Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186809 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Fajar Utama
"Mobilitas merupakan bagian dari kehidupan kota sehari - hari. Mobilitas sangat penting dalam membentuk kota, lanskap, dan budaya urban. Saat ini mobilitas terus dibahas dari segi politik, perencanaan dan desain, sebagai jaringan infrastruktur, sebagai kunci fisik dan teknologi kota moderen serta sebagai ruang publik.
Studi yang dilakukan membuka kesadaran bagi perencana dan pembuat kebijakan bahwa perencanaan ruang mobilitas membutuhkan aspek kuantitatip maupun kualitatip. Perancangan jalan harus kembali dipandang sebagai ilmu lintas disiplin.
Saat ini penataan jalur mobilitas menjadi fokus utama dari penataan ruang mobilitas. Jalur mobilitas akan mempengaruhi persepsi mengenai kota sehingga perancangannya menjadi sangat penting dalam membentuk citra kota yang baik.
Mobil sebagai moda mobilitas, adalah sebuah figur “contemporary landscape" dan merupakan salah satu lambang modernitas. Saat ini mobil sebagai moda mobilitas hanya dianggap sebagai sarana transportasi, padahal sebenarnya mobil juga merupakan a room with a view, yakni sebuah ruang dimana kita menghabiskan waktu didalamnya. Fokus saat ini lebih diarahkan ke bidang arsitektur yakni konsep dari mobil sebagai alat mobilitas yang akan membentuk ruang dan kebudayaan kota.
Mobilitas juga dianggap sebagai bagian yang terkait langsung dengan arsitektur dan kota sehingga arsitek dapat berperan di dalamnya. Peran arsitek diantara disiplin ilmu yang lain dalam perancangan jalur mobilitas diharapkan dapat mengembalikan mobilitas sebagai pengalaman berkendara sekaligus pengalaman budaya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cendika Rizky Ayuningtyas
"Pola mobilitas penduduk Jabodetabek mengalami perubahan seiring dengan semakin tersedianya berbagai moda transportasi. Mobilitas komuter, khususnya, telah mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan persentasepekerja yang tinggi secara rutin melakukan perjalanan antara daerah tempat tinggal dan tempat kerja mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen (aksesibilitas dan pandangan tentang sistem transportasi publik) terhadap variabel dependen (tingkat mobilitas komuter). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 194 responden melalui teknik purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik biner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif antara aksesibilitas dan pandangan tentang sistem transportasi publik dengan mobilitas komuter. Serta tingkat pendapatan memiliki hubungan negatif terhadap mobilitas komuter. Berdasarkan uji sobel, tingkat pendapatan tidak berpengaruh signifikan dalam memediasi hubungan pengaruh baik antara aksesibilitas maupun pandangan terhadap tingkat mobilitas komuter. Disimpulkan bahwa mayoritas pekerja komuter memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi terhadap transportasi umum dan memiliki persepsi positif terhadap sistem transportasi publik. Meskipun terdapat kekhawatiran mengenai kenyamanan, responden merasa transportasi umum merupakan akses yang baik untuk menunjang mobilitas mereka. Oleh karena itu, penyedia transportasi harus fokus pada peningkatan kenyamanan dan keandalan untuk mendorong penggunaan transportasi umum secara sukarela. 

The mobility patterns of Jabodetabek residents are changing as various modes of transportation become available. Commuter mobility, in particular, has experienced significant growth, with a high percentage of workers routinely traveling between their area of residence and their place of work. This study aims to explain the relationship between the independent variables (accessibility and views on the public transportation system) and the dependent variable (level of commuter mobility). This research uses quantitative methods by distributing questionnaires to 194 respondents through purposive sampling technique. The analysis method used is binary logistic regression. The results of this study indicate that there is a significant and positive influence between accessibility and views on public transportation systems with commuter mobility. And income level has a negative relationship with commuter mobility. Based on the sobel test, income level does not have a significant effect in mediating the relationship between both accessibility and views on the level of commuter mobility. It is concluded that the majority of commuting workers have a high level of accessibility to public transportation and have a positive perception of the public transportation system. Despite concerns about convenience, respondents felt that public transportation is a good access point to support their mobility. Therefore, transportation providers should focus on improving convenience and reliability to encourage voluntary use of public transportation"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Ruswanto
"Perkembangan kota di Indonesia ini ditandai oleh perkembangan empat kawasan kota besar, yaitu Jabotabek, Bandung Raya, Gerbang Kertasura (Surabaya), dan Mebidang (Medan). Secara keruangan (spasial), perkembangan kota juga memperlihatkan terjadinya koridor perkotaan-pedesaan yang mengaburkan perbedaan ciri wilayah perkotaan (urban) dan wilayah pedesaan (rural). Perkembangan kota seperti ini memunculkan cara pandang baru dalam melihat kota, yakni tidak lagi pada city based tetapi pada region based dan kota pun kurang dilihat lagi sebagai suatu sistem yang berjenjang (McGee 1991; Finnan 1997).
Pergeseran fungsi kota dan meluasnya wilayah perkotaan (melampaui batas administratif kota) membawa dampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat kota. Utamanya adalah konsentrasi penduduk mengarah ke pinggiran karena mengikuti perluasan wilayah industri dan tempat tinggal. Namun demikian, pusat kota tetap menjadi orientasi masyarakat, karena kota mempunyai berbagai fasilitas umum yang tidak dimiliki oleh wilayah-wilayah pinggiran, seperti pusat berbelanja, perkantoran, dan sekolah lanjutan. Dalam kesatuan wilayah yang luas seperti itu, peran transportasi sangat penting guna menunjang gerak perpindahan penduduk bukan hanya ke tempat kerja, tetapi juga ke sekolah, berbelanja, dan kebutuhan sosial lainnya. Dengan kata lain, transportasi merupakan salah satu komponen penting dalam perkembangan kota.
Dalam tesis ini, secara khusus menyoroti fenomena angkutan kota (angkot) di Kota Bogor, dan permasalahan penelitian difokuskan terhadap masalah: 1) Bagaimanakah perkembangan transportasi kota di Kota Bogor? 2) Bagaimanakah keberadaan transportasi kota dalam konteks perkembangan wilayah mega-urban Jabotabek?, dan 3) Sejauh manakah perkembangan transportasi kota memunculkan fenomena sosiologis di Kota Bogor?
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang dilema yang muncul dalam sistem transportasi kota, khususnya dalam perkembangan sosial ekonomi wilayah mega-urban, dan dampak sosiologis dari fenomena angkutan kota (angkot) sebagai salah satu pelayanan publik yang memadai.
Penelitian ini menggunalan metode penelitian kualitatif, dimana data penelitian dikumpulkan melalui metode wawancara mendalam, pengamatan, dan data statistik. Para informan dipilih melalui teknik penarikan sampel purposif dan teknik bola salju (snow ball). Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yang melukiskan keberadaan sarana transportasi umum kota dalam kaitannya dengan fenomena sosiologis yang ditimbulkannya.
Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa:
Pertama, perkembangan transportasi kota di Kota Bogor terus berkembang dari tahun ke tahun, terutama pada angkutan umum jenis angkot, bahkan mengarah pada kondisi yang sulit dikendalikan. Dalam era otonomi daerah, kewenangan, hak dan tanggungjawab pemerintahan kota semakin besar dalam mengatur sistem transportasi kota. Transportasi kota menjadi sumber pendapatan daerah juga masyarakat kota. Namun prasarana transportasi belum memadai, dan pemecahannya pun tersendat karena masalah dana dan sumber daya manusia. Dalam kondisi ini, kinerja pemerintah kota seringkali dipandang lambat.
Kedua, dalam konteks wilayah mega-urban, keberadaan transportasi kota ikut mewarnai perkembangan wilayah yakni mendorong munculnya desa-perkotaan, dan terpenuhinya kebutuhan antarwilayah terhadap barang dan jasa, dan ketiga, perkembangan transportasi angkutan kota telah memunculkan dilema sosiologis bagi masyarakat kota, diantaranya berkaitan dengan perannya sebagai sumber ekonomi penduduk kota, penggerak mobilitas penduduk kota, pendukung penyebaran konsentrasi penduduk, tetapi dampaknya adalah terjadi kemacetan lalu lintas yang melahirkan sebagian tindak kriminalitas, polusi kota, dan munculnya kehidupan premanisme.
Terkait dengan hal tersebut, transportasi kota menunjukkan kondisi yang dilematis, dimana dapat dianggap sebagai hal yang menguntungkan bagi satu pihak tetapi dapat pula merugikan pihak lain. Hal ini terjadi karena kelemahan berbagai pihak dalam menegakkan komitmen untuk menyediakan sarana angkutan kota yang baik, menguntungkan secara ekonomi tetapi juga kenyamanan sosial dan psikologis bagi warga kota. Perkembangan mega-urban, dalam konteks transportasi kota, cenderung kurang memihak kepentingan masyarakat kalangan menengah ke bawah, dimana mereka justru secara langsung terkait dengan pelayanan transportasi umum ini dan juga sebagai penyangga tenaga kerja industri."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Utarini
"Skripsi ini mengkaji tentang pengaruh aksesibilitas, biaya, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pengguna layanan Mass Rapid Transit (MRT) selama masa pandemi di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian bivariat dengan menggunakan dua teori, yaitu teori kualitas pelayanan dan teori keputusan pengguna. Teori kualitas pelayanan menggunakan lima dimensi reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible. Lalu untuk teori keputusan pengguna memiliki lima dimensi, yaitu waktu, keamanan dan kenyamanan, serta mengukur variabel waktu dan aksesibilitas terhadap keputusna pengguna. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data mixed method, yaitu dengan memperoleh data kuantitatif dan kualitatif melalui survei dan wawancara. Survei dilakukan secara daring melalui platform google forms dengan menghasilkan sebanyak 130 responden. Selain itu, juga dilakukan wawancara mendalam dengan beberapa pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan layanan MRT Jakarta, para ahli atau pengamat transportasi publik, praktisi dan akademisi yang kompeten dalam bidang transportasi, serta beberapa pengguna layanan MRT Jakarta yang bersedia untuk diwawancarai lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh biaya, aksesibilitas dan kualitas layanan MRT Jakarta dalam membangun keputusan pengguna memiliki hubungan positif dengan kekuatan hubungan lemah pada setiap variabelnya. Hasil tersebut diperoleh melalui uji korelasi Somers’d (130 responden).

This study examines the effects of accessibility, cost and service quality on the decisions of users of Mass Rapid Transit (MRT) during the pandemic in Jakarta. This research is a bivariate research using two theories, namely service quality theory and user decision theory. Service quality theory uses five dimensions of reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangible. Then the theory of user decision has five dimensions, namely time, security, and comfort and measuring variable cost and accessibility. This study uses mixed data collection techniques, namely by obtaining quantitative and qualitative data through surveys and interviews. The survey was conducted online through the google form platform by generating as many as 130 respondents. In addition, in-depth interviews were also conducted with several parties related to the implementation of MRT Jakarta services, experts or observers of public transportation, practitioners and academics who are competent in the field of transportation, as well as several users of MRT Jakarta services who are willing to be interviewed further. The results showed that accessibility, cost and the service quality in building decision of users of MRT has a positive relationship and the strength of the relationship is weak on each variables . These results are obtained through the Somers’d (130 respondents)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Monang
"Rute koridor Blok M-Kota merupakan bagian dan skenario jaringan busway yang diharapkan menjadi sinergi dari rute-rute lainnya agar pelayanan kepada masyarakat dapat berfungsi optimal. Dengan ketersediaan dana yang ada, maka koridor ini menjadi percontohan bagi terbentuknya sistem angkutan massal di DKI Jakarta. Dengan adanya pelayanan lajur busway ini, maka terdapat alternatif pemilihan moda angkutan yang baru sehingga dirasa perlu untuk menganalisa pemodelan terhadap seberapa besar probabilitas orang yang akan menggunakan bus sedang, bus besar, busway, sepeda motor, dan mobil pribadi serta berapa orang yang akan pindah (shifted) diantara moda-moda tersebut dengan pendekatan Nested Logit dan Multinomial Logit, sehingga diharapkan hasil berapa perbandingan antara model Nested Logit dan Multinomial Logit pada data yang ada (yang sifatnya) general untuk kasus Koridor Blok M-Kota. Analisis perbandingan dilakukan pada proporsi penggunaan moda pada kondisi existing, besarnya perpindahan moda setelah adanya busway. Penelitian ini didasarkan kepada data yang sifatnya umum, dan dilihat hasilnya, model tersebut kemudian dibandingkan dengan Multinomial Logit. Sehingga diharapkan hasil berapa perbandingan antara model Nested Logit dan Multinomial Logit. Analisis Perbandingan dilakukan pada proporsi penggunaan moda pada kondisi eksisting dan besarnya perpindahan moda setelah adanya BUSWAY.
Maksud penelitian ini adalah a) mengembangkan moda choice assignment dengan pendekatan Nested Logit dan Multinomial Logit kemudian membandingkan kedua model tersebut dengan menggunakan data JICA dan Survey Traffic Counting pada koridor Blok M-Kota. Sedangkan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proporsi dan utilitas masing-masing moda b) mengembangkan pemodelan dengan pendekatan Nested Logit dan Multinomial Logit c) Melakukan pembebanan pada koridor Blok M-Kota dan melakukan modal spilit setelah pembebanan d) Melakukan analisis perbandingan baik fungsi model moda choice, spilit moda, serta hasil pembebanan akhir dengan program STUB (Stocastic Taxonomi User Equiblirium) Dan data-data yang digunakan adalah data sekunder yaitu survey opini dari JICA, data O-D dari CTS UI serta data primer survey traffic counting di sepanjang koridor Blok M - Kota."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.R. Indra Tjahjani
"Pada karya tulis ini dibuat model peramalan perjalanan kerja dan pemilihan fasilitas transportasi untuk para pekerja yang tinggal di wilayah Depok.
Pembuatan model matematis dilakukan berdasarkan hasil survei terhadap para pekerja yang bertempat tinggal di wilayah Depok, dengan kriteria, yang bersangkutan memiliki kendaraan pribadi (walaupun tidak dipergunakan untuk bekerja).
Untuk model peramalan dibuat berdasarkan multiple regresi linier kemudian dibandingkan dengan logit model, dan melalui pendekatan `binary choice' maka dapat ditentukan model yang dikehendaki sehingga hasil yang akan dipakai sebagai model peramalan adalah model yang mempunyai harga antara 0 dan 1.
Tahap berikutnya adalah melihat perilaku pelaku perjalanan terhadap adanya perubahan fasilitas, baik angkutan umum maupun parkir, Dari analisa data diperoleh probabilitas sensitivitas pelaku perjalanan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Efendi
"Jalur TransJakarta dirancang untuk digunakan secara eksklusif oleh kendaraan TransJakarta, sehingga pengendara lain tidak diizinkan memasuki atau melintasi jalur tersebut. Namun, pada kenyataannya, masih banyak pengendara yang tidak mematuhi aturan tersebut. Well noted, Mas Andi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kecepatan kendaraan terhadap tingkat intensitas emisi karbon pada koridor TransJakarta. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis faktor penyebab kenaikan emisi karbon pada koridor TransJakarta serta merumuskan rekomendasi strategi dan kebijakan untuk perbaikan arus lalu lintas BRT di Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Analisis data dilakukan dengan program statistik SPSS, ArcGIS, dan analisis kebijakan sektor transportasi pada jalur TransJakarta koridor 1 dan 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koridor 1 (Blok M-Jakarta Kota) memiliki arus lalu lintas yang lebih baik dibandingkan koridor 3 (Juanda-Kalideres). Kecepatan kendaraan (km/jam) dan emisi CO2 (ppm) berkorelasi negatif, dengan setiap penambahan 1 km/jam kecepatan kendaraan mengurangi 2,785 ppm CO2. Tanpa intervensi kebijakan seperti HKBK dan ganjil-genap, koridor 3 akan semakin macet dan intensitas emisi CO2 meningkat. Implementasi kebijakan tersebut dapat diperluas pada koridor dengan penggunaan lahan beragam dan daerah industri. Penelitian ini memberikan rekomendasi penerapan sistem transportasi terintegrasi untuk mendorong mobilitas berkelanjutan dan pemerataan akses transportasi.

TransJakarta lanes are designed to be used exclusively by TransJakarta vehicles, so other motorists are not allowed to enter or cross the lane. However, in reality, there are still many motorists who do not comply with these rules. Well noted, Mas Andi. This study aims to analyze the impact of vehicle speed on the level of carbon emission intensity in the TransJakarta corridor. In addition, this study also analyzed the factors causing the increase in carbon emissions in the TransJakarta corridor and formulated recommendations for strategies and policies to improve BRT traffic flow in Jakarta. This research used a mixed method approach, namely quantitative and qualitative. Data analysis was carried out with the SPSS statistical program, ArcGIS, and analysis of transportation sector policies on TransJakarta corridors 1 and 3. The results showed that corridor 1 (Blok M-Jakarta Kota) had better traffic flow than corridor 3 (Juanda-Kalideres). Vehicle speed (km/h) and CO2 emissions (ppm) are negatively correlated, with every additional 1 km/h of vehicle speed reducing 2.785 ppm of CO2. Without policy interventions such as HKBK and odd-even, corridor 3 will become more congested and CO2 emission intensity will increase. Implementation of these policies can be extended to corridors with diverse land uses and industrial areas. This research provides recommendations for implementing an integrated transportation system to encourage sustainable mobility and equitable transportation access.
"
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Faizal Rajab
"Jakarta, sebagai kota metropolitan dengan populasi terbesar di Indonesia, menghadapi tantangan dalam menyediakan transportasi yang efektif dan terintegrasi. Pemerintah telah melakukan investasi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur transportasi massal, termasuk pembangunan jaringan Mass Rapid Transit (MRT). Salah satu kawasan yang terpengaruh oleh pembangunan MRT adalah kawasan Transit Oriented Development (TOD) Fatmawati. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh keberadaan infrastruktur stasiun MRT dan jaringannya terhadap nilai lahan di kawasan TOD Fatmawati serta potensi pemanfaatannya sebagai mekanisme penangkapan nilai lahan untuk sumber pembiayaan baru. Melalui pengumpulan data primer menggunakan metode observasi lapangan dan penyebaran kuesioner kepada responden terkait, data tentang kondisi lingkungan dan perubahan yang terjadi di wilayah penelitian dikumpulkan. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan model Hedonic Pricing Model untuk mengestimasi pengaruh spesifik dari keberadaan stasiun MRT terhadap nilai lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti jarak persil ke stasiun MRT, jarak persil ke jalan utama, dan fungsi guna lahan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap nilai lahan di kawasan TOD Fatmawati. Penggunaan metode DiD menggambarkan lebih jauh bahwa keberadaan stasiun MRT memiliki dampak yang signifikan terhadap kenaikan nilai lahan dengan persentase uplift yang cukup besar hingga 61,26% (tertinggi) pada rentang jarak 200-400 meter. Pola karakteristik nilai lahan juga dianalisis berdasarkan nilai NJOP, yang menunjukkan bahwa kedekatan jarak dengan stasiun MRT belum menjadi faktor utama yang mempengaruhi nilai lahan.

Jakarta, as the largest metropolitan city in Indonesia, faces challenges in providing effective and integrated transportation. The government has made significant investments in the development of mass transportation infrastructure, including the construction of the Mass Rapid Transit (MRT) network. One of the areas affected by the MRT development is the Fatmawati Transit Oriented Development (TOD) area. This study aims to examine the influence of the presence of MRT station infrastructure and its network on land value in the Fatmawati TOD area, as well as its potential utilization as a mechanism for capturing land value for new sources of financing. Through the collection of primary data using field observation methods and questionnaires distributed to relevant respondents, data on environmental conditions and changes occurring in the research area were gathered. The data was then analyzed using the Hedonic Pricing Model to estimate the specific influence of the presence of MRT stations on land value. The research findings indicate that factors such as the distance from plots to MRT stations, the distance from plots to main roads, and land use function collectively have a significant impact on land value in the Fatmawati TOD area. The use of the DiD method further illustrates that the presence of MRT stations has a significant impact on the increase in land value, with a considerable uplift percentage of up to 61.26% (highest) within the distance range of 200-400 meters. The characteristics of land value patterns were also analyzed based on the NJOP value, indicating that proximity to MRT stations is not yet a primary factor influencing land value."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Park, Kwang Soon
"Trans Jakarta sebagai salah satu sarana transportasi publik, merupakan sebuah kendaraan yang dianggap efektif dan efisien karena mempemudah masyarakat dalam beraktivitas. Namun, seiring berjalannya waktu, Trans Jakarta telah mengalami kemunduran dalam berbagai hal sehingga tidak lagi dianggap menguntungkan oleh sebagian masyarakat Indonesia, bahkan berdampak buruk dan dianggap berbahaya bagi orang-orang tertentu. Ketidak-efektifanTrans Jakarta sebagai alat transportasi dapat dilihat dari berbagai macam kejadian seperti kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat dari tahun ke tahun yang banyak menelan korban. Selain itu, perampokan di dalam bis serta terjadinya pelecehan seksual juga sering terjadi, membuat para penumpang merasa tidak aman dan nyaman saat menggunakan Trans Jakarta. Selanjutnya, terbatasnya unit Trans Jakarta yang beredar maupun kerusakan fisik kendaraan itu sendiri telah menjadi masalah yang kerap timbul belakangan ini, membuat mutu pelayanan Trans Jakarta menurun. Dengan demikian, masyarakat menjadi bertanya-tanya apakah Trans Jakarta merupakan sarana transportasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan alat transportasi lainnya yang lebih murah? Bahkan, jikadibandingkan dengan sarana transportasi di Seoul dan Kuala Lumpur, Trans Jakarta masih jauh dari sempurna dan masih membutuhkan peningkatan kualitas maupun kuantitas. Untuk meningkatkan mutu Trans Jakarta, masyarakat dan pemerintah Indonesia perlu bekerja sama. Dengan demikian, tujuan dan harapan masyarakat akan terciptanya sarana tranportasi umum yang baik dan layak dapat terpenuhi.

Trans Jakarta as one of the public transportation is a vehicle that was considered effective and efficient which facilitated people in doing their activity. However, as time goes by, Trans Jakarta has experience a declining in many aspects that people no longer sees Trans Jakarta as a useful public transportation, it is even have a bad impact and considered harmful for certain people. The ineffectiveness of Trans Jakarta can be seen through variousincidents, for example traffic accidents that have been increased from year to year in which many people diebecause of it. Besides that, robbery and sexual harassment often happen on the bus that makes passengers feel insecure and uncomfortable in using Trans Jakarta. Moreover, the limited unit of Trans Jakarta which is operated ans also the damage engine of the bus become serious issues in the past few years, results in declining quality service. Thus, society questioned the quality of Trans Jakarta; it is a better public transportation compared to other public transportation which is cheaper? Even, if compared with public transportation in Seoul and Kuala Lumpur,Trans Jakarta is far from perfect and still need to improve its quality and quantity. To improve the quality of Trans Jakarta, society and government in Indonesia need to cooperate. Thereby, both parties will meet their objective andexpectation of a worth and proper public transportation."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Panghegar
"Skripsi ini membahas dinamika relasi kuasa antara pihak pengusaha, pemerintah dan masyakarat dalam penyelenggaraan layanan angkutan kota (angkot) di Jakarta. Bisnis layanan tranportasi merupakan bisnis berbasis penguasaan lahan yaitu trayek sebagai ruang produksi jasa layanan. Privatisasi layanan angkot tanpa pengaturan tegas tentang penguasaan hak pengelolaan trayek menyebabkan trayek angkot dikuasai oleh para pengusaha. Sehingga menyebabkan terbentuknya koalisi growth machine dalam bisnis angkot yang berpusat pada elit pengusaha pemilik trayek sebagai pusatnya. Mereka mendistribusikan pekerjaan kepada pihak-pihak yang menjadi pendukung kekuasaannya. Hal ini menghasilkan dampak yaitu trayek menjadi kapling sumber penghasilan dan sumber kekuasaan bagi pengusaha angkot dalam relasi kuasa dalam penyelenggaraan layanan angkutan di Jakarta, melemahnya pemerintah dan publik dalam mengontrol kualitas layanan angkot dan memburuknya kualitas layanan angkot."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>