Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159749 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denny Tjatur Indarto
"PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufakturing alat-alat berat. Pada proses perancangan produknya mnsih menggunrkan perangkat lunak Auto CAD release 13 for Windows.
Dengan meningkatnya kebutuhan akan pembuatan disain yang komplek pada perusahaan tersebut, mulai dirasakan penggunaan perangkat lunak yang dipakai sebelumnya dirasakan kurang memadai untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yung kini dihadapai oleh bagian design. Oleh karena itu diperlukan perangkat lunak. Tambahan yang dapat membantu dalam menyelesaikan yang terjadi.
Untuk dapat memilih jenis perangkat Iunak yang tepat, yang akan dipakai dalam menyelesaikan masalah yang terjadi perlu diadakan suatu analisa benchmark antara perangkat Iunak alternatif yang dapat mengganti atau membantu perangkai Iunak yang lama.
Skripsi ini berisi mengenai analisa benchmark antara Perangkat Lunak SolidWorks'97 dan Pro/Engineer yang mungkin dapat dipakai untuk mengganti atau membantu perangkat lunak Auto CAD release 13 for Windows yang dipakai oleh PT. X."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezkanul Dezulwis
"Penggunaan perangkat Iunak dalam aimia industri sudah merupakan suatu hal yang tak terpisahkan, khususnya dalam bidang proses perancangan produk Penggunaan perangkat lunak akan menambah produktifitas dan efisiensi. Dengan semakin banyaknya perangkat Iunak desain produk, maka diperlukan suatu cara untuk mendapatkan perangkrat Iunak yang sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing perusahaan. Cara untuk mendapatkan perangkat Iunak yang sesuai tersebut adalah analisa Benchmark .Analisa Benchmark dilakukan berdasarkan parameter-parameter yang diinginkan. Pada penulim ini penulis menetapkan parameter berdasarkan kebutuhan dan masukan dari para perancang PT. X. Kebutuhan utarna PT. X dalam memilih perangkat Iunak perancangan produk adalah mengantisipasi terjadinya interferensi antar part pada saaf asembling (pabrikasi) unluk pembuatan purwa-rupa (prototype) dan peningkatan produktifas dalam proses perancangan produk yang dirasa sudah tidak mencukupi oleh perangkat lunak yang sekarang digunakan Proses Benchmark ini dilalmkan dengan menganalisa perangkat lunak pada pembuatan benda uji berdasarkan parameter yang lelah diretapkan. Dari hasil analisa akan didapat keunggulan dan kekurangan dari masing-masing perangkat lunak dalam hal kemampuan, kemudahan dan harga. Dari analisa ini penulis hanya memberikan gambaran mengenai keunggulan dan kelrurangan perangkat Iunak lanpa menyimpulkan perangkat lunak yang terbaik unluk digunalcan oleh PTI."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benediktus Yudi Setiawan
"Kompetisi yang ketat menjadi faktor pertimbangan untuk menciptakankeunggulan produk disetiap perusahaan. Belajar dengan melihat kelebihan maupun menilai kekurangan orang lain dalam hal biaya, tenaga maupun proses sangat efektif untuk perbaikan. Benchmarking membantu perbaikan dalam perusahaan dengan cara belajar dari praktek terbaik yang ada. PT. Tunas Bola bergerak dalam bidang pers olahraga dengan produknya Tabloid BOLA terbit tiap Selasa dan Jumat. Tabloid BOLA sebagai market leader tidak merasa paling tinggi disegala bidang prosesnya. Masih ada kekurangan yang dirasakan oleh pihak BOLA, terutama dalam bagian distribusinya melihat kenaikan oplah pertahunnya. Dalam proses benchmarking, pertama-tama harus dicari proses yang lebih penting dan kritis untuk di benchmark. Proses ini harus memiliki keterkaitan dengan keinginan utama pelanggan dalam jalur distribusi. Identifikasi keinginan pelanggan diselidiki dengan penyebaran kuesioner. Permintaan utama konsumen pada bagian distribusi ada pada sistem penjuala, pelayanan distributor dan sistem pengiriman. Dari permintaan ini disaring lagi proses lebih detail dan berhubungan dengan keinginan utama pelanggan. Ada tiga proses yaitu penentuan daerah penjualan, penentuan target penjualan serta fasilitas dan sarana yang disediakan. Proses ini diseleksi dengan melihat kondisi perusahaan dan diperoleh proses penentuan target penjualan untuk di-benchmarking terlebih dahulu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"Situasi persaingan PT. Pos Indonesia saat ini dikategorikan sebagai situasi 4C (company, customer competiton change) kini disaat unsur lingkungan bisnis berubah dengan cepat, pesaing mulai tidak terlihat dan sulit terdeteksi, dengan begitu banyaknya pesaing baru yang dianggap pesaing tidak Iangsung, semakin canggihnya sirategi pemasaran dari para pesaing, dan maraknya persaingan bisnis global yang memberikan banyak pilihan kepada konsumen Perubahan bisnis sangat cepat, turbulen dan penuh kejutan.
Maka untuk mengantisipasinya PT. Pos indonesia harus melakukan transformasi menjadi customer driven company. Perusahaan jenis ini umumnya melakukan pendekatan marketing mix dalam orientasi perusahaannya, yang memiliki format 4P (product, price, piace, promotion).
Proses perbaikan secara terus menerus dengan tetap memfokuskan pada pendekatan marketing mix dalam perbaikan tersebui. Metode benchmarking adalah pilihan yang tepat untuk melakukan perbaikan proses ketika terdapat adanya keterbatasan waklu dan hiaya serta ide dalam melakukan perbaikan tersebut.
Untuk mendapatkan haeil yang optimal dan proses benchmarking maka perusahaan harus merencanakan pelaksanaan proses tersebut dengan baik.
Menentukan proses apa yang akan dibenchmark merupakan tahap awal yang paling kritis karena jika terjadi kesalahan pemilihan proses maka hasil yang dicapai tidak akan seperti yang diharapkan.
Langkah awalnya yang dilakukan dalam pemilihan proses adalah mengetahui permintaan utama konsumen. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada pengguna jasa pos, kemudian ditentukan harapan yang menjadi prioritas utama konsumen. Setelah diperoleh prioritas harapan konsumen Ialu hasilnya tersebut diproses dengan kriteria-kriteria berdasarkan perbaikan yang sedang dilakukan oleh PT Pos Indonesia, dan hasilnya adalah proses yang mendapat prioritas pertama untuk dibenchmark yang pada penelitian ini adalah manajemen rute angkutan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Aunurrahim
"Skripsi ini membahas hasil benchmarking berdasarkan parameter timing dan clock frequency pada DDR4 SDRAM dengan menggunakan beberapa perangkat lunak benchmarking. Kedua parameter ini bekerja berkebalikan, semakin rendah timing maka performa semakin baik, semakin tinggi clock frequency maka performa semakin baik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Data diperoleh dari hasil pemrosesan perangkat lunak benchmarking dengan menggunakan perangkat pribadi peneliti. Peneliti berhipotesis bahwa pada absolute latency yang sama, nilai performa dapat berbeda tergantung pada aktivitas yang dipakai. Tujuan penelitian ini adalah mencari konfigurasi optimal terhadap dua parameter tersebut agar mendapatkan performa optimal dan stabil pada aplikasi dunia nyata.

This final paper explains benchmarking analysis based according to timing and frequency clock parameter on DDR4 SDRAM using multiple benchmarking software. These parameter work in opposite way, the tighter lower the timing the better the performance is to be, the higher the frequency clock the better the performance is to be. This research uses quantitative descriptive approach. The researcher suggests that in the equal value of absolute latency, the performance value differs according to the computer activity. The goal of this research is finding the RAM optimization based on those two parameters hence providing optimal and stable performance in the real world applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Makmur
"Persaingan global mengakibatkan peningkatan persaingan dan perubahan pasar yang semakin cepat. Oleh karena itu dibutuhkan suatu organisasi yang fleksibel, yang mampu melakukan perubahan dengan cepat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kompetitifnya. Organisasi pembelajaran adalah solusi tepat dalam kompetisi yang ketat. Belajar dari pengalaman orang lain akan menghemat biaya, waktu dan tenaga bahkan menghasilkan ide baru di luar batas budaya perusahaan. Benchmarking membantu perbaikan dalam perusahaan dengan cara belajar dari praktek terbaik yang ada. PT DialMart merupakan perusahaan jasa waralaba yang menggunakan teknologi komunikasi sebagai sarana utamanya. Sebagai perusahaan yang baru, baik dari segi umur maupun bidang usahanya, PT DialMart perlu melakukan perbaikan terus-menerus secara cepat agar dapat bertahan dan memimpin dalam kompetisi bisnis. Proses benchmarking merupakan pilihan yang tepat mengingat keterbatasan waktu, biaya maupun ide perbaikan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari proses benchmarking maka perusahaan harus merencanakan pelaksanaan proses tersebut dengan baik. Menentukan proses apa yang akan di benchmark merupakan tahap awal yang paling kritis karena jika terjadi kesalahan pemilihan proses maka hasil yang dicapai tidak akan seperti yang diharapkan. Langkah awal yang dilakukan dalam pemilihan proses adalah mengetahui permintaan utama konsumen. Untuk mengetahui permintaan utama konsumen, penulis menyebarkan kuesioner kepada beberapa responden terkait. Permintaan utama yang dihasilkan adalah harga yang murah, variasi barang dan ketersediaan barang. Kemudian proses kerja perusahaan yang dilakukan untuk memenuhi permintaan tersebut diidentifikasi dan diurutkan menurut tingkat kepentingan proses. Urutan proses yang dihasilkan adalah proses penentuan harga dan status barang, proses pemilihan jenis barang dan proses pemilihan pemasok. Pada langkah selanjutnya, proses disaring lagi dengan menggunakan kriteria-kriteria yang dibuat berdasarkan kondisi perusahaan dan peluang perbaikan proses. Hasilnya adalah prioritas proses yang akan diperbaiki dengan metode benchmarking. Proses dengan prioritas tertinggi yaitu proses penentuan harga dan status barang, yang akan diperbaiki terlebih dahulu dan dianalisis untuk mempersiapkan proses pengumpulan data dalam proses benchmarking."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soesilowati
"Benchmarking adalah suatu proses yang kontinu dan sistematik untuk mengevaluasi produk, pelayanan, dan proses keija dalam suatu organisasi untuk peningkatan kineija organisasi tersebut. Benclnnarking merupakan salah sam tool untuk mendukung usaha secara kontinu. Benchmarking Gnansial merupakan salah satu aktivitas dari PT Coca-Cola Bottling Company yang memiliki sepuluh plant yang tengah melakukan operasi produksi. Tujuan dari benchmarking ini adalah melakukan pengamatan antar plant dan menemukan plant yang memiliki kineija yang lebih buruk diantara plant yang lain dilihat dari sisi performa finansialnya.
Biaya-biaya ditentukan berdasarkan informasi aktivitas perusahaan yang telah terdokumentasikan. Pendekatan yang lebih tepat adaiah dengan menurunkan biaya-biaya ke dalam cost drivers. Drivers ini harus memiliki kriteria yang sama untuk semua plant yang tengah diamati_ Selanjutnya, analisis data dilakukan untuk menentukan langkah strategis yang berpengaruh terhadap performa Enansial yang telah diperoleh.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Plant 9 memiiiki nilai lerkccil untuk empat KPI (Key Of Performance Indicator) yailu ROI (Return On Investment), ROCE (Return On Capital limpioyee), Protitabilitas, dan NPM (Net Profit Margin). Sedangkan Plant 2 memiliki nilai terendah untuk 2 KPI yaiiu Lil-:uidilas dan RTA (Return Tb Total Assets).

Benchmarking is a continual and systematic process to evaluate product, service, and working process in organization to improve organization 's performance. Benchmarking is an important tool for supporting the continual improvement effort. Financial benchmarking is one of task in PT Coca-Cola Bottling Company with several plants to produce. The goal of the financial benchmarking is looking outside between plants and finding who is achieving worse value of financial performance.
Costs are determined based on the companys activities that already has on jiles. A more robust is deriving costs aj7er identU§/ing the cost drivers. These drivers should be the same for all plants being studied Analyzing data must be done to uncover the strategic action that ayjizcted financial performance.
The results of this research are Plant 9 has least value for ROI (Return On Investment), ROCE (Return (on Capital Employee). Profitability, NPM Wet Profit Margin keys and P/ant 2 has least value for Liquidity and RTA (Return Tb Total Assets) keys.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Padmasari
"Dengan tidak adanya kepastian hukum normatif mengenai langkah-langkah standar yang diperlukan untuk melakukan prosedur benchmarking, maka setiap perusahaan konsultan pajak, selaku kuasa Wajib Pajak harus menyesuaikan kriteria dalam menyaring pihak ketiga secara individual. OECD Guidelines, bersama dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku, hanya memberikan panduan untuk memastikan agar kriteria yagn digunakan tidak bias. Laporan ini bertujuan untuk mengevaluasi prosedur benchmarking yang dilakukan oleh KKP Indonesia untuk PT ABC sebagai perusahaan distributor penuh. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan penerapan prosedur benchmarking dengan peraturan dan pedoman perpajakan yang berlaku. Berdasarkan evaluasi, diperoleh hasil bahwa KKP Indonesia telah memilih pendekatan dan telah mengembangkan kriteria yang dapat diulangi selama pemeriksaan pajak, sehingga mengurangi potensi risiko bias dalam melakukan prosedur benchmarking.

In the absence of normative legal certainty regarding the standardized steps required to conduct the benchmarking procedure, each tax consulting firm, as the taxpayers' proxy, must tailor the criteria in screening third-party comparables individually. The OECD Guidelines, along with the provision of the prevailing tax laws, only provide several approaches and indicators to ensure that developed criteria are less susceptible to "cherrypicking". This report aims to evaluate the benchmarking procedure carried out by KKP Indonesia for PT ABC as a fully-fledged distributor company. The evaluation is carried out by comparing the implementation of the benchmarking procedure with the applicable tax regulations and guidelines. Based on the evaluation, the results show that KKP Indonesia has chosen the approach and has developed criteria that can be repeated during a tax audit, reducing the potential risk of bias in conducting benchmarking procedures."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andiza Firaldi Hardiono
"ABSTRAK
Pemeliharaan adalah salah satu komponen terpenting bagi suatu perusahaan demi menghasilkan produk dengan kualitas tinggi tanpa cacat dengan konsistensi setiap produksi dalam waktu yang diinginkan dengan harga yang bersaing. Untuk mencapai tujuan diatas, organisasi maintenance perlu dievaluasi agar kinerja dari organisasi tersebut dapat dioptimasi sehingga akan membantu mencapai tujuan bisnis dari suatu perusahaan. Proses evaluasi ini dibagi menjadi dua proses, proses pertama disebut dengan assessment process atau proses penilaian dan proses kedua adalah benchmarking process atau proses perbandingan. Proses penilaian dilakukan dengan cara mengisi maintenance survey form yang didalamnya terbagi atas 16 bidang Dalam proses penilaian sangatlah penting untuk mendapatkan informasi yang benar-benar jujur dan tidak berpihak sehingga hasil dari proses penilaian ini akan mencerminkan keadaan sesungguhnya dari suatu organisasi maintenance. Proses selanjutnya ada proses perbandingan dimana hasil yang didapat dari proses sebelumnya akan dibandingkan dengan nilai rata-rata dari praktisi terbaik di maintenance. Dengan proses perbandingan ini kekuatan dan kelemahan dari suatu organisasi maintenance dapat dianalisa sehingga saran dan rekomendasi dapat tepat sasaran berdasarkan kelemahan dalam organisasi maintenance yang dinilai.

ABSTRACT
Maintenance is a key component for a company who strive to produce a high quality product without defect and with consistency on every batch within desired amount of time and with a competitive price. To achieve those goals, maintenance department performance must be evaluated frequently. Assessment and benchmarking is the right method for the company that want improvement in their maintenance organization. The process is divided in two step, the first step is assessment process and the second step benchmarking process. The assessment process is done by filling maintenance survey form that divided into 16 key areas. In the assessment process it is important that the information is true and non-bias, because the maintenance survey will reflect the current condition of maintenance organization that being assessed. The second step is benchmarking process which can be called as gap analysis process. The result from the assessment process is compared to the best practices averages. With comparing it to the best practices average score we can know the strength and weakness of certain maintenance organization and improvement can be made based on the weak key area that need concern.
"
2015
S61986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milla Mariska
"Pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan konsultan IT selama ini hanya berfokus pada aspek finansial. Dimana pengukuran kinerja ini tidak begitu komprehensif dalam mengukur kinerja suatu perusahaan yang mengakibatkan sulit untuk memperbaiki kondisi internal dan eksternal perusahaan sehingga berdampak pada lambatnya laju pertumbuhan perusahaan.
Metode performance PRISM yang dikolaborasikan dengan metode IPA dan AHP digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan suatu pengukuran kinerja yang komprehensif dengan melibatkan peran stakeholder untuk melengkapi indikator kinerja yang selama ini diberikan dalam mengukur kinerja perusahaan. Dengan identifikasi kebutuhan dan kontribusi stakeholder, diperoleh indikator kinerja sebagai indikator keberhasilan kinerja perusahaan.
Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat 30 indikator kinerja atau KPI yang dapat menggambarkan kondisi kinerja perusahaan, terdiri dari 4 KPI kepuasan stakeholder, 10 KPI strategi, 8 KPI proses, 4 KPI kapabilitas, 4 KPI kontribusi stakeholder.

The performance measurement conducted by the IT consultant firms this day focused solely on the financial aspect. Where the performance measurement is not too compherensive in measuring the performance of a company which cause it’s hard to improve the internal and external conditions of a company and has impact on the slow growth rate of a company.
The performance PRISM method colaborated with IPA and AHP methods were used in this study in order to get the a performance measurement comprehensively by involving stakeholder to complete the performance indicators which have been given in measuring the company’s performance. With the identification of the stakeholder needs and contributions, obtained the performance indicators as the success indicators of a company’s performance.
From this research known that there were 30 performance indicators or KPIs which can describe the condition of the company's performance, consisting of 4 KPIs of stakeholder satisfaction, 10 KPIs of strategy, 8 KPIs of process, 4 KPIs of capability, 4 KPIs of stakeholder contributions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>