Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176296 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danu Wasito
"Mesin diesel merupakan mesin yang paling banyak digunakan di masyarakat Hal ini dikarenakan mesin diesel dapat menghasilkan tenaga yang Iebih besar dan lebih irit. Banyaknya kegunaan mesin dieseljuga menjadikan mesin diesel sebagai penyumbang emisi gas buang terbanyak. Emisi gas buang yang tidak normal menandakan kendaaran boros dan menyebabkan polusi. Dalam penelitian ini cyclone digunakan untuk meningkatkan efelctiiitas campuran bahan bakar udara agar reaksi menjadi lebih sempurna. Dari berbagai eksperimen yang telah dilakukan cyclone dengan sudut pengarah tertentu lebih efektif dalam hal mengurangi emisi HC di mesin diesel. Cyclone dengan sudut pengarah 30° dapat menurunkan emisi HC sekitar 60% sedangkan dengan 45° menurunkan HC antara 25% hingga 56% untuk pembebanan 5 Kg. Selain itu juga dari analisa suhu dan tekanan gas buang didapatkan pada putaran yang tinggi emisi HC cenderung meningkat sedangkan emisi CO relatif konstan untuk berbagai jenis putaran dan sudut pengarah.

Diesel is a kind oyfengine which is inostly used in several teclinical neefls, because it can produce a bigger and more economical energy. Many advantages of diesel also make the diesel as a biggest support of exlraust-gas emition. The unusual exhaust-gas emition ofa vehicle shows that the vehicle is not economical, it also causes the pollution. ln this experiment, cyclone is used to increase the effectiveness ofairgfuel mixture, so that the reaction goes into perfect. Cyclone in certain direction angle is more efflective in reducing the HC-enzition in the diesel engine. Cyclone in 30° can reduce it for about 60%, while cyclone in 45° can do it between 25% to 56%, with 5 kgs of resistant force against it. From the analysis of exhaust gas temperature and pressure, we can also see that the emition of HC gets increasea in high rotation, while the emition CO is relative constant in all kinds of rotation and direction angle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Dicky S.A.
"Penggunaan bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, dewasa ini merupakan salah satu penyebab semakin meningkatnya pencemaran udara. Emisi gas buang sisa hasil pembakaran bensin, masih banyak mengandung konsentrasi CO dan HC yang cukup besar, karena proses pembakaran yang kurang sempurna, Untuk mengatasi hal tersebut, digtmakan Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai bahan bakar altematif yang dapat mengurangi pencemaran udara dari kendaraan bermetor.
Compressed Naiural Gas (CNG) merupakan salah satu bentuk bahan bakar gas yang dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Sifat fisika maupuan sifat kimia CNG yang berbeda dengan bensin, diharapkan akan dapat menghasilkan proses pembakaran yang lebih baik, sehingga dapat mengurangi pencemaran udara.
Sifat kimia maupun sifat fisika CNG yang berbeda dengan bensin, mengakibatkan perlunya adanya peralatan tambahan pada kendaraan bermotor, diantaranya peralatan pencampur udara dan CNG, yaitu Mixer. Mixer ini berfungsi sebagai pengganti fungsi karburater apabila kendaraan menggunakan bahan bakar bensin.
Untuk mendapatkan dimensi mixer yang optimum, terutama dalam ukuran diameter Venturi mixer, perlu dilakukan pengujian mengenai kemampuan beberapa mixer. Dalam pengujian yang dilakukan di LEMIGAS ini, dilakukan pengukuran terhadap emisi gas buang dan parameter pendukung lainnya, dari empat buah mixer yang merniliki diameter venturi yang berbeda. Hasil dari pengujian dan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh bahwa semakjn besar diameter Venturi dari mixer CNG, maka rasio perbandingan udara dan bahan bakar (AFR) akan semakin besar dan akan semakin mendekati AFRstoklometri. Kondisi ini menyebabkan reaksi pembakaran yang terjadi akan semakin baik, sehingga konsentrasi CO dan HC dalam gas buang akan semakin kecil. Dan bila dibandingkan dengan penggunaan bensin, pemanfaatan CNG sebagai bahan bakar dapat menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Si Eun
"Emissions of NOx, SO2, and CO gas, which mainly result from human activities, pose significant health and environmental risks. While various technologies have been developed to tackle these emissions individually, there's a growing need for a solution that can address all of them at once. Membrane contactor technology offers a promising approach due to its efficiency and greener footprint compared to conventional methods. In this study, the simultaneous removal of NOx, SO2, and CO emissions from diesel engine exhaust gas using a polysulfone hollow fiber membrane contactor combined with a nanobubble treated sodium chlorate (NaClO3) and sodium hydroxide (NaOH) as absorbents is discussed. The exhaust gas flows continuously into the tube side, while the shell side contains the absorbents. The independent variables of this research are diesel engine gas feed flow rate and NaClO3, NaOH concentration. The most effective flow rate for removing the exhaust gas is 100 mL/minute, and the concentrations of NaClO3 and NaOH each are 1M and 0.01M.

Aktivitas manusia menghasilkan gas NOx, SO2, dan CO dalam jumlah besar. Emisi gas-gas tersebut memberikan resiko yang signifikan pada kesehatan dan lingkungan. Hingga kini berbagai teknologi telah di kembangkan untuk menangani masalah emisi gas-gas tersebut secara terpisah, sejalannya waktu kebutuhan untuk solusi yang dapat menangani semua masalah secara bersamaan terus meningkat. Teknologi Membran Kontaktor merupakan pendekatan yang menjanjikan dikarenakan efisiensitas dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode konvensional. Dalam studi ini, kami ingin mengkaji emisi NOx, SO2, dan CO dapat dihilangkan secara bersamaan dari gas buangan mesin diesel menggunakan "Polysulfone Hollow Fiber Membrane Contactor" dengan "Nanobubble treated Sodium Chlorate" (NaClO3) dan "Sodium Hydroxide" (NaOH) sebagai media serapan. Gas buang mengalir secara terus-menerus ke dalam tube, sementara pada sisi shell terdapat media serap. Variabel independen pada riset ini adalah jumlah laju aliran dari gas buang mesin diesel dan kejenuhan NaClO3. Efek dari variabel independen ini akan dikaji ulang dengan variabel lain diantaranya efisiensi serapan (%R), mass transfer flux (J), dan nilai loading dari gas NOx, SO2, dan CO. Laju alir gas buang terefektif untuk CO adalah 100 mL/menit dan konsentrasi NaClO3 and NaOH masing-masing adalah 1M dan 0.01M. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Wulansari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boby Prasetyo Novidwinanto
"Suatu motor bakar torak yang bekerja dalam beban yang berat dengan putaran yang tinggi akan meningkatkan kandungan polutan NOx dalam gas buang akibat suhu yang tinggi dalam ruang bakar. Sistem resirkulasi gas buang (EGR) dapat menurunkan suhu di ruang bakar dengan cara memasukkan gas buang kembali ke intake manifold. Ketika EGR ditambahkan ke dalam campuran udara bahan bakar, proporsi campuran menjadi kurus sehingga kecepatan reaksi pembakaran menjadi turun dan diikuti oleh turunnya suhu ruang bakar. Namun saat ini aplikasi sistem EGR pada mesin sepeda motor satu silinder empat langkah masih belum umum digunakan.
Penelitian mengenai sistem resirkulasi gas buang ini dilakukan untuk membandingkan parameter prestasi mesin. seperti konsumsi bahan bakar spesifik, daya keluaran, perbandingan massa bahan bakar massa udara, serta kandungan emisi gas buang (terutama HC dan NOx) untuk setiap variasi kecepatan putaran, variasi pembebanan pada mesin, dan variasi bukaan katup EGR. Sistem resirkulasi gas buang ini dipasang pada sebuah mesin Mahator 97 cc.
Data eksperimen dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem EGR mampu menurunkan kandungan polutan NOx saat mesin bekena pada beban dan putaran tinggi sehingga kualitas udara lingkungan terjaga. Pengaruh terhadap prestasi mesin masih dapat dijaga pada kondisi persentase yang diperbolehkan.

An internet Combustion Engine, which is operated in high speed and heavy toad conditions, will increase nitrogen oxide (NOx) emissions in exhaust gases because of high temperature in combustion chamber. The Exhaust Gas Recircuiation (EGR) system decreases combustion chamber temperature by recycies a traction of exhaust gases from engine exhaust menifotd to engine intake manifotd. When EGR is added to the air - fuel mixture, air fuel ratio wilt be lean and fotiowed by the temperature decreasing. But nowadays, apptication of EGR system on motorcycle with one sylinder - four stroke engine hasn't been widety used yet.
This EGR research is done to compare engine performance parameters, such as specific fuel consumption, engine powen air- fuel ratio and also exhaust gases emissions (especiatiy NO, and HC) for every engine speed variation, engine toad variation, and EGR valve EGR variation. The EGR system is instaited on a Mahator 97 cc engine.
Experiment data from this research shows that EGR system is abie to decrease NO, emissions in exhaust gases at engine with high speed and heavy toad conditions to keep the air clean. EGR has no significant effect on the engine performance as long as its dituents are kept in acceptabie percentage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahra Azzahra Fitri
"Sampai saat ini, sebagian besar sumber energi masih berasal dari energi tak terbarukan yang dapat memicu peningkatan emisi gas buang berbahaya, salah satunya, yaitu gas karbon monoksida (CO). Teknologi penyisihan gas berupa kontaktor membran dapat menjadi solusi alternatif karena keunggulannya yang memiliki area kontak yang luas dengan ukuran kontaktor relatif kecil, serta konsumsi energi dan biaya relatif rendah dibandingkan dengan teknologi konvensional. Penelitian ini berfokus pada proses absorpsi gas buang mesin diesel (CO) menggunakan modul membran serat berongga polysulfone sebagai perangkat perpindahan massa dengan bantuan pelarut Tembaga (II) Klorida (CuCl2) dan Trietilamina (TEA) sebagai absorben. Gas buang mesin diesel akan dialirkan pada bagian tube membran, sedangkan pelarut berada di bagian shell dan bersifat statis. Variabel bebas yang diuji pada penelitian ini adalah laju alir gas umpan dan konsentrasi pelarut CuCl2. Berdasarkan data hasil penelitian dengan laju alir gas umpan yang konstan sebesar 100 mL/menit dan konsentrasi perlarut CuCl2 tertinggi 1 M diperoleh efisiensi penyisihan gas CO dan fluks tertinggi berturut-turut senilai 70,09 % dan 2,628x10-6 mmol/cm2.s, sementara pada konsentrasi CuCl2 terendah 0,01 M diperoleh CO loading tertinggi sebesar 1,031 mmolCO/molCuCl2.s. Kemudian, dengan konsentrasi pelarut CuCl2 yang konstan 0,1 M, didapatkan efisiensi senilai 61,41% pada laju alir gas umpan terendah 100 mL/menit, sementara fluks dan CO loading tertinggi yang dapat dicapai berturut-turut sebesar 1,978x10-6 mmol/cm2.s dan 7,767x10-2 mmolCO/molCuCl2.s pada laju alir gas umpan tertinggi 200 mL/menit.

Until now, most energy sources still come from non-renewable energy which can lead an increase in harmful exhaust emissions, one of which is carbon monoxide (CO). The gas removal technology such as membrane contactor can be an alternative solution because of its advantages in having a large contact area with a relatively small contactor size, as well as relatively low energy consumption and low cost compared to conventional technologies. This research focuses on the absorption of diesel engine exhaust gases (CO) using polysulfone hollow fiber membrane modules as a mass transfer device and with the support of solvents Copper (II) Chloride and Triethylamine (TEA) as absorbents. Diesel engine exhaust gas will flow through the membrane tube, while the solvent is static in the shell section. The independent variables tested in this study are feed gas flow rate and CuCl2 solvent concentration. Based on research data with a constant feed gas flow rate of 100 mL/minute and the highest CuCl2 concentration of 1 M, the highest CO removal efficiency and flux were obtained respectively at 70.09% and 2.628x10-6 mmol/cm2.s, while at the lowest CuCl2 concentration of 0.01 M, the highest CO loading was obtained at 1.031 mmolCO/molCuCl2.s. In addition, with a constant CuCl2 concentration of 0.1 M, gas removal efficiency of 61.41% was obtained at the lowest feed gas flow rate of 100 mL/minute, while the highest flux and CO loading that could be achieved were respectively 1.978x10-6 mmol /cm2.s and 7.767x102 mmolCO/molCuCl2.s at the highest feed gas flow rate of 200 mL/minute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Evianto
"ABSTRAK
Efisiensi pemakaian bahan bakar pada kendaraan bemotor yang rendah akibat banyaknya energi yang terbuang terutama oleh gas buang kendaraan yang mencapai 34% serta efek pendinginan yang mencapai 32 % menyebabkan energy yang efektif untuk dlgunakan hanya sekitar 25%. Selain hal tersebut diatas pengaruh terhadap polutan yang ditimbulkan oleh gas buang kendaraan bermotor telah menjadi perhatian serius para ahli sejak diajulcannya Clean Air Ac! (dikenal juga dengan Mrrshe Act) yang dibawa ke Senat Amerika oleh Senator Edmund Muslde pada tahun 1970. Hal tersebut yang kemudian mendorong dibuatnya peraturan sejenis yang mengatur emisi kendaraan bermotor pada negara-negara lainnya.
Pada dasarnya emisi kendaraan bermotor timbul diantaranya akibat adanya sebagian bahan bakar yang disuplai kedalam silinder yang tidak terbakar secara sempurna sehingga menimbulkan senyawa baru yang bersifat polutan dan beracun pada konsentrasi tertentu.
Pada kendaraan berbahan bakar bensin banyak peralatan ya.ng telah dikembangkan untuk mengatur emisi kendaraan bensin karena mekanisme serta konstruksi mesin yang memungkinkan Alcan tetapi untuk lcendaraan berbahan bakar solar baru sebagian kecil peralatan yang dapat dipergunakan untuk mengatur emisi diantaranya teknologi terbaru ya.ng dikembang oleh Isuzu yaitu dengan memodifikasi ruang bakar dan waktu pengapian pada Zexel A-zype in line pump yang dilengkapi dengan Governor RSV.
Terdapat Salah satu peralatan yang dikembang pada kendaraan berbahan bakar bensin yang pada prinsipnya bisa diterapkan pada kendaraan diesel, yaitu fire cut-off Fuel cut-off adalah salah satu peralatan yang telah dikembangkan untuk mengatur jumlah emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Alat ini bekerja dengan prinsip rnenghentikan suplai bahan bakar yang masuk kedalam silinder. Alat ini dapat bekerja sebagai pembatas kecepatan (speed Iimiter) atau bekerja pada saat disakselerasi perlambatan.

ABSTRACT
The low efficiency of tiiel consumption for automobiles due to lot of energy wasted mostly from exhaust emission for 34 % and also the cooling effects for 32 %, make the effective energy can be used only 25 % [10]. Beside those things the effect of pollutants produced by exhaust emission of automobiles has became serious attention for experts since Clean Air Act proposed (also known with Muskfe Act) which brought to the United State Senate by Senator Edmund Muskie in 1970. Since then, many similar regulations controlled emission made in many countries.
Basicaly, emission of automobiles caused by some of the fuel injected into the cylinders is not burnt properly and as a result some new compunds that are toxic for certain concentration are produced.
For vehicles with gasoline as the fuel, many equipments have been developed to control emission because of the possibility due to mechanism and engine construction. In the other hand, for vehicles with diesel engine the equipment developed for that purposed is still limited, as an example the latest technologies developed by Isuzu Motor Company are modification of combustion chamber and tiring timing on Zexel A-type in-line pump equiped with RSV Governor.
There is some equipment developed in gasoline engines which principally can be applied in diesel engines, it?s fuel cut-off Fuel cut- offs an equipment developed to control emission produced by the automobiles. This equipment works principally with cut the supply of the fuel injected into the cylinder. Also, this equipment works as speed limiter or active while deceleration phase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widdy Tama Cahya Murianto
"Masalah polusi yang paling utama dikota besar adalah karbon manoksida (CO) yang mana gas ini tidak berbau, tidak berwarna dan mempunyai density yang sama dengan udara. Karbon monoksida adalah gas yang berbahaya ketika dihirup, menggantikan oksigen dalam aliran darah sehingga metabolisme dalam tubuh tidak dapat berfungsi secara tepat. Konsentrasi karbon monoksida dalam jumlah yang sedikit ketika dihirup akan memperlambat aktifitas fisik dan mental dan konsentrasi karbon monoksida tersebut dapat menyebabkan sakit kepala, dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian. Hydro-carbon yang dihasilkan dari bahan bakar yang tidak terbakar sempurna yang dikeluarkan dari exhausts juga berbahaya untuk kesehatan. Analisis yang dilakukan adalah melihat hubungan antara kecepatan laju kendaraan bermotor dengan emisi gas buang kendaraan bermotor. Metode yang digunakan adalah pengambilan data secara langsung pada laboratorium uji emisi. Diharapkan dengan mengetahui analisa ini dipenelitian mendatang dapat di fokuskan pada pengurangan pada kecepatan tertentu untuk penanganan masing ? masing gas buang (CO & HC) yang menghasilkan banyak emisi gas buang.

The main pollutan in urban air is carbon monoxide (CO) whitch is colourless odourless gas of about the same density as air. Carbon monoxida is a poisonous gas which, when inhaled, replaces the oxygen in the blood stream so that the body?s metabolism cannot function correctly. Small amounts of carbon monoksida concentrations when breathed in, slow down physical dan mental activity dan produces headaches, while large concentration will kill. Hydro carbon (HC) derived from unburnt fuel emitted by exhausts also harmful to health. Analyse taken relation of between fast speed of motor vehicle with emission of exhausts motor vehicle. Method used is take of data directly at laboratory test emission. Expected given the this analysis is research come earning focussed at reduction at a speed of certain for handling of exhausts ( CO & HC) yielded from residue of combustion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursal
"Kualitas emisi gas buang dan performa suatu mesin tergantung pada kualitas bahan bakar yang digunakan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bahan bakar dengan cara menambahkan zat aditif pada bahan bakar tersebut. Salah satu zat aditif yang dianggap memenuhi syarat tersebut adalah senyawa oksigenat yang dibuat dengan proses ozonisasi dari minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak kedelai, dan minyak jarak. Penelitian ini dilakukan menggunakan mesin Variable Compression Ratio (VCR) model TD43F. Parameter yang yang dianalisa yaitu Daya (BHP), Spesific Fuel Cosumption (BSFC), Efisiensi Thermal dan kadar emisi gas buang (CO dan HC). Waktu Penyalaan di set antara 6_ dan 14_. Hasil pengujian membuktikan bahwa penambahan 2 mL Oksigenat dapat meningkatkan Daya mesin (BHP), efisiensi termal dan menurunkan laju kosumsi bahan bakar (BSFC) serta kadar emisi gas buang.

Engine performance and exhaust emissions quality depend on fuel quality that used on engine. One of the way to increase fuel quality is by mixing the fuel with additive. One of additive that meet the criteria is oxygenate compound that made by ozonation process from palm oil, coconut oil, soybean oil, and jarak oil. This research will focus on the effects of mixing Premium and oxygenate as an additive on four stroke otto engine. These research are held by using Variation Compression Ratio (VCR) Engine model TD43F. Parameter that will be analyzed is power (BHP), specific fuel consumption, thermal efficiency, and percentage of emission (CO and HC). Ignition time is set between 6_ and 14_. Fuels are mixed between premium and 2 mL Oxygenate. The result prove that premium with addition of 2 mL Oxygenate can increased the engine power (BHP),thermal Efficiency and decreased Specific fuel consumption and exhaust gas pollutant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>