waktu satu bulan.
Pengambilan sampel dengan blok desain, dimana ruang perawatan di RSPAD Gatot Subroto dibagi dalam 3(tiga) blok, satu blok dipakai sebagai barier/pemisah antara perlakuan dengan kontrol. Pemilihan blok di lakukan secara proporsif mengingat dalam pelaksanaan penelitian ini disamping ruang perawatan, penyemprotan di lakukan juga pada TPS, Dapur, Kantin, sehingga ruang perawatan yang berdekatan dengan TPS, Dapur dan Kantin di pilih sebagai blok perlakuan dan yang jauh sebagai kontrol.
Pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan alat ukur kepadatan lalat yang berupa flygrill dan alat ukur kepadatan lipas yang berupa umpan berperekat ukuran 30 x 30 cm untuk luas 1 m2. Pengukuran kepadatan lalat di lakukan pada pagi hari dari jam 02.00 sampan dengan jam 12.00 dengan interval pengukuran tiap 1 menit, sedangkan untuk pengukuran kepadatan lipas umpan di pasang pada sore hari dan di ambil pada pagi hari, lipas yang tertangkap pada umpan di.hitung.
Analisa hasil menggunakan personal computer dengan program statpack, analisa yang di gunakan adalah uji t Test.
Hasil yang dicapai 1 bulan setelah penyemprotan secara statistik penyemprotan residual Perigen 25 % W.P dapat menurunkan kepadatan lalat dan lipas lebih dari 50 % kepadatan lalat dan lipas sebelum penyemprotan. Secara klinis hasil yang di capai penyemprotan residual Perigen 25% W.P. tersebut (bila dibandingkan dengan baku kriteria penilaian kualitas lingkungan hayati) kepadatan lalat dan lipas di Dapur, Kantin dan Ruang perawatan umum maupun kebidanan masih di bawah baku tertinggi, sehingga sebulan setelah penyemprotan masih belum perlu di lakukan penyemprotan ulangan.
Dengan biaya obat dan tenaga sebesar Rp 100,25 / M2 dapat menurunkan kepadatan lalat 0,063 unit/m2 dan menurunkan kepadatan lipas 3,7 lipas/m2. Beaya obat dan tenaga untuk penyemprotan seluruh tempat - tempat yang beresiko tinggi untuk lalat dan Iipas di RSPAD Gatot Subroto sebesar Rp 879.640,?
Sesuai dengan pola dasar Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, RSPAD Gatot Subroto belum memiliki wadah kegiatan maupun perangkat layanan usaha sanitasi rumah sakit, termasuk didalamnya usaha pengendalian sektor/serangga."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Slamet Prihadi
"Pendahuluan : Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, merupakan rumah sakit Tingkat I dilingkungan TNI - AD / ABRI , dimana merupakan rumah sakit rujukan tingkat pusat untuk satuan-satuan kesehatan TNl - AD / ABRI yang ada di Indonesia. Sehingga daya tampung rumah sakit yang tersedia cukup besar yaitu sebanyak 1.082 tempat tidur. Namun kapasitas tersebut belum termanfaatkan secara maximal, dengan melihat indikator pelayanan yang ada seperti BOR= 48,49 ( standard= 60 - 80 ), LOS=15,71 ( standard= 6 - 9 ), BT0=17,69 ( standard= 40 - 50 ), TO1=16,69 ( standard = 1 - 3 ). Selain itu di RSPAD Gatot Soebroto juga masih terdapat permasalahan mengenai penanganan rekam medic pada bagian administrasi pasien, khususnya di bagian urusan rawat Inap / rawat mondoknya. Dimana masih terjadi keterlambatan pengembalian kartu rekam medis dari ruang unit rawat inap ke ruang unit penyimpanan pusat dibagian administrasi pasien. Menurut data prasurvey yang didapat peneliti, keterlambatan yang ada setiap bulan selama tiga bulan terakhir pada tahun 1995 adalah sebesar 20,33 buah atau 1,08 % perbulannya. Menurut Ketentuan dalam Permenkes RI No : 749.a I PER / XII / 1989 tentang rekam medis, telah dijelaskan segala sesuatunya tentang rekam medis termasuk diantaranya mengenal legalitas dan Cara pengembalian dan penyimpanan rekam medis. Selain itu dalam peraturan yang ada di RSPAD-GS atau Protap ( prosedurtetap ) rumah sakit tersebut dinyatakan bahwa rekam medis harus dikembalikan ketempat penyimpanan pusat setelah 2 X 24 Jam setelah penderita lepas rawat inap ke ruang unit penyimpanan pusat, jika hal tersebut terlampaui maka dikategorikan terlambat. Mengingat begitu pentingnya rekam medis maka keterlambatan pengembaliannya akan mempengaruhi proses pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut. Dimana Rekam medis tersebut akan digunakan untuk pembuatan laporan sehubungan dengan fungsi rujukan dan fungsi lainnya pada RSPAD - Gatot Soebroto. Sebagaimana diketahui pada rumah sakit tersebut tenaga dokter yang melaksanakan pelayanan kepada penderita terdiri dari dokter militer dan dokter sipil, dan penderita yang dilayaninya terdiri dari penderita militer,penderita sipil TNI-AD / ABRI serta penderita masyarakat umum. Sehingga karakteristik penderita yang ada sangat bervariasi.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan melihat gambaran hubungan antar keterlambatan pengembaiian kartu rekam medis dari ruang unit rawat inap penderita ke ruang unit peyimpanan pusat dengan dokter yang menangani penderita dan karakteristik penderita Rumah sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta.
Metodologi : Penelitian ini merupakan penelitian " Crossectional - Descriptif ". Pengumpulan data dilaksanakan dengan menyebarkan Check list pemantauan pengembalian kartu rekam medis ke ruang unit rawat Inap penderita dan keruang ruang unit penyimpanan pusat di bagian pasien, setama 3 (tiga ) minggu pada bulan Januari 1996. Analisa terhadap data yang terkumpul dilakukan dengan analisa Univariat yaitu untuk melihat distribusi variabel bebas dan variabel terikat, dan analias Bivariat dengan menggunakan Uji Mac Nemar pada kelompok dokter yang menangani penderita dan Uji Chisquare pada karakteristik penderita. Pada analisa bivariat dilakukan guna melihat gambaran hubungan antara variabel babas dan variabel terikat.
Hasil : Dalam penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 1.024 buah kartu rekam medis. Kemudian peneliti mengadakan analisa terhadap l.024 buah kartu rekam medis yang dikembalikan dari ruang rawat inap penderita ke ruang unit penyimpanan pusat . Menurut hasil analisa Univariat terlihat bahwa kartu rekam medis yang ditangani oleh Dokter Spesialis sebanyak 720 buah yang terdiri dart 72 buah terlambat atau 10 % dan 648 buah tidak terlambat atau 90 %. Kartu rekam medis yang ditangani oleh Dokter umum sebanyak 304 buah yang terdiri 117 buah terlambat atau 38,49 % dan 187 buah tidak terlambat atau 61,51%. Pada kelompok Dokter Militer terdapat keterlambatan sebanyak 91 buah atau 14,99 % sedang tidak terlambat sebanyak 516 buah atau 85,01 %. Pada kelompok Dokter Sipil terdapat keterlambatan sebanyak 98 buah atau 23,51 % dan 319 buah tidak terlambat atau 76,49 %. Menurut karakterlstlk penderita yang terdiri dari kelompok penderita militer dan kelompok penderita sipil, terjadi distribusi variabel terikat sebagai berikut : pada kelompok penderita militer terdapat keterlambatan sebanyak 109 buah atau 16,87 % dan 537 tidak terlambat atau 83,13 %. Pada penderita sipil terdapat keterlambatan sebanyak 80 buah atau 21,16 % dan tidak terlambat sebanyak 298 buah atau 78,84 %. Pada penderita kelompok militer perwira terdapat keterlambatan sebanyak 13 buah atau 5,99 % dan tidak terlambat sebanyak 204 atau 94,01% , pada kelompok bintara terdapat keterlambatan sebanyak 34 buah atau 15,81 % dan tidak terlambat sebanyak 62 atau 28,97 %, pada kelompok tamtama terdapat keterlambatan sebanyak 62 buah atau 28.97% dan tidak terlambat sebanyak 152 buah atau 71,03%. Pada penderita kelompok sipil berdasarkan kelas perawatan yang ada keterlambatan pengembalian kartu rekam medis terjadi sebagai berikut : pada penderita kelas perawatan I terdapat perawatan II terlambat sebesar 14,54 % dan tidak terlambat sebesar 85,46 %, pada penderita kolas perawatan III terlambat 43,44% dan tidak terlambat 58, %. Pada hasil analisa Bivariat dengan menggunakan uji nilai dengan rumus Mac Nemar dan rumus Chisquare dengan penentuan nilai P = 0.05 didapatkan hasil sebagat berikut : Pada kelompok dokter yang menangani penderita ; menurut kelompok Dokter Speslalis dan. Dokter Umum terdapat penolakan terhadap hipotesa yang diajukan sehingga terdapat perbedaan yang bermakna antara keterlambatan pengembalian kartu rekam medis yang ditangal oleh dokter Spesialis dan keterlambatan yang ditangani oleh dokter umum. Sedangkan pada kelompok Dokter Militer dan Dokter Sipil didapatkan hasil uji yang menyatakan penolakan hipotesa yang diajukan sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara keterlambatan pengembalian kartu rekam medis yang ditangani oleh dokter mlliter dan keterlambatan yang ditangani oleh dokter sipil. Berdasarkan Karakteristik penderita yang ada didapatkan hasil uji sebagat berikut : Pada kelompok penderita Militer dan Sipil terdapat hasil uji Chisquare menunjukkan adanya penerimaan terhadap hipotesa yang diajukan, sehingga tidak terdapat perbedaan keterlambatan yang terjadi antara kelompok penderita sipil dan kelompok penderita militer.
Untuk kelompok penderita militer berdasarkan kepangkatan yang ada yaitu kelompok Pa, Ba Dan Ta didapatkan hasil uji Chisquare menunjukkan penolakan terhadap hipotesa yang diajukan, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada keterlambatan yang terjadi pada kelompok keterlambatan sebesar 7,53 %, tidak terlambat 92,47 %, pada penderita kelas penderita Pa , Ba dan Ta. Pada Kelompok penderita Sipil berdasarkan kelas perawatan yang ada, hasil uji nilai Chisquare menunjukan hasil penolakan hipotesa yang diajukan , sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbadaan yang bermakna pada keterlambatan yang terjadi pada kelompok penderita sipil kelas perawatan I, II dan III.
Daftar Bacaan : 44 (1957 - 1994 ).
PREFACE: Gatot Subroto Military Hospital is the first class military hospital and top referral military hospital in Indonesia. It has 1082 beds, but the capacity of the hospital its not utilize as well, for example BOR = 48.49% (standard = 60 - 80%), LOS = 15.71 days (standard = 6 - 9 days), BTO = 17.69 % (standard = 40 - 50%), TCI = 16,69 days (standard = i - 3 days). Besides, in this hospital there is a problem about the medical records, specifically at inpatient unit. The main problem in this area Is the delayed of returning medical records from inpatient unit to central storage at patient administering. Base on the pre-survey data, for the last 3 months during 1995 the number of delayed is 20.33 records or 1.08% per month. In Permenkes Rl No: 749.aIPERIX1I11989 about the medical records, has been explained clearly about the legality, the procedure of returning and saving of medical records. So was in standard procedure of Gatot Subroto hospital, it says that the medical record should be returned to the central storage in 2 x 24 hours after the patient left, if not it will be categorized as delayed. Regarding to the significant role of the medical record, the delayed of returning medical record will take effect on services process in the hospital. The medical record that is planned to be use as main material of report writing. Ws known, that the sums of doctors (as personal) who do the services are the gathering of military and civilian doctors. There are wide range of characteristics of the patients, this result is come from the policy that allowed many rather social groups to be served.
PURPOSE: The objective of the research is to describe the relationship between medical record card's delayed return (from the inpatient unit to central storage) with the doctor who handle the patient's case and it's characteristic in Ruah Sakit Pusat Angkatan Darat - Gatot Subroto Jakarta.
METHOD: This research Is "a Crossectional - Descriptive". Data were collected by spreading the check list control of medical record return's card to the Inpatient unit and the central storage room in patient administering, and these processes are take 3 weeks of January 1996. Data were analyzed by Univariat Analysis, the aim is to see the distribution of independent and dependent variable. And move along with Unlvariat Analysis there is Bivariat Analysis that operates the Mac Nemar Test to the groups of doctor whose deal with patients, and Chi-square Test to the patient's characteristic. Goal of this analysis is to see the description of relationship between independent variable and dependent variable.
RESULT: The Sample could be collected and analyzed in this research are 1.024 medical record's cards. Results of the Univariat Analysis show that 720 medical record handled by Specialized Doctor are consist of 72 card (10%) delayed and the rest (90%) not delayed. There are 304 medical record cards handled by not specialized doctor, consist of 117 (38.49%) delayed and 187 (61.51%) not delayed. In group of military doctor there are 91 card (14.99%) delayed and 516 card (85.01 %) not delayed, and in group of civilian doctor there are 98 card (23.51 %) delayed and 319 card (76.49%) not delayed. According to patient's characteristic those consist of military and civilian, there is dependent variable distribution as follow: in the group of military patient, the delayed cards are 109 (16.87%) and 537 (83.13%) not delayed. Civilian patient's groups have 80 card (21.16%) are delayed and 298 (78.84%) are not. There are 13 card (5.99%) delayed and 204 (94.01%) not delayed in the group of upper military officer, 34 card (15.81 %) delayed and 62 (28.97%) not delayed in the group of lower military officer and 62 card delayed (28.97%) and 152 card not delayed in the lowest rank of military officer. The delayed card have been resulted in the group of civilian patient In accordance with service classification could be described as follow; in group of 1st class patient there 7.53% are delayed and 92.47% are not, in 2nd class 14.54% are delayed and 85.46% are not and in 3rd class 43.44% are delayed and 56.56% are not. The Result from the Bivariat Analysis which used value test from Mac Nemar formula and Chi-square formula with marked value P=0.05, is as follow: In the point of the doctor who does the service that there sometime occurred rejection to the hypothesis have been proposed, it's resulting an important difference between medical record's card return delayed handled by military doctor and by doctor in common. In the point of the military doctor and general doctor, the test result have been found that there are certain rejection to the hypothesis proposed, and follow with those result is a brief summary as there is important difference between medical record card delayed return handled by military doctor and by doctor in Common. In the point of patient characteristic, les found the result of the test as follow; in the group of military and civilian patients there are acceptance to the hypotheses proposed, and in return there is no difference in delayed card return between group of military patient and civilian patients. In the group of military patient according to the military rank (Pa, Ba and Ba), the result of Chi-square test show there is rejection to the hypotheses. As a summary it can be said that there is important difference in delayed return occurred in groups of I , II and III class.
Readers: 44 (1957 -1994)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>