Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187938 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Mitra Rachmawati
"Di masa pandemi COVID-19, para peserta didik di Akademi Kepolisian, yang disebut taruna, menjalani program pembelajaran jarak jauh (PJJ). Selama PJJ, taruna memiliki tuntutan akademis yang tinggi dengan rutinitas yang padat. Kondisi ini berpotensi menyebabkan munculnya academic burnout yang berdampak negatif pada individu maupun lembaga pendidikan. Berdasarkan penelitian terdahulu, ditemukan bahwa academic burnout memiliki hubungan negatif dengan beberapa faktor, diantaranya adalah academic self-efficacy dan peran dari pengajar untuk memberikan dukungan dalam proses belajar peserta didik. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran academic self-efficacy dalam hubungan antara persepsi dukungan makna belajar dari dosen dan academic burnout. Sebanyak 279 partisipan diperoleh dalam penelitian yang menggunakan alat ukur ‘Academic Burnout’, ‘Academic Self-efficacy’, dan ‘Persepsi Dukungan Makna Belajar dari Dosen’. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Hayes Macro PROCESS untuk menguji model mediasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa academic self-efficacy secara parsial dan signifikan memediasi (ab = -.26, p <.001, 95% CI [-.40 s.d. -.11]) hubungan antara persepsi dukungan makna belajar dari dosen dan academic burnout. Temuan dari penelitian ini membuktikan bahwa persepsi dukungan makna belajar dari dosen berperan penting dalam meningkatkan academic self-efficacy pada taruna Akpol untuk dapat menurunkan potensi academic burnout yang dialami selama PJJ.

During the COVID-19 pandemic, students at the Indonesian Police Academy, called cadets, underwent a distance learning program. During distance learning, cadets have high academic demands with a busy routine. This condition can lead to the emergence of academic burnout, which has a negative impact on individuals and educational institutions. Previous research found that academic burnout has a negative relationship with several factors, including academic self-efficacy and the lecturer's role to provide support in learning. This research was conducted to see the role of academic self-efficacy on the relationship between perceived lecturer's meaning support in learning and academic burnout. A total of 279 participants were obtained in the study using measuring instruments 'Academic Burnout', 'Academic Self-efficacy', and ‘Perceived Lecturer's Meaning Support in Learning'. The data obtained were analyzed using Hayes Macro PROCESS to test the mediation model. The results showed that academic self-efficacy partially and significantly mediates (ab= -.26, p <.001, 95% CI [-.40 to -.11]) relationship between perceived lecturer’s meaning support in learning and academic burnout. This finding proved that the perceived lecturer’s meaning support in learning plays an important role in improving academic self-efficacy for police cadets, in order to reduce the potential of academic burnout experienced during distance learning"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Wahyu Anggara P.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indar Koeswoyo
"ABSTRAK
Reformasi daiam tubuli Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)
bertujuan membentuk suatu lembaga penegak hiikum yang mandiri dan
profesional uiituk dapat melaksanakan tugas dan fiingsi pokoknya sebagaimana
digariskan dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan tersebiit, dukungan
kiialitas siimber daya manusia POLRI mutlak diperliikan. Salali satu sisi yang
menarik untuk dicermati dan akan dijadikan dasar penelitian ini adalali aspek well
educated dan well trained. Hal itu dikarenakan pendidikanlah yang mencetak
sosok polisi seperti yang diliarapkan oleh masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara minat
menjadi Bintara Sabhara Polisi dengan prestasi belajar siswa Pendidikan Pertama
Bintara Polisi Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Lido dan kontribusi aspek minat
terhadap prestasi belajar. Sampel diambil mengunakan metode insidental
sampling dari 100 siswa Bintara Polisi Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Lido.
Untuk melihat hubungan tersebut dilakukan analisa korelasi ( r ) Pearson Product
Momen, sedangkan untuk melihat kontribusi aspek-aspek minat terhadap prestasi
belajar dilakukan perhitungan Multiple Regression. Hipotesis yang diajukan
adalah bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara minat menjadi Bintara
Sabhara Polisi dengan prestasi belajar siswa Pendidikan Pertama Bintara Polisi
Sekolali Kepolisian Negara (SPN) Lido.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubimgan yang signifikan antara
minat menjadi Bintara Sabhara Polisi dengan prestasi belajar siswa Pendidikan
Pertama Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Lido. Hal ini disebabkan minat
merupakan faktor perangsang untuk dapat melakukan suatu kegiatan menjadi
baik. Namun tidak selamanya minat berpengaruh langsung terhadap prestasi
belajar. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian, bahwa tidak semua aspek
minat memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar. Keberhasilan
seseorang juga ditentukan oleh kemampuan yang telah dimilikinya, karena minat
hanyalalr sebagai perangsang agar siswa mau belajar tetapi tidak menjamin
hasilnya baik. Sehingga dapat disimpulkan baliwa minat bisa berhubungan
dengan prestasi belajar apabila didukung dengan adanya kemampuan seseorang
atau faktor-faktor yang menunjang lainnya."
2003
S2907
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Damari
"Dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, handal dan profesional tidak terlepas dari kegiatan/proses belajar mengajar. Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP) sebagai lembaga pendidikan tinggi kedinasan turut serta mengambil bagian dalam rangka menciptakan kondisi tersebut. Sebagai obyek didik, Mahasiswa/ Taruna dalam perjaianan studinya ditantang untuk berkompetisi meraih suatu prestasi yang maksimal, namun untuk mencapai prestasi maksimal tersebut dipengaruhi oleh faktor dalam (intern) dan faktor luat (ekstern). Salah satu faktor luar yang akan diteliti adalah kompetensi pengajaran dosen dilihat dari persepsi siswa/taruna sebagai oyek didik, juga akan dilihat hubungan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar taruna.
Kerangka berpikir daian penulisan ini mengacu pada teori Bloom tentang proses belajar dimana menyatakan bahwa hasil belajar (learning outcome) erat hubunganya dengan kualitas pengajaran (quality of instruction) dan tenaga pengajar ikut pula menentukan prestasi belajar.
Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan menggunakan kuesioner untuk menjaring persepsi taruna sebanyak 120 populasi yang kesemuanya menjadi responden. Pengumpulan data untuk variabei X ( kompetensi pengajaran dosen) dilakukan dengan cara menyebarkan instrumen pengukuran pendapat. Sedangkan untuk mengukur prestasi belajar digunakan data dokumentasi nilai ujian akhir semester genap tahun akademik 200312004. Sebelum dilakukan analisa , instrumen diuji validitas dan reliabilitasnya kemudian data dianalisis berdasarkan frekuensi dan rating scale. Selanjutnya dilakukan analisis hubungan antar variabei dengan korelasi produk moment.
Temuan dari penelitian ini dengan menggunakan teknik rating scale diketahui persepsi responden terhadap indikator-indikator :
1) Persepsi terhadap kehadiran dosen memberikan kuliah sebesar 71 %, artinya nilai tersebut termasuk kategori sedang dan tinggi tetapi lebih mendekati tinggi.
2) Persepsi terhadap penguasaan ilmu dan materi pengajaran dosen sebesar 69 % nilai tersebut termasuk kategori sedang dan tinggi tetapi lebih mendekati tinggi.
3) Persepsi terhadap teknik penyajian 1 penyampaian dalam perkuliahan sebesar 75 % , artinya nilai tersebut termasuk kategori sedang dan tinggi tetapi lebih mendekati tinggi.
4) Persepsi terhadap aktifitas membimbing dalam latihan sebesar 64 %, artinya nilai tersebut termasuk kategori sedang dan tinggi tetapi lebih mendekati sedang,
5) Persepsi terhadap kemampuan berkomunikasi dan berhubungan dengan taruna sebesar 64 % artinya nilai tersebut termasuk kategori sedang dan tinggi tetapi lebih mendekati sedang.
6) Persepsi terhadap kemampuan dalam evaluasi, koreksi dan umpan batik sebesar 75%, artinya nilai tersebut termasuk kategori sedang dan tinggi tetapi lebih mendekati tinggi.
Prestasi belajar taruna sebesar 76,75 artinya termasuk dalam kategori tinggi dari kriteria yang ditetapkan. Sedangkan dengan tingkat kepercayaan 99 % terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara variabel kompetensi pengajaran dosen terhadap prestasi belajar taruna sebesar : 0,279 %, artinya tingkat hubunganya termasuk dalam kategori rendah .
Implementasi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kompetensi tenaga pengajar/ dosen terhadap prestasi belajar belum optimal, oleh karena itu dosen/ tenaga pengajar perlu ditingkatkan kompetensi pengajarannya. Perekrutan tenaga dosen perlu dilakukan penyeleksian secara proporsional. Selanjutnya juga perlu peningkatan pengelolaan dan pembinaan manajemen perguruan tinggi dengan baik agar faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan prestasi belajar taruna dapat teracapai .

In order to form human resource with a good quality reliable and professional is not quit of learning and teaching process. Correctional Academy as the official educational highest institute have share to take a part in order to create the condition. As educative object college student I cadet on their study challenged to compete in reaching a maximal achievement, but in reaching high prestige influenced by internal and external factor. One of external factor to be checked is tutor I lecture teaching competent, seen from student 1 cadet perception as the educative object and also the influence and relation to the student /cadet achievement learn.
Think scheme on this writing relate Bloom theory about learning process, which explain that " learning outcome" have a solid connection with "quality of instruction and the instructor also determine "learn achievement".
Research method that used survey using questioner to catch the cadet perception as much 120 populations which all become respondents.
Data collection for X variable ( tutor teaching interest) done by spreading instrument of measurement. While to measure achievement learn use data of documentation access final test of semester of year of academic 2003/2004. Before analyzing, the instrument tested by validity and its reliability pursuant to the frequency and rating scale. Next doing analysis of relation between variable and product moment correlation.
Finding from this research by using technique of rating scale known by perception to indicators:
1) Perception to the attendance of tutor giving material equal to 71 %, meaning that the value inclusive of the category high, but rather come near high.
2) Perception to domination of science and item of instruction of tutor equal to 69 %, the value is inclusive category include high, but rather come near high.
3) Perception to presentation technique / forwarding of in lecturing of equal to 75 °/a, its meaning the value is inclusive of category high but rather come near high.
4) Perception of active guide in practice of equal to 64 %, its meaning the value is inclusive of category include high but rather come in medium. Perception to communicate ability and relation which adept 64 %, means the value is inclusive of category includes high but rather come nor medium. Perception to evaluation ability, corrective and feed back of equal to 75 %, its meaning the value is inclusive of category include high but rather come near high.
Cadet learn achievement equal to 76,75 of its meaning is included in high category from specified criteria.. While the story level of belief 99% , there are correlation which are positive and significant among variable of tutor teaching interest of the cadet learn prestige are 9,279 , means that the relation rate include in low category.
The implementation from research result indicates than influence of instructor competence /lecture to the achievement not hasn't being optimal therefore lecture 1 instructor needs to increase their teaching competent. The recruitment of lectures need to have a proportional selection next also need a college management construction and management improvement better in order to the other, Dissimilar factor which can influence and improve reaching of cadet learning in study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganefi Evita Syaftari
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivolinggo Pamudji
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Afrilio Christanto
"Sebagai upaya untuk meningkatkan manajemen SDM agar dapat mengikuti perkembangan zaman, Polri mengadopsi konsep manajemen talenta yang dituangkan pada Peraturan Kapolri no. 3 Tahun 2019 tentang Manajemen Talenta Polri (MTP). Namun demikian, pada pelaksanaanya secara khsusus di polda Bali terdapat berbagai fenomena seperti fluktuasi jumlah kelompok talenta lulusan Akpol dan bintara remaja, kendala komunikasi internal, kendala anggaran, maupun tidak berjalannya mekanisme yang ada. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Implementasi MTP Pada Perwira Pertama Lulusan Akpol dan bintara remaja, faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam implementasi, dan langkah ideal dalam implementasi oleh Biro SDM Polda Bali. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode triangulasi dan pengumpulan data melalui wawancara sebanyak 12 orang, studi kasus, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi MTP pada lulusan Akpol dan bintara remaja terdapat perbedaan mencolok khususnya pada proses perekrutan, pendidikan/ pelatihan dan pengembangan kaderisasi. Sementara pada proses orientasi, manajemen kinerja dan retensi/ pengakuan cenderung sama. Selanjutnya, pada faktor - faktor menjadi pertimbangan dalam Implementasi MTP, faktor komunikasi dan struktur birokrasi khususnya pada MTP lulusan Akpol cenderung lebih menghambat dibanding pada MTP bintara remaja. Sedangkan, faktor sumber daya dan perilaku/tendensi relatif sama. Yang terakhir, langkah ideal implementasi MTP oleh Biro SDM Polda Bali sesuai dengan Perkap No.3 Tahun 2019 pada bintara remaja sebanyak 6 langkah dan pada lulusan Akpol terdiri dari 3 langkah karena langkah identifikasi, penetapan dan pengakhiran talenta pada lulusan Akpol diselenggarakan oleh SSDM Mabes Polri.

As an effort to improve human resource management that can keep up with the times, Indonesian National Police, also known as Polri, has adopted the concept of talent management as outlined in the Regulation of Polri’s Chief Number 3 of 2019 concerning MTP (Indonesian National Police Talent Management). However, there are various phenomena in its implementation, occurring in Bali Regional Police, such as the fluctuations in the number of talent groups graduating from police academy and young NCO (Non-Commissioned Officers), internal communication constraints, budgetary constraints, and the nonfunctioning of existing mechanisms. The study aims to analyze the implementation of MTP for young police officers graduating from police academy and young NCOs graduating from SPNs (State Police Schools), the factors that are considered in MTP implementation, and the ideal steps in MTP implementation taken by Bali Regional Police Human Resources Department. The study employs the qualitative approach using triangulation method. Data is collected through interviews with twelve people, case studies, and literature study. The results of the study show that there are several striking differences in MTP implementationbetween young police academy graduates and young NCOs, especially in the process of recruitment, education/training and forming of cadres, while, the processes of orientation, performance management and retention/recognition tend to be the same. Regarding the factors considered in MTP implementation, communication and bureaucratic structure factors, especially MTP for young police academy graduates tend to be more inhibiting than MTP for young NCOs, while resource and behavior/tendencies factors are relatively the same. Finally, there are six ideal steps for implementing MTP by Bali Regional Police Human Resources Department in accordance with the Regulation of Polri’s Chief Number 3 of 2019 for young police officers graduating from NCOs and three ideal steps for implementing MTP for young police officers graduating from police academy due to the facts that the steps for identifying, determining and terminating talents for police academy graduates are held by INP Headquarters Human Resources Department."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaeni Ujiarto
"Tesis ini tentang pengasuhan Taruna Akademi Kepolisian. Permasalahan dalam tesis ini adalah pada pelaksanaan kegiatan pengasuhan Taruna Akademi Kepolisian. Sedangkan yang dijadikan fokus tesis ini adalah fugsi pengasuhan Taruna Akademi Kepolisian sebagai penanaman nilai-nilai kebudayaan organisasi Polri kepada para Taruna Akademi Kepolisian, agar mereka dapat menjadi petugas kepolisian yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan polisi.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode etnografi. Dengan cara mengamati gejala-gejala yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari Taruna Akademi Kepolisian dan pengasuh di lingkungan kesatrian Taruna. Untuk memperoleh suatu pemahaman yang mendalam terhadap obyek penelitian yang diamati, maka peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan cara (1) pengamatan, (2) pengamatan terlibat, (3) kajian dokumen, dan (4) wawancara.
Hasil studi menunjukan bahwa kegiatan pengasuhan Taruna Akademi Kepolisian, merupakan transformasi nilai-nilai kebudayaan kepolisian kepada Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka melaksanakan tugas pendidikan sebagai calon Perwira Polri. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata lingkungan pendidikan Perwira Polri di Akademi Kepolisian selain mengemban fungsi pengajaran dan latihan atau pendidikan yang memberikan transformasi ilmu pengetahuan atau transfer of knowledge, dan ketrampilan atau trartfer of skill; mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap transformasi nilai-nilai atau norma-nomia atau tranfer of value, kepada para siswanya yaitu Taruna Akademi Kepolisian. Sehingga hal-hal positif dan negatif dapat tertanam dalam diri para Taruna yang selama tiga tahun menjalankan pendidikannya. Tindakan atau perilaku yang diwujudkan oleh petugas kepolisian khususnya Perwira Polri lulusan Akademi Kepolisian tersebut, bisa merupakan pengaruh dari kewenangan yang dimilikinya, doktrin-doktrin dan nilai-nilai yang telah tertanam di dalam setiap individu anggota Polri semenjak dalam masa pendidikan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T10855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>