Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156295 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rezkanul Dezulwis
"Penggunaan perangkat Iunak dalam aimia industri sudah merupakan suatu hal yang tak terpisahkan, khususnya dalam bidang proses perancangan produk Penggunaan perangkat lunak akan menambah produktifitas dan efisiensi. Dengan semakin banyaknya perangkat Iunak desain produk, maka diperlukan suatu cara untuk mendapatkan perangkrat Iunak yang sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing perusahaan. Cara untuk mendapatkan perangkat Iunak yang sesuai tersebut adalah analisa Benchmark .Analisa Benchmark dilakukan berdasarkan parameter-parameter yang diinginkan. Pada penulim ini penulis menetapkan parameter berdasarkan kebutuhan dan masukan dari para perancang PT. X. Kebutuhan utarna PT. X dalam memilih perangkat Iunak perancangan produk adalah mengantisipasi terjadinya interferensi antar part pada saaf asembling (pabrikasi) unluk pembuatan purwa-rupa (prototype) dan peningkatan produktifas dalam proses perancangan produk yang dirasa sudah tidak mencukupi oleh perangkat lunak yang sekarang digunakan Proses Benchmark ini dilalmkan dengan menganalisa perangkat lunak pada pembuatan benda uji berdasarkan parameter yang lelah diretapkan. Dari hasil analisa akan didapat keunggulan dan kekurangan dari masing-masing perangkat lunak dalam hal kemampuan, kemudahan dan harga. Dari analisa ini penulis hanya memberikan gambaran mengenai keunggulan dan kelrurangan perangkat Iunak lanpa menyimpulkan perangkat lunak yang terbaik unluk digunalcan oleh PTI."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Tjatur Indarto
"PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufakturing alat-alat berat. Pada proses perancangan produknya mnsih menggunrkan perangkat lunak Auto CAD release 13 for Windows.
Dengan meningkatnya kebutuhan akan pembuatan disain yang komplek pada perusahaan tersebut, mulai dirasakan penggunaan perangkat lunak yang dipakai sebelumnya dirasakan kurang memadai untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yung kini dihadapai oleh bagian design. Oleh karena itu diperlukan perangkat lunak. Tambahan yang dapat membantu dalam menyelesaikan yang terjadi.
Untuk dapat memilih jenis perangkat Iunak yang tepat, yang akan dipakai dalam menyelesaikan masalah yang terjadi perlu diadakan suatu analisa benchmark antara perangkat Iunak alternatif yang dapat mengganti atau membantu perangkai Iunak yang lama.
Skripsi ini berisi mengenai analisa benchmark antara Perangkat Lunak SolidWorks'97 dan Pro/Engineer yang mungkin dapat dipakai untuk mengganti atau membantu perangkat lunak Auto CAD release 13 for Windows yang dipakai oleh PT. X."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Rudy Riyanto P.
"Mengukur kinerja perusahaan merupakan sebuah hal yang sangat penting pada era globalisasi ini. Dengan mengukur kinerjanya, maka sebuah perusahaan dapat mengetahui sudah sebaik apa perusahaannya saat ini. Sehingga cara kerja indikator pengukur kinerja perusahaan mungkin mirip dengan cara kerja indikator yang ada pada pesawat teraang.. Banyak cara dan metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Namun semuanya tetap memakai indikator-indikator pengukur kinerja yang jumlahnya cukup banyak.
Hampir semua pemsahaan di dunia mengukur kinenja perusahaan dengan menggunakan indiaktor-indikator pengukuran kinerja yang ada. Terkadang terdapat kesamaan di da|amnya_ Sedangkan perusahaan Iain sering mengaiami kebingungan untuk menggunakan indiaktor pengukur kinenja yang mana yang tepat dan baik.
Pada penelitian ini penulis merancang database dan software sebagai alat bantu dalam menentukan jumlah indikator dan indikator apa saja yang baik digunakan oleh sebuah perusahaan berdasarkan jenis usahanya. Dasar dari penelitian ini adalah sebenamya Jurusan Teknik lndusiri telah memiliki beberapa penelitian mengenai masalah di atas, namun data tersebut Udak terorganisasi dengan baik dan dtidak dapat dimanfaatkan oieh perusahaan. Pemikirannya adalah sederhana, apabila banyak perusahaan dunia menggunakan sebuah indikator mengapa kita juga tidak menggunakannya. Keuntungan tarnbahannya adalah sebuah perusahaan dapat melakukan benchmarking dengan perusahaan dunia berdasarkan kesamaan indikator pengukurkinerja yang digunakan.
Dengan database dan software ini masatah di atas dijembatani sehingga data penelitian yang ada dapat digunakan menjadi infonnasi yang membantu sebuah perusahaan untuk menentukan indikator yangakan digunakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Aunurrahim
"Skripsi ini membahas hasil benchmarking berdasarkan parameter timing dan clock frequency pada DDR4 SDRAM dengan menggunakan beberapa perangkat lunak benchmarking. Kedua parameter ini bekerja berkebalikan, semakin rendah timing maka performa semakin baik, semakin tinggi clock frequency maka performa semakin baik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Data diperoleh dari hasil pemrosesan perangkat lunak benchmarking dengan menggunakan perangkat pribadi peneliti. Peneliti berhipotesis bahwa pada absolute latency yang sama, nilai performa dapat berbeda tergantung pada aktivitas yang dipakai. Tujuan penelitian ini adalah mencari konfigurasi optimal terhadap dua parameter tersebut agar mendapatkan performa optimal dan stabil pada aplikasi dunia nyata.

This final paper explains benchmarking analysis based according to timing and frequency clock parameter on DDR4 SDRAM using multiple benchmarking software. These parameter work in opposite way, the tighter lower the timing the better the performance is to be, the higher the frequency clock the better the performance is to be. This research uses quantitative descriptive approach. The researcher suggests that in the equal value of absolute latency, the performance value differs according to the computer activity. The goal of this research is finding the RAM optimization based on those two parameters hence providing optimal and stable performance in the real world applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Makmur
"Persaingan global mengakibatkan peningkatan persaingan dan perubahan pasar yang semakin cepat. Oleh karena itu dibutuhkan suatu organisasi yang fleksibel, yang mampu melakukan perubahan dengan cepat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kompetitifnya. Organisasi pembelajaran adalah solusi tepat dalam kompetisi yang ketat. Belajar dari pengalaman orang lain akan menghemat biaya, waktu dan tenaga bahkan menghasilkan ide baru di luar batas budaya perusahaan. Benchmarking membantu perbaikan dalam perusahaan dengan cara belajar dari praktek terbaik yang ada. PT DialMart merupakan perusahaan jasa waralaba yang menggunakan teknologi komunikasi sebagai sarana utamanya. Sebagai perusahaan yang baru, baik dari segi umur maupun bidang usahanya, PT DialMart perlu melakukan perbaikan terus-menerus secara cepat agar dapat bertahan dan memimpin dalam kompetisi bisnis. Proses benchmarking merupakan pilihan yang tepat mengingat keterbatasan waktu, biaya maupun ide perbaikan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari proses benchmarking maka perusahaan harus merencanakan pelaksanaan proses tersebut dengan baik. Menentukan proses apa yang akan di benchmark merupakan tahap awal yang paling kritis karena jika terjadi kesalahan pemilihan proses maka hasil yang dicapai tidak akan seperti yang diharapkan. Langkah awal yang dilakukan dalam pemilihan proses adalah mengetahui permintaan utama konsumen. Untuk mengetahui permintaan utama konsumen, penulis menyebarkan kuesioner kepada beberapa responden terkait. Permintaan utama yang dihasilkan adalah harga yang murah, variasi barang dan ketersediaan barang. Kemudian proses kerja perusahaan yang dilakukan untuk memenuhi permintaan tersebut diidentifikasi dan diurutkan menurut tingkat kepentingan proses. Urutan proses yang dihasilkan adalah proses penentuan harga dan status barang, proses pemilihan jenis barang dan proses pemilihan pemasok. Pada langkah selanjutnya, proses disaring lagi dengan menggunakan kriteria-kriteria yang dibuat berdasarkan kondisi perusahaan dan peluang perbaikan proses. Hasilnya adalah prioritas proses yang akan diperbaiki dengan metode benchmarking. Proses dengan prioritas tertinggi yaitu proses penentuan harga dan status barang, yang akan diperbaiki terlebih dahulu dan dianalisis untuk mempersiapkan proses pengumpulan data dalam proses benchmarking."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soesilowati
"Benchmarking adalah suatu proses yang kontinu dan sistematik untuk mengevaluasi produk, pelayanan, dan proses keija dalam suatu organisasi untuk peningkatan kineija organisasi tersebut. Benclnnarking merupakan salah sam tool untuk mendukung usaha secara kontinu. Benchmarking Gnansial merupakan salah satu aktivitas dari PT Coca-Cola Bottling Company yang memiliki sepuluh plant yang tengah melakukan operasi produksi. Tujuan dari benchmarking ini adalah melakukan pengamatan antar plant dan menemukan plant yang memiliki kineija yang lebih buruk diantara plant yang lain dilihat dari sisi performa finansialnya.
Biaya-biaya ditentukan berdasarkan informasi aktivitas perusahaan yang telah terdokumentasikan. Pendekatan yang lebih tepat adaiah dengan menurunkan biaya-biaya ke dalam cost drivers. Drivers ini harus memiliki kriteria yang sama untuk semua plant yang tengah diamati_ Selanjutnya, analisis data dilakukan untuk menentukan langkah strategis yang berpengaruh terhadap performa Enansial yang telah diperoleh.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Plant 9 memiiiki nilai lerkccil untuk empat KPI (Key Of Performance Indicator) yailu ROI (Return On Investment), ROCE (Return On Capital limpioyee), Protitabilitas, dan NPM (Net Profit Margin). Sedangkan Plant 2 memiliki nilai terendah untuk 2 KPI yaiiu Lil-:uidilas dan RTA (Return Tb Total Assets).

Benchmarking is a continual and systematic process to evaluate product, service, and working process in organization to improve organization 's performance. Benchmarking is an important tool for supporting the continual improvement effort. Financial benchmarking is one of task in PT Coca-Cola Bottling Company with several plants to produce. The goal of the financial benchmarking is looking outside between plants and finding who is achieving worse value of financial performance.
Costs are determined based on the companys activities that already has on jiles. A more robust is deriving costs aj7er identU§/ing the cost drivers. These drivers should be the same for all plants being studied Analyzing data must be done to uncover the strategic action that ayjizcted financial performance.
The results of this research are Plant 9 has least value for ROI (Return On Investment), ROCE (Return (on Capital Employee). Profitability, NPM Wet Profit Margin keys and P/ant 2 has least value for Liquidity and RTA (Return Tb Total Assets) keys.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Padmasari
"Dengan tidak adanya kepastian hukum normatif mengenai langkah-langkah standar yang diperlukan untuk melakukan prosedur benchmarking, maka setiap perusahaan konsultan pajak, selaku kuasa Wajib Pajak harus menyesuaikan kriteria dalam menyaring pihak ketiga secara individual. OECD Guidelines, bersama dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku, hanya memberikan panduan untuk memastikan agar kriteria yagn digunakan tidak bias. Laporan ini bertujuan untuk mengevaluasi prosedur benchmarking yang dilakukan oleh KKP Indonesia untuk PT ABC sebagai perusahaan distributor penuh. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan penerapan prosedur benchmarking dengan peraturan dan pedoman perpajakan yang berlaku. Berdasarkan evaluasi, diperoleh hasil bahwa KKP Indonesia telah memilih pendekatan dan telah mengembangkan kriteria yang dapat diulangi selama pemeriksaan pajak, sehingga mengurangi potensi risiko bias dalam melakukan prosedur benchmarking.

In the absence of normative legal certainty regarding the standardized steps required to conduct the benchmarking procedure, each tax consulting firm, as the taxpayers' proxy, must tailor the criteria in screening third-party comparables individually. The OECD Guidelines, along with the provision of the prevailing tax laws, only provide several approaches and indicators to ensure that developed criteria are less susceptible to "cherrypicking". This report aims to evaluate the benchmarking procedure carried out by KKP Indonesia for PT ABC as a fully-fledged distributor company. The evaluation is carried out by comparing the implementation of the benchmarking procedure with the applicable tax regulations and guidelines. Based on the evaluation, the results show that KKP Indonesia has chosen the approach and has developed criteria that can be repeated during a tax audit, reducing the potential risk of bias in conducting benchmarking procedures."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Milla Mariska
"Pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan konsultan IT selama ini hanya berfokus pada aspek finansial. Dimana pengukuran kinerja ini tidak begitu komprehensif dalam mengukur kinerja suatu perusahaan yang mengakibatkan sulit untuk memperbaiki kondisi internal dan eksternal perusahaan sehingga berdampak pada lambatnya laju pertumbuhan perusahaan.
Metode performance PRISM yang dikolaborasikan dengan metode IPA dan AHP digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan suatu pengukuran kinerja yang komprehensif dengan melibatkan peran stakeholder untuk melengkapi indikator kinerja yang selama ini diberikan dalam mengukur kinerja perusahaan. Dengan identifikasi kebutuhan dan kontribusi stakeholder, diperoleh indikator kinerja sebagai indikator keberhasilan kinerja perusahaan.
Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat 30 indikator kinerja atau KPI yang dapat menggambarkan kondisi kinerja perusahaan, terdiri dari 4 KPI kepuasan stakeholder, 10 KPI strategi, 8 KPI proses, 4 KPI kapabilitas, 4 KPI kontribusi stakeholder.

The performance measurement conducted by the IT consultant firms this day focused solely on the financial aspect. Where the performance measurement is not too compherensive in measuring the performance of a company which cause it’s hard to improve the internal and external conditions of a company and has impact on the slow growth rate of a company.
The performance PRISM method colaborated with IPA and AHP methods were used in this study in order to get the a performance measurement comprehensively by involving stakeholder to complete the performance indicators which have been given in measuring the company’s performance. With the identification of the stakeholder needs and contributions, obtained the performance indicators as the success indicators of a company’s performance.
From this research known that there were 30 performance indicators or KPIs which can describe the condition of the company's performance, consisting of 4 KPIs of stakeholder satisfaction, 10 KPIs of strategy, 8 KPIs of process, 4 KPIs of capability, 4 KPIs of stakeholder contributions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benediktus Yudi Setiawan
"Kompetisi yang ketat menjadi faktor pertimbangan untuk menciptakankeunggulan produk disetiap perusahaan. Belajar dengan melihat kelebihan maupun menilai kekurangan orang lain dalam hal biaya, tenaga maupun proses sangat efektif untuk perbaikan. Benchmarking membantu perbaikan dalam perusahaan dengan cara belajar dari praktek terbaik yang ada. PT. Tunas Bola bergerak dalam bidang pers olahraga dengan produknya Tabloid BOLA terbit tiap Selasa dan Jumat. Tabloid BOLA sebagai market leader tidak merasa paling tinggi disegala bidang prosesnya. Masih ada kekurangan yang dirasakan oleh pihak BOLA, terutama dalam bagian distribusinya melihat kenaikan oplah pertahunnya. Dalam proses benchmarking, pertama-tama harus dicari proses yang lebih penting dan kritis untuk di benchmark. Proses ini harus memiliki keterkaitan dengan keinginan utama pelanggan dalam jalur distribusi. Identifikasi keinginan pelanggan diselidiki dengan penyebaran kuesioner. Permintaan utama konsumen pada bagian distribusi ada pada sistem penjuala, pelayanan distributor dan sistem pengiriman. Dari permintaan ini disaring lagi proses lebih detail dan berhubungan dengan keinginan utama pelanggan. Ada tiga proses yaitu penentuan daerah penjualan, penentuan target penjualan serta fasilitas dan sarana yang disediakan. Proses ini diseleksi dengan melihat kondisi perusahaan dan diperoleh proses penentuan target penjualan untuk di-benchmarking terlebih dahulu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Firmansyah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metodologi untuk menerapkan prinsip-prinsip manufaktur bersandar di industri Jasa Courier Express. Bea Cukai adalah proses utama dalam industri kurir Ekspres dan tujuan di sini adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip yang ramping untuk menghilangkan proses yang tidak memiliki nilai tambah dan parameter yang umum antara proses dan optimalisasi sumber daya manusia atau alokasi pekerja. Value Stream Mapping VSM digunakan untuk mengidentifikasi berbagai waste yang ada pada kondisi saat ini dan Critical Path Method CPM mengidentifikasi jalur kritis pada proses yang berlangsung saat ini. Model simulasi Current Value Stream Mapping dan Future State Mapping dikembangkan dengan menggunakan prinsip-prinsip lean dalam model simulasi. Desain proses perbaikan penjadwalan dilakukan dengan menganalisa jalur kritis proses Customs Clearance, dengan analisa jalur kritis kita dapat menentukan proses yang paling prioritas dan paling berpengaruh terhadap perbaikan menyeluruh. Perpaduan metode Value stream mapping dan Cricital Path Method didukung dengan metode benchmarking untuk mencari best practice yang telah dilakukan pada industri tersebut dan melakukan simulasi perbaikan sehingga diperoleh future state map dengan dengan jalur kritis baru yang lebih cepat yaitu percepatan waktu total proses customs clearance dari 936 menit sebelum diakukan perbaikan menjadi 389.6 menit setelah dilakukan perbaikan.

ABSTRACT
This research aims to develop a methodology for applying the principles of lean manufacturing in the service industry Courier Express. Customs is the main process in the industry express courier and the objective here is to apply lean principles to eliminate processes that have no added value and common parameters between the processes and optimization of resources humans or the allocation of workers. Value Stream Mapping VSM is used to identify a variety of waste on the current conditions and the Critical Path Method CPM identify the critical path in the process that takes place at this time. Model simulation of the Current Value Stream Mapping and Future State Mapping developed by using lean principles in the model simulation. The design of the repair process scheduling is done by analyzing the critical path process of Customs Clearance, with a critical path analysis we can determine the most process priority and most influential against the thorough repairs. A fusion method of Value stream mapping and Cricital Path Method supported by the method of benchmarking to finding best practice that has been done in the industry and doing the improvement so that the simulation generate a future state map with with the new critical path with faster acceleration time of customs clearance process from a total of 936 minutes before improvement and only required 389.6 minutes after improvements. "
2018
T51600
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>