Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79978 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardiansyah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulung Kanjaya Yunus
"Baja tahan karat austenitik merupakan jenis yang terluas pemakaiannya diantara keempat kelas baja tahan karat, yaitu sekitar 65-70% dari total kebutuhan baja tahan karat. Begitu luasnya pemakaian baja jenis ini karena sifat ketahanan korosi yang baik, mampu fabrikasi dan mampu las yang relatif baik. Kekuatan, ketangguhan dan keuletannya pada temperatur rendah maupun tinggi juga baik. Salah satu jenis baja austenitik yang sering digunakan adalah baja AISI 316L pada aplikasi pembuatan tabung pemanas air (SWH). Pada proses manufatur SWH, sebelum dilakukan proses pengelasan biasanya material baja AISI 31 6L telah mengalami proses deformasi dingin sampai tingkat tertentu yang cukup besar, sehingga hal ini dapat berpengaruh terhadap perubahan sifat mekanis, struktur mikro serta ketahanan korosi setelah dilakukan proses penyambungan dengan pengelasan TIG pada material baja tahan karat tersebut.
Pada penelitian ini digunakan jenis material AISI 316L dimana dilakukan proses pengelasan dengan metoda las TIG atau GTAW serta sebelum proses pengelasannya material tersebut telah dilakukan proses deformasi dingin dari 0%, 5% sampai 10%. Selain itu digunakan dua jenis filter metal yang berbeda yaitu ER 316L dan ER 316LSi dan juga dilakukan perlakuan material dasar sebelum dilas yaitu solution annealing dan juga perlakuan purging dan non purging selama pengelasan berlangsung serta perlakuan setelah dilas yaitu proses pasivasi pada daerah sambungannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatnya persen deformasi dari 0% sampai 10% memperlihatkan ketahanan korosi material menurun tetapi kekuatan mekanis material lasan meningkat. Sedangkan pengaruh perlakuan solution annealing, purging dan pasivasi memperlihatkan meningkatnya sifat ketahanan korosi material yang telah di las. Pemakaian filler metal jenis ER 316LSI dapat menjadi alternatif pengganti filler metal jenis ER 3I6L yang selama ini dipakai, karena dengan menggunakan jenis ER 316LSI terjadi peningkatan sifat ketahanan korosi material yang dilas.

The application of austenitic Stainless Steel, which is widely used among the types of stainless steels, is about 65 to 70 percent of the total production in the world. This is because of the properties of austenitic stainless steel having high corrosion resistance, good formability and good weldability. Their strength, toughness and ductility are very good either at low temperature or at high temperature application. One of the austenitic stainless steels being widely used is the type of AISI 316L, which is often applied for Solar Water heater (SWH) tube manufacture. During the production of Solar Water heater Tube, the base material has been subjected to several levels of cold working process. Hence those processes will influence to the mechanical properties, microstructure as well as the corrosion resistance of the stainless steel after joining by TIG welding process.
The research are carried on austenitic stainless steel plates which have been cold worked with the level of 0, 5 and 10 percent deformation are welded by TIG or GTAW process. In addition, the two types of filler wire used are ER 316L and ER 316LSi. Moreover, the plates have been treated by solution annealing process before welding and also treat by purging and non-purging during welding process. Other treatment process is passivation after welding done.
The results show that increasing percent deformation from 0% to 10 % increases the mechanical properties of welded plates but it decreases their corrosion resistance. The effect of solution annealing, purging and passivation treatment shows the increasing of corrosion resistance of welded plates. The use of ER 316LSi filler wire have better corrosion resistance of welded plates compared to the use of 316L filler wire. Therefore, the filler wire of ER 316 LSI can be used as the substitution of the ER 316L filter metal, which is always used for welding 316L plate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhari
"Baja tahan karat austenitik merupakan jenis yang terluas pemakaiannya di antara keempat kelas baja tahan karat yang ada, yaitu sekitar 65 - 70% dari total kebutuhan baja tahan karat. Begitu luasnya pemakaian baja jenis ini dikarenakan sifat ketahanan terhadap korosi yang baik, mampu fabrikasi serta mampu las yang relative baik. Kekuatan, ketangguhan, dan keuletannya pada temperature rendah maupun tinggi juga baik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh penggunaan logam pengisi dan persen deformasi terhadap struktur mikro dan distribusi kekerasan hasil pengelasan TIG pelat baja AISI 316L. Variabel penelitian yang digunakan adalah peningkatan persen deformasi rolling pelat baja AISI 316L, mulai dari 0, 5%, 8% sampai 10% dengan menggunakan logam pengisi ER 316LSi. Dari masing-masing persen deformasi tersebut dilakukan pengelasan dengan,penggunaan logam pengisi yang berbeda kemudian dilakukan uji komposisi, uji radiografi neutron, analisa struktur mikro dan uji kekerasan mikro. Hasil penelitian bahwa pada semua sample komposisi kimia sesuai dengan standar (AISI 316L), dan tidak ada cacat retak pada hasil las. Struktur mikro pada daerah HAZ menunjukkan ukuran butir yang terkecil pada persen deformasi 0% dan terbesar pada persen deformasi 10%. Jumlah delta ferit pada deposit las dengan logam pengisi ER 316L sebesar 8,2% dan dengan logam pengisi ER 316LSi sebesar 8,6%. Urutan kekerasan mikro untuk semua sampel adalah HV deposit las > HV base metal > HV HAZ"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azman Muammar
"Baja AISI 316L yang digunakan sebagai bahan dasar tabung solar water heater (SWH) termasuk kategori baja tahan karat austenitik. Baja tahan karat austenitik merupakan jenis baja tahan karat yang memiliki ketangguhan dan keuletan yang bagus disamping ketahanan terhadap korosi dan sifat mampu las yang juga bagus. Baja AISI 316 L sebelum dilakukan pengelasan telah mengalami proses deformasi dingin (cold working) sebesar 0%, 5%, dan 10 % sehingga berpengaruh terhadap ketahanan korosinya setelah dilakukan penyambungan dengan menggunakan pengelasan TIG. Logam pengisi yang digunakan adalah ER 316 L dan ER 316 Lsi. Adapun perlakuan dasar terhadap material sebelum dilas berupa solution annealing, purging dan tanpa purging serta proses passivasi dgn HNO3 pada daerah sambungannya setelah proses pengelasan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan semakin tinggi persen deformasi yang dialami material maka ketahanan korosi cenderung menurun. Hal ini dilihat dari kehilangan berat per satuan luas, dimana pada deformasi 0% sebesar 0,0529 gr/cm2 , deformasi 5% sebesar 0,0589 gr/cm2 , dan pada deformasi 10 % sebesar 0,0623 gr/cm2. Pengaruh proses solution annealing terhadap material yang terdeformasi menunjukkan kehilangan berat yang semakin kecil pada persen deformasi yang identik yakni pada deformasi 0% sebesar 0,0518 gr/cm2, deformasi 5% sebesar 0,0537 gr/cm2 dan deformasi 10% sebesar 0,0518 gr/cm2 . Sedangkan pengaruh logam pengisi ER 316LSi lebih baik ketahanan korosi-nya daripada ER 316L hal ini ditunjukkan dengan luas kurva polarisasi ER 316 LSi yang lebih kecil daripada kurva polarisasi ER 316 L. Pengaruh perlakuan proses purging dan passivasi juga mampu meningkatkan ketahanan pitting, hal ini terlihat dari kehilangan berat per satuan luas yang paling kecil, yakni sebesar 0,02448 gr/cm2.

AISI 316L stainless steel, that is used as material for Solar Water Heater (SWH) tube, was classified as austenitic stainless steel. Austenitic stainless steel is a kind of stainless steel with good weldability and corrosion resistance. Before the welding process, stainless steel AISI 316 L have experienced a cold deformation process to the amount of 0 %, 5 %, and 10 %. There are two types of filler wire used in the process. It was ER 316L and ER 316 LSi. Meanwhile, basic treatments used for material before welding were solution annealing, purging and non purging. The passivation process using HNO3 was applied as well after welding process. The result shows that increasing deformation level decreases the corrosion resistance of material. It was indicated from the increasing of weight loss per unit area. The weight looses as much as 0.0529 gr/cm2 at no deformation, 0.0589 gr/cm2 in deformation level 5 %, and 0.0623 gr/cm2 in deformation 10% respectively. Sollution annealing process yields decreasing the weight loss. It was in the amount of 0.0518 gr/cm2 at no deformation, 0.0537 gr/cm2 in deformation of 5%, and 0.0518 gr/cm2 in deformation 10%. The use of ER 316 LSi filler wire influenced the material to have a better corrosion resistance than the use of ER 316 L, it shown by the smaller area of cyclic polarization curve on ER 316LSi than ER 316L. In additional, the effect of purging and passivation process increase the pitting corrosion resistance of 316L weldments. It was indicated from the smallest weight loss per unit area of 0.02448 gr/cm2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrianto Supriadi
"Baja tahan karat austenistik merupakan jenis yang terluas pemakaiannya di antara keempal kelas baja tahan karat yang ada, yaitu sekitar 65 - 70% dari total kebutuhan baja tahan karat. Begitu Iuasnya pemakaian baja jenis ini tak lain karena ketahanan terhadap korosi yang baik, mampu fabnkasi serta mampu cor yang baik sekali, serla mampu las yang relatif baik. Kekuatan, ketangguhan, dan keulctannya pada temperatur rendah maupun tinggi juga baik. Pengelasan baja tahan karat austentik tidak mengalami kesulitan karena memiliki mampu las (weldabillity) yang baik.
Hasil pengelasan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti: besar arus pengelasan, jenis logam pengisi, persiapan material yang dilas, perlakuan sebelum dan sesudah dilas, dan Iain-Iain. Penelitian ini mencoba mclihat pengaruh berbagai jenis Iogam pengisi yang berbeda komposisinya dan pengaruh temperatur anil penghilangan regangan sisa terhadap sifal mekanis dan struklur mikro pada pengelasan TIG baja tahan karat austenitik (AISI 347).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan logam pengisi ER 347 baik pada kondisi tanpa anil maupun pada kondisi anil penghilangan legangan sisa memberikan kekuatan larik maksimum yang lebih tinggi Pada kondisi anil penghilangan tegangan sisa pada temperatur 700℃ dengan waktu tahan konstan sebesar 90 menit, kekuatan tarik maksimum logam las dengan Iogam pengisi ER 347 memberikan nilai optimum (rata-rata 68,09 kg/mm2). Sedangkan penggunaan logam pengisi ER 316L. memberikan nilai distribusi kekerasan yang Iebih tinggi pada kondisi tanpa anil dan anil penghilangan tegangan sisa. Untuk tiap jenis logam pengisi, meningkalnya temperatur anil penghilangan tegangan sisa akan menurunkan jumlah delta ferit pada deposit las dan memperbesar ukuran butir pada Daerah Terpengaruh Panas (DTP)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eddy Sumarno Siradj
"ABSTRAK
Pengelasan gas oksi-acetilene pada baja karbon rendah yang biasa digunakan pada pelat mobil atau pelat-pelat yang lain sering menimbulkan banyak masalah. Yaitu terjadinya hasil las-lasan yang tidak rapi pada kampuh las dan juga sering timbul sifat mekanis yang tidak diharapkan.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian ini dengan menggunakan baja SPCC. Dimana dalam penelitian ini dilakukan perubahan variabel-variabel yang diduga sebagai penyebab terjadinya masalah yang sudah disebutkan diatas, seperti perubahan tekanan oksigen, logam pengisi. Dengan demikian diharapkan masalah yang terjadi dapat dikurangi atau dihindari.
Dari pengujian tari, kekerasan serta struktur mikro dapat dilihat dengan tekanan oksigen 0.05 kg/mm2 dan tekanan asetilene 0.05 kg/mm2 serta menggunakan logam pengisi dengan CE sebesar 0.28% akan diperoleh kekuatan tarik dan kekerasan yang optimal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnoe Milan Prayoga
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulung Kanjaya Yunus
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S40640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Dani K
"Proses pengelasan sering diaplikasikan untuk peningkatan sifat ketahanan korosi besi luang kelabu, metnerlukan deposit logam lasan dengan komposisi yang sesuai dengan logam pengisi dari material tahan lrorosi dan behas dari adanya cacat-cacat pengelasan. Umuk mendapatkan sifat ketahcman korosi yang bebas dari cacat-cacat las akibat sifat kemampulasan besi tuang kelabu yang kurang baik, diperlukan suatu perlakuan awal sebelum proses pengelasan dan pengelasan multiple pass. Perlakuan awol dalam hal ini adalah perhatian terhadap kebersihan spesimen dan pemanasan awol dengan temperatur yang sesuai serta jumlah pass penge!asan yang optimum uruuk mendapalkan komposisi yang sesuai dengan logam pengisi. Penelitian ini alum membahas pengaruh temperatur pemanasan awal dan jumlah pass pengelasan dalam rangka peningkatan sifat kemampulasan besi luang kelabu menggunakan logam pengisi baja tahan karat auslenitik 316 dengan melakukan variasi terhadap temperatur pemanasan awal dan jumlah pass pengelasan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan melakukan pemanasan awal 700°C unluk pengelasan I pass dan pemanasan awal dengan temperatur minimal 300°C untuk pengelasan 3 pass dapat meningkatkan kemampulasan besi luang kelabu sehingga dapat terhindar dari cacat pada logam lasan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>