Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21470 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Temi Delizar Hudoyo
"
ABSTRAK
Saat ini error corection merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu sistem telekomunikasi terutama pada sistem telekomunikasi tanpa kabel dengan tingkat peluang terjadinya error cukup tinggi, maka dibutuhkan perangkat error correction untuk mengatasinya.
Pada rancang bangun error correction ini dipilih jenis Forward Error Correction dengan metode konvolusi-Viterbi yang mampu mengoreksi kesalahan pada bagian penerimanya tanpa pedu meminta penguangan sinyal dari pengirim bila tejadi kesalahan.
Perangkat yang mampu mendukung rancang bangun error correction jenis ini adalah IC Q1650 dari Qualcomm. Penggunaan IC ini dengan mode data peripheral akan mengurangi kerumitan rangkaian. Dengan pemilihan rate pengkodean 1/2 akan didapat opbmasi dari efisiensi pemakaian bandwidth dan gain pengkodean. Peripheral yang digunakan adalah mikrokontroler 8032.
Hasil pengolahan data oteh enkoder dan dekoder dari IC Q1650 dapat dipantau melalui komputer pribadi berdasarkan masukan data yang diberikan.
"
1997
S38926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Suryanegara
"Rangkaian Concatenared Code terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Seria! Concatenated Code (SCC) dan Paralel Concatenated Code (PCC)- Dengan menetapkan mekanisme iterasi pada decoder, kedua jenis rangkaian ini dapat mencapai harga Probability of error minimum untuk SNR yang rendah. Rangkaian PCC melakukan proses encoding dengan cepat tetapi membutuhkan desain interleaver yang khusus. Sebaliknya SCC memiliki waktu proses encoding yang lebih lama tetapi dapat menggunakan random interleaver biasa. Oleh karena itu, untuk mengurangi waktu proses encoding, rangkaian SCC dapat disusun menjadi 3 (tiga) konfigurasi, yaitu konfigurasi Seri, konfigurasi Paralel dan konfigurasi Seri-Paralel.
Skripsi ini akan mensimulasikan ketiga konfigurasi rangkaian SCC pada bahasa komputasi teknis SIMULINK MATLAB versi 6.l. Ketiga kontigurasi tersebut menggunakan encoder Convolurional code dan APP Decoder dengan algoritma SISO-MAP. Analisa diiakukan untuk mendapatkan performa dari tiap kongurasi berdasarkan parameter Probability of error, waktu proses, jumlah itelasi dan jumlah tools yang terkait Iangsung dengan biaya (cost).
Analisa hasil simulasi menunjukkan jika dibandingkan dengan koniigurasi Seri dan koniigurasi Seri-Paralel, maka konfigurasi Paralel memiliki perfomma yang paling optimum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Kurniawan
"Semakin berkembangnya teknologi dan semakin banyaknya kesibukkan manusia membuat orang berpikir untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu semua peralatan manusia telah dikembangkan untuk dapat membuat pekerjaan manusia lebih ringan. Salah satu cara mempermudah pekerjaan adalah menjadikan suatu alat mekanik menjadi piranti otomatis. Piranti otomatis dapat membuat pekerjaan lebih cepat dan efisien, selain itu system otomatis akan menekan biaya tenaga kerja. Pada skripsi ini dilakukan perancangan program aplikasi pengujian IC digital yang bertujuan untuk mendeteksi keadaan/kondisi dari IC digital khususnya IC TTL. Sistem dibangun dengan menggunakan dua komponen utama yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras. Pada perangkat lunak menggunakan program Visual Basic sebagai alat bantu dalam membuat program aplikasi pengujian IC. Pada perangkat keras menggunakan rangkaian mikrokontroler AVR Atmega32.

Growing technology and the increasing number of human kesibukkan make people think being able to work more effectively and efficiently. Hence all human devices have been developed for humans can make the job easier. One way to simplify the job is to make an automatic mechanical device to device. Automated tools can make the job more quickly and efficiently, in addition to an automated system that will reduce labor costs. In this paper carried out the design of digital IC testing applications that aims to detect a state / condition of digital IC particularly TTL ICs. The system is built using two main components consisting of software and hardware. On the software using Visual Basic as a tool in making the program IC testing applications. On the hardware using ATmega32 AVR microcontroller series."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51331
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djamhari Sirat
"Keakuratan pointing merupakan hal penting dalam komunikasi satelit. Akibat jarak satelit dengan permukaan bumi yang sedemikian jauh, maka selisih pointing 1 derajat dapat menyebabkan antena tidak dapat mengirimkan data ke satelit. Untuk mengatasi hal ini dibuatlah kontroler auto-tracking satelit. Sistem ini menggunakan mikrokontroler sebagai pengontrol, GPS sebagai input lokasi dari antena, digital compass sebagai input arah pointing awal antena, rotari encoder sebagai sensor pergerakkan azimut dan elevasi, serta modem untuk melihat besar Eb/No sinyal. Kontroler ini menggunakan dua tahapan dalam proses tracking satelit. Tahapan awal ialah metode Elevasi-Azimut dengan menggunakan masukkan dari GPS, digital compass, serta posisi satelit (baik koordinat, maupun ketinggiannya) yang tersimpan dalam mikrokontroler. Kontroler menghitung besar sudut azimut dan elevasi antena terhadap satelit, kemudian mengerakkan antena sesuai dengan sudut azimut dan elevasinya. Tahapan selanjutnya ialah koreksi modem dimana pada tahapan ini hanya masukan modem yang digunakan (keempat masukan lain diabaikan), dan pergerakkan antena diatur hingga didapat nilai Eb/No sinyal yang terbesar. Berdasarkan hasil pengoperasian kontroler, terjadi perubahan nilai pada input level dari semula -81,7 dB menjadi -30,2 dB dengan nilai Eb/No akhir sebesar 5,7 dB.

Pointing accuracy is an important thing in satellite communication. Because the satellite?s distance to the surface of the earth's satellite is so huge, thus 1 degree of pointing error will make the antenna can not send data to satellites. To overcome this, the auto-tracking satellite controller is made. This system uses a microcontroller as the controller, with the GPS as the indicator location of the antenna, digital compass as the beginning of antenna pointing direction, rotary encoder as sensor azimuth and elevation, and modem to see Eb/No signal. The microcontroller use serial communication to read the input. Thus the programming should be focused on in the UART and serial communication software UART. This controller use 2 phase in the process of tracking satellites. Early stages is the method Elevation-Azimuth, where at this stage with input from GPS, Digital Compass, and the position of satellites (both coordinates, and height) that are stored in microcontroller. Controller will calculate the elevation and azimuth angle, then move the antenna according to the antenna azimuth and elevation angle. Next stages is correction modem, where in this stage controller only use modem as the input, and antenna movement is set up to obtain the largest value of Eb/No signal. From the results of the controller operation, there is a change in the value of the original input level from -81.7 dB to -30.2 dB with end of Eb/No value, reaching 5.7 dB."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Pamungkas
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S29345
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febby Kristantri
"Sejak diberlakukannya liberalisasi di sektor hilir Industri Bahan Bakar Minyak (BBM), jumlah operator atau pelaku usaha yang aktif melaksanakan bisnis hanya 4 (empat) yaitu Pertamina, Petronas, Shell, dan Total. Terlihat bahwa harga jual bahan bakar minyak non subsidi khususnya RON 92 dari SPBU pelaku usaha tersebut di atas ketika harga input crude oil mengalami kenaikan segera direspon namun ketika terjadi kondisi sebaliknya dimana harga input crude oil mengalami penurunan direspon lambat.
Tujuan tesis ini adalah untuk melakukan analisis pergerakan harga jual BBM non subsidi RON 92 di SPBU berdasarkan teori asymmetric price transmission dengan cara membandingkan harga jual di SPBU terhadap harga input crude oil serta menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga jual eceran BBM non subsidi RON 92 di SPBU.
Berdasarkan pengujian dan analisis data, didapatkan bahwa terdapat fenomena asymmetric price transmission pada industri BBM RON 92. Harga jual eceran BBM non subsidi RON 92 di SPBU lebih terkorelasi dalam jangka panjang dengan harga input crude oil ICP dibandingkan dengan harga input crude oil MOPS.
Faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena asymmetic price transmission-selain harga input crude oil ICP yang berpengaruh sekitar 68.79% terhadap harga Pertamax-adalah komponen lain dalam harga impor yang membentuk total biaya aktual (landed cost) yaitu iuran-iuran pasar, ongkos pengangkutan, asuransi, aditif, kehilangan di laut, bea dan cukai, serta biaya surveyor. Kondisi ini setidaknya dapat dijelaskan oleh beberapa kondisi seperti pembelian bahan bakar minyak RON 92 pada periode sebelumnya (kontrak harga, nilai tukar, dan biaya distribusi), penetapan harga pesaing, serta struktur pasar industri bahan bakar minyak RON 92.

Since liberalization takes place in downstream fuel industries, the number of operators or business actors that actively conduct business are only 4 (four). There are Pertamina, Petronas, Shell, and Total. It appears that the selling price of non-subsidized fuel prices of RON 92 at petrol stations business actors mentioned above is when the crude oil input prices rose, the business actors quickly responded, but when it happens the opposite where the price of crude oil inputs decreased the business actors response are slow.
The purpose of this thesis is to analyze the movement of non-subsidized price of RON 92 fuel at the petrol stations based on the theory of asymmetric price transmission by comparing the sales price at the petrol stations to the price of crude oil input and explain the factors that influence the retail price of non-subsidized fuel RON 92 at the petrol stations.
Based on the testing and analysis of the data, it was found that there is a phenomenon of asymmetric price transmission on RON 92 fuel industry. Retail price of non-subsidized RON 92 fuel at the petrol stations over the long term correlated with the price of crude oil inputs ICP compared to the price of crude oil inputs MOPS.
Factors that led to the phenomenon of asymmetric price transmission-other than the price of crude oil inputs ICP that affect approximately 68.79% to the price of Pertamax-are another component in the price of imports that make up the total actual cost (landed cost). There are the market dues, freight, insurance, additive, lost at sea, customs and excise, and surveyors fees. This condition can at least be explained by a number of conditions such as purchasing fuel RON 92 in the previous period (the contract price, exchange rate, and distribution costs), competitor pricing, and industry market structure of fuel RON 92."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Mieta Mulia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti variabel ekonomi makro yang memiliki hubungan dengan Jakarta Islamic Index dan indeks LQ45 dan perbedaan antara keduanya menggunakan metode Vector Error Correction Model (VECM) pada periode 2006 ? 2011. Lima variabel ekonomi makro yang digunakan adalah nilai tukar, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar, indeks produksi industri, dan inflasi.
Hasilnya adalah terdapat hubungan jangka pendek yang signifikan antara variabel suku bunga dengan Jakarta Islamic Index dan indeks LQ45, serta hubungan jangka panjang yang signifikan antara variabel nilai tukar, suku bunga, jumlah uang beredar, dan inflasi dengan kedua indeks saham tersebut. Perbedaan antara keduanya terletak pada besarnya respons masing-masing indeks saham terhadap perubahan variabel ekonomi makro. Hal ini membuktikan bahwa Jakarta Islamic Index sebagai indeks saham syariah memiliki perbedaan dibandingkan dengan indeks LQ45 sebagai indeks saham konvensional.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor dalam berinvestasi saham secara syariah di pasar modal dan bagi pembuat kebijakan dalam mengembangkan pasar modal syariah di Indonesia.

ABSTRACT
This study aimed to examine the macroeconomic variables that have a relationship with Jakarta Islamic Index and LQ45 index and the difference between them using Vector Error Correction Model (VECM) method in the period 2006 to 2011. Five macroeconomic variables used are exchange rate, interest rate, money supply, industrial production index, and inflation rate.
The result is there are a significant short-term relationship between interest rate variable and Jakarta Islamic Index and LQ45 index, as well as significant long-term relationship between four macroeconomic variables (exchange rate, interest rate, money supply, and inflation rate) and both stock indices. The difference between those two stock indices lies in the magnitude of each stock index response to changes of macroeconomic variables. This proves that Jakarta Islamic Index as sharia stock index and LQ45 index as conventional stock index are different.
The result of this study is expected to be useful for investors in doing sharia stock investment in capital market and for policy makers in developing Islamic capital market in Indonesia.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirsa Salsabila
"Grammatical Error Correction (GEC) adalah salah satu task Natural Language Processing (NLP) yang mendeteksi dan mengoreksi kesalahan tata bahasa dalam sebuah teks. Task ini terus berkembang sampai saat ini dan telah diterapkan menggunakan berbagai metode, seperti rule-based, machine learning-based, dan sebagainya. Tugas akhir ini bertujuan membandingkan dua metode state-of-the-art Grammatical Error Correction yaitu metode T5 dan GECToR menggunakan dataset bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Untuk metode T5, akan dibandingkan model Flan-T5 dan mT5 dengan variasi ukuran base dan large. Adapun model yang dibandingkan untuk metode GECToR adalah model RoBERTa dan XLNet dengan variasi ukuran base dan large. Untuk dataset bahasa Inggris, akan digunakan dataset FCE untuk training dan dataset CoNLL-14 untuk testing. Sedangkan untuk dataset bahasa Indonesia, akan digunakan dataset Gramatika. Kemudian, untuk evaluasi digunakan metrik F0.5. Berdasarkan hasil uji coba, didapatkan bahwa untuk dataset bahasa Inggris FCE+CoNLL-14, metode T5 dengan varian model Flan-T5 unggul dari kedua varian metode GECToR dengan skor F0.5 sebesar 52,85%. Varian Flan-T5 ini unggul dengan margin sebesar 15,83% dari varian terbaik metode GECToR, yaitu RoBERTa. Sedangkan, metode GECToR dengan varian RoBERTa lebih unggul dengan margin 10,12% dari metode T5 dengan varian model mT5. Untuk dataset bahasa Indonesia Gramatika, kedua varian metode T5 lebih unggul dari metode GECToR. Varian terbaik metode T5 dengan skor F0.5 sebesar 45,38% dengan margin 31,05% dari varian terbaik metode GECToR, yaitu RoBERTa.

Grammatical Error Correction (GEC) is one of the Natural Language Processing (NLP) tasks that detect and correct grammatical errors in a text. This task continues to grow today and has been implemented using various methods, such as rule-based, machine learning-based, and so on. This final project aims to compare two state-of-the-art Grammatical Error Correction methods, namely the T5 and GECToR methods using English and Indonesian datasets. For the T5 method, Flan-T5 and mT5 models will be compared with base and large size variations. As for the GECToR method, RoBERTa and XLNet models will be compared with base and large size variations. For the English dataset, the FCE dataset will be used for training and the CoNLL-14 dataset for testing. As for the Indonesian dataset, the Grammatical dataset will be used. Then, the F0.5 metric is used for evaluation. Based on the experimental results, it is found that for the FCE+CoNLL-14 English dataset, the T5 method with the Flan-T5 model variant is superior to both variants of the GECToR method with an F0.5 score of 52.85%. The Flan-T5 variant is superior by a margin of 15.83% to the best variant of the GECToR method, RoBERTa. Meanwhile, the GECToR method with the RoBERTa variant is superior by a margin of 10.12% to the T5 method with the mT5 model variant. For the Indonesian Grammatical dataset, both variants of the T5 method are superior to the GECToR method. The best variant of the T5 method with an F0.5 score of 45.38% with a margin of 31.05% from the best variant of the GECToR method, which is RoBERTa."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Jeremy Victor Andre
"Grammatical Error Correction (GEC) adalah salah satu task Natural Language Processing (NLP) yang mendeteksi dan mengoreksi kesalahan tata bahasa dalam sebuah teks. Task ini terus berkembang sampai saat ini dan telah diterapkan menggunakan berbagai metode, seperti rule-based, machine learning-based, dan sebagainya. Tugas akhir ini bertujuan membandingkan dua metode state-of-the-art Grammatical Error Correction yaitu metode T5 dan GECToR menggunakan dataset bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Untuk metode T5, akan dibandingkan model Flan-T5 dan mT5 dengan variasi ukuran base dan large. Adapun model yang dibandingkan untuk metode GECToR adalah model RoBERTa dan XLNet dengan variasi ukuran base dan large. Untuk dataset bahasa Inggris, akan digunakan dataset FCE untuk training dan dataset CoNLL-14 untuk testing. Sedangkan untuk dataset bahasa Indonesia, akan digunakan dataset Gramatika. Kemudian, untuk evaluasi digunakan metrik F0.5. Berdasarkan hasil uji coba, didapatkan bahwa untuk dataset bahasa Inggris FCE+CoNLL-14, metode T5 dengan varian model Flan-T5 unggul dari kedua varian metode GECToR dengan skor F0.5 sebesar 52,85%. Varian Flan-T5 ini unggul dengan margin sebesar 15,83% dari varian terbaik metode GECToR, yaitu RoBERTa. Sedangkan, metode GECToR dengan varian RoBERTa lebih unggul dengan margin 10,12% dari metode T5 dengan varian model mT5. Untuk dataset bahasa Indonesia Gramatika, kedua varian metode T5 lebih unggul dari metode GECToR. Varian terbaik metode T5 dengan skor F0.5 sebesar 45,38% dengan margin 31,05% dari varian terbaik metode GECToR, yaitu RoBERTa.

Grammatical Error Correction (GEC) is one of the Natural Language Processing (NLP) tasks that detect and correct grammatical errors in a text. This task continues to grow today and has been implemented using various methods, such as rule-based, machine learning-based, and so on. This final project aims to compare two state-of-the-art Grammatical Error Correction methods, namely the T5 and GECToR methods using English and Indonesian datasets. For the T5 method, Flan-T5 and mT5 models will be compared with base and large size variations. As for the GECToR method, RoBERTa and XLNet models will be compared with base and large size variations. For the English dataset, the FCE dataset will be used for training and the CoNLL-14 dataset for testing. As for the Indonesian dataset, the Grammatical dataset will be used. Then, the F0.5 metric is used for evaluation. Based on the experimental results, it is found that for the FCE+CoNLL-14 English dataset, the T5 method with the Flan-T5 model variant is superior to both variants of the GECToR method with an F0.5 score of 52.85%. The Flan-T5 variant is superior by a margin of 15.83% to the best variant of the GECToR method, RoBERTa. Meanwhile, the GECToR method with the RoBERTa variant is superior by a margin of 10.12% to the T5 method with the mT5 model variant. For the Indonesian Grammatical dataset, both variants of the T5 method are superior to the GECToR method. The best variant of the T5 method with an F0.5 score of 45.38% with a margin of 31.05% from the best variant of the GECToR method, which is RoBERTa."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buddi Wibowo
Jakarta: Lembaga Manajemen FEUI, 2015
332 BUD c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>