Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122142 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herry Budi Santoso
"Dunia Industri Konstruksi merupakan dunia yang diperhadapkan dengan resiko, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor ketidakpastian/ketidaktentuan. Perencanaan, pengendalian, dan pengawasan yang baik belum tentu menjamin bahwa proyek yang sedang dilaksanakan tidak akan mengalami penyimpangan. Dengan adanya kejadian yang tidak diharapkan tersebut akan mempengaruhi pengeluaran biaya proyek konstruksi yang kondisi buruknya dapat menyebabkan kegiatan konstruksi dibatalkan atau ditunda. Seperti yang kita ketahui resiko memiliki sifat probabilistik, yang semuanya tidak dapat kita tentukan dengan pasti dan tepat. Namun kita masih dapat menganalisa tingkatan resiko tersebut dengan pendekatan-pendekatan yang kita ketahui. Yaitu dengan menggunakan statistik dan data sejarah ( historical data ), yang dilakukan dengan melakukan studi kasus dari beberapa proyek yang telah berlangsung, dengan demikian diharapkan tercapai pendekatan kuantitatif. Biaya resiko/contingency timbul akibat ketidaktahuan pihak kontraktor terhadap sumber-sumber resiko yang dapat menyebabkan tingginya biaya contingency. Maka diperlukan identifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh signifikan terhadap besarnya biaya contingency. Kenaikan harga-harga dipasar, keterlambatan pembayaran, dan anggaran biaya pelaksanaan yang tidak realistis adalah faktor-faktor yang dapat berpengaruh signifikan terhadap besarnya biaya contingency. Dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan maka dapat diambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan, sehingga biaya contingency yang optimal akan didapatkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi
"Kebijakan subkontraktor dalam suatu proyek konstruksi dapat mencapai 80 - 90% dari total biaya yang dikeluarkan untuk proyek tersebut sehingga subkontraktor mempunyai pengaruh yang besar terhadap kinerja biaya akhir proyek. Kebijakan tersebut mencakup berbagai proses konstruksi, salah satu di antaranya adalah pengawasan dan pengendalian. Terdapat beberapa faktor dalam pengawasan dan pengendalian yang berpengaruh terhadap kinerja biaya proyek. Walaupun faktor-faktor yang teridentifikasi tersebut mempunyai peluang terjadi yang hampir sama, penilaian terhadap masing-masing faktor tersebut berbeda-beda pada tiap-tiap proyek konstruksi. Sehingga untuk mengetahui besarnya cost overruns yang sebenarnya ditimbulkan digunakan analisis dengan metode fuzzy. Namun, sebelumnya dilakukan analisis resiko, analisis korelasi, dan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan 2 (dua) faktor yang berpengaruh paling signifikan dan prioritas tertinggi. Kedua faktor tersebut digunakan dalam kuisioner untuk mendapatkan data primer untuk analisis dengan metode fuzzy. Analisis resiko, korelasi, dan AHP menghasilkan 2 (dua) faktor yang signifikan dan prioritas tertinggi yaitu Monitoring dan pengendalian tidak efektif akibat kurang baiknya administrasi dan dokumentasi serta Monitoring dan pengendalian tidak efektif akibat konflik akibat informasi yang tidak jelas. Analisis menggunakan metode fuzzy dengan 25 kombinasi tingkat pengaruh dari kedua faktor tersebut menghasilkan cost overruns 0,54 - 0,71% dari total biaya subkontraktor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pijar Pertiwi
"Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya penurunan profit. Faktor-faktor tersebut bisa terjadi pada setiap tahapan proyek, tetapi yang terpenting adalah faktor yang berkaitan dengan estimasi biaya. karena estimasi merupakan tahapan awal dan penyusunan biaya. Oleh karena itu faktor-faktor yang menyebabkan penurunan profit berkaitan dengan kualitas estimasi harus diidentifikasi. Penelitian dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner ke berbagai perusahaan konstruksi di Jakarta dimana penelitian dibatasi oleh kualifikasi proyek gedung bertingkat. Selain penelitian lapangan, dilakukan Juga penelitian kepustakaan sehingga dapat dilakukan analisis penelitian dan mengambit kesimpulan. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan berbagai metode untuk mencari faktor-faktor yang signifikan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, analisis deskriptif, analisis kuantitatif (AHP) serta analisis secara statistik, dimana setiap metode analisis memiliki sisi peninjauan yang berbeda-beda. Faktor dari kualitas estimasi yang dapat menurunkan profit proyek berkaitan erat dengan kualitas estimator atau cost engineer dalam studi dokumen kontrak, spesifikasi, gambar, survey lokasi serta ketepatan dalam menentukan metode estimasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesaiahan metode konstruksi maupun estimasi serta melakukan perhitungan dengan langsung mengurangi persentase direct cost tanpa meninjau direct cost dan BQ proyek adalah variavel yang signifikan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nieke Anggia Puri Zulhaida
"Kemampuan dalam memperkirakan biaya secara akurat merupakan elemen kunci pada kesuksesan perusahaan kontraktor manapun. Meski telah diperidrakan dengan balk, kemungkinan teljadinya cost overruns dalam suatu proyek sclalu ada. Terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi terjadmya cost overruns, keterlibatan subkontraktor yakni dari segi kontraktual dan kualitas subkontraktor adalah sebagian diantara sekian banyak faktor-faktor ini. Keterlibatan subkontraktor tidak dapat dipungkiri pengaruhnya teAadap cost overruns. Kontribusi subkontraktor spesiahs ? dan pemasok pada total proses konstruksi di Eropa mencapai 80-90% dari nilai total proyek. Dari segi kontraktual, ada banyak sekali altematif pendekatan kontrak dan organisasi untuk desain dan konstruksi suatu proyek. Masing-masing jenis kontrak ini mempunyai keunggulan dan kelemahan untuk penggunaan tertentu. Sedangkan ditinjau dari kualitas subkontraktor, subkontraktor sendiri kadang menjadi sumber masalah. Banyak perusahaan subkontraktor tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang ditangani secara memuaskan, dan sebagai konsekuensinya, mereka tidak mampu memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh klien, serta faktor-faktor lainnya yang dapat menjadi penyebab atau berpengaruh terhadap terjadinya cost overruns. Terdapat banyak sekali faktor yang mempengaruhi kinerja biaya proyek dalam kontraktual dan kualitas subkontraktor. Pada penclitian ini melalui analisis statistik berupa analisis korelasi dengan menggunakao SPSS 11.00, dicari faktor-faktor yang paling berpengaruh signifikan, niasing-masirig dari segi kontraktual dan kuatitas subkontraktor. Dengan melakukan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP), diperoleh urutan prioritas dari faktor-faktor signifikan tersebut. Faktor-faktor yang menempati urutan pertama dari segi kontraktual dan kualitas subkontraktor dipilih sebagai faktor yang akan dianalisis menggunakan metode Fuzzy. Pada analisis Fuzzy diprediksi besamya cost overruns akibat pengaruh kedua faktor tersebut. Melalui analisis statistik dan AHP diperoleh bahwa dua faktor yang paling signifikan pengaruhnya terhadap kinerja biaya proyek dalam kontraktual dan kualitas subkontraktor adalah aktivitas lapangan terganggu aldbat kurang lengkapnya klausul-klausul subkontraktor dan pekeijaan terhambat akibat kurangnya produktivitas lapangan dari subkontraktor. Besamya cost overruns aldbat pengaruh kombinasi dari kedua faktor tersebut berdasarkan analisis Fuzzy berkisar dalam interval 1,33 - 8,8 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anggoro Putro
"Sektor ketenagalistrikan merupakan sektor publik yang sangat vital. Pada Kenyataannya sektor ini didanai sebaian besar oleh dana pinjaman asing yang baru terbayarkan dalam hitungan generasi ke generasi. Kelangsungan produksi listrik negara yang konsisten dan memadai mutlak diperlukan guna mendukung peningkatan dan laju pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Sektor ketenagalistrikan merupakan sektor yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap faktor luar, diantaranya adalah fluktuasi nilai tukar mata uang dan tingkat harga minyak dunia yang dijual per barelnya. Melalui proses identifikasi dan kuantitikasi yang memadai di dalam sebuah proyek PLTU, maka potensi kerugian yang muncul akan dapat dihindari guna tetap mempertahankan konsistensi PLN dalam penyediaan listrik negara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor resiko apa saja yang menyebabkan penyimpangan biaya pada pembangunan sebuah unit pembangkit listrik tenaga uap. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakuka.n Studi kasus pada Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Tanjung Priok.
Hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa faktor resiko non teknis menduduki peringkat teratas dari 10 resiko tersignifikan dalam pembangunan sebuah PLTU. Indikasi lain menunjukkan bahwa faktor resiko teknis merupakan faktor yang sangat sering ditemui di dunia konstruksi, namun faktor resiko non teknis sendiri merupakan elemen yang cukup panting karena memiliki tingkat signifikansi yang cukup besar dalam penelitian kali ini.

Electricity is one of the important things in a public sector. The increase in economic will be followed by the increase in consumption of electricity. The fact shows us that most of projects are supported by financial loan from many big countries. The loans are soft loan and will be paid in a long temr period. The consistent in production of electricity is really needed to support the economic development rate in the country like Indonesia. Electricity sector is a one type of sector that really depending on macro economic condition. These are like the exchange rate and the price of cmde oil. We know that 80% of operational cost in thermal power plant is fueling cost.
This thesis aims to know the significant factors in a thermal power plant project. In this thesis I use probability and impact rating matrix method to calculate the most common probability of risk that cause over budget in construction step. The thesis uses the Unit Bisnis Pembangkit Tanjung Priok as a case study.
The thesis end result shows that non technical risk factors are one of the significant factors in 10 ultimate risk factors in construction step of power plant project. The end result of this thesis informed us that technical risk factors is a very general risk factor in construction step, but non technical risk is also important because ofthe considerable in this thesis. A good identification of risk factors might be minimized the potentiality of cost over budget in construction process in thermal power plant project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Rudy Wijaya
"Pengendalian terhadap biaya proyek merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu proyek selain kendali terhadap waktu dan mutu. Direct cost sebagai salah satu bagian dari biaya proyek memegang peranan yang penting dalam keberlangsungan operasional suatu proyek. Oleh karena itu, keberhasilan dalam mengendalikan direct cost merupakan salah satu keberhasilan dalam pelaksanaan proyek. Overhead cost sebagai salah satu unsur biaya proyek meiniliki persentase 12% -15 % dari total nilai proyek. Selain itu komponen biaya loverhead ini tidak menjadi bagian yang permanen dari pekerjaan tetapi tetap berpengaruh pada operasional proyek. Untuk menghindari pemborosan biaya akibat pembengkakan biaya overhead maka perlu dilakukan identifikasi penggunaan biaya overhead secara cermat dan melakukan tindakan efisiensi yang tepat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Dwiananto
"Jasa konstruksi berkaitan erat dengan penggunaan dana yang cukup besar dengan putaran dana yang sangat cepat, di sisi lain mempunyai resiko terjadinya penyimpangan biaya (cost overruns). Masalah penyimpangan biaya terjadi dikarenakan oleh estimasi yang dibentuk pada awal perencanaan tidak sesuai dengan realitasnya. Faktor-faktor yang ikut mempengaruhi perbedaan tersebut adalah komunikasi dan koordinasi personil inti yang kurang baik serta kualitas dan ketepatan pengambilan keputusan dan pengembangan organisasi. Dengan adanya faktor-faktor tersebut, maka kemungkinan akan terjadi penyimpangan biaya (cost overruns) tenaga kerja pada proyek konstruksi.
Penelitian dilakukan dengan mengambil kasus pada proyek konstruksi bangunan bertingkat minimal 5 lantai. Dari sekian banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja biaya tenaga kerja, karena faktor dalam organisasi dan personil inti pada proyek, hanya diambil 2 faktor yang paling signifikan dengan prioritas tertinggi. Pengambilan kedua faktor tersebut dilakukan dengan analisa statistik dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS 12.0. Dan untuk penelitian lebih lanjut digunakan metode fuzzy.
Metode ini digunakan karena berangkat dari pengetahuan bahwa sebenamya dalam kehidupan ini tidak ada yang pasti, apalagi dalam proyek konstruksi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor serta sifat proyek konstruksi yang unik maka pendapat antara pakar satu dengan yang lainnya pasti berbeda. Oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan metode fuzzy yang memperhitungkan perbedaan tersebut dengan mencari titik berat (Centre of Area Method) dari daerah abu-abu (irisan dari perbedaan yang ada). Sehingga dapat diestimasi besamya cost overruns yang terjadi.
Setelah dilakukan analisa diatas maka didapat dua faktor yang paling signifikan dengan prioritas tertinggi serta besamya cost overruns yang mungkin terjadi akibat kombinasi antara kedua faktor tersebut yang dapat mempengaruhi kinerja biaya tenaga kerja akibat faktor organisasi dan personel inti pada proyek. Kedua faktor yang dimaksud adalah (1) Tambahan waktu untuk penentuan keputusan tertentu, akibat sistem komunikasi yang kurang efektif; dan (2) Konflik dalam organisasi proyek, sehingga perlu tambahan waktu dan biaya untuk penyelesaiannya, akibat kurang tepat penempatan personil proyek pada struktur organisasi. Sedangkan besamya cost overruns biaya tenaga kerja yang terjadi akibat faktor-faktor dalam organisasi dan personel inti tersebut di atas adalah berkisar antara 1,2 % sampai dengan 2,93 % terhadap cost overruns biaya tenaga kerja.
Setelah dilakukan analisa fuzzy, selanjutnya dilakukan analisa regresi kembali sehingga didapat model Faktor-Faktor Kinerja Biaya dengan Cost Overruns sebagai berikut: Y = 3,253 - 0,214 X1 - ,213 X2. Selanjutnya dilakukan simulasi dengan metode Monte-Carlo untuk mendapatkan probabilitas yang mungkin terjadi dari cost overruns yang ada. Dan probabilitas terjadinya cost overruns yang paling besar ( 51,4 % ) terjadi pada kombinasi dimana B 31 Sedang dan B 72 San gat Baik dengan cost overruns sebesar 1,546%. Dari hasil yang didapat, ternyata faktor organisasi ikut mempengaruhi terjadinya cost overruns biaya tenaga kerja dalam proyek terutama dalam hal komunikasi dan penempatan personil inti dalam suatu organisasi proyek."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Malvino A.H.
"Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi jalan terdapat dua (2) komponen biaya, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung adalah komponen biaya yang paling dominan. Biaya tenaga keija merupakan salah satu dari biaya langsung, yang memiliki peranan sekitar 30-40% terhadap total biaya proyek. Dalam usaha meningkatkan efisiensi biaya tenaga kerja dibutuhkan kemampuan manajerial yang baik. Untuk mencapai hasil yang optimal, dituntut kinerja dan produktivitas tenaga keija yang baik, dengan didukung oleh penerapan tahapan-tahapan manajemen konstruksi (perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian) yang tepat. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Permasalahan dibatasi pada proyek konstruksi jalan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sehingga, responden adalah pihak-pihak terkait dalam proyek konstruksi jalan di wilayah Jakarta dan sekitamya. Analisa data dilakukan dengan metode A HP (Analytical Hierarchy Process) dalam menentukan variabel-variabel kinerja dan produktivitas tenaga kerja yang paling berpengaruh. Berdasarkan hasil penelitian ini dirumuskan kesimpulan bahwa variabel-variabel kinerja dan produktivitas tenaga kerja, yang merupakan variabel bebas, memberikan konstribusi sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam usaha meningkatkan efisiensi biaya tenaga kerja pada proyek konstruksi jalan.

Within an implementation of highway construction project, there are two (2) cost components, which are direct cost and indirect cost. Direct cost is the most dominant cost component. Labor cost is one of direct cost, which has about 30-40% role to the total project cost. In order to improve labor cost efficiency, a well management capability is required. To gain the optimal result, well labor performance and productivity are required, supported by the right implementation in construction management series (planning, scheduling, and controlling). In this research, the questioner does data collection. Set of problems limited on highway construction projects around Jakarta. Therefore, the respondents are related sides in highway construction projects around Jakarta. Data analysis performed by Analytical Hierarchy Process (AHP) in order to determine which labor performance and productivity variables that have the most influence. The conclusion of this research is that labor performance and productivity variables, which are the independent variables, giving contribution as the influential factors in efforts to improve the efficiency of labor cost in the highway construction project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>