Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ninik Harmini Ambarwati
"Arsitektur merupakan pencerminan manusia pembuatnya dan juga penghuninya. Sehingga setiap arsitek memiliki cara dan gayanya sendiri dalam rancangannya. Begitu pula dengan Romo Mangan, seorang arsitek humanis, yang memiliki nama Iengkap Yusuf Bilyarta Mangunwijaya ini.
Ia adalah seorang yang multidimensional, karena beliau tidak hanya seorang rohaniwan Kathoiik yang taat namun juga seorang sastrawan, budayawan, dan juga pemerhati sosial, khususnya kaum yang terpinggirkan. Dan sebagai seorang arsitek ia banyak menghasilkan karya-karya arsitektur yang unik, yang patut kita teladani baik pemikiran maupun perbuatannya.
Tulisan ilmiah ini merupakan analisis terhadap pemikiran Romo Mangun mengenai Arsitektur, melalui studi banding antara pemikirannya yang tertuang dalam kedua bukunya, Pengantar Fisika Bangunan dan Wastu Citra, dengan bangunan arsitekturalnya diwakili oleh Pemukiman Tepi Kali Code, Wisma Kuwera dan Kompleks Peziarahan Sendangsono."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Francis D.K., 1943-
JAkarta: Erlangga, 1985
720.2 chi c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hafiza Harfitianti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Haryanti
"Healing merupakan sebuah proses penyembuhan diri yang terjadi secara menyeluruh dari penyakit emosional atau penyakit psikis. Prinsip healing adalah memberikan pengalaman spiritual yang membangkitkan kekuatan diri (self empowering) atau refleksi diri. Arsitektur memiliki kemampuan untuk menciptakan ruang spiritual. Karakter tertentu (spesifik) ruang arsitektur mampu menjadi stimulus untuk membawa seseorang untuk masuk kedalam pengalaman spiritual. Pengalaman dalam ruang spiritual membuat pikiran fokus pada diri sendiri. Penulisan skripsi ini membahas proses pengalaman spiritual pergerakkan berputar (circumambulation) yang diyakini menjadi salah satu cara berkonsentrasi dalam ruang spiritual. Dua kasus dalam pembahasan skripsi ini, Kabah dan Candi Borobudur, menunjukkan bagaimana arsitektur mengatur gerakan berputar ini.

Healing is a process that occurs as whole from an emotional illness or mental illness. The principle of healing is providing a spiritual experience that evokes the power of self (self empowering) or self reflection. Architecture has the ability to create spiritual space. The specific character of architecture space can be a stimulus to bring people into a spiritual experience. Spiritual experience can help people to consentrate their mind for self reflection. This thesis will explain one of spiritual experience, the process of circumambulation. Circumambulation is believed as one way of concentrating in spiritual space. Two cases in this thesis, Kabah and Borobudur Temple show us how the architecture orders circumambulation experience."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S844
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aryani Widyakusuma
"Objek pembahasan ini adalah masjid yang dianggap memiliki makna implisit sebagai terjemahan langgam religius dimana yang dianggap memiliki makna implicit doktrin keislaman pada langgam religius. Langgam religius di sini adalah visual dan spiritual icon yang merepresentasikan identitas suatu bangunan peribadatan. Masjid sebagai langgam religius diambil sebagai data dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif komparatif.
Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mempelajari penerjemahan langgam arsitektur dari beberapa bangunan peribadatan agar dapat diperbandingkan hasilnya yaitu sebagai bangunan beridentitas yang menekankan pada aspek visual dan spiritual icon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada kesamaan dari bangunanbangunan spiritual dalam mengekspresikan nilai-nilai spiritual yang ingin ditunjukkannya (2) Masjid adalah salah satu contoh kasus langgam religius dari agama Islam namun jika melihat esensi beribadah dari tiap agama maka ada kesamaan kualitas yang mereka inginkan dalam beribadah (3) karakter arsitek dan peran pemberi tugas turut mempengaruhi dalam mewujudkan suatu masjid yang menjadi simbol rumah peribadatan tanpa menghilangkan aspek kenyamanan dalam beribadah.

The object of this discussion is the mosque which is considered to have an implicit meaning as a translation of religious styles which are considered to have meaning implicit in the Islamic doctrine of religious style. Religious style here is a visual and spiritual icon that represents the identity of a building of worship. The mosque as a religious style is taken as data and analyzed using descriptive comparative method.
The purpose of this paper is to study the translation of some buildings architectural style of worship for which comparable results as building identity that emphasizes the visual aspect and spiritual icon.
Results showed that (1) there is similarity of spiritual buildings in expressing spiritual values who want demonstrated (2) Mosque is one example of the religious style of the Islamic religion, but if you see the essence of worship of every religion there are similarities quality they want in worship (3) the character of an architect and also influence the taskmaster role in the realization of a mosque that became a symbol of a house of worship without losing the comfort aspect of worship.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52291
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Francis D.K., 1943-
Jakarta: Erlangga, 1991
720.22 CHI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ven, Cornelis van de
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991
720 VEN r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Jati Ningrum
"Elemen estetis seringkali hanya dianggap sebagai pajangan atau hiasan ruang semata, tanpa menyadari polensi lain dan penerapan elemen estetis ini pada penataan ruang luar maupun ruang dalam. Sejauh manakah peran elemen estetis dalam meningkatkan kualitas visual dan fungsional dari sebuah ruang? Bagaimanakah prinsip-prinsip elemen estetis yang harus diterapkan agar elemen estetis tersebut dapat berfungsi secara efektif dan optimal? Bagaimana hubungan elemen estetis dengan penataan ruang luar dan penataan ruang dalam pada sebuah karya arsitektur? Peletakan elemen estetis yang seperti apakah yang dianggap tepat dan dapat mempeikaya kualitas ruang?
Penerapan elemen estetis memiliki tujuan yang positif, yaitu untuk menghasilkan segala hal yang balk, indah dan menyenangkan untuk ditanggapi dan dirasakan oleh indera manusia. Unsur keindahan yang hadir dalam warna, cahaya, pola & tekstur mempengaruhi persepsi dan emosi terhadap bobot visual, proporsi serta dimensi ruang Selain kebutuhan akan ruang, manusia juga membutuhkan seni sebagai eksprsi dalam kehidupannya. Seni dapat menjadi stimulus aktif dan pasif bagi manusia. Sebagai stimulus aktif, elemen estetis menjadi acuan skala dan acuan arah serta focal point yang bersifat eye-catching. Sedangkan sebagai stimulus pasif, elemen estetis berfungsi sebagai dekorasi ruang yang menjadi simbol dari suaiu kegiatan yang berlangsung di dalam ruang tersebut, menjadi pemacu semangat beraktivitas, membenkan karakter/identitas serta prestige kepada sebuah ruang.
Ruang hams memiliki unsur estelis atau keindahan. Pendekatan secara estetis ini penting karena dalam proses pemahaman terhadap ruang, kontak pertama manusia dengan ruang sekitamya adalah melalui pengalaman visual. Elemen estetis ini juga berkaitan erat dengan kualitas kenyamanan dalam beraktivitas. Nleskipun penilaiannya bersifat subyektif, tetapi perancangan elemen estetis harus memenuhi kaidah perancangan dan peletakan. Prinsip perancangannya harus rnemiliki tema yang jelas dan tidak monoton. Sedangkan peletakannya harus selaras dengan skala, proporsi dan komposisi ruang, serta harus dapat dilihat & dinikmati dari semua angle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Hariet Caroline
"Kebutuhan akan rasa ketenangan dan kejemihan semakin meningkat dengan makin rumitnya kehidupan manusia. Arsitektur yang melingkupi kehidupan manusia menyediakan ruang agar manusia dapat mencapai ketenangan tersebut dengan memberikan pengalaman merasakan ruang secara mumi. Zen dan minimalisme merupakan sebagian dari sekian banyak pandangan dalam arsitektur yang menawarkan ketenangan melalui kesederhanaan.
Keduanya sering disebulkan bersamaan dengan istilah Zen minimalis atau Minimalis Zen, menandakan hubungan yang erat antaranya, hingga akhimya menimbulkan kerancuan dalam pengertiannya. Keduanya merupakan pemikiran yang berangkat dan dasar yang sama sekali berbeda. meskipun menghasilkan kuatitas yang seringkali dianggap sama.
Tulisan ini berisi tentang penelusuran perbedaan tersebut dari konsep-konsepnya tentang ruang, prinsip-prinsip ajaran dan pandangannya, sampai Iatar belakang, bahkan pemikiran awal Timur dan Barat yang mempakan akar bagi kedua pemikiran. Penelusuran dilakukan melalui kajian pustaka, penafsiran serta pengalaman langsung di dalam mang Zen dan minimalisme, hingga dari perbandingan dapat ditegaskan perbedaan yang ada di antara keduanya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada masanya, kehidupan masyarakat Cina di Batavia masih mempertahankan kebudayaan negara asalnya. Ini bisa dilihat dari tampak dan dekorasi bangunan-bangunannya. Tetapi mengenai organisasi ruang bangunan-bangunan tersebut seringkali luput dari pembahasan. Melalui metode pendekatan studi literatur, pengamatan, dan wawancara, tulisan ini mencoba menggali prinsip organisasi ruang arsitektur klasik Cina, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai organisasi ruang arsitektur Cina di Batavia dengan menampilkan beberapa studi kasus."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>