Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31005 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cindilia Susanty
"Perkembangan pusat perbelanjaan seiama beberapa tahun terakhir ini melaju dengan pesat. Pembangunan serta perencanaan pusat perbelanjaan terusmenerus berlangsung di seluruh wilayah Jakarta hingga saat ini dan mengakibatkan menjamumya pusat-pusat perbelanjaan sebagai kawasan komersial di kota. Banyaknya pusat perbelanjaan baru tentunya menimbulkan terjadinya persaingan yang ketat dengan pusat perbelanjaan yang lama maupun antara pusat-pusat perbelanjaan yang baru itu sendiri. Perkembangan ini tentunya tidak lepas dari peran serta para pengembang yang tertarik untuk ikut serta dalam meramaikan bisnis ritel ini. Berbagai macam cars dilakukan oleh pengembang untuk mendapatkan keuntungan pada pusat perbelanjaan. Setiap pusat perbelanjaan yang hadir berusaha menawarkan kelebihan-kelebihan dan konsep-konsep baru yang bertujuan menarik pengunjung demi mendapatkan keuntungannya sebagai area komersial. Pusat perbelanjaan dituntut untuk menjadi sebuah tempat yang menarik, nyaman serta dapat memberikan kepuasan kepada pengunjung agar dapat menjadi pusat perbelanjaan yang sukses dan dapat bertahan menghadapi persaingan. Sedangkan arsitek bertanggung jawab untuk menciptakan kawasan dan ruang yang nyaman bagi pengunjung dan penghuni yang ada di dalamnya. Faktor arsitektural sangat berperan dalam mendukung kesuksesan pada pusat perbelanjaan, tetapi faktor arsitektural bukanlah satu-satunya unsur yang periu diperhatikan untuk mencapai kesuksesan karena pusat perbelanjaan juga berkaitan erat dengan fungsi sosial serta ekonomi. Kerjasama pengembang serta arsitek sangat berperan dalam proses perencanaan pusat perbelanjaan yang akan menentukan kualitas dari pusat perbelanjaan yang akan didirikan. Kualitas pusat perbelanjaan yang terbentuk dari faktor arsitektural dan non-arsitektural tersebut akan membawa pusat perbelanjaan untuk mendapatkan keuntungan dalam perdagangan serta mencapai kesuksesan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris Pranata Wijaya
"Pasar produk perawatan pribadi (personal care) pria semakin berkembang di Indonesia seiring bertambahnya jumlah pria yang memperhatikan penampilan. Fenomena pria metroseksual ini tentunya lebih terasa di kota-kota besar terutama Jakarta. Hal ini membuat para produsen berlomba-lomba meluncurkan berbagai jenis produk perawatan baru yang menarik bagi para pria tersebut. Dalam meluncurkan produk baru seharusnya diperlukan sebuah merek baru. Namun, membangun merek yang benar-benar baru sangatlah mahal dan memiliki risiko kegagalan yang tinggi. Oleh karena itu, salah satu strategi pengembangan merek yang paling disukai adalah perluasan merek. Walaupun pengenalan produk baru dengan strategi perluasan merek sudah biasa dilakukan, namun pada kenyataannya sering terjadi kegagalan. Dengan demikian, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan perluasan merek sangatlah penting. Sebagai merek produk perawatan pria, Men's Biore dianggap cukup potensial dan menarik untuk diperluas ke kategori lain mengingat pertumbuhan produk perawatan pria terus meningkat akhir-akhir ini. Saat ini Men's Biore, salah satu merek yang dimiliki oleh PT Kao Indonesia, merupakan pemimpin pasar pada kategori sabun pembersih wajah pria di Indonesia. Selain itu, sabun mandi cair dan plester pengangkat komedo juga terdapat pada lini produk Men's Biore. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pendapat konsumen mengenai reputasi merek Men's Biore dan juga kemiripan kategori shampo, deodoran, dan produk penata rambut dengan kategori sabun pembersih wajah Men's Biore. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh reputasi merek dan kemiripan kategori terhadap kesuksesan perluasan merek Men's Biore. Yang terakhir, penelitian juga dimaksudkan untuk mengetahui kategori produk yang paling diterima oleh konsumen, jika Men's Biore akan mengeluarkan produk shampo, deodoran, dan produk penata rambut. Dari analisis yang telah dilakukan, reputasi merek Men's Biore secara umum dipersepsi secara positif. Para pengguna Men's Biore memberikan nilai yang secara signifikan lebih baik dibanding pengguna non Men's Biore dalam hal reputasi merek. Kategori shampo dianggap mempunyai asosiasi yang paling mendekati kategori sabun pembersih wajah dibandingkan deodoran dan produk penata rambut, serta dianggap sebagai produk pelengkap yang paling perlu dimiliki oleh pengguna sabun pembersih wajah Men's Biore. Hal ini dapat disebabkan karena shampo dan sabun pembersih wajah sama-sama berfungsi untuk membersihkan, digunakan saat mandi, dan menghasilkan busa. Namun, sebagai produsen, Men's Biore dianggap memiliki kompetensi yang lebih tinggi dalam membuat deodoran dibanding kategori lainnya. Dari hasil analisis regresi, diketahui bahwa semakin tinggi persepsi reputasi merek induk, maka penilaian perluasan merek akan semakin baik. Selain itu, perluasan merek ke kategori yang dianggap lebih mirip dengan kategori merek induk akan lebih diterima oleh konsumen dibandingkan ke kategori yang lebih tidak mirip. Dari hasil analisis evaluasi konsumen, secara konsep produk, merek Men's Biore lebih potensial untuk diperluas ke kategori shampo dibandingkan ke kategori deodoran maupun produk penata rambut. Yang perlu diingat jika Men's Biore benar-benar meluncurkan shampo adalah bahwa sebaiknya dipersiapkan anggaran pemasaran yang sangat besar mengingat kerasnya persaingan di kategori ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23082
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Febriani
"Dewasa ini, shopping center atau pusat perbelanjaan telah menjadi salah satu obyek wisata yang banyak diminati oleh semua kalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya perubahan gaya hidup konsumen dalam berbelanja, dari sekedar hanya mengkonsumsi barang atau jasa yang dibutuhkan, sekarang aktivitas berbelanja menjadi sarana untuk relaksasi, jalan-jalan dan mencari hiburan sehingga memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi konsumen. Penelitian sebelumnya telah membuktikan adanya beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pengalaman belanja yang menyenangkan yaitu faktor retailer, customer dan transport dalam kasus pusat perbelanjaan di Singapura (Ibrahim dan Wee, 2002), dimana faktor transport adalah yang paling dominan dalam mendorong pengalaman belanja yang menyenangkan. Dengan menggunakan dua tahapan penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif, penelitian ini menguji dua hal. Pertama, ingin mengetahui faktor-faktor apa yang mendorong suatu pengalaman belanja yang menyenangkan bagi konsumen melalui atribut retailer, customer dan transport dengan mengambil kasus pada lima pusat perbelanjaan modern di Jakarta. Kedua, ingin menguji ada tidaknya perbedaan antara beragam kelompok responden (berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status, domisili, pengeluaran dan kepemilikan kendaraan) dalam mempersepsikan setiap faktor yang terbentuk dari setiap atribut. Metode yang digunakan adalah principal component analysis, ANOVA dan Independent t-test. Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini faktor retailer memberikan kontribusi terbesar dalam mendorong pengalaman belanja yang menyenangkan bagi pengunjung, disusul oleh faktor transport dan terakhir faktor customer. Faktor retailer mencakup keamanan dan pelayanan di dalam mal, desain toko dan atmosfir. Faktor customer mencakup keuangan dan ketersediaan waktu luang. Faktor transport/travel mencakup kelancaran dan keamanan perjalanan, efisiensi perjalanan dan usaha. Melalui uji ANOVA, terbukti ada perbedaan persepsi antara beragam kelompok respoden dalam mempersepsikan beberapa faktor yang terbentuk dari atribut retailer, customer dan transport/travel. Perbedaan terjadi pada faktor keamanan dan pelayanan dalam pengelompokkan berdasarkan usia, faktor atmosfir dalam pengelompokkan berdasarkan pekerjaan dan status, faktor keuangan dalam pengelompokkan berdasarkan usia, faktor ketersediaan waktu luang dalam pengelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan dan pada faktor usaha dalam pengelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6017
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Ayu Riana Octarisa
"Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak parkir atas pertumbuhan pusat perbelanjaan di DKI Jakarta tahun 2010 s.d 2013, dimana pajak parkir merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang diperlukan untuk pembangunan daerah. Dalam penelitian ini mengangkat dua permasalahan yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak parkir atas pusat perbelanjaan dan optimalisasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerimaan pajak parkir. Metode yang digunakan ialah kualitatif berdasarkan teknikpengumpulan data studi literatur dan studi lapangan yang dilakukan denganwawancara. Hasil dari penelitian ini adalah faktor yang sangat mempengaruhi penerimaan pajak parkir atas pusat perbelanjaan ialah tarif parkir dan optimalisasi yang dapat dilakukan ialah intensifikasi dan ekstensifikasi.

This study discussing about the factors that affecting parking tax revenue over the growth of shopping center number in Jakarta between 2010 until 2013, where the parking tax is the one important source needed for regional development. This study raises two issues, the first is about factors that affecting tax revenue over a shopping center parking lot and the next is about optimization that can be done to improve parking tax revenue. The method used is based on qualitative data collection in study of literature techniques and field studies which performed by an interview. The results of this research is related to the factors that extremely affect parking tax revenue over a shopping center is parking rate and the optimization that can be done of that, is the intensification and extensification activity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikbal Dewi
"Penelitian ini didasari oleh kenyataan bahwa orsos memiliki arti yang sangat strategis dalam mengembangkan kemaslahatan manusia secara umum. Orsos memainkan peran dan fungsi yang sangat berarti dalam menyediakan berbagai pelayanan yang tidak disiapkan oleh. organisasi atau unit sosial lainnya. Keberadaan orsos tidak hanya menjadi indikator kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam penanganan masalah sosial yang terjadi di masyarakat, tetapi sekaligus dapat menjadi mitra pemerintah yang efektif dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Kehadirannya menjadi semakin strategis, dimana pada akhir PJPT II diproyeksikan 75 % dari sasaran pembangunan kesejahteraan sosial bertumpu masyarakat.
Tujuan penelitian ini diarahkan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi sosial dalam mengembangkan misi dan visinya serta memberikan gambaran tentang efektivitas organisasi sosial yang menjadi subyek dalam penelitian ini.
Untuk mengkaji efektivitas organisasi pelayanan, dalam penelitian ini digunakan perspektif teori institusianal teory and effektiveness dengan model penekanan pada struktur perilaku, penerapan teknologi dan pertukaran sumber-sumber yang dipergunakan dalam menjalankan roda organisasi (Thomas D'Aunno). Selanjutnya untuk memperjelas aspek-aspek yang dijadikan variabel, digunakan konsep yang dikemukan oleh Jones dan John yang mengatakan efektivitas organisasi pelayanan pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh : kejelasan teknologi dan prosedur kerja yang diterapkan, tingkat kompetensi staf dan sumbersumber organisasi, penghargaan secara ekonomi dan kualitas sarana dan prasarana yang dikuasai oleh organisasi.
Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan pendekatan kualitatif, dengan melaksanakan studi kasus pada empat orsos di Kotamadya Jakarta Pusat. Adapun yang menjadi sasaran penelitian adalah pimpinan/ketua organisasi dan staf lainnya yang termasuk dalam struktur kepengurusan.
Dalam penelitian ini terungkap efektivitas organisasi pelayanan masih sangat bervariasi mulai dari organisasi sosial yang dipandang relatif siap untuk menjadi mitra kerja pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan sosial secara konsisten dan sistimatis, hingga orsos yang sama sekali belum siap, kegiatannya masih bersifat karitatif dan tradisional. Keberadaannya sangat lemah, karena teknologi pelayanan yang masih sederhana, sisi pengelolaan organisasi secara kekeluargaan, penggalian dan pengelolaan sumber yang statis, keterbatasan sumberdaya manusia yang profesional.
Temuan lain yang perlu dikemukakan bahwa dalam mempertanggung jawabkan kegiatan organisasi, sudah ada pengurus orsos yang melaksanakan `audit' melalui Akuntan Publik. Demikain pula bahwa krisis ekomoni tidak langsung berpengaruh terhadap bantuan dan dukungan yang diterima oleh orsos, bahkan ada orsos yang mengakui dalam kondisi krisis ekonomi ternyata kualitas dan kuantitas bantuan dan masyarakat meningkat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T1429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ichsan
"Penelitian tentang Analisis Faktor-Fakator yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Negeri Sipil Bidang Administrasi di Pusat Administrasi Universitas Indonesia dilakukan dengan diiatarbelakangi oleh ketertarikan penulis pada kinerja PNS bidang administrasi di Pusat Administrasi Universitas Indonesia dalam menyiapkan sumber daya manusianya untuk menghadapi otonomi perguruan tinggi. Data yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan secara stratified sample random sampling kepada 37 orang pegawai. Data jawaban dari responden di analisa menggunakan persamaan regresi linier tunggal dan ganda dengan bantuan perangkat Iunak komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Dalam penelitian ini data dikelompokkan dalam dua variabei yaitu kinerja sebagai variabel terikat sedangkan pendidikan dan Iatihan, pengembangan pegawai, motivasi, kepemimpinan sebagai variabel bebas. Dari hasil peneiitian yang telah diolah menujukkan bahwa secara bersama-sama maupun individual variabel motivasi mempunyai korelasi dan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai dengan nilai signifikasi yang paling besar, kemudian disusul variabei pendidikan dan latihan. Sementara variabel kepemimpinan yang diolah bersama-sama dengan variabei Iainnya menuniukkan korelasi dan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja akan tetapi secara individual korelasi maupun pengaruhnya tidak signifikan terhadap kinerja, sedang variabei pengembangan karier diolah secara bersama maupun individual korelasi dan pengaruhnya tidak signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan data penelitian ini secara keseluruhan dan simulatan bahwa keempat variabel bebas mempunyai sumbangan terhadap peningkatan kinerja sebesar 67%, ini merlgandung arti bahwa 33% tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini atau berasal dari sumbangan variabei lain diiuar variabel penelitian. Terkait dengan hal-hal tersebut di atas, untuk meningkatkan kinerja pegawai disarankan agar dalam pengelolaan pegawai administrasi secara bertahap dilakukan penyempurnaan meialui sistem pengembangan sumber daya manusia dengan memperhatikan urutan perioritas pada faktor motivasi disusul oieh faktor pendidikan dan iatihan serta kepemimpinan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Arfiani Perdana
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S6483
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martaferry
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Mufaricha
"ABSTRAK
Pada bidang konstruksi bangunan, pelaksanaan proyek tidak hanya memerlukan penjadwalan yang baik, pengetahuan dan kemampuan teknis tetapi juga manajemen sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan dalam organisasi proyek melibatkan banyak stakeholder yang salah satunya adalah tim proyek. Manajemen sumber daya manusia memerlukan manajer proyek yang memiliki kepemimpinan yang merupakan kemampuan dari manajerial untuk mensukseskan proyek konstruksi. Salah satunya adalah kemampuan dalam organisasi proyek dalam memanajemen sumber daya manusia. Maka dari itu penulis menguji pengaru kepemimpinan transaksional dan softskills pada manajer proyek terhadap factor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan proyek di Indonesia, kuesioner ini nantinya akan diolah dengan metode SEM (Structural Equation Modeling)-PLS. Hasil penelitian menunjukkan Kepemimpinan transaksional berpengaruh positif namun tidak terlalu memberikan pengaruh signifikan seperti softskill terhadap project success factors, terdapat hubungan antara kepemimpinan transaksional dan soft skills pada manajer proyek industri konstruksi di Indonesia.

ABSTRACT
In the field of building construction, project implementation not only requires good scheduling, knowledge and technical capability but also human resource management. This is because the project organization involves many stakeholders, one of which is the project team. Human resource management requires a project manager with leadership that is the ability of managerial to succeed the construction project. One of them is the ability in the project organization to manage human resources. Therefore, authors test the influence of transactional leadership and Softskills on project managers on factors affecting the success of the project in Indonesia, this questionnaire will be processed by the method of SEM (Structural Equation Modeling)-PLS. The results of the study showed that the transactional leadership was positively influential but did not significantly influence the effect such as the Softskill of project success factors, there was a link between transactional leadership and soft skills in the project manager of construction industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sikap konsumen dan menguji secara empiris faktor ? faktor yang membedakan antara perluasan merek yang sukses dan yang tidak sukses. Variabel yang dilihat adalah kemiripan merek, reputasi merek, karakteristik merek induk dan konsistensi konsep merek dengan menggunakan dua merek yaitu Sabun Lifebuoy dengan produk perluasannya adalah shampoo Lifebuoy dan Jamu Tolak Angin dengan produk perluasannya adalah Permen Tolak Angin. Berdasarkan riset dari 180 responden, maka dihasilkan bahwa faktor kesamaan merek, reputasi merek, konsistensi konsep desain mempengaruhi evaluasi konsumen terhadap merek yang mengalami perluasan.

This study examines consumer attitudes and empirically tests the factors that differentiate between successful and unsuccessful brand extensions. In references to variables such as brand similarity, brand reputation, and parent brand concept consistency using two brand i.e Lifebuoy Shampoo (extensions of Lifebuoy Soap) and Tolak Angin Candy (extensions of Jamu Tolak Angin). Based on the result of the research through a survey of 180 respondents, it was found that Brand Similarity, Brand reputation and parent brand concept consistency have a positive effect to the evaluation of brand extension."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29978
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>