Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100685 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sofyan Cholid
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T39646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhamad Arief H.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S33785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Irvan Olii
"Prostitusi sebagai sebuah permasalahan sosial juga merupakan suatu permasalahan keruangan. Penggunaan ruang publik dalam bentuk penggunaan badan jalan untuk tujuan menawarkan diri (soliciting) dan kemudian menimbulkan kerb-crawling merupakan kriteria utama yang diamati dan dikaji berkaitan dengan fenomena prostitusi jalanan.
Terdapat beberapa lokasi di kawasan DKI Jakarta yang diamati, namun hanya dua lokasi yang memenuhi kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif serta metode analisa kualitatif diperoleh peng-arti-an dan pemahaman akan ruang dari individu Pekerja Seks Jalanan pada dua lokasi tersebut.
Peng-arti-an dari ruang sosial seorang Pekerja Seks Jalanan berkaitan dengan hubungan individu Pekerja Seks dengan beberapa pihak lain pada lokasi dimana ia melakukan aktifitasnya. Sementara pemahaman ruang bertindak dari individu Pekerja Seks Jalanan berkaitan dengan batasanbatasan tertentu.

Prostitution as a social problem has also been a spatial problem. The used of public space, such as the body of the street, for purposed of soliciting and then consequently creating kerb-crawling, are the main criteria to observed & studied the street prostitution phenomenon.
There are several locations to observed at OKI Jakarta area, only two of the known area which contain and consist prostitution activity that fulfilled the set criterion. Using qualitative approached and qualitative analyzing method, the researched found that there are meanings and construction about space by individual sex-worker at the two locations.
Meanings of individual sex-worker social space connected with the relations that the individual has between several others at the activity location. The construction of action space were about the relations of several limitation that the individual sex-worker had.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39437
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Dwiyono
"Tesis ini membahas tentang strategi dan kebijakan penanganan yang dilakukan oleh Polsek Metropolitan Taman Sari terhadap PSK asing di wilayah Taman Sari, Jakarta Barat. Perhatian utama dalam kajian tesis ini adalah bentuk penanganan yang dilakukan oleh Polsek Metropolitan Taman Sari terhadap keberadaan PSK asing dan tempat hiburan penyedia PSK asing di kawasan Taman Sari selama ini adalah dengan metode pengayoman. Pendekatan yang digunakan adalah metode kualitatif dengan metode etnografi. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, pengamatan terlibat dan wawancara berstruktur dan tidak berstruktur.
Hasil penelitian menunjukan:
1) para PSK asing yang melakukan praktek prostitusi di kawasan Taman Sari scat ini hanya terdiri dari PSK asing yang berasal dari China, walaupun pada awal maraknya PSK asing juga terdapat PSK dari negara lain seperti Uzbekistan, Rusia, Thailand dan Vietnam;
2) para PSK asing tersebut merupakan korban dari haficking in person yang dilakukan oleh sebuah sindikat yang yang bekerja sangat rapi dan profesional serta mempunyai jaringan baik di dalam dan di Iuar negeri;
3) Polsek Metropolitan Taman Sari dalam menindak dan menangani para PSK asing dan tempat hiburan penyedia PSK asing hanya sebatas pengayoman, walaupun nyata-nyata mereka adalah pelanggar hukum;
4) adanya subsidi dan kontribusi yang diberikan oleh manajemen tempat hiburan kepada jajaran Polsek Metropolitan Taman Sari menyebakan Polsek Metropolitan Taman Sari dihadapkan pada kondisi dilematis, karena disatu sisi Polsek Metropolitan Taman Sari merupakan bagian dari Poin yang bertugas sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat, disisi lain para PSK asing tersebut merupakan pelanggar hukum yang perlu mendapatkan penanganan dan penindakan;
5) tidak dilakukannya penanganan dan penindakan terhadap keberadaan para PSK asing dan tempat tempat hiburan penyedia PSK asing di kawasan Taman Sari oleh Polsek Metropolitan Taman Sari terkait adanya pemberian subsidi yang dilakukan oleh manajemen tempat hiburan penyedia PSK asing dapat dikategorikan sebagai tindakan diskresi kepolisian yang bentuknya pasif.
Implikasi kajian dari tesis ini adalah:
1) perlu adanya peningkatan koordinasi antar instansi terkait seperli Kepolisian, Ditjen Imigrasi dan Dinas Pariwisata;
2) untuk masa-masa mendatang penanganan dan penindakan terhadap keberadaan PSK asing dan tempat hiburan penyedia PSK asing harus lebih dioptimalkan;
3) perilunya komitmen yang tinggi dari Polsek Metropolitan Taman Sari dalam menangani keberadaan PSK asing dan bentuk¬bentuk kegiatan yang dilakukannya;
4) perlunya penindakan yang lebih tegas kepada para pelaku traficking in person yang nyata-nyata merupakan pensuplai utama para PSK asing ke wilayah Taman Sari;
5) perlunya merekrut personal Paid yang memiliki dan menguasai bahasa Mandarin, atau penyidik yang saat ini ada dikursuskan bahasa Mandarin, sehingga apabila ada penyidikan terhadap para PSK asing yang tidak menguasai berbahasa Inggeris, maka proses penyidikan tidak perlu didampingi oleh penterjemah bahasa Mandarin yang secara tidak langsung akan mengurangi beban biaya yang dikeluarkan;
6) perlunya peningkatan kesejahteraan para persanil Palri, sehingga diharapkan dalam melaksanakan tugasnya benar-benar dilandasi dengan nilai-nilai moral sehingga dapat memenuhi apa yang diharapkan masyarakat;
7) perlu ada pemikiran kawasan Taman Sari dapat dijadikan sebagai lokalisasi resmi praktek prostitusi atau dapat dicarikan alternatif lain seperti pemindahan lokasi kegiatan prostitusi di suatu lokasi tertentu misalnya di salah satu pulau di Kepulauan Seribu.

This thesis discusses concerning handling strategy and policy conducted by Precinct Police Station Taman Sari toward foreign commercial sex workers in the area of Taman Sari, West Jakarta. The main concern in this thesis study is the handling form conducted by Precinct Police Station Taman Sari toward the existence of foreign commercial sex workers and entertainment clubs providing commercial sex workers in the area of Taman Sari during the time is by protecting method. The approach used is qualitative method with ethnography method. The data collection conducted through observation, participatory observation and structured and non structured interviews.
The research results indicate:
1) the foreign commercial sex workers conducting prostitution practices in the area of Taman Sari at present only consist of foreign commercial sex workers coming from China, though initially the increasing foreign commercial sex workers also came from other countries such as Uzbekistan, Russia, Thailand and Vietnam;
2) the foreign commercial sex workers are the victims of trafficking in person conducted by a syndicate working in very neat and professional way and has network both in home and abroad;
3) Precinct Police Station Taman Sari in enforcing and handling the foreign commercial sex workers and entertainment clubs providing foreign commercial sex workers only limited in protection, though apparently they are the law violators;
4) existing subsidy and contribution given by entertainment dubs management to the staffs of Precinct Police Station Taman Sari leading to Precinct Police Station Taman Sari is faced to dilemmatic conditions, as on one hand, Precinct Police Station Taman Sari is part of National Police assigned as protector and servant of public, on the other hand the foreign commercial sex workers are the violators of law needing handling and enforcing;
5) no handling and enforcing toward the existence of the foreign commercial sex workers and entertainment sport providing the foreign commercial sex workers in the area of Taman Sari by Precinct Police Station Taman Sari related to the subsidy contributed by the management of entertainment spots management providing the foreign commercial sex workers can be categorized as discretion acts by police in passive form.
Study implications of this thesis are
1) It needs coordination improvement among the relevant institutions like Police. Directorate General of Immigration and Tourism Agency;
2) in the future the handling and enforcing toward the existence of foreign commercial workers and entertainment spots providing foreign commercial sex worker should be more optimized;
3) it requires high commitment from Precinct Police Station Taman Sari in handling the existence of foreign commercial sex workers and forms of acts it implements;
(4) it needs more decisive measure against the trafficking in person perpetrators who apparently are the main suppliers of the foreign commercial sex workers in the area of Taman Sari;
5) it is necessary to recruit Police personnel possessing and mastering Mandarin language, or existing investigators presently should be sent to attend Mandarin language course, so if they deal with the investigation to the foreign commercial sex workers who do not master English language, then the investigation processes do not need to be accompanied by Mandarin language interpreter which indirectly would reduce charges to pay;
6) it requires Police personnel welfare improvement so it is expected in conducting their duties truly based on moral values so they can meet that the people expect from them;
7) it requires thought that Taman Sari area could be made as legalized prostitution practices or other alternative could be sought such as the relocation of the prostitution activity location in a certain area for example a island in Kepulauan Seribu."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia
"Globalisasi memberi dampak negatif terhadap kesehatan suatu negara yakni, meningkatnya penyebaran penyakit akibat virus dari satu wilayah negara ke wilayah negara lain atau dari satu benua ke benua lain di seluruh dunia melalui kontak antarmanusia, hewan, daging, tumbuhan, atau makanan. Seperti halnya flu burung yang menjadi pandemi pada tahun 2003 di Asia termasuk Indonesia, dimana jumlah kasus penderita flu burung terbanyak yaitu berada DKI Jakarta. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana karakteristik lokasi penderita flu burung di DKI Jakarta. Metode yang dilakukan yaitu, memplotting lokasi penderita flu burung dan melihat tipe peternakan yang ada dalam radius 1 km dari titik penderita, lalu memplotting lokasi unggas yang terinfeksi H5N1 dan dicari jaraknya terhadap penderita, menentukan kepadatan penduduk, jumlah rumah tangga miskin, dan permukiman di lokasi penderita, maka akan didapat karakteristik lokasi penderita flu burung. Selanjutnya data diolah dengan membuat peta tiap variabel kemudian menggunakan metode overlay, menganalisis keberadaan lokasi penderita terhadap tipe peternakan yang ada dalam radius 1 km, jarak dengan lokasi unggas yang terinfeksi flu burung, kepadatan penduduk dan jumlah rumah tangga miskin. Hasil yang didapat adalah penderita flu burung di DKI Jakarta memiliki karakteristik lokasi, yaitu berada di wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk dan proporsi rumah tangga miskin rendah, didominasi oleh tipe peternakan sektor 4 yaitu peternakan rakyat dan memiliki jarak relatif jauh dengan lokasi unggas positif flu burung. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyo Sunandar
"Penelitian ini mengidentifikasi karakteristik lokasi kejadian kebakaran berdasarkan musim, karakteristik wilayah, dan variasi suhu permukaan daratan dengan menggunakan analisis deskriptif dan overlay. Untuk melihat korelasi kejadian kebakaran dengan kepadatan bangunan, kepadatan penduduk, persentase bangunan semi permanen, dan variasi suhu permukaan daratan digunakan analisis kuantitatif Pearson Correlation. Lokasi kejadian kebakaran memiliki kecenderungan terjadi pada wilayah yang memiliki suhu permukaan daratan yang tinggi. Semakin tinggi suhu permukaan daratan suatu wilayah, semakin banyak kejadian kebakaran yang terjadi. Berdasarkan penelitian ini dapat ditunjukkan pula bahwa ada hubungan yang signifikan antara suhu permukaan daratan dengan frekuensi kejadian kebakaran di DKI Jakarta. Secara temporal, kejadian kebakaran di DKI Jakarta pada tahun 2009 meningkat pada bulan kering dan menurun pada bulan basah. Lokasi kejadian kebakaran berdasarkan kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, dan persentase bangunan semi permanen tidak menunjukkan kecenderungan yang nyata, berdasarkan penelitian ini dapat ditunjukkan pula bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara ketiga variabel tersebut dengan kejadian kebakaran di DKI Jakarta. Pada tahun 2009, lokasi kejadian kebakaran di DKI Jakarta sebagian besar terjadi pada wilayah dengan karakteristik tingkat kerawanan sedang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34167
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satwika Riaresmana
"Terdapat banyak alasan dalam penentuan sebuah lokasi, seperti pertimbangan biaya, jarak, waktu tempuh, aksesibilitas, kontak tatap muka, dan citra perusahaan. Aktifitas membutuhkan lokasi yang mudah dijangkau untuk keberhasilan ekonominya dan demi efisiensi fungsional maka cenderung tertarik menuju CBD. Namun dengan semakin berkembangnya teknologi, maka penentuan lokasi bersifat semakin footloose, yaitu tidak harus terpaku pada suatu tempat. Aktifitas yang berbeda memiliki permintaan akan aksesibilitas yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai persebaran lokasi studio radio FM berdasarkan karakteristik daerah di DKI Jakarta, serta melihat apakah dalam pemilihan lokasi studio, pihak radio menyesuaikan antara segmentasi target pendengarnya dengan karakteristik daerah.Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif. Berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaannya penelitian ini termasuk penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 39 radio yang tersebar pada 30 titik lokasi studio. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara Stratified Random Sampling (sampel acak berstrata).
Analisa yang dilakukan merupakan analisa deskriptif, yaitu mendeskripsikan pada daerah dengan karakteristik tertentu yaitu CBD dan NON CBD terdapat radio dengan ciri segmentasi target pendengar seperti apa serta alasan pemilihan lokasi studionya. Analisa ini dilakukan dengan teknik korelasi peta antara informasi yang terdapat pada peta karakteristik daerah dengan peta persebaran lokasi studio radio berdasarkan segmentasi target pendengarnya.
Diperoleh kesimpulan bahwa pada CBD yang memiliki karakteristik daerah yaitu terdapat bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan (mall atau plaza), sebagian besar radio memiliki target pendengar SES A. Pada daerah permukiman, terdapat perbandingan yang seimbang antara radio dengan target pendengar SES A dan NON A. Tidak semua radio dalam memilih lokasi studio menyesuaikan antara karakteristik daerah dengan segmentasi target pendengarnya. Selain faktor citra lokasi, terdapat alasan lain yaitu memudahkan pola kontak dengan pengiklan dan pendengar, efisiensi biaya operasional, mempermudah koordinasi bisnis dan teknis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Priyo Utomo
"Perkembangan kendaraan bermotor terutama kepemilikan pribadi menciptakan fenomena baru. Perluasan kota, kemacetan, dan polusi membuat efektivitasnya dipertanyakan. Konsep tentang kota kompak kembali lagi naik ke permukaan. Salah satunya, DKI Jakarta yang mengarahkan kebijakannya menjadi kota berorientasi transit. Pembangunan fasilitas pejalan kaki digalakkan di simpul transportasi dan pusat kegiatan. Namun, aktivitas berjalan kaki tidak hanya dipengaruhi oleh fasilitas trotoar tetapi juga lingkungan di sekitarnya, terutama lingkungan terbangun. Konsep 5 Ds (Density, Diversity, Design, Distance to transit, dan Destination accessibility) sering digunakan dalam menilai lingkungan terbangun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik lingkungan terbangun untuk berjalan kaki di kawasan komersial, DKI Jakarta dengan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam membangun walkability index. Hasilnya, terdapat variabel yang memiliki ketimpangan antar kawasan. Variabel tersebut meliputi kepadatan bangunan, rasio jalan, ketersediaan trotoar, kepadatan halte, ketersediaan koridor, dan kepadatan lokasi tujuan. Hasil walkability index pada penelitian ini menilai kawasan dengan karakteristik dominasi jalan minor dan fasilitas transportasi umum yang memadai merupakan kawasan dengan kualitas berjalan tinggi. Sedangkan, kawasan dengan karakteristik simpangan dan bangunan yang padat, pertokoan kecil, dan jalan yang terkoneksi memiliki kualitas sedang. Selanjutnya, Kawasan dengan karakteristik jenis penggunaan tanah beragam, trotoar yang tersedia memiliki kualitas rendah.

The development of motorized vehicles, especially private ownership, creates a new phenomenon. City expansion, congestion, and pollution put its effectiveness into question. The concept of a compact city has returned to the fore. One of them is DKI Jakarta which directs its policy to become a transit-oriented city. The construction of pedestrian facilities is encouraged at transportation nodes and activity centers. However, walking activity is not only influenced by the sidewalk facilities but also the surrounding environment, especially the built environment. The 5 Ds concepts (Density, Diversity, Design, Distance to transit, and Destination accessibility) are often used in assessing the built environment. This study aims to analyze the characteristics of commercial areas for walking in DKI Jakarta using Geographic Information System (GIS) technology in building a walkability index. As a result, there are variables that have disparities between regions. These variables include building density, road ratio, sidewalk availability, bus stop density, corridor availability, and destination location density. The results of the walkability index in this study assessed that areas with dominant characteristics of minor roads and adequate public transportation facilities were areas with high walking quality. Meanwhile, areas with the characteristics of intersections and dense buildings, small shops, and connected roads have medium quality. Furthermore, Areas with various characteristics of land use types, the available sidewalks are of low quality."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>