Ditemukan 63756 dokumen yang sesuai dengan query
Ika Sabrina
"Penelitian ini bertujuan mengungkap bagaimana hubungan gender dengan rancangan arsitektur. Teori yang digunakan adalah teori gender dan feminisme. Penelitian ini juga mengkaji sejarah pergerakan arsitek perempuan sejak tahun 1869 sampai sekarang.
Penelitian ini akan mencari jawaban apakah kesulitankesulitan yang dihadapi arsitek perempuan adalah karena gender atau masalah teknis semata. Dengan perkembangan zaman dan perjuangan kaum feminis akhirnya perempuan tidak lagi dipandang tidak layak untuk bekerja setara dengan laki-laki. Arsitek perempuan pun mulai bermunculan dan mendapat lisensi untuk berpraktek. Keberhasilan yang gemilang diraih oleh Zaha Hadid pada tahun 2004. Ia memenangkan Pulitzer Prize, hal ini tidak saja membuktikan bahwa perempuan mampu menjadi arsitek tapi juga menjadi semangat baru bagi arsitek perempuan di seluruh dunia untuk lebih banyak berkarya. Karena itu, arsitek perempuan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Zaha Hadid. Lalu Chiquitta Pitono, arsitek perempuan dalam negeri yang telah banyak membangun rancangannya. Pembahasan meliputi latar belakang mereka, baik dari segi pendidikan maupun keadaan sosial masyarakat tempat mereka berasal. Sehingga dapat ditarik kesimpulan latar belakang seperti apa yang dapat mempengaruhi arsitek perempuan dalam merancang. Karya-karya mereka akan dibahas mengacu pada teori gender dan feminisme.
Penelitian menyimpulkan bahwa pengaruh gender terhadap arsitek perempuan adalah dari segi teknis, sedangkan dari segi rancangan, hanya sebagian arsitek perempuan yang menerapkan gender dalam rancangan mereka hal ini dikarenakan ketidakpuasan terhadap rancangan arsitek laki-laki yang dianggap mengesampingkan perempuan. Sekarang kita tengah menuju masyarakat yang tidak lagi membedakan perempuan dengan laki-laki. Karena gender merupakan pandangan masyarakat, Ia berubah sesuai dengan perubahan yang ada dalam masyarakat itu sendiri.
The aim of this thesis is to reveal the relationships between gender and architecture. Theories that support this thesis are gender theory and feminism. This thesis also studies the history of female architects which started since 1869 until now. Gender is social construction. In society there are two genders, feminine and masculine. These two are judged differently. Gender which relates to women is feminine, while to men is masculine. The characteristics of feminine are similar to mother nature which is passive and men are associated with the active ones which exploit the nature. That is why, in the past, women were considered not worthy to work outside their homes. Architecture realm is also considered as men's realm. Female architects will find it is harder to work in.This research will seek for answers whether the difficulties faced by female architects are the results of their gender or just mere technique problems. As the time turns and lots of feminism struggle, finally, women are no longer thought as not equal to men. Female architects show themselves and get the license to design. The bright star happens to appear among architects, Zaha Hadid. She won the 2004 Pulitzer Prize and she is one powerful architect nowadays. This not just leads to the proof of women's capabilities but also burns the spirit for other female architects. Zaha Hadid will be reviewed in this thesis, along with Chiquitta Pitono, an Indonesian female architect who has built many buildings in our own country. The review will be about their backgrounds, including education and the background of the society in which they ever live. This will bring us to conclusions of what kind of backgrounds that influence female architects. Their designs will be reviewed according to theory of gender and feminism.This thesis concludes that influences of gender on female architects are more about technique problems. In design point of view, only few of female architects who put gender issues into their works. This is caused by unsatisfied designs by male architects which do not deliberate women?s needs. Now we?re heading to accepting women as the same as men. Because gender is social construction, it changes as the society changes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48365
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ria Angelia Stefany
"Drama Korea merupakan salah satu media hiburan yang kerap kali mengangkat isu-isu sosial yang terjadi di masyarakat Korea Selatan sebagai bagian dari narasi cerita. Kekerasan Berbasis Gender (KBG) menjadi permasalahan yang serius di Korea Selatan sehingga kerap diangkat dalam drama Korea. Salah satu drama yang mengangkat isu tersebut adalah Mask Girl dengan karakter bernama Mo-mi yang mengalami kekerasan berbasis gender. Tindak kekerasan berbasis gender yang dialami oleh Mo-mi menimbulkan perubahan perilaku pada dirinya menjadi agresif dan amoral. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perlawanan perempuan terhadap kekerasan berbasis gender melalui perubahan respons Mo-mi. Metode penelitian yang digunakan yakni kualitatif deskriptif dengan pendekatan gothic feminism oleh Diane Hoeveler. Sumber data penelitian berupa potongan adegan dan dialog pada beberapa episode yang relevan dengan kajian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender yang dialami oleh Mo mi adalah negative lookism, kekerasan psikologis, stereotip, dan kekerasan seksual. Respons yang dilakukan oleh Mo-mi terhadap kekerasan berbasis gender yang ia alami adalah internalisasi dan perlawanan agresif.
Korean dramas are one type of entertainment that often bring social issues that occur in South Korean society as part of its story narrative. Gender Based Violence (GBV) is a serious problem in South Korea so it is often brought up in Korean dramas. One of the dramas that brought up this issue is Mask Girl with a character named Mo-mi that has experienced gender-based violence. From all of those gender-based violence Mo-mi had experienced, her behavior turned aggressive and immoral. This study aims to explain women’s resistance to gender-based violence through changes in Mo-mi’s response. The research method used is descriptive qualitative along with a gothic feminism approach by Diane Hoeveler. The data source of this research is in the form of cuts of scenes and dialogue in several episodes that are relevant to this study. The research results show that the forms of gender-based violence Mo-mi’s had experienced are negative lookism, psychological violence, stereotypes, and sexual violence. Mo-mi's response to the violence she experienced was internalization and aggressive resistance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
"Analisis tentang startegi gender di tiga partai politik terbesar yang mendominasi legislatif periode 2009-2014 yaitu partai Demokrat, Partai Golkar, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menunjukan beberapa temuan yang dapat direfleksikan untuk perjalanan menghadapi pemilu. pertam, ketiga partai menyumbang jumlah kursi perempuan paling banyak di parlemen nasional. kedua, sebagai partai-partai dominan melalui fraksi-fraksinya di legislatif, ketiganya tidak memperlihatkan adanya ketentuan menyangkut bagaimana kebijakan dan strategi partai politik dalam upaya mewujudkan keadilan gender , dan tidak ditemukan strategi pengarusutamaan gender dalam partai politik . ketiga, strategi yang hadir dalam institusi partai hanya berwujud Departemen Perempuan sebagai women focal point. diluar itu, strategi peningkatan representasi perempuan yang berdasarkan atas keadilan, kesetaraan, dan ekuitas gender pun absen."
305 JP 19 (2) 2014
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library