Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Maulana
"Setelah hadirnya TV kabel dan TV satelit, kini muncul Internet Protocol Television (IPTV) dengan memberikan layanan yang lebih beragam. Dengan IPTV, pelanggan dapat berinteraksi dengan penyedia layanan, meminta layanan yang diinginkan sewaktu-waktu. Alokasi bandwidth yang diperlukan untuk mengimplementasikan layanan IPTV yaitu 2 - 6 Mbps untuk Standard Definition Television (SDTV) dan 12 - 19 Mbps untuk High Definition Television (HDTV). Untuk memenuhi kebutuhan bandwidth tersebut maka digunakan teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line Two Plus (ADSL2+) yang memiliki kecepatan downstream mencapai 24 Mbps dan upstream 1 Mbps. Pengiriman layanan IPTV memiliki kendala jarak. Pelanggan yang berada jauh dari Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM) akan menerima layanan IPTV dengan kualitas yang buruk. Skripsi ini bertujuan untuk menentukan jarak maksimum pelanggan dari DSLAM untuk pengiriman layanan IPTV pada platform jaringan ADSL2+. Parameter kualitas layanan IPTV yang akan dianalisis adalah throughput, delay, packet loss, dan Moving Picture Quality Metric (MPQM). Throughput dan delay diperoleh dari hasil pengukuran, sedangkan packet loss dan MPQM diperoleh dari pengolahan data hasil pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan memvariasikan bandwidth dan jarak. Dari data hasil pengukuran dan pengolahan menunjukkan bahwa jarak maksimum pelanggan dari DSLAM untuk pengiriman layanan IPTV yang memenuhi parameter throughput, delay, packet loss, dan MPQM dengan bandwidth 2 Mbps (minimum) adalah 4,5 kilo meter (km), 3 Mbps adalah 4 km, 4 ? 6 Mbps adalah 3 km, 8 ? 12 Mbps adalah 2 km, dan 14 ? 18 Mbps adalah 1 km. Sedangkan untuk bandwidth 7 Mbps, 13 Mbps, dan 19 Mbps memiliki jarak maksimum yang berbeda-beda. Dengan demikian, DSLAM baru dapat ditambahkan minimum pada jarak 4,5 km dari DSLAM utama.

After the presence of satellite TV and cable TV, Internet Protocol Television (IPTV) has emerged to provide more varied services. With IPTV, subscriber can interact with service provider to request for services according to subscriber?s desire. Bandwidth allocation for implementing IPTV services is 2 - 6 Mbps for Standard Definition Television (SDTV) and 12 - 19 Mbps for High Definition Television (HDTV). To fulfill this requirement, Asymmetric Digital Subscriber Line Two Plus (ADSL2+) technology which has downstream speed up to 24 Mbps and upstream speed up to 1 Mbps is used. Delivering IPTV services encounters a distance problem. The subscriber who is located far away from Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM) will receive bad quality IPTV services. The purpose of this research is to determine maximum distance subscriber from DSLAM for delivering IPTV services on ADSL2+ network platform. The parameters of Quality of Service (QoS) of IPTV which will be analyzed are throughput, delay, packet loss, and Moving Picture Quality Metric (MPQM). Throughput and delay are measured, whereas packet loss and MPQM are obtained from processing of throughput measured. These data are taken by varying bandwidth and distance. From the processed and measured data, it shows that maximum distance subscriber from DSLAM for delivering IPTV services which fulfill throughput, delay, packet loss, and MPQM with bandwidth 2 Mbps (minimum) is 4.5 kilo meter (km), 3 Mbps is 4 km, 4 ? 6 Mbps is 3 km, 8 ? 12 Mbps is 2 km, and 14 ? 18 Mbps is 1 km. Whereas, bandwidth 7 Mbps, 13 Mbps, and 19 Mbps have different maximum distance. In conclusion, additional DSLAM can be added at a minimum distance of 4.5 kilo meter from core DSLAM."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S40366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ichsan
"Penggunaan jaringan ADSL di Indonesia sampai saat ini masih terbatas pada akses internet berkecepatan tinggi dengan bit rate sebesar 384 dan 512 Kbps. Dengan kapasitas jaringan ADSL 2+ yang mencapai 25 Mbps, penggunaan jaringan ADSL hanya untuk akses internet saja dinilai masih memiliki tingkat utilisasi yang rendah. Munculnya IPTV sebagai teknologi baru di bidang televisi yang berbasis IP diharapkan dapat menambah utilisasi jaringan ADSL sekaligus menambah pengalaman baru dalam menonton televisi bagi para pelanggan. Namun, bagaimana unjuk kerja IPTV pada jaringan ADSL sendiri hingga saat ini, belum ada penelitian yang membahasnya.
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis unjuk kerja IPTV pada jaringan ADSL dengan simulasi menggunakan OPNET IT GURU v.8.0.c dan pengukuran menggunakan DSLAM Testbed PT. Telkom RisTI Bandung. Parameter unjuk kerja yang diukur adalah delay dan throughput. Kinerja sistem pada simulasi ditinjau dengan melakukan variasi resolusi dan frame rate video. Sementara kinerja sistem pada pengukuran ditinjau dengan melakukan variasi bit rate video dan bandwidth pada DSLAM. Dari data simulasi diperoleh hasil bahwa resolusi dan frame rate mempengaruhi delay dan throughput yang dihasilkan (resolusi dan frame rate bertambah, delay dan throughput bertambah).
Dari data pengukuran diperoleh hasil bahwa delay dan throughput dipengaruhi oleh bit rate video (bit rate video bertambah, delay dan throughput bertambah), sedangkan pengaturan bandwidth pada DSLAM belum terlihat pengaruhnya.

The using of ADSL network in Indonesia is still limited to high speed internet access with 384 and 512 Kbps bit rate. With the capacity of ADSL 2+ network reaching 25 Mbps, the utilization of ADSL network only for internet access is still low. IPTV as a new technology in television, IP-based, is expected to increase the utilization of ADSL network and adding costumer's experience in watching television. However, until now there has been no research in analizing IPTV's performance over ADSL network.
This thesis is made to analyze the performance of IPTV over ADSL network with simulation using OPNET IT GURU v.8.0.c and by measurement using DSLAM testbed PT. Telkom RisTI Bandung. Performance parameters measured are delay and throughput. System's performance in simulation analyzed by variating video's resolution and frame rate. While system's performance in the measurement analyzed by variating video's bit rate and DSLAM's bandwidth. From simulation's result known that resolution and frame rate influencing delay and throughput (the increasing of resolution and frame rate resulting in increasing of delay and throughput).
From measurement's result known that delay and throughput influenced by video's bit rate (the increasing of video bit rate resulting in increasing of delay and throughput), while the influence of bandwidth setting in DSLAM is not yet be seen.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusrin Fauzi
"VPN-IP merupakan pengembangan jaringan komunikasi private yang sering digunakan oleh perusahaan, organisasi, ataupun pengguna individu untuk berkomunikasi melalui jaringan publik (contohnya internet). VPN-IP memberikan jaminan keamanan untuk koneksi end-to-end, peningkatan konektivitas dan biaya yang lebih efektif dibandingkan jaringan dedicated private, karena hanya menggunakan jaringan existing yang telah ada.
Meningkatnya permintaan untuk upstream yang lebih besar, sebagaimana ditawarkan dalam teknologi akses simetrikal, dan layanan-layanannya seperti video-conferencing atau pertukaran data dan jaringan peer-to-peer berdasarkan konsep upstream dan downstream yang seimbang. Menarik perhatian para provider telekomunikasi untuk menyelenggarakan layanan VPN-IP. Maka ADSL2+ dan G.SHDSL merupakan dua teknologi pilihan jika digunakan untuk layanan VPN-IP pada konsumen residential dan bisnis menengah.
Untuk mengetahui performansi G.SHDSL dan ADSL2+ maka pada skripsi ini dibandingkan unjuk kerja teknologi alternatif di atas untuk layanan VPN-IP. Performansi yang dianalisis berdasarkan throughput dan dilihat dalam variasi jarak kabel telepon tembaga. Pengukuran dari throughput G.SHDSL dan ADSL2+ dilakukan di laboratorium jaringan akses Telkom Risti.
Hasil pengukuran menunjukkan kedua metode akses G.SHDSL dan ADSL2+ dapat digunakan pada layanan VPN-IP dengan bandwidth 384 kbit/s dan 448 kbit/s. G.SHDSL dengan bandwidth 384 kbit/s dan 448 kbit/s dapat digunakan untuk layanan VPN-IP sampai jarak 8700 meter dari DSLAM. ADSL2+ hanya dapat digunakan untuk layanan VPN-IP sampai jarak 7000 meter untuk bandwidth 384 kbit/s dan sampai jarak 6000 meter untuk bandwidth 448 kbit/s dimana throughput pada upstream maupun downstream-nya masih simetrik.

A VPN-IP is extensions of private communications network usually used within a company, organization, or individual to communicate over a public network (e.g. the Internet). VPN-IP gives more secure for end-to-end connection, improve connectivity, and cost-effective compared to a dedicated private network, because VPN-IP only using existing network.
Increasing demand for more upstream bandwidth, as well as symmetry access technology, and services like video-conferencing or streaming data and peer-to-peer network based on balanced upstream and downstream concepts turns the attention of telecommunication provider to establish VPN-IP. So, ADSL2+ and G.SHDSL is technology can used for VPN-IP to residential user and middle level business.
This paper evaluates and compares these two alternatives technology for VPN-IP. Performance relation to throughput with varying telephone copper loop length. This comparison is based on G.SHDSL and ADSL2+ throughput measurements on Wireline Access Laboratory, Telkom Risti.
As a result, measurements show both G.SHDSL and ADSL2+ can used in VPN-IP with 384 kbit/s and 448 kbit/s bandwidth. G.SHDSL with 384 kbit/s and 448 kbit/s bandwidth can used for VPN-IP wheres distance 8700 meters from DSLAM. ADSL2+ only can used for VPN-IP with 384 kbit/s bandwidth until 7000 meters distance from DSLAM and 448 kbit/s bandwidth until 6000 meters distance from DSLAM, with balanced upstream and downstream throughput."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Aliya Shebubakar
"Layanan Access Virtual Private Network (VPN Akses) sangat berkembang di kalangan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk melakukan pertukaran data. Platform Single-pair High-bit-rate Digital Subscriber Line (G.SHDSL) merupakan teknologi berbasis Digital Subscriber Line yang simetris akan digunakan untuk melewatkan layanan VPN akses ini. Kesimetrisan dalam penerimaan bit-rate dan diisukan mampu mengirimkan bit-rate yang besar untuk jarak jangkau yang jauh merupakan keutamaan dari platform ini untuk pengimplementasian dari suatu layanan VPN akses. Tujuan dari skripsi ini adalah menganalisis kinerja platform G.SHDS dengan melihat throughput di sisi downstream dan upstream dalam implementasi layanan VPN akes agar didapatkan skenarion atau skema pengiriman dari G.SHDSL dan dapat menegtahui jarak tempuh maksimum yang dapat dilewatkan oleh G.SHDSL. Analisis dilakukan melalui proses pengukuran throughput di dua sisi yaitu downstream maupun upstream dengan menggunakan dua konfigurasi. Konfigurasi pertama yaitu, Commited Access Rate (CAR) sebagai jaminan pemberian kapasitas bandwidth ke pelanggan sekaligus sebagai batasaan maksimum dari pengiriman dengan kelipatan 64 Kbps. Konfigurasi kedua, yaitu konfigurasi jarak, sehingga dapat diketahui jarak tempuh dari paltform G.SHDSL dalam melewatkan layanan G.SHDSL. Pengukuran dilakukan di laboratorium Wireline Access PT. Telkom RisTi. Hasil pengukuran dan analisis dapat disimpulkan untuk mendapatkan throughput yang diinginkan maka, skenarion yang digunakan adalah dengan menaikkan konfigurasi CAR menjadi satu tingkat lebih tinggi dan untuk jarak tempuh dengan variasi bandwidth sampai 512 Kbps kurang lebih sejauh 8 Km.

Access Virtual Private Network (Access VPN) service has been widely used in many companies in Indosesia to perform data exchange. Platform Single-pair High-bit-rate Digital Subscriber Line (G.SHDSL) is a technology based on symmetric Digital Subscriber Line, this platform will be used to perform access VPN service. The symmetry in receiving bit-rate, and it is believed that this paltform is able to deliver high bit-rate for long distance, are the main reasons why this platform is suitable to be implemented in access VPN service. The purpose of this research is analyzing platform G.SHDSL performance which look for throughput at downstream and upstream side for access VPN service implementation, therefor the scenario or schema from G.SHDSL will be known and to obtain the maximum distance which still be passed through by G.SHDSL. The analysis has been done through the measuring process of throughput for two sides, downstream and upstream side which used two onfigurations. First configuration is, Commited Access Rate (CAR) configuration as a guaratee of bandwidth capacity to the customer as well as delivering maximum limitation multiplying with 64 Kbps. Second configuration, is distance configuration to obtain the information on how far platform G.SHDSL still able to perform G.SHDSL service. This research has been performed at laboratory Wireline Access PT.Telkom RisTi. The conclusion from the measurement and analysis result is to get desirable throughput the scenario or schema of delivering G.SHDSL service in access VPN which uses CAR up to one stage above and for maximum distance with bandwidth variation up to 512 Kbps is 8 Km."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S40363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Kusnanto
"Cloud computing adalah sebuah paradigma komputasi yang berkembang dari teknologi yang ada, seperti grid computing, virtualisasi dan Internet. Cloud computing memberi ilusi sumberdaya komputasi yang tak terhingga, yang dapat diakses dari mana saja, kapan saja. Meskipun cloud computing berpotensi memberikan manfaat yang besar, namun masalah keamananya masih menjadi pertanyaan, yang mana menghambat adopsinya. Persoalan keamanan pada cloud computing menjadi semakin rumit karena karakteristik cloud computing yang khas seperti kelenturan alokasi sumberdaya, dan pengguna yang jamak.
Jaringan cloud berbasis platform Eucalyptus banyak diterapkan pada fasilitas cloud privat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi hambatan atas pelayanan jaringan cloud akibat serangan yang terarah (targeted attack), pada sistem jaringan cloud berbasis platform Eucalyptus. Pengujian menunjukan adanya peningkatan waktu respon hingga 2863,22% akibat serangan terarah terhadap layanan web administrasi.
Penerapan pembatasan dan kendali laju data (rate control, rate limit) pada penelitian ini merupakan solusi untuk mengurangi dampak serangan terarah. Dengan langkah mitigasi ini peningkatan beban dapat dikendalikan sehingga tidak memengaruhi pelayanan. Pengujian kerentanan menunjukan layanan jaringan cloud berbasis platform Eucalyptus tidak memiliki ancaman kerentanan yang berpotensi menjadi serangan keamanan.

Cloud computing is a computing paradigm that evolve from existing technology, such as grid computing, virtualization and the Internet. Cloud computing provides an illusion of unlimited computing resources, which can be accessed from anywhere, anytime. Despite the potential gains achieved from the cloud computing, the model security is still questionable which hindered adoption. The security problem becomes more complicated under the cloud model as new dimensions have entered into the problem scope related to the model architecture, multi-tenancy, elasticity, and layers dependency stack.
Eucalyptus based cloud network service widely deployed as private cloud infrastructure. Experiment on this paper focused on finding potential denial-ofservice (DoS) and the impact on ability to provide services during attack. We observe an increase on response time up to 2863,22% during targeted attack to the web-based management service.
Mitigation effort by implementing rate control and rate limit on cloud controller help on reducing average system load to an acceptable level, which prevents disruption of the service. Vulnerability testing in this research shows that Eucalyptus web-based management does not have exploitable security hole.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcel Christianis
"Peer-to-peer accommodation (P2P) adalah model ekonomi berbagi yang telah merubah industri akomodasi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, perbedaan akomodasi P2P yang ditandai oleh beragam jenis akomodasi dan kurangnya standar kualitas menyiratkan bahwa apa yang di rasakan para tamu akomodasi P2P berbeda dari hotel. Oleh karena itu, penting untuk menyelidiki atribut akomodasi P2P untuk memahami pengalaman para tamu. Studi ini mengeksplorasi pemahaman akomodasi P2P dengan mengidentifikasi topik dan atribut penting dari ulasan pelanggan melalui beberapa perspektif; kota, peringkat, dan waktu. Penelitian ini mengambil pendekatan penambangan teks pada dataset 55.377 ulasan pelanggan Airbnb dari daftar 10 kota paling banyak dikunjungi di Indonesia (berdasarkan jumlah kedatangan asing). Studi ini mengidentifikasi bahwa atribut yang terkait dengan lokasi, tuan rumah, kamar, fasilitas, kemudahan, harga, komunitas, dan keamanan, dapat dikaitkan dengan pengalaman para tamu di akomodasi P2P. Studi ini juga melihat bagaimana atribut-atribut ini digunakan dalam konteks berbagai kota, peringkat, dan waktu. Temuan ini dapat memperkuat definisi atribut akomodasi P2P yang ditetapkan dalam penelitian sebelumnya.

Peer-to-peer accommodation (P2P) is a sharing economy model that has disrupted the accommodation industry in an unprecedented way. However, differences of P2P accommodation characterized by diverse accommodation types and a lack of quality standard implies that guests may perceive P2P accommodation differently from hotels. Hence, there is an increase in importance to investigate P2P accommodation attributes to understand guests' experience. This study explores how people perceive P2P accommodation by identifying important topics and attributes from customer reviews through several perspectives; city, ratings, and time. This study took a text-mining approach on a dataset of 55,377 Airbnb customer reviews from listings in the top 10 most visited cities in Indonesia (based on the number of foreign arrivals). This study identified that attributes related to location, host, room, facility, amenity, price, community, and security, are associated with guests' experience in P2P accommodation. This study also looks into how these attributes are used in the context of different cities, ratings, and time. These findings can strengthen the definition of P2P accommodation attributes established in prior research."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Contents :
- Table of Contents by Author
- The Use of Intelligent Compression for Future IPTV Networks
- The IPTV/VoD Challenge: Upcoming Business Models
- IPTV and End-to-End Video Solution
- NOW Broadband TV
- Enhancing the IPTV Service Architecture to Enable Service Innovation
- Next-Generation Architecture for IPTV Middleware
- The Set-Top Conundrum: A Market Case for Customized Integrated Media
Devices
- The IPTV Challenge for Telco Operators
- Internet TV versus IPTV versus Web TV
- Community TV: A Social and Personalized TV Experience
- Maximizing IPTV Triple-Play Market Potential
- Considerations for Deployment of IPTV on Passive Optical Networks
- Toward Less Homogenous TV
- nPVR and Integrated Caching Module (NCM)
- Network Management, Surveillance, and Testing for IPTV Service Assurance
- Emerging IPTV Solution Deployment: Riding on a Telco�s Network
- Requirements of the New IPTV Network: Beyond Optimization
- IPTV Operators� Strategies and the Italian Experience
- Video Network Architectures for the Telcos: Challenges and Solutions
- IPTV: The Clear Picture
- The Convergence of IPTV and HTPC
- Toward a Set-Top Box Portable Software Stack
- Service Implications of Switching, Multiplexing, and QoS in Broadband Metro
Networks
- Looking Inside IPTV
- The IPTV Challenge
- Driving IPTV Growth: The Challenges and Perspectives
- IPTV Has Become a Global Reality and Has Improved Quality of Service
- Achieving High Performance with Your Video-over�IP Strategy
- IPTV Success: Lessons from the Front Line
- Acronym Guide "
Chicago: International Engineering Consortium, 2006
e20442520
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Cipto Wibowo
"PT CNAF merupakan salah satu perusahaan pembiayaan otomotif dibawah PT CIMB Niaga Tbk. Dalam rangka pencapaian visinya, perusahaan dituntut agar dapat memberikan pelayanan yang cepat, mudah, dan aman kepada konsumen, melalui penyelenggaraan kegiatan operasional yang baik. Pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi sebagai sarana pendukung pada lingkup internal perusahaan, dapat membantu terciptanya terselenggaranya kegiatan operasional yang baik. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penyediaan sistem informasi perlu ditunjang dengan ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang handal.
Salah satu aspek yang sangat penting dalam penyediaan sistem informasi tersebut adalah ketersediaan layanan jaringan komputer. Masalah yang sering dihadapi adalah terjadinya downtime pada jaringan komputer terutama pada jaringan WAN (Wide Area Network). Kondisi geografis tiap kantor cabang, keandalan komponen jaringan, dampak aktivitas pembangunan prasarana, catu daya listrik, dan faktor cuaca sering kali menimbulkan berbagai permasalahan sulit pada layanan jaringan. Hilangnya ketersediaan pada layanan jaringan akan berdampak pada terhentinya penggunaan sistem informasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut dan sebagai upaya meningkatkan ketersediaan layanan, diterapkan manajemen ketersediaan pada layanan jaringan. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja ITIL Ver. 3 sebagai panduan untuk manajemen ketersediaan. Langkah-langkah yang dilakukan melibatkan reactive activities dan proactive activities yang merupakan kunci utama dalam proses manajemen ketersediaan. Hasil yang diharapkan dari rancangan/ penerapan sistem manajemen ketersediaan ini dapat meminimalisasi resiko ketersediaan, mempersingkat waktu downtime layanan jaringan, dan membantu dalam memastikan tingkat ketersediaan layanan yang diberikan sesuai atau melebihi kebutuhan bisnis yang telah disepakati saat ini dan masa depan dengan biaya yang efektif.

PT CIMB Niaga Auto Finance is the premiere automotive finance company under PT Bank CIMB Niaga Tbk. In order to achieve the vision, the company is required to provide their services easily, quickly and safely to the consumers, through the implementation of good operational activities. The use of information systems and information technology as a support tools for the internal company, can help to create a good implementation of operational activities. In this regard, the provision of information systems needs to be supported by the availability of reliable information technology infrastructure.
One of very important aspect in the provision of the information system is a computer network service availability. The problems that often occured is the downtime on computer networks, especially in the WAN (Wide Area Network). The geographical conditions of each branch office, the reliability of network components, the impact of infrastructure development activities, electrical power supply, and weather conditions often lead to complicated problems in network services. The loss of availability of the network services have an impact on the cessation of the use of information systems.
To overcome these problems, and as an effort to increase the availability of services, conducted availability management implementation on network services. This study uses the ITIL framework Ver. 3 as a guide to availability management. The performed activities involving reactive and proactive activities that the key element in the management process availability. The expected result of the design / implementation of the availability management system can minimize the risk of availability, shorten the downtime of network services, and assist in ensuring the availability of services provided meet or exceed agreed business needs of current and future cost-effective manner.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reznia Febianty
"[ABSTRAK
Perkembangan teknologi internet yang meningkat pesat menjadi awal bagi terbukanya inovasi untuk menawarkan berbagai macam layanan baru yang memanfaatkan akses internet. Layanan over the top (OTT) adalah salah satunya, OTT menawarkan beragam layanan menarik seperti voice/video service, social
network, advertising dsb, yang tidak diragukan lagi telah menjadi ancaman
sekaligus tantangan bagi operator selaku penyedia infrastuktur dan layanan
telekomunikasi agar bisa semakin kreatif dalam menyediakan layanan. Data
survey dan forecast menunjukan bahwa 60% trafik internet adalah trafik video
dan masih akan semakin meningkat di beberapa tahun ke depan. Hal ini menjadi
peluang bagi operator telekomunikasi di Indonesia yang memiliki infrastruktur
jaringan nasional dan internasional untuk terjun mengembangkan layanan Online
Video Platform (OVP). OVP menawarkan kelengkapan end-to-end yang dapat
digunakan untuk mengunggah, mengubah, mengelola, memutar, memberikan,
mendistribusikan, mengunduh, dan mempublikasikan konten video online,
dengan menggunakan solusi yang terstruktur dan tujuan akhirnya adalah dapat
menghasilkan uang. Bisnis OVP ini merupakan lahan baru bagi operator
sehingga diperlukan analisis mengenai identifikasi peluang, resiko dan model
bisnis baru untuk dapat mendukung bisnis OVP ini. dengan menggunakan datadata
dari perkembangan online video, profil pengguna internet di Indonesia dan
model bisnis kanvas dari Brightcove dan PT XY. Selanjutnya dikembangkan
kanvas model bisnis untuk layanan OVP yang menjelaskan setiap komponen yang
terdapat dalam bisnis layanan OVP. Berdasarkan hasil analisis, bisnis dengan
menggunakan layanan OVP dianggap menarik dan layak diimplementasikan oleh PT XY.

ABSTRACT
Development of internet technology is rapidly rising and become the driver
to create new innovative services through the internet connection. Over the
Top (OTT) service is one of them. OTT offers a variety of attractive services
such as voice & video service, social network, advertising etc, which no
doubt has become a threat and challenge to the operator as the owner of
telecommunication infrastructures to be more creative in providing services
to the customer. Survey and forecasts show that 60% of internet traffic is
video traffic and it will increase in the next few years. This is an opportunity
for telecom operators in Indonesia, which has a national and international
network infrastructure to take part in developing Online Video Platform
(OVP). OVP offers a comprehensive end-to-end tools that can be used to
upload, edit, manage, play, give, distribute, download, and publish video
content through the internet, using a solution which is designed to be able to
make money. OVP business is a new field for operators, hence needed to
analyze the opportunities identification, risks, and new business models to
support the OVP's business, using data from the development of online
video, profiles of Internet users in Indonesia and the business model canvas
of Brightcove and PT XY. Furthermore canvas business model is developed
to support the new OVP services and explains each component contained.
Based on the analysis, the business using the services OVP considered
interesting and worthy implemented by PT XY., Perkembangan teknologi internet yang meningkat pesat menjadi awal bagi
terbukanya inovasi untuk menawarkan berbagai macam layanan baru yang
memanfaatkan akses internet. Layanan over the top (OTT) adalah salah satunya,
OTT menawarkan beragam layanan menarik seperti voice/video service, social
network, advertising dsb, yang tidak diragukan lagi telah menjadi ancaman
sekaligus tantangan bagi operator selaku penyedia infrastuktur dan layanan
telekomunikasi agar bisa semakin kreatif dalam menyediakan layanan. Data
survey dan forecast menunjukan bahwa 60% trafik internet adalah trafik video
dan masih akan semakin meningkat di beberapa tahun ke depan. Hal ini menjadi
peluang bagi operator telekomunikasi di Indonesia yang memiliki infrastruktur
jaringan nasional dan internasional untuk terjun mengembangkan layanan Online
Video Platform (OVP). OVP menawarkan kelengkapan end-to-end yang dapat
digunakan untuk mengunggah, mengubah, mengelola, memutar, memberikan,
mendistribusikan, mengunduh, dan mempublikasikan konten video online,
dengan menggunakan solusi yang terstruktur dan tujuan akhirnya adalah dapat
menghasilkan uang. Bisnis OVP ini merupakan lahan baru bagi operator
sehingga diperlukan analisis mengenai identifikasi peluang, resiko dan model
bisnis baru untuk dapat mendukung bisnis OVP ini. dengan menggunakan datadata
dari perkembangan online video, profil pengguna internet di Indonesia dan
model bisnis kanvas dari Brightcove dan PT XY. Selanjutnya dikembangkan
kanvas model bisnis untuk layanan OVP yang menjelaskan setiap komponen yang
terdapat dalam bisnis layanan OVP. Berdasarkan hasil analisis, bisnis dengan
menggunakan layanan OVP dianggap menarik dan layak diimplementasikan oleh
PT XY.]"
2015
T43567
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomi Wirianata
"ABSTRAK
Pada skripsi ini telah dibangun infrastruktur cloud dengan menggunakan Openstack platform. Openstack menjanjikan infrastruktur yang scalable yang menjadikan platform cloud ini digemari banyak pengguna cloud. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mempelajari kinerja jaringan OpenStack berdasarkan implementasi Neutron dan memberikan rekomendasi rancangan jaringan optimal untuk integrasi high performance computing. Parameter kinerja jaringan seperti throughput, packet loss dan latency akan dievaluasi berdasarkan transmisi data TCP dan UDP dengan menggunakan alat benchmark IPerf. Hasil dari eksperimen menunjukkan kinerja Openstack hampir tidak memiliki hambatan dalam penggunaan bandwidth jaringan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lokasi virtual machine di instansiasi dan alamat jaringan akan mempengaruhi kinerja jaringan. Skripsi ini juga akan membahas alur yang digunakan untuk menganalisa perbedaan hasil kinerja jaringan virtual machine pada cloud serta menampilkan hasil pengolahan data kinerja jaringan yang kemudian akan memberikan rancangan cloud yang optimal untuk integrasi high performance computing.

ABSTRACT
In this thesis, a cloud infrastructure is built using Openstack platform. Openstack promises a scalable infrastructure that makes this platform as favourite for cloud users. The purpose of this thesis is to study the performance of Openstack network based on the implementation of Neutron to provide recommendations of the optimal network design for the integration of high performance computing. Network performance parameters such as throughput, packet loss and latency will be evaluated based on TCP and UDP transmission data using IPerf benchmarking tool. The result of the experiments show that Openstack performance have no network bandwidth bottleneck. The result also show that the location where virtual machine is instantiate and network address will affect network performance. This thesis will also discuss the flow used to analyze the differences in virtual machine network performance results in the cloud and display the results of virtual machine network performance which will then provide an optimal cloud design for the integration of high performance computing."
2017
S67603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>